DAFTAR TABEL
PRASARANA TRANSPORTASI JALAN
B. Alur Pikir
7. Konsep Evaluasi Instrumen Kebijakan
Evaluasi suatu instrumen kebijakan, termasuk didalamnya adalah regulasi berupa Standar Sarana dan Prasarana Transportasi Jalan, adalah proses yang tidak mudah sebab memerlukan serangkaian tahapan dimana setiap tahapan memerlukan pemahaman yang mendalam mulai dari proses formulasi kebijakan, proses pengesahan kebijakan, proses implementasi kebijakan, dan proses evaluasi kebijakannya.
a. Tahap Pertama: Proses formulasi kebijakan
Proses awal yang terdiri dari beberapa kegiatan meliputi:
perumusan masalah, penyusunan agenda, pencarian
legitimasi, pemilihan alternatif, dan pernyataan kebijakan formulasi Standar Sarana dan Prasarana Transportasi Jalan.
b. Tahap Kedua: Proses pengesahan kebijakan
Proses yang dilakukan untuk menjadikan sebuah Standar Sarana dan Prasarana Transportasi Jalan mempunyai kekuatan hukum dan dilakukan setelah melewati proses negosiasi, kompromi, bargaining, dan sebagainya.
c. Tahap Ketiga: Proses implementasi kebijakan
Proses dimana alternatif yang telah ditetapkan diwujudkan dalam tindakan yang nyata, dilaksanakan oleh unit-unit birokrasi dengan memobilisasi sumber daya yang ada,
merupakan rantai yang menghubungkan suatu formulasi Standar Sarana dan Prasarana Transportasi Jalan dengan hasil
(outcome)-nya yang diharapkan.
d. Tahap Keempat: Proses evaluasi kebijakan
Proses evaluasi adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana
keefektifan sebuah Standar Sarana dan Prasarana
Transportasi Jalan guna dipertanggungjawabkan pada konstituennya dan sejauh mana tujuan-tujuannya tercapai. Evaluasi dalam satu tahapan siklus kebijakan diperlukan untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan suatu Standar Sarana dan Prasarana Transportasi Jalan, mengetahui penyebab kegagalannya, dan mengetahui apakah dampak kebijakan publik sesuai dengan yang diharapkan.
Manfaat dari evaluasi kebijakan ini adalah untuk:
1) memperoleh informasi tentang kinerja Standar Sarana dan Prasarana Transportasi Jalan
2) mendorong seseorang untuk lebih memahami maksud,
kualitas dan dampak Standar Sarana dan Prasarana Transportasi Jalan
3) umpan balik bagi manajemen dalam rangka perbaikan / penyempurnaan implementasi
4) memberikan rekomendasi pada pembuat Standar Sarana
dan Prasarana Transportasi Jalan.
Sementara tujuan evaluasi kebijakannya adalah untuk:
2) bahan pertimbangan untuk pembuatan keputusan lebih
lanjut mengenai Standar Sarana dan Prasarana
Transportasi Jalan di masa datang
3) menilai kesesuaian dan perubahan program
4) alasan memenuhi akuntabilitas
Dalam proses evaluasi ini terdapat beberapa persoalan yang ingin dijawab sebagai pertanyaan antara untuk menilai seberapa jauh efektivitas pelaksanaan Standar Sarana dan Prasarana Transportasi Jalan ini. Ripley (1985) memberikan arahan beberapa pertanyaan tersebut sebagai berikut.
1) Kelompok dan kepentingan manakah yang memiliki
akses dalam pembuatan Standar?
2) Apakah pembuatan standar cukup rinci, terbuka, dan memenuhi prosedur?
3) Apakah Standar didesain secara logis?
4) Apakah sumber daya yang menjadi input Standar Sarana
dan Prasarana Transportasi Jalan telah memadai untuk mencapai tujuan?
5) Apakah standar implementasi telah ditetapkan dengan baik bagi Standar Sarana dan Prasarana Transportasi Jalan tersebut?
6) Apakah Standar Sarana dan Prasarana Transportasi Jalan
7) Apakah kelompok sasaran memperoleh pelayanan seperti yang didesain dalam Standar Sarana dan Prasarana Transportasi Jalan?
8) Apakah Standar Sarana dan Prasarana Transportasi Jalan
memberikan dampak pada kelompok non-sasaran? Apa jenis dampaknya?
9) Apakah dampak yang diharapkan dan tak diharapkan
pada masyarakat?
10) Kapan tindakan program dilaksanakan dan dampaknya diterima oleh masyarakat?
11) Apakah tindakan dan dampak sesuai yang diharapkan? Evaluasi dapat dilakukan sebelum (evaluasi sumatif), pada
saat (evaluasi implementasi) dan sesudah kebijakan
diimplementasikannya Standar Sarana dan Prasarana
Transportasi Jalan (evaluasi formatif), sehingga model evaluasi dapat berbentuk: a).Single program after only;
b).Single program before after; c). Comparative program after only; d). Comparative program before after. Sementara
itu, berbagai hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan evaluasi Standar Sarana dan Prasarana Transportasi Jalan, adalah sebagai berikut: Memahami tujuan evaluasi –
Mengamati pemilihan kriteria evaluasi - mengamati
sensitivitas metode Memperhatikan efektivitas biaya -Memperhatikan kendala yang berhubungan dengan anggaran yakni SDM dan ketersediaan data.
Kenyataan menunjukkan adanya kecenderungan evaluasi yang terjadi saat ini kurang optimal dalam pelaksanaannya mengingat evaluatornya bukan dari institusi yang independen dan masih bernuansa formalitas penyelenggaraan sehingga hasil evaluasinya tidak mengarah pada rekomendasi yang argumentatif dan konstruktif.
Oleh karena itu, evaluasi implementasi Standar Sarana dan Prasarana Transportasi Jalan, harus dalam bentuk empirik tidak spekulatif hipotetik atau asumtif teoritik, tidak bias pada satu alternatif tertentu, rasional dan sistematis yang dapat dipertanggungjawabkan, dilakukan dengan melihat berbagai aspek kajian, handal dan valid baik dalam analisis, ketersediaan data, dan reliabilitas datanya. Perhatian besar perlu pula diberikan pada output dan dampak kebijakannya untuk melihat berbagai hal sebagai berikut.
a) Menentukan apakah Standar Sarana dan Prasarana
Transportasi Jalan telah membawa dampak yang
diinginkan terhadap individu pengguna jalan, ataupun institusi birokrasi di lingkup kewenangannya. Respon atau reaksi yang muncul dapat berbagai macam bentuknya, seperti:
(1) skeptis (tidak yakin akan apa yang dicapai oleh kebijakan tersebut)
(2) kritis (mempertanyakan dukungan dan hambatan pelaksanaannya)
(3) analitis (memberikan sumbang saran agar
(4) reaktif konfrontatif, yang dikelompokkan kedalam beberapa jenis : apatis (tak mau tahu dan menolak
kebijakan yang dapat menyebabkan upaya
memobilisasi massa dan mengarah pada perilaku anarkis), melakukan lobbi dan membentuk opini publik melalui media massa untuk menyalurkan responnya, demonstrasi dan propaganda, serta melakukan tindakan politik yang kasar seperti terror dan kudeta.
(5) Adaptif kopromistis, dapat berupa: perilaku meneliti secara kritis, merubah pola perilaku, melakukan kegiatan baru, meminta pelayanan baru, dan selanjutnya melakukan penyesuaian psikologis.
b) Menilai apakah dampak tersebut berkaitan dengan
intervensi program dalam Standar Sarana dan Prasarana Transportasi Jalan
c) Mengeksplorasi akibat yang tidak diperkirakan baik positif maupun negatifnya
d) Permasalahan yang disoroti pada pelaksanaan di
lapangan, bagaimana bentuk permasalahan dan akar permasalahannya, apakah ada perbaikan yang dilakukan, dan bagaimana hasil yang terjadi kemudian.
Gambar berikut ini menyajikan keseluruhan proses evaluasi
kebijakan penyusunan Standar Sarana dan Prasarana
Gambar 3.3 Proses evaluasi kebijakan Standar Sarana dan Prasarana Transportasi Jalan
C. Tipologi Kebutuhan Penyusunan Standar Sarana dan Prasarana