• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3. Rina Ningsih

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian

4.4.3 Konsep Diri Sinden Campursari di Kota Kediri

Konsep diri menurut William D. Brook dalam psikologi komunikasi mengemukakan bahwa, Konsep diri dapat di definisikan sebagai aspek jasmani, sosial dan pandangan psikologis tentang diri sendiri yang terbentuk dari pengalaman dan interaksi dengan orang lain Cooley memberikan pengertian Konsep diri dalam suatu gejala looking glass self (cermin diri), yaitu pertama, kita membayangkan bagaimana kita tampak pada orang lain. Kedua, kita membayangkan orang lain menilai penampilan kita. Ketiga, kita mengalami perasaan kecewa, perasaan sendiri dan malu. (Rakhmat, 1992:99) Hal ini berkaitan dengan tiga ide dasar interaksionisme simbolik yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, terdiri dari pikiran manusia (Mind) mengenai diri (Self) dan hubungannya ditengah interaksi sosial, dan bertujuan akhir untuk memediasi, dan menginterpretasi makna ditengah 142 masyarakat (Society) dimana individu tersebut menetap. Dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kualitatif, Deddy Mulyana mengatakan bahwa inti dari teori interaksi simbolik adalah teori tantang diri (self) dari George Herbert Mead. (Mulyana, 2008:73).

Menurut George Herbert Mead, cara manusia mengartikan dunia dan dirinya sendiri berkaitan erat dengan masyarakatnya. Mead melihat pikiran (mind) dan dirinya (self) menjadi bagian dari perilaku manusia yaitu bagian interaksinya dengan orang lain. Mead menambahkan bahwa sebelum seseorang bertindak, ia membayangkan dirinya dalam posisi orang lain denganharapan-harapan orang lain dan mencoba memahami apa yang diharapkan orang itu (Mulyana, 2007)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, para informan merasa bangga telah menjadi sinden dan memilih profesi sinden sebagai karier mereka. seperti yang diutarakan oleh informan ibu kamsinah :

“Saya bangga bisa menjadi sinden dan bisa menjadi panutan sinden – sinden di kota Kediri ini” (Ibu kamsinah, 15 Juni 2012).”

Namun tak sedikit dari sinden- sinden tersebut yang merasa biasa saja dengan profesinya karena merasa masih perlu belajar lebih jauh tentang dunia sinden, agar bias menjadi sinden sejati. Selain itu merak juga senang karena bias membantu dan mengangkat status ekonomi keluarga mereka berkat profesi sinden, bahkan Ibu Kamsinah bisa memberikan pendidikan kepada anak-anaknya tingga tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dirinya. Pada umumnya dukungan keluarga, teman dan lingkungan membuat sinden-sinden tersebut mempertahankan profesi mereka sebagai sinden di kota Kediri yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas hingga di luar kota Kediri, meski ada beberapa dari sinden tersebut mendapatkan larangan untuk mejadi sinden karena masalah usia yang masih muda, masa depan dan jenjang karier yang masih bisa mereka

dapatkan selain menjadi sinden. Namun dengan tekat yang kuat untuk mejadi sinden, mereka bisa menunjukkan ke keluarga bahwa pilihan mereka tidak salah dan bahkan membuat mereka lebih dewasa, lebih mandiri dan mencukupi kebutuhan hidup mereka.

Dari penelitian yang sudah dilakukan dengan observasi dan wawancara mendalam dengan informan, penulis menggambarkan model terbentuknya konsep diri sinden campursari di kota Kediri sebagai berikut:

Gambar 4.4

Model Terbentuknya Konsep Diri Sinden Campursari di Kota Kediri

(Sumber : Peneliti 2012)

Keluarga Teman Masyarakat

Audience

116 5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisa dari bab sebelumnya, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sinden Campursari

Pada zaman modern ini, dimana teknologi sudah mulai canggih dan kemajuan musik yang begitu pesat dengan berbagai arasemen musiknya , teryata masih ada orang-orang yang memeilih menekuni dunia seni tradisonal yang hampir tidak dikenali oleh generasi muda bangsa ini, yaitu sinden campursari, menjadi seorang sinden bukanlah tuntutan, namun pilihan hidup yang ingin mengangkat nilai nilai budaya seni lewat sebuah musik yang dikemas dengan secara tradisional, bahkan keberadaan sinden untuk saat ini mulai dikenal oleh masyarakat luas karena banyak media-media yang mengangkat nama siden di mata masyarakat, tak heran jika sinden saat ini sangat digemari oleh masyarakat khususnya masyarakat di daerah jawa.

2. Society (Keluarga, Teman, dan Lingkungan )

Mereka memandang Sinden campursari adalah profesi yang menjanjanjikan di dunia kesenian tradisonal jawa selain itu juga menghargai keberadaan sinden-sinden tersebut di tengah-tengah mereka, karena sinden-sinden tersebut berjuang untuk tetap mempertahankan dan

melestarikan kebudayaan jawa yang mulai memudar di tengah-tengah perkembangan zaman yang semakin maju setiap hari.

3. Konsep diri

Konsep diri sinden campursari adalah sebuah konsep dimana mereka bertindak sesuai dengan pandangan terhadap diri mereka sendiri.dan orang lain terhadap diri mereka. Pandangan sikap society yang sudah bisa menerima mereka secara terbuka, menyurutkan tentang pemikiran negative yang dulu sempat diterima mereka ditengah-tengah lingkungan mereka tinggal. Namun dengan tetap berkarya dan menjaga etika yang baik, mereka berhasil menunjukkan bahwa profesi sinden tidak dekat dengan hal-hal negatif. Bahkan mereka banggga dan senang dengan dunia profesi sinden sebagai sumber mata pencaharian mereka setiap hari dengan cara menghibur masyarakat dengan nilai-nilai kesenian jawa.

5.2 Saran

Dalam sebuah penelitian, seorang peneliti harus mampu memberikan sesuatu yang berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan, instansi atau lembaga yang berkaitan dengan penelitian ini. Ada pun saran-saran yang peneliti berikan setelah meneliti fenomena ini adalah:

1. Mulailah mempelajari dan mengingat nilai-nilai budaya daerah dimana kita berada saat ini, agar tidak hilang seiring perkembangan zaman, sebaiknya ada pelajaran kesenian daerah baik di jenjang pendidikan tingkat dasar hingga di jenjang pendidikan tingkat tinggi. Karena dengan

mempelajari budaya yang kita miliki menujukkan dari mana kita berasal dan siapa nenek moyang kita.

2. Sebaiknya sinden –sinden campurasri terus berkarier dan berkarya serta mulai melebarkan sayap karier mereka yang lebih tinggi, agar masyarakat luas mengetahui keberadan mereka sekaligus dikenal lebih dalam lagi agar masyarakat sadar akan nilai-nilai budaya yang hampir hilang di tengah-tengah masyarakat Indonesia dan generasi muda Indonesia berniat untuk mempelajari salah budaya bangsa Indonesia ini.

3. Sebaiknya masyarakat pulau jawa mulai berpartisipasi melestarikan music campursari dan sinden campursari yang sangat kental akan nilai-nilai budaya tradisonal agar tidak tergerus dengan perkemabngan zaman dan teknologi, serta mulai berpartisipasi memperkenalkan kesenian sinden kepada generasi muda bangsa ini.

75

Alwasilah, A.Chaedar.2002.Pokoknya Kualitatif .PT.dunia Pustaka Jaya.Bandung. Burn,R.B.1993,Konsep Diri, Teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku.Jakarta:PT.Arcan.

Calhoun,J.F dan Accocella, J.R.1995. Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Edisi III.Diterjemahkan oleh Satmoko. Semarang : IKIP Semarang Press.

Creswell,John W.1997, Qualitative Inguiry and Research Design. California: Sage Publication,Inc

Devito,Joseph A.1995. Komunikasi Antar Manusia. New York :Profesional books (terj)

Efendy,Onong Uchjana.2003.Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. PT.Citra Aditya Bakti, Bandung.

Gerungan, W,A. 2002. Psikologi Sosial. Bandung:PT.Refika Aditama.

Hurlock, E.B.1994.Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan) Edisi V.Jakarta:Erlangga.

Kaye, Michael. 1994. Comunication Management. Sydney: Prentice Hall.

King,Robert G. 1979.”Fundamental Of Human Communication”.New York: Macmillan Publishing Co.

Littlejohn, Stephen W.2005. Theories Of Human Communication. Bandung. Moleong, Lexy J.2006. Metode penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Mulyana, Deddy.2005.Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung:PT.Remaja Rosdakarya

Pearsone , Judy C.1987.Interpersonal Communication.Dubuque, Iowa: Wm.C. Brown Publishers.

Polomo, Margareth M, Sosiologi Komtemporer, Rajawali, Jakarta, 2004.

Rahmat, Jalaludin.2001, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

______________2004. Metode Penelitian Komunikasi . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sabto, Ki Narto, 1997. Pepak Basa Jawa,Surabaya: Erlangga

Sumber dari Internet :

http://id.wikipedia.org/wiki/Pesindhen http://onesgamelan.wordpress.com/2009/01/26/musik-gamelan-sebuah-catatan-tentang-pendidikan-kehidupan-dan-kekaryaan/ http://oase.kompas.com/read/2011/05/24/19462011/Sinden.di.Tengah.Modernitas http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1853503/kepedihan-perempuan-dalam-novel-the-sinden http://id.wikipedia.org/wiki/Keroncong http://hieronymusferdhian.wordpress.com/campursari/

Sumber Abstrak Penelitian Terdahulu :

I Gusti Putu Murni (Universitas Padjadjaran Jurusan Manajemen Komunikasi), : “Konsep Diri dan Self Disclosure Waria (Studi Kualitatif Dengan Pendekatan Fenomenologi Mengenai Konsep Diri Self Disclosure Waria Dalam

Melakukan Komunikasi Antar Pribadi di Bandung)”. 2010.

Sarah Siti Zakiah (Universitas Komputer Indonesia Jurusan Ilmu Komunikasi

Konsentrasi Humas)” Komunikasi Remaja Broken Home (Studi Fenomenologi K omunikasi Remaja Broken Home Dengan Orang Tuanya di Kota Bandung)”. 2011.

Yoerdi Avrizal (Universitas Padjadjaran Jurusan Manajemen Komunikasi),“Konsep Diri Anak Indigo”. 2011