• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VIII: DEMOKRASI INDONESIA DAN PENDIDIKAN

A. Konsep Demokrasi

Istilah demokrasi secara termonilogis berasal dari bahasa Yunani terdiri dari dua kata, yaitu; demos (rakyat) dan cratein atau critos (kekuasaan dan kedaulatan). Perpaduan kata demos dan cratein atau

critos membentuk kata demokrasi, secara umum memiliki pengertian

sebagai bentuk pemerintahan rakyat (goverment of the people) yang mana kekuasaan tertinggi terletak di tangan rakyat dan dilakukan secara langsung oleh rakyat melalui wakil rakyat melalui mekanisme pemilihan yang berlangsung secara bebas.

Praktek demokrasi telah dipraktekkan dalam kehidupan masyarakat Yunani kuno dalam hal bernegara berkisar antara abad ke-4 SM-abad ke 6 M. Demokrasi yang dipraktekkan pada waktu itu adalah demokrasi langsung (direct-democrasy), artinya hak rakyat untuk membuat keputusan-keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh rakyat atau warga negara. Hal ini dapat dilakukan karena Yunani pada waktu itu berupa negara kota (polis) yang penduduknya terbatas pada sebuah kota dan daerah sekitarnya yang berpenduduk sekitar 300.000 orang.113

Pembatasan tersebut bukanlah tidak beralasan, salah satu penyebab pembatasan tersebut karena disebabkan jumlah penduduk semakin banyak dan tempat yang tidak memungkinkan, sulit mendapatkan suara atau persetujuan yang bulat, dan masalah yang dihadapi negara semakin kompleks sehingga butuh orang-orang yang memiliki kemampuan untuk mengurusi urusan negara.

Upaya penegakan demokrasi atau kedaulatan rakyat tetap dilaksanakan, maka dibentuklah badan perwakilan rakyat. Kemudian badan inilah yang menjalankan demokrasi. Demokrasi model ini dikenal dengan demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan. Pada prinsipnya demokrasi tidak langsung tetap pemegang kekuasaan tertinggi.

Sehingga terkait dengan penerapan demokrasi dapat disebutkan terdapat dua macam demokrasi, yaitu:

1) Demokrasi langsung adalah praktek demokrasi yang mengikut sertakan semua warga negara dalam permusyawaratan untuk menentukan kebijakan umum dan undang-undang.

2) Demokrasi tidak langsung adalah praktek demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem perwakilan. Demokrasi model kedua ini biasanya dilaksanakan melalui mekanisme pemilihan umum (PEMILU).

Sedangkan pengertian demokrasi secara terminologi bervariasi. Hal ini berdasarkan persepsi pandangan ahli politik, namun secara umum hampir memiliki kesamaan. Berikut beberapa pengertian demokrasi, yaitu:

1) Joseph Schmeter, demokrasi adalah suatu perencanaan institusional untuk mencapai suatu putusan politik di mana para individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat.

2) Sidney Hook, yang dimaksud dengan demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan di mana putusan-putusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung di dasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.

3) Philipp C. Schmitter, demokrasi adalah suatu pemerintahan di mana pemerintah dimintakan tanggung jawab atas tindakan-tindakan mereka di wilayah publik oleh warga negara, yang bertindak secara tidak langsung melalui kompetisi dan kerja

sama dengan para wakil mereka yang telah terpilih.

4) Henry B. Mayo, yang dimaksud dengan demokrasi adalah suatu sistem di mana kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.114

Sehubungan dengan konsep dasar demokrasi, selain beberapa pengertian yang telah dipaparkan di atas, terdapat satu pengertian demokrasi yang sangat terkenal, yaitu pengertian demokrasi yang diberikan oleh Abraham Lincoln pada tahun 1863, bahwa demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (government of the people, by the people and for the people).

Pemerintahan dari rakyat merupakan pemerintah negara yang dipilih oleh rakyat melalui sistem demokrasi dan mendapatkan mandat dari rakyat untuk menjalankan sistem negara secara demokratis dengan program-program kerja pemerintah yang pro pada rakyat dan dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat.

Menurut Winarno (2014), dalam demokrasi kekuasaan pemerintah di negara itu berada di tangan rakyat. Rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi atau kedaulatan di negara. Pemerintahan yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi disebut pemerintahan demokrasi. Pemerintahan demokrasi dapat dinyatakan pula sebagai sistem pemerintahan yang berkedaulatan rakyat.115

Sistem pemerintahan demokratis dapat disebut pula pemerintahan yang dikendalikan oleh rakyat.

2. Unsur-unsur, prinsip, dan norma-norma demokrasi

Subandi (2001), menjelaskan terdapat empat belas unsur-unsur penerapan demokrasi, yaitu:

1) Demokrasi berdasarkan kedaulatan rakyat.

114 Munir Fuady, Konsep Negara Demokrasi. Cet. I. (Bandung: Refika Aditama, 2010), h 2. 115 Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan..., h 102.

2) Demokrasi berdasarkan kepentingan umum. 3) Demokrasi menampilkan sosok negara hukum.

4) Negara demokratis menggunakan pemerintahan yang terbatas kekuasaannya.

5) Semua negara demokrasi menggunakan lembaga perwakilan. (di Indonesia; MPR, DPR, dan DPD).

6) Negara demokrasi mengakui hak asasi manusia.

7) Kelembagaan negara didasarkan pada pertimbangan yang bersumber pada kedaulatan rakyat.

8) Setiap demokrasi memiliki tujuan dalam bernegara. 9) Setiap demokrasi memiliki mekanisme pelestariannya.

10) Setiap demokrasi memiliki lembaga eksekutif (di Indonesia; presiden dan menteri).

11) Setiap demokrasi memiliki kekuasaan kehakiman. 12) Setiap demokrasi, kedudukan warga negaranya sama.

13) Setiap demokrasi memberikan kebebasan dalam menyalurkan aspirasi rakyat.

14) Setiap demokrasi menggariskan tata cara menggerakkan negara yang demokratif sifatnya. 116

Penerapan demokrasi akan terlaksana secara efektif tentunya jika didukung oleh prinsip dasar dalam demokrasi. Agus Dwiyono dkk (2004), menjelaskan terdapat tujuh prinsip dasar dalam demokrasi, yaitu:

1) Pemerintahan berdasarkan konstitusi, artinya dalam melaksanakan pemerintahannya, kekuasaan pemerintah harus dibatasi oleh konstitusi atau UUD.

2) Pemilihan umum yang bebas, jujur, dan adil.

116 Subandi Al-Marsudi, Pancasila Dan UUD 1945 Dalam Paradigma Reformasi. Cet. II. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), h 79-81.

3) Hak asasi manusia dijamin.

4) Persamaan kedudukan di hadapan hukum. 5) Peradilan yang tidak memihak.

6) Kebebasan berserikat/berorganisasi dan mengeluarkan pendapat. 7) Kebebasan pers/media massa.117

Selain terdapat unsur-unsur dan prinsip penerapan demokrasi, terdapat pula norma-norma yang terdapat dalam penerapan demokrasi. Muhammad Erwin mengutip dari Henry B. Mayo, menyatakan bahwa demokrasi itu haruslah didasari oleh beberapa norma, yaitu:

1) Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga. 2) Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam

suatu masyarakat yang sedang berubah.

3) Menyelenggarakan pergantian pemimpian secara teratur. 4) Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.

5) Mengakui serta menganggap secara wajar adanya keanekaragaman dalam masyarakat yang tercermin dalam keanekaragaman pendapat, kepentingan, serta tingkah laku.118

Mengamati dari berbagai unsur, prinsip, dan norma penerapan demokrasi, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan demokrasi terdapat mekanisme atau prosedur yang harus ditaati oleh warga negara dan pemerintah sebagai pelaku demokrasi di negara.

3. Demokratisasi

Winarno (2014) menjelaskan, demokratisasi adalah penerapan kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip demokrasi pada setiap kegiatan politik kenegaraan. Tujuannya adalah terbentuknya kehidupan politik yang bercirikan demokrasi. Demokratisasi merujuk pada proses perubahan menuju pada sistem pemerintahan yang lebih demokratis.

117 Agus Dwiyono, dkk, Kewarganegaraan Untuk Kelas 2 SMP. Cet. II. (Jakarta: Yudhis!ra, 2004), h 23-25. 118 Muhammad Erwin, Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia. Edisi Revisi. Cet. III. (Bandung: Refika

Lebih lanjut Winarno (2014) menjelaskan, demokratisasi melalui beberapa tahapan, yaitu:

1) Pergantian dari penguasa nondemokrasi ke penguasa demokrasi. 2) Pembentukan lembaga-lembaga dan tertib politik demokrasi. 3) Konsolidasi demokrasi.

4) Praktek demokrasi sebagai budaya politik negara.119

Rais dalam Abdillah, dkk (1999) menjelaskan, proses demokratisasi tidak pernah berakhir, sebagaimana terjadi di semua negara, bahkan dalam negara-negara demokrasi utama, sehingga demokrasi disikapi dengan naik turun.120

Demokratisasi pada dasarnya berhubungan dengan penerapan nilai-nilai demokrasi sehingga sistem politik demokratis dapat terbentuk secara bertahap. Nilai-nilai demokrasi berkedudukan positif terhadap warga negara. Dengan demikian, setiap warga negara menginginkan tegaknya demokrasi di negara.

Dokumen terkait