• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : KAJIAN TEORITIS

B. Komite Sekolah

2. Konsep Dasar Komite Sekolah

2. Konsep Dasar Komite Sekolah

a. Nama dan Unsur-unsur

Ditinjau dari prespektif sejarah persekolahan pada tingkat SD, SLTP, dan SMU/SMK di Indonesia, masyarakat sekolah khususnya orang tua siswa, telah menerapkan sebagian fungsi dalam membantu penyelenggaraan pendidikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dachnel dalam bukunya, bahwa “Sebelum tahun 1980 di Indonesia cukup banyak nama badan yang bertujuan membantu atau menunjang penyelenggaraan pendidikan. Pada jenjang SD, SMTP dan SMTA adalah Persatuan Orang Tua Murid dan Guru (POMG) yang kemudian berubah nama menjadi BP3 (Badan Pembantu

Penyelenggaraan Pendidikan)”.24

Sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan dan hasil pendidikan yang diberikan oleh sekolah, dan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional melalui upaya peningkatan mutu, pemerataan dan efisiensi penyelenggaran pendidikan, dan tercapainya demokrasi pendidikan, perlu adanya dukungan dan peran serta masyarakat untuk bersinergi dalam suatu wadah yang lebih dari sekedar lembaga pengumpul dana pendidikan dan orang tua siswa.

Pada saat ini selain adanya BP3 dibentuk pula Komite Sekolah (dibeberapa sekolah yang memperoleh program khusus), beranggotakan kepala sekolah sebagai ketua dan salah seorang guru, ketua BP3, ketua LKMI dan tokoh masyarakat sebagai anggota. Pembentukan komite dimaksudkan untuk menangani pelaksanaan rehabilitasi bangunan sekolah (SD dan MI), dan pembangunan unit sekolah baru (SLTP dan MTs) sedangkan di SMK, selain terdapat BP3 dibentuk juga Majelis Sekolah yang mempunyai peran menjembatani sekolah dengan industri dalam pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dan Bursa Kerja Khusus (BKK) yang merupakan kerja sama sekolah dengan Depnaker dan pemasaran Jurusan.

24

H.M. Dachnel Kamars, Sistem Pendidikan Dasar, Menengah dan Tinggi Suatu Studi Perbandingan Antar Beberapa Negara, (Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, 1989), hal. 135

Kondisi nyata tersebut dalam memasuki era Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) perlu dibenahi selaras dengan tuntutan perubahan yang dilandasi kesepakatan, komitmen kesadaran dan kesiapan membangun budaya baru dan profesionalisme dalam mewujudkan Masyarakat Sekolah yang memiliki loyalitas pada peningkatan mutu sekolah. Untuk terciptanya suatu sekolah merupakan bentuk atau wujud kebersamaan yang dibangun melalui kesepakatan.

Komite Sekolah adalah nama badan yang berkedudukan pada satu satuan pendidikan, baik jalur sekolah maupun luar sekolah, atau beberapa satuan pendidikan yang sama di satu kompleks yang sama, bahwa nama badan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing satuan pendidikan seperti Komite Sekolah, Komite pendidikan Luar Sekolah, Dewan Sekolah, Majelis Sekolah, Majelis Madrasah Komite TK, atau nama lainnya yang disepakati.25

Dengan demikian, organ yang ada tersebut dapat memperluas fungsi, peran dan keanggotaannya sesuai panduan ini atau melebur menjadi organisasi baru yang bernama Komite Sekolah peleburan BP3 atau bentuk-bentuk organisasi yang ada di sekolah, kewenangannya akan berkembang sesuai dengan kebutuhan dalam wadah Komite Sekolah.

b. Kedudukan dan Sifat 1) Kedudukan

Komite Sekolah bekedudukan di satuan pendidikan, baik sekolah maupun luar sekolah. Satuan pendidikan dalam berbagai jenjang, jenis dan jalur pendidikan, mempunyai penyebaran lokasi yang amat beragam, ada sekolah negeri dan ada sekolah swasta yang didirikan oleh yayasan penyelenggara pendidikan. Oleh karena itu, maka Komite Sekolah dapat dibentuk dengan alternatif sebagai berikut:

Pertama. Komite Sekolah yang dibentuk di satu satuan pendidikan. Kedua. Komite Sekolah yang dibentuk untuk beberapa satuan pendidikan sekolah yang sejenis. Ketiga. Komite Sekolah yang dibentuk untuk beberapa satuan pendidikan yang berbeda jenis dan jenjang pendidikan dan terletak di dalam satu kompleks atau

25

26

kawasan yang berdekatan. Keempat. Komite Sekolah yang dibentuk dengan pertimbangan lain.26

2) Sifat

Komite Sekolah merupakan badan yang besifat mandiri, tidak mempunyai hubungan hirarkis dengan sekolah maupun lembaga pemerintahan lainnya. Komite Sekolah dan sekolah memiliki kemandirian masing-masing, tetapi tetap sebagai mitra yang harus saling bekerja sama sejalan dengan konsep manajemen berbasis sekolah (MBS) c. Tujuan

Dibentuknya Komite Sekolah dimaksudkan agar adanya strata organisasi masyarakat sekolah yang mempunyai komitmen dan loyalitas serta kepedulian terhadap peningkatan kualitas sekolah. Komite Sekolah yang dibentuk dapat dikembangkan secara khas dan berakar budaya, demokratis, ekologis nilai kesepakatan, serta kepercayaan yang dibangun sesuai potensi masyarakat setempat. Oleh karena itu, Komite Sekolah yang dibangun harus merupakan pengembangan kekayaan filosofis masyarakat secara kolektif. Artinya Komite Sekolah mengembangkan konsep yang berorientasi kepada pengguna (client model) berbagai kewenangan (power sharing and advocacy model) dan kemitraan (partnership model) yang berfokuskan pada peningkatan mutu pelayanan pendidikan di daerah.

Adapun tujuan dibentuknya Komite Sekolah sebagai suatu organisasi masyarakat sekolah adalah sebagai berikut:

1) Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan si satuan pendidikan.

2) Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan da satuan pendidikan. 3) Meningkatkan suasana dan kondisi transparan akuntabel, dan demokratis

dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan.27

d. Fungsi

26

Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah; Model Pengelolaan Sekolah Di Era Otonomi Daerah, (Jakarta: CV. Sagung Seto, 2007), Cet. I, h. 62

27

Untuk menjalankan tugasnya, komite sekolah memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

2) Melakukan kerja sama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/ dunia usaha/dunia industri), dan pemerintahan berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

3) Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntunan dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.

4) Memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai:

a) Kebijakan dan program pendididkan

b) Rencana anggaran pendidikan dan belanja sekolah (RAPBS) c) Kriteria kinerja satuan pendidikan

d) Kriteria fasilitas pendidikan

5) Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan. 6) Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kibijakan, program,

penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di suatu pendidikan.28 Komite Sekolah sesuai dengan fungsinya, melakukan akuntabilitas sebagai berikut:

1) Komite Sekolah menyampaikan hasil kajian pelaksanaan program sekolah kepada stakeholder secara periode, baik yang berupa keberhasilan maupun kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran program sekolah.

2) Menyampaikan laporan pertanggungjawaban bantuan masyarakat, baik berupa materi (dana, barang tak bergerak maupun bergerak), maupun non materi (tenaga, pikiran) kepada masyarakat dan pemerintahan setempat.

e. Keanggotaan Komite Sekolah

Komite Sekolah setidaknya memiliki beberapa unsur keanggotaan sebagai berikut:

1) Unsur Masyarakat: Orangtua/wali peserta didik, tokoh masyarakat,tokoh pendidikan, DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri), organisasi profesi tenaga kependidikan, wakil alumni, wakil peserta didik.

28

28

2) Unsur dewan guru, yayasan penyelenggara pendidikan, badan pertimbangan desa dapat dilibatkan sebagai anggota komite sekolah maksimal 3 (tiga) orang

3) Jumlah anggota minimal 9 (sembilan) orang dan gasal

4) Syarat-syarat, hak dan kewajiban, serta masa bakti keanggotaan ditetapkan di dalam AD/ART.29

f. Prinsip Pembentukan Komite Sekolah

Prinsip-prinsip pembentukan komite sekolah antara lain: 1) Transparan (terbuka)

2) Akuntabel (dipertanggungjawabkan kepada masyarakat) 3) Demokratis (dipilih dari dan oleh masyarakat pendidikan) 4) Merupakan mitra satuan pendidikan.30

Dokumen terkait