• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

DAFTAR PUSTAKA

6. Keluaran Sistem (Output)

2.2. Teori Khusus

2.2.4. Konsep Dasar MySQL

Menurut Rochman, dkk (2018:52) “MySQL didefinisikan nama database server. Database server adalah server yang berfungsi untuk menangani database. Database adalah suatu pengorganisasian data. Dengan menggunakan MySQL, kita bisa menyimpan data dan kemudian data bisa diakses cara yang mudah dan cepat”.

Menurut Suryadi (2017:3) “MySQL adalah sebuah implementasi dari sistem manajemen basisdata relasional (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis.”

2.2.5. Konsep Dasar Extreme Programming 2.2.5.1. Definisi Extreme Programming

Menurut Supriyatna, A. (2018) “Extreme Programming (XP) merupakan sebuah proses rekayasa perangkat lunak yang cenderung menggunakan pendekatan berorientasi objek dan sasaran dari metode ini adalah tim yang dibentuk dalam skala kecil sampai medium serta metode ini juga sesuai jika tim dihadapkan dengan requirement yang tidak jelas maupun terjadi perubahan–perubahan requirement yang sangat cepat”.

26 Adapun tahapan pembangunan aplikasi Android dengan XP adalah sebagai berikut:

1. Planning (Perencanaan)

Tahapan ini dimulai dengan mendengarkan kumpulan kebutuhan aktivitas suatu sistem yang memungkinkan pengguna memahami proses bisnis untuk sistem dan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai fitur utama, fungsionalitas dan keluaran yang diinginkan.

2. Design (Perencanaan)

Pada tahapan perancangan dilakukan pembuatan permodelan sistem berdasarkan hasil analisa kebutuhan yang didapatkan. Selain itu dibuatkan juga permodelan basis data untuk menggambarkan hubungan antar data.

3. Coding (Pengkodean)

Tahapan ini merupakan implementasi dari perancangan model sistem yang telah dibuat kedalam kode program yang menghasilkan prototipe dari perangkat lunak.

4. Testing (Pengujian)

Tahapan ini merupakan tahapan pengujian terhadap aplikasi yang sudah dibangun, pada tahapan ini ditentukan oleh pengguna sistem dan berfokus pada fitur dan fungsionalitas dari keseluruhan sistem kemudian ditinjau oleh pengguna sistem.

2.2.6. Konsep Dasar Black Box Testing 2.2.6.1. Definisi Black Box Testing

Menurut Martono dkk, dalam Jurnal SENSI (2018:11), “Black box Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada fungsional software.

Karena itu uji coba black box memungkinkan pengembangan software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat - syarat fungsional suatu program. Metode pengujian black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi, dan terminasi”.

Menurut Rahardja, dkk (2018:79) “BlackBox Testing adalah pengujian untuk mengetahui fungsi-fungsi perangkat lunak yang telah berjalan sesuai dengan kebutuhan”.

2.2.6.2.Kelebihan dan Kekurangan Black Box Testing

Menurut Kermite dkk, dalam Journal Of Information System (2017:19), kelebihan dan kekurangan Black Box Testing adalah :

1. Kelebihan

a. Perincian aplikasi dapat ditentukan awal, dan pengujian dapat dilakukan berdasarkan perincian spesifikasi aplikasi tersebut.

b. Dapat dipakai untuk menilai konsistensi suatu aplikasi dan tidak perlu melihat kode program secara detail.

2. Kekurangan

a. Apabila keperluan perangkat lunak yang dikembangkan tidak begitu jelas, pembuatan dokumentasi yang tepat akan sedikit sulit.

28 b. Pengguna akan merasa kurang yakin dengan perangkat lunak yang

diuji apakah lolos dalam standar pengujian.

2.2.7. Konsep Dasar Elisitasi 2.2.7.1. Definisi Elisitasi

Menurut Hanafri, dkk (2017:7) mengatakan bahwa “Elisitasi adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan system”.

Menurut Agit, dkk (2016:27), “Elitisasi merupakan rancangan dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”.

2.2.7.2.Tahap-Tahap Elisitasi

Menurut Agit, dkk (2016:27), “Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui 3(tiga) tahap, yaitu sebagai berikut :

1. Elisitasi Tahap I Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

2. Elisitasi Tahap II Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara 31 rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi untuk dieksekusi : 1) (M) pada MDI itu artinya Mandatory. Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

2) (D) pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih perfect.

3) (I) pada MDI itu artinya Inessential.

3. Elisitasi Tahap III Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE.

1) (T) artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara / tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

2) (O) artinya Operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.

3) (E) artinya Economi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem.

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu sebagai berikut :

1) High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

30 2) Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan.

3) Low (L) : Mudah untuk dikerjakan

4. Final Draft Elisitasi Final draft merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

2.3. Konsep Dasar Literature Review 2.3.1. Definisi Literature Review

Menurut Azizah, dkk (2017:15) “Literature adalah kesusatraan atau kepustakaan sedangkan review adalah kegiatan penulis dalam meninjau dan memeriksa kembali suatu hal yang sudah dilakukan sebelumnya sehingga Literature Review dapat disimpulkan suatu tindakan memeriksa dan meninjau kembali suatu kepustakaan.

Menurut Safitri dan Bunga Aulia (2017:1041), “Studi literatur adalah mencari referensi teori yang relevan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan. Referensi tersebut dapat ditemukan di buku, jurnal, artikel laporan penelitian, dan situs – situs di internet”.

2.3.1.1. Manafaat Literature Review

Menurut Maulani, dkk (2016:231), “Manfaat dari Studi Pustaka (Literature Review) diantaranya untuk mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps), menghindari pembuatan ulang (reinventing the wheel), mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan penelitian sebelumnya

serta mengetahui orang lain yang spesialisasi dan area penelitiannya sama di bidang ini.”

Dokumen terkait