Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai makhluk yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya.
62
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan (Mulyana, 2005 : 7). Pembentukan konsep diri tersebut tidak begitu saja terjadi tanpa proses.
Menurut William D. Brooks menyatakan bahwa pengertian konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Sedangkan Centi mengemukakan konsep diri (self concept) tidak lain tidak bukan adalah gagasan tentang diri sendiri, konsep diri terdiri dari bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana kita harapkan.
Informan pertama yaitu Bebi awalnya hanya mendengar omongan omongan orang yang beredar tentang dirinya kalau dia adalah perempuan yang suka masuk ke club malam, dan karena itu dia mencoba untuk mengetahui ada apa yang terjadi di dunia malam itu sendiri dia membuktikan dengan menjadi salah satu diva malam tersebut. Bebi menilai dirinya sebagai orang yang rajin dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan kepadanya. Penilaian itu juga sesuai dengan penilaian teman-teman yang berada di lingkungan nya bermain, belajar dan bekerja. Perilaku bebi diluar pekerjaan sangatlah berbeda dengan perilaku Bebi selama berada dalam areal kerja. Mulai dari cara berbicara, berjalam dan lain sebagainya. Bebi adalah orang yang ekstrovert ditandai dari tingkah laku Bebi yang ramah dengan orang lain, ceria dan tidak sungkan untuk memulai pembicaraan terlebih dahulu meskipun dengan orang yang baru ia kenal, bahkan sampai berani curhat dengan orang yang baru dia kenal kalau bebi sudah merasa nyaman dengan orang tersebut. Bebi mulai membuka konsep dirinya sebagai perem[uan penari striptis. Hal tersebut menimbulkan pro dan kontra di lingkungan sosial mereka. Sebagian orang dapat menerima keberadaan mereka. Namun, sebagian lagi tidak menerima keberadaan mereka bahkan banyak para lelaki memandang Bebi sebagai perempuan yang bisa di pakai. Semakin memasuki dunia kerja nya sebgai penari striptis ditambah lagi dengan kelompok kelompok peerempuan penari striptis lainnya Bebi semakin leluasa menjalani dirinya sebagai perempuan penari striptis tapi dalam batasan pekerjaan saja. Bebi mulai mendapat kenyamanan sebagai perempuan penari striptis ditambah lagi hobbi yang diminati nya tersalurkan dan mendapatkan upah yang lumayan
membuat bebi semakin percaya diri untuk melenggok lenggokkan tubuhnyanya di depan para laki laki yang kehausan mencari nafsu birahi. Komunikasi Bebi dengan keluarganya saat dirumah berjalan seperti biasanya. Bebi juga sebagai anak perempuan yang paling besar mempunyai kewajiban untuk membantu orang tuanya. Bebi mengaku bahwa orang tuanya sudah mengetahui bahwa dirinya adalah seorang perempuan penari striptis.
Informan yang kedua adalah Riri. Ia merasa senang mendapatkan tawaran menjadi penari striptis. Hal itu dikarenakan kebutuhan ekonomi dan tidak tahu lagi harus berbuat apa di kota besar. Berawal dari masalah yang dihadapinya hingga bisa mencari duit sendiri lewat jalan yang seperti ini. Karena sudah nyaman dengan pekerjaan ini dan pekerjaan ini menjawab semua kebutuhan Riri. Ia mulai terbiasa dan sangatlah menyukai pekerjaan nya ini, Riri meilai dirinya sebagai sosok perempuan yang cerewet, itu berlaku dengan orang yang baru dikenal maupun yang tidak ia kenal. Riri adalah seorang lesbian, dia mengaku sebagai fam. Karena Riri adalah seorang fem dia memiliki sifat feminin yang di tunjukkan kepada buchi, buci adalah sebutan lesbian untuk cewe yang mengaku sebagai cowo. Riri tidak sungkan menunjukkan kemesraan saat bersama kekasihnya. Dia tidak peduli orang lain memandang riri sebagai lesbian dan sebagai perempuan penari striptis Riri lebih percaya diri dan sangat agresif kepada lesbian lainnya, biarpun tamu di club malam kebanyakan adalah cowo. Riri tetap lebih agresif meliuk-liukkan badannya kepada cewe lain daripada kepada cowo. Riri juga membuka dirinya sebagai seorang lesbian.
Komunikasi yang Riri jalin dengan keluarganya sangatlah berantakan, bahkan sampai sekarang untuk menanyakan kabar Riri pun orang tua nya tidak pernah, begitupun dengan Riri. Tidak ada sama sekali niat untuk menjalin komunikasi lagi dengan orangtuanya.
Informan ketiga yaitu Ica. Dancer merupakan hobinya sejak remaja dan selalu suka bentuk tarian yang berjenis apa saja termasuk tarian striptis. Tapi biarpun dia menjalani profesi sebagai penari striptis dia tetap menjaga kehormatannya. Meskipun banyak godaan dimana dimana dan banyak pandangan yang negatif tentang pekerjaan nya, dia tetap menjalani profesi tersebut karena dia bisa menyalurkan hobi dan mendapatkan uang dari pekerjaan nya tersebut. Karena
64
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kebanyakan orang sudah mengenal ica di dunia entertainment melalui tarian nya, dia tidak takut untuk membuka konsep dirinya sebagai seorang perempuan penari striptis/ Ica menilai dirinya sebagai seorang yang cerewet terutama dengan anak anak didikan nya. Ica adalah instruktur tari semua genre di medan, termasuk striptis sekalipun. Ica juga sangat selektif untuk mencari anak anak yang dia didik untuk menjadi seorang penari. Tapi disisi lain ica adalah seorang yang pendiam kepada orang yang belum dia kenal, ica yang introvert membuat komunikasinya juga terpengaruh. Orang yang introvert biasanya pendiam. Sifat pendiam ini membuat orang lain yang ingin berkomunikasi dengan ica kurang baik. Orang yang berkomunikasi dengan seorang yang pendiam seperti ica akan lebih hati hati. Ica cerewet terhadap apa yang dianggap nya benar saja dan kepada orang orang tertentu saja.
Komunikasi Ica dengan keluarganya berjalan dengan baik selama orang tuanya tidak mengetahui dirinya adalah seorang perempuan penari striptis. Ica tinggal bersama dengan ibunya. Ica juga mempunyai keluarga yang harmonis, seperti keluarga normal pada umumnya. Selama ini Ica menjaga pekerjaan dia kepada keluarganya, keluarganya hanya tau Ica sebagai seorang penari modern atau pun sexy dancer.
Informan keempat yaitu Ina, Ina merupakan sosok pendiam dan tidak banyak bicara. Ina mempunyai sifat yang introvert, hanya orang terdekat yang bisa mengetahui apa yang dia suka dan tidak suka. Seperti informan lainnya, ina juga merupakan salah satu dancer terbaik di kota medan. Mengawali karir sebagai modern dance membawa Ina ikut terjun kedalam industri striptis. Hal yang pertama kali terlintas di benak Ina adalah orang tuanya. Ina tidak ingin orang tuanya mengetahui bahawa dirinya adalah seorang perempuan penari striptis. Ina juga memiliki rasa takut apabila ada orang yang belum dia kenal mengetahui dirinya adalah seorang perempuan penari striptis. Ayah ina adalah sosok yang kejam meskipun jarang berjumpa ina dan bekerja di luar kota. Ina merupakan perempuan satu satunya di keluarga dan orang tuanya hanya mengetahui ina sebagai penari modern dan bukan sebagai perempuan penari striptis.
Ina menilai dirinya sebagai orang yang cerewet terhadap orang yang dekat dengan nya, ina juga seorang biseksual. ina sangat menjaga privasi nya tersebut.
Ina sangat sulit untuk bergaul dengan orang yang tidak dekat dengannya biarpun satu komunitas seperti perkuliahan. Ina sama seperti kebanyak penari striptis lain, tidak sembarangan mengungkapkan dirinya. Apabila sudah menjadi temannya, Ina dengan mudah mengungkapkan tentang dirinya. Ina juga sangat suka dugem, Sama seperti Ica dan Bebi, komunikasi yang Ina jalin dengan keluarganya berjalan layaknya anak dan orang tua. Ina tinggal bersama ibu dan abangnya. Ayah Ica bekerja di luar kota sehingga tidak tinggal bersama ina dan keluarganya. Ina juga sering bercerita kepada ibunya tentang masalah di kerjaan tapi tidak pekerjaan mengenai striptis. Ina hanya bercerita mengenai pekerjaan nya dalam dunia tari. Komunikasi Ina dengan abangnya juga berjalan dengan baik layaknya abang dengan adik. Ina juga sering menghubungi abangnya jika Ina mendapatkan kesusahan.
Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4
Nama Bebi Riri Ica Ina
TTL Medan, 21 Maret 1997 Takengon, 3 juni 1998 Medan, 15 Agustus 1993 Medan, 20 juni 1995
Pekerjaan Mahasiswi Siswi Mahasiswi Mahasiswi Alamat Jl. Pasundan no 8 Kampung nelayan Jl. Setia budi tanjung sari Jl. Marelan Raya Psr VII
Pertanyaan Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4
Bebi Riri Ica Ina
Alasan mengapa memilih menjadi perempuan penari striptis Hobi adalah alasan terkuat Bebi menjalani profesi sebagai penari striptis ditambah lagi hobi yang Faktor ekonomi menjadi faktor utama Riri menjadi penari striptis Sebagai instruktur tari modern, Ica mendapat kesempatan untuk mendapat penghasilkan yang lebih Hobi yang dibayar adalah salah satu alasan utama Ina menjalankan profesi ini.
66
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dilakukannya mendapatkan bayaran besar dan ingin mengetahui dan mencoba tarian yang lebih menantang Faktor penghambat dalam menjalankan profesi sebagai penari striptis Hambatan terbesar Bebi adalah tidak bisa membagi waktu antara pekerjaan dan kuliah Tidak ada hambatan besar dalam menjalani pekerjaan ini Hambatan terbesar tidak bisa membagi waktu antara kuliah, pekerjaan dan keluarga Tidak ada yang menghambat Ina menjalani profesi ini, hanya masalah waktu Konsep Diri Informan Seorang yang rajin, ramah dan berprestasi di sekolah.cepat mengambil tindakan dan mudah percaya apa dikatakan orang lain Sangat terbuka dan tidak perduli dengan apa yang dikatakan orang lain mengenai dirinya Sangat pendiam bagi yang belum terlalu dikenalnya, cerewet kepada siapa saja yang sudah dekat dengannya. Ingin mencoba segala sesatu yang dia suka
Ramah dan periang, cenderung menutup diri biarpun kepada orang terdekatnya Sumber pembentukan konsep diri
melayani
tamu untuk berhubungan Intim ?
pernah sering Tidak pernah pernah
4.4 Pembahasan
Dari hasil pengamatan peneliti, maka dapat dilakukan pembahasan mengenaikonsep diri perempuan penari striptis di kota medan dalam, sebagai berikut :
Peneliti meneliti 4 (empat) orang informan perempuan penari striptis di Medan. Dari setiap informan ini, peneliti memperoleh data yang hampir sama mengenai konsep diri dalam perempuan penari striptis. Konsep diri dalam proses komunikasi ini akan dibahas berdasarkan konteks tujuan penelitian yakni konsep diri penari striptis di Medan, serta hambatan dalam pekerjaan yang di kerjakan perempuan penari striptis.
Konsep diri adalah pandangan individu mengenai siapa diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang diberikan lewat informasi yang diberikan orang lain pada diri individu. Bebby menganggap dirinya memiliki konsep diri yang positif karena ia adalah orang yang penuh percaya diri meskipun ia mempunyai pekerjaan penari striptis. Ia tidak memperdulikan cercaan orang lain. Ia menganggap semua orang yang mencerca dirinya adalah orang-orang yang sirik kepadanya. Bebo memandang sesuatu dengan positif. Hinaan dan cercaan yang ia dapatkan tidak membuat ia malu dan sedih. Di kampus, bebo terkenal sebagai mahasiswa yang sangat rajin. Konsep dirinya sebagai seorang penari striptis tidak menjadi penghalang baginya untuk mendapatkan indeks prestasi. Riri juga merasa dirinya memiliki konsep diri yang positif. Riri merasa percaya diri terhadap dirinya. Meskipun Riri tidak luput dari cercaan oleh orang-orang yang tidak menyukainya. Riri mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Di ruang ligkup sesama penari striptis, Riri tidak memiliki masalah termasuk komunikasinya dengan sesama teman seperjuangannya. Reza berbeda dari Jojo dan Zha. Reza merasa dirinya memiliki konsep diri negatif sehingga ia tidak merasa percaya diri.
68
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Individu yang memiliki konsep diri yang positif, akan memiliki kesadaran diri yang tinggi. Konsep diri yang positif ditandai dengan lima hal, yaitu: yakin akan kemampuan mengatasi masalah; merasa setara dengan orang lain; menerima pujian tanpa rasa malu; menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat; mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya (Rakhmat, 2005: 104). Oleh sebab itu, individu dengan konsep diri yang tinggi selalu berusaha menyesuaikan perilakunya pada orang lain, dan sebaliknya individu dengan konsep diri negatif, kesadaran dan harga diri rendah dan akan sulit menyesuaikan perilakunya dengan orang lain.
Informan belum memperbaiki dirinya karena masih merasa nyaman dengan pekerjaan yang dimilikinya sekarang. Meskipun ada keinginan untuk mencari kerjaan yang layak. Berdasarkan empat tanda konsep diri William dan Philip, informan dalam penelitian ini belum bisa dikatakan memiliki konsep diri yang positif. Informan dalam penelitian juga tidak bisa dikatakan memiliki konsep diri yang negatif karena tidak mampu menyesuaikan prilakunya dengan orang lain yang ditunjukkan beberapa orang tidak menerima mereka di lingkungan sosial yang menyebabkan konflik.
Konsep diri informan sebagai seorang penari striptis tidak akan bisa diketahui tanpa melakukan komunikasi.
Mengingat konsep diri informan sebagai penari striptis bukanlah informasi yang umum dan dapat diketahui oleh sembarang orang. Dewasa ini, penari striptis bukanlah menjadi hal yang asing lagi di telinga masyarakat. Namun, bukan berarti masyarakat menghalalkan adanya Penari striptis sebagai salah satu ciri dari seks positif di tengah-tengah masyarakat. Tentu ada social punishment yang akan diterima oleh informan seperti dikucilkan dan dicemooh. Namun, hal itu bukan halangan bagi informan dalam penelitian ini.Informan tidak pernah menghiraukan segala bentuk social punishment dari masyarakat. Informan dalam penelitian ini tetap dalam pendiriannya bahwa tidak ada satu orang pun yang berhak mengatur hidup mereka. Namun, beberapa informan menutup konsep dirinya sebagai
seorang penari striptis dari keluarganya karena tidak ingin orang tua mereka kecewa.
Masa remaja yang informan jalani sekarang di habiskan untuk bekerja pada dunia malam. Tentu saja konsep dirinya sebagai seorang penari striptis di masa remaja informan akan berpengaruh buruk untuk kedepannya karena dapat berakibat jangka panjang. Namun, informan tidak bisa memungkiri bahwa suatu saat informan ingin berubah mencari pekerjaan yang lebih layak lagi. Sosok diri yang ditampilkan beberapa informan yaitu Ina dan echa berbeda saat dalam lingkungan kelurga dan lingkungan kerja dan kampus. Pebedaan sosok ini mereka tampilkan untuk menyembunyikan konsep dirinya sebagai seorang penari striptis. Ina dan Echa tidak ingin orang tua mereka mengetahui bahwa mereka adalah seorang penari striptis.
Bebo dan Riri tidak seperti Ina dan Echa yang menyembunyikan konsep diri mereka yang sebenarnya. Bebo dan Riri tetap seperti biasa dalam berinteraksi dengan keluarganya. Tidak ada perbedaan sosok diri yang mereka tampilkan. Bebo tetap menjadi orang yang cerewet di kalangan keluarga sama seperti saat berada di lingkungan kerja dan lingkungannya bersama teman-teman penari striptisnya. Riri juga tetap menjadi orang yang berkata dengan lemah lembut di lingkungan keluarga begitupun di lingkungan kerja dan lingkungan mereka dengan teman-teman penari striptis. Konsep diri dapat diketahui apabila seseorang sering melakukan interaksi dan komunikasi dengan orang lain. Interaksi remaja perempuan penari striptis dengan orang lain dalam penelitian ini berjalan dengan baik. Informan Bebo,Riri dan Ina mampu berinteraksi dengan orang lain sehingga terjadi keterbukaan diri. Sedangkan Echa mampu berinteraksi dengan orang lain namun tidak sebaik interaksi tiga informan lainnya sehingga kurangnya keterbukaan diri Eca.Teman-teman informan memberikan pandangan kepada informan tentang dirinya. Informasi atau pandangan tersebut membentuk konsep diri informan.
Komunikasi antar pribadi yang dilakukan oleh informan menjelaskan proses pengungkapan konsep diri informan. Informan dalam penelitian ini tetap berkomunikasi dengan orang lain. Kesulitan hanya pada kepercayaan informan dengan lawan bicaranya. Apalagi bersangkutan dengan konsep diri informan,
70
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mereka tidak sembarangan dalam mengungkapkannya karena informan akan merasa malu. Pada umumnya, tingkah laku manusia didorong oleh dua kebutuhan yang saling berkaitan sebagai implementasi dari banyaknya tuntutan sosial. Pertama, diterima oleh kelompok atau orang-orang di sekelilingnya. Kedua, menghindari penolakan kelompok atau orang lain di sekitarnya. Individu banyak belajar dari lingkungan sosial di sekitarnya yang memberinya berbagai pengalaman belajar, dengan tujuan memenuhi berbagai kebutuhannya. Pengalaman belajar itu bisa berupa pergaulan dengan orangtua, saudara, keluarga lain, guru dan teman-teman sebayanya. Dari sana, individu memahami tingkah laku apa saja yang disenangi dan tidak disenangi oleh kelompok sosial sehingga terbentuklah pola tingkah laku.
Informan bertingkah laku agar diterima oleh kelompok atau orang-orang disekitarnya. Informan dalam penelitian ini berinteraksi dengan baik dengan orang-orang disekitarnya agar diterima oleh orang-orang disekitar mereka. Kedua, informan menghindari penolakan dari orang-orang disekitar mereka. Informan dalam penelitian ini berusaha masuk ke dalam lingkungan sosial mereka. Namun, terjadi beberapa penolakan yaitu cemoohan dari orang lain. Informan melakukan komunikasi dengan orang-orang disekitar mereka untuk menjaga hubungan mereka dengan orang lain. Komunikasi antar pribadi selalu berkaitan dengan diri. Jika kita ingin melakukan komunikasi antar pribadi, kita harus bersedia membuka diri dan mengungkapkan informasi mengenai diri kita. Dalam peneletian ini, informan tentu tidak melakukan pembukaan diri tentang konsep dirinya sebagai penari striptis ke sembarang orang. Hal ini berkaitan dengan harga diri mereka. Bagaimanapun informan juga ingin dianggap sama oleh orang lain dengan cara tidak mengungkapkan informasi tentang diri mereka secara terbuka.
5.1 Simpulan
Dari hasil penelitian mengenai konsep diri perempuan penari striptis di kota Medan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hobi dan kebutuhan ekonomi menjadi salah satu alasan bagi perempuan penari striptis menjalankan profesinya. Pergaulan menjadi faktor pendukung bagi mereka termasuk lingkungan yang tentunya mempunyai pengaruh besar. Rasa ingin tahu yang berlebihan membuat mereka awalnya penasaran hingga ketagihan juga termasuk kedalam alasan bagi mereka untuk menjalani profesei sebagai perempuan penari striptis.
2. Hambatan terbesar perempuan penari striptis dalam menjalani profesinya adalah keterbukaan terhadap orang lain yang baru di kenalnya. Tidak berani berkata jujur karena beranggapan bahwa profesi yang di jalaninya bersifat negatif dan dijauhi dari masyarakat. Waktu juga menjadi salah satu faktor penghambat bagi perempuan penari striptis yang menjalani pekerjaan double seperti kuliah sambil bekerja.
3. Perempuan penari striptis berhubungan baik dengan lingkungan mereka. Begitu juga komunikasi mereka dengan orang lain. Peremouan penari striptis tetap bisa berbaur dan menyesuaikan diri. Perempuan penari striptis tidak menemukan sedikit kesulitan dalam melakukan komunikasi dan beradaptasi di lingkungan teman teman di lingkungan sekolah maupun rumah. Teman-teman mereka menerima mereka dengan baik sehingga tidak ada kesulitan untuk beradaptasi di lingkungan mereka. Perempuan penari striptis berusaha menjaga hubungan baik. Meskipun tidak semua orang menerima bahwa mereka seorang yang memounyai pekerjaan buruk. Penari striptis tentu pernah mendapat hina dan caci karena mereka adalah seorang yang bekerja untuk menaikkan hasrat laki laki. Namun, perempuan penari striptis
72
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tidak pernah menghiraukan kata-kata orang tersebut. Perempuan penari striptis tetap kuliah dan bekerja serta berprestasi dalam bekerja dan kuliah mereka.
4. Hina dan caci orang lain tidak menjadi penghalang mereka untuk berprestasi. Perempuan penari striptis terkesan tertutup dengan orang yang baru mereke kenal dan mereka lebih memilih untuk tidak terbuka mengenai diri mereka yang seorang penari telanjang. Namun, seiring sering dilakukan komunikasi antar pribadi yang dilakukan maka penari striptis tersebut juga akan semakin terbuka mengenai dirinya.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran yaitu : 1. lingkungan merupakan tempat belajar bagi siapa saja, termasuk para
penari striptis. Perempua n penari striptis juga punya niat untuk berubah menjadi perempuan biasa yang mempunyai pekerjaan yang normal. Perempuan penari striptis ini masih bisa diarahkan menjadi perempuan biasa yang melanjutkan sekolah dan berhasil akan cita citanya oleh orang-orang terdekatnya. Hendaknya orang-orang-orang-orang terdekat dari perempuan penari striptis ini memberikan pencerahan dan arahan bahwa yang penari striptis yang dijalani selama ini adalah hal yang salah baik sosial maupun agama. Orang-orang terdekat penari striptis juga hendaknya memberikan pencerahan bahwa penari striptis selain melanggar norma agama dan di kehidupan sosial akan mendapat social punishment berupa cemoohan dan hina dari masyarakat.
2. Keluarga mempunyai andil dalam perubahan konsep diri anak dalam hal ini penari striptis. Anak yang mendapat kasih sayang dan perhatian yang cukup dari orang tua akan mempunyai konsep diri yang baik karena seseorang yang memilih menajdi penari striptis mereka tidak mendapatkan