• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Diri Perempuan Penari Striptis (Studi Deskriptif Konsep Diri Perempuan Penari Striptis di Kota Medan) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konsep Diri Perempuan Penari Striptis (Studi Deskriptif Konsep Diri Perempuan Penari Striptis di Kota Medan) Chapter III V"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

38

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Metodelogi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode studi kasus, maksudnya metode ini adalah metode penelitian yang menggunakan berbagai sumber data (sebanyak mungkin data) yang biasa digunakan untuk meneliti, menguraikan dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis (Krisyantono, 2008 : 66).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian yang mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia. Penelitian ini tidak mengutamakan banyaknya populasi, jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari informan lainnya.

Studi kasus adalah metode riset yang menggunakan berbagai sumber data (sebanyak mungkin data) yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komperehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis. Dengan berbagai metode, peneliti memilih untuk mempelajari sebuah kasus, yakni kasus kecemasan berkomunikasi dan ketidakpastian yang dialami mahasiswa dalam interaksi komunikasi antarpribadi dengan dosen dalam mengulang/perbaikan nilai mata kuliah.

Penelaah berbagai sumber data ini membutuhkan berbagai macam instrumen pengumpulan data. Karena itu, peneliti dapat menggunakan wawancara mendalam, observasi, dokumentasi-dokumentasi, kuesioner (hasil survei), rekaman, bukti-bukti fisik, dan sebagainya (Krisyantono, 2009:65). Dalam hal ini, peneliti menggunakan wawancara mendalam sebagai instrumen pengumpulan data.

(2)

1. Peneliti sendiri sebagai instrumen utama untuk mendatangi secara langsung sumber data.

2. Mengimplementasikan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini lebih cenderung kata-kata dari pada angka.

3. Menjelaskan bahwa hasil penelitian lebih menekankan kepada proses tidak semata-mata kepada hasil.

4. Melalui analisis induktif, peneliti mengungkapkan makna dari keadaan yang terjadi.

5. Mengungkapkan makna sebagai hal yang esensial dari pendekatan kualitatif.

Berangkat dari karakteristik sebuah penelitian kualitatif yang telah dibentangkan diatas, maka dapat dikemukakan bahwa dalam penelitian ini, peneliti langsung berlaku sebagai alat peneliti utama (key instrument) yang mana melakukan proses penelitian secara langsung dan aktif mewawancarai, mengumpulkan berbagai materi atau bahan yang berkaitan.

3.2. Objek Penelitian

Obejek penelitian merupakan sesuatu yang merujuk pada masalah atau tema yang sedang di teliti ( Idrus,2009;91) . Objek penelitian yang diteliti adalah konsep diri penari striptis yang berada di kota medan.

3.3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah informan yang memahi informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian (burhan,2007;76). Subjek penelitian yang diteliti adalah Penari stiptis yang berada di kota medan.

1. Subjek harus berada dalam kategori remaja dan dewasa yaitu rentang usia 17 - 28 tahun

(3)

40

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Unit Analisis

Unit analisis umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum mengenai situasi sosial yang sedang di teliti sebagai objek penelitian . Unit analisis dalam penelitian ini meliputi tiga komponen menurut Spreadly ( S

ugiono,2007;68) Yaitu :

Place , tempat dimana interaksi berlangsung

Actor , pelaku atau orang yang sesuaai dengan objek penelitian

Tempat penelitian akan dilakukan di kota Medan , Sumatera Utara. Pelaku atau objek penelitian ini adalah penari striptis

3.4. Kerangka Analisis

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan dari informan di lapangan akan dilakukan dengan proses pengumpulan data yang dilakukan terus-menerus hingga data jenuh dan teknik analisis data selama di lapangan berdasarkan model Miles dan Huberman. Langkah-langkah dalam analisis data adalah sebagai berikut:

Peniliti akan melakukan reduksi data. Data yang diperoleh dari lapangan yang sangat banyak sehingga perlu dilakukan analisis dan melakukan reduksi data. Mereduksi berarti merangkum dan memilih hal-hal apa saja yang pokok dan berfokus pada hal-hal yang penting saja. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencari bila diperlukan (Sugiono, 2005 : 92).

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

3.5.1 Wawancara

(4)

tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga responden).

Beberapa tips saat melakukan wawancara adalah mulai dengan pertanyaan yang mudah, mulai dengan informasi fakta, hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building raport, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan kontrol emosi negatif.

Selanjutnya wawancara dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktut, dan dapat dilakukan dengan tatap muka (facetoface) maupun menggunakan telepon (Sugiyono, 2006; 138-140).

3.5.2 Observasi

(5)

42

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Berikut penjelasannya:

1) Observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan di mana peneliti terlibat dalam keseharian informan.

2) Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi, sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan.

3) Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian.

Manfaat dari observasi antara lain peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh, dengan observasi akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan indukti, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif ini membuka kemungkinan penemuan atau discovery.

3.5.3 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan, yaitu akan digunakan sebagai sumber data sekunder yang akan diperoleh dari buku-buku, artikel-artikel, serta tulisan-tulisan ilmiah yang berhubungan dengan rumusan penelitian untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara. Studi kepustakaan adalah metode yang akan digunakan peneliti dengan mengumpulkan informasi yang relevan dengan fokus permasalahan atau yang sedang diteliti. Informasi berupa buku-buku ilmiah, laporan penelitian baik berbentuk cetak maupun elektronik. Informasi ataupun teori yang mendukung pengembangan analisis data yang di dapat oleh peneliti selama melakukan wawancara dan observasi di lapangan.

(6)

baru dapat ditetapkan lebih tergas setelah penelitian dimulai, dan kurang bermanfaat apabila ditentukan terlalu cepat dari awal.

3.6.1 Penentuan Informan

Pada penelitian kualitatif penentuan informan dapat dilakukan dengan dua sistem, yaitu sistem purposif dan sistem bola salju (snowball). Sistem purposive dilakukan dengan menetapkan kriteria yang tepat terhadap informan yang akan diwawancarai, sedangkan pada sistem bola salju (snowball) informan didapatkan dari rekomendasi informan sebelumnya.

Teknik pengambilan sampel untuk subjek penelitian ini menggunakan teknik Purposive sampling, Purposive sampling adalah salah satu teknik pengampilan sampelyang sering digunakan dalam penelitian, secara bahasa yaitu berarti sengaja. Jadi, purposive sampling berarti teknik pengampilan sampling secara sengaja salah satu metode dalam pengambilan sample dari suatu populasi. Dalam bahasa sederhana purposive sampling itu dapat dikatakan sebagai secara sengaja mengambil sampel tertentu ( jika orang berarti orang orang tertentu (Bungin,2008:259)

Dalam penelitian ini informan yang akan diteliti dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut :

1. Penari Striptis, dala hal ini sebagian orang yang mengambil pekerjaan di club malam sebagai penari striptis

2. Teman dekat dan Manajemen tempat mereka bekerja. Teman dalam hal ini adalah orang yang mengetahui segala informasi mengenai informan yang mungkin tidak di publikasikan ke semua orang

(7)

44

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.6.2 Keabsahan Data

Penelitian kualitatif menghadapi persoalan penting mengenai pengujian keabsahan hasil penelitian. Banyak hasil penelitian kulitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal :

a. Subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kulitatif

b. Alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi (apapun bentuknya) mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol (dalam observasi partisipasi).

c. Sumber data kualitatif yang kurang credible akan memengaruhi hasil akurasi penelitian. (Bungin,2008:253).

Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Perpanjangan Keikutsertaan Kehadiran peneliti dalam setiap tahap penelitian kualitatif membantu peneliti untuk memahami semua data yang dihimpun dalam penelitian. Peneliti kualitatif adalah orang yang langsung melakukan wawancara dan observasi dengan informan-informannya. Karena itu peneliti kulitatif adalah peneliti yang memiliki waktu yang lama bersama dengan informan dilapangan, bahkan sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai (Bungin,2008:254).

Ketekunan Pengamatan untuk memperoleh derajat keabsahan yang tinggi, maka jalan penting lainnya adalah dengan meningkatkan ketekunan dalam pengamatan di lapangan. Pengamatan bukanlah suatu teknik pengumpulan data yang hanya mengandalkan kemampuan pancaindra, namun juga menggunakan semua pancaindra termasuk adalah pendengaran, perasaan, dan insting peneliti. Dengan meningkatkan ketekunan pengamatan di lapangan maka, derajat keabsahan data telah ditingkatkan pula (Bungin,2008:256).

(8)

1. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi dengan cara : (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara ; (2) membandingkan apa yang dikatakan di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi ; (3) membandingkan apa yang dikatakan tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu ; (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain ; (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.

2. Pada triangulasi dengan metode terdapat dua strategi, yaitu mengecek derajat kepercayaan hasil penelitian dan mengecek derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

3. Triangulasi yang ketiga ialah dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data.

4. Triangulasi dengan teori dilakukan menguraikan pola, hubungan dan menyertakan penjelasan yang muncul dari analisis untuk mencari tema atau penjelasan pembanding (Moleong, 2005 : 330-332).

3.6. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses pengaturan data yang diorganisasikan dalam suatu bentuk atau kategori (Moleong, 2005). Data yang diperoleh dari lapangan akan dianalisis secara kualitatif.

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif, yaitu (Miles dan Huberman, 1992 : 16) :

1. Reduksi data.

Reduksi data merupakan proses dalam pemilihan, pemusatan perhatian, pengabstraksian, dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal sampai akhir penelitian.

(9)

46

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dan membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

Reduksi data bisa dibantu dengan alat elektronik seperti : komputer , dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu. Dengan reduksi , maka peneliti merangkum, mengambil data yang penting, membuat kategorisasi, berdasarkan huruf besar, huruf kecil dan angka. Data yang tidak penting dibuang.

2. Data Display

Setelah data direduksi, maka langkah berikutnya adalah mendisplaykan data.Display data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk : uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sebagainya. Miles dan Huberman (1984) menyatakan : “the most frequent form of display data for qualitative research data in the pas has been narative tex” artinya : yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif dengan teks yang bersifat naratif. Selain dalam bentuk naratif, display data dapat juga berupa grafik, matriks, network (jejaring kerja).

(10)

3. Penarikan/Verifikasi Kesimpulan

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun bila kesimpulan memang telah didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (dapat dipercaya).

(11)

48 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil

4.1.1. Proses penelitian

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan baik secara observasi maupun proses wawancara langsung terhadap informan yang telah ditetapkan. Penelitian dilakukan terhadap perempuan penari striptis selama lebih kurang 3 bulan dari januari 2015 hingga april 2015 di kota Medan. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi mengenai subjek yang akan dijadikan sebagai informan dalam penelitian.

Proses awal penelitian dimulai dengan melakukan pengajuan judul kepada departemen dan disetujui oleh dosen pembimbing. Setelah mendapat persetujuan untuk melakukan penelitian sesuai dengan judul yang peneliti ajukan, maka peneliti melakukan segala persiapan yang berhubungan dengan penelitian. Persiapan awal dimulai dengan melakukan observasi mengenai perempuan penari striptis yang berada di klub malam para informan di kota medan, adapun klub malam tersebut adalah enterancemusic temple. Selanjutnya, peneliti membuat pedoman wawancara sebagai acuan dalam mengajukan pertanyaan – pertanyaan kepada informan mengenai konsep diri dalam proses komunikasinya.

(12)

Bebi menyatakan setuju dengan kegiatan wawancara yang akan di lakukan. Untuk proses wawancara sendiri cukup sulit untuk di lakukan di klub malam tersebut dikarenakan banyak gangguan seperti keributan oleh sound system maupun dari pihak manajemen yang selalu mewaspadai setiap tamu yang menghampiri Bebi, manajemen Bebi sendiri cukup ketat membatasi anak buahnya untuk tetap fokus dalam menghibur tamu yang datang biarpun hanya duduk dan sekedar ngobrol. Untuk itu peneliti memutuskan untuk melakukan kegiatan wawancara di cafe tempat peneliti bekerja agar lebih memudahkan peneliti bertanya mendalam dan mendapatkan jawaban yang lebih dalam juga.

Peneliti dan Bebi sama sama mencari waktu senggang, sehingga proses wawancara dapat berlangsung dengan lancar tanpa banyak mengalami intervensi. Peneliti dan informan membuat kesepakatan agar identitas informan dirahasiakan menggunakan nama samaran sehingga pembaca yang akan membaca hasil penelitian ini diharapkan tidak dapat mengenali informan-informan yang di wawancarai. Peneliti meminta bantuan kepada Bebi untuk mencarikan informan informan lain yang berprofesi sama seperti Bebi dan untungnya Bebi mau membantu peneliti untuk mencari informan lain.

(13)

50

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mendapatkan informasi mengenai konsep diri penari striptis terutama yang bekerja dengan mereka. Karena sudah mendapatkan kepercayaan untuk meneliti akhirnya manajemennya menyuruh peneliti untuk datang keesokan harinya ke tempat mereka bekerja dan penelitian pun dimulai sejak itu.

Keesokan harinya peneliti datang ke tempat kerja Bebi dan informan lain, peneliti ikut menyaksikan dari awal hingga akhir proses pekerjaan mereka, dari mulai menari, bercengkrama dengan tamu – tamu yang hadir hingga menari bersama dengan tamu yang lainnya. Setelah selesai dari semu a kerjaan, peneliti mengajak Bebi dan informan lain untuk makan di kawasan JL.Multatuli Medan. Pada kesempatan itu , peneliti mencoba memaksimalkan waktu untuk melakukan proses wawancara kepada informan lain yaitu Ina, Ica dan Riri.

Peneliti mulai melakukan proses wawancara yang pertama dengan Ina, Ina merupakan kandidat yang pertama di pilih peneliti karena Ina mempunyai kedekatan dengan teman peneliti yang pada saat itu hadir juga di tempat makan tersebut dan setelah itu giliran Ica dan Riri.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai bagaimana konsep diri perempuan penari striptis di kota medan dan untuk mengetahui apa saja alasan dan hambatan dalam menjalani profesi sebagai perempuan penari striptis. Proses wawancara berlangsung sesuai dengan pedoman wawancara, peneliti akan memperoleh data mengenai informan secara lebih mendalam. Setelah wawancara selesai dilakukan, maka penelitian dilanjutkan ketahap berikutnya yaitu tahap analisis data. Pada tahap ini, peneliti menguraikaan hasil wawancara terhadap keempat informan. Kemudian peneliti melakukan reduksi data hasil wawancara yaitu dengan cara merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mencari pola serta tema data hasil wawancara. Kemudian peneliti melakukan penyajian data dan melakukan penarikan kesimpulan

4.1.2. Profil Informan 1. Profil Annisa Bebi Ananda

(14)

Palladium mall Medan. Alasan peneliti memilih Bebi sebagai informan pertama peneliti adalah karena peneliti sudah mengenal Bebi sebelumnya. Bebi lahir di medan, 21 Maret 1997 dan menganut etnis jawa. Bebi memiliki paras yang manis, berkulit sawo matang, postur tubuh yang ramping dan tinggi . Bebi sangat menyukai hal hal yang manis seperti makanan dan dia akan senang apabila kita memberikannya coklat. Bebi adalah seorang yang pekerja keras, ia mampu mengerjakan dua hal sekaligus, mampu membagi waktu antara bekerja dan kuliah dan meski kadang harus ketinggalan beberapa diantaranya.

Sifatnya yang ramah dan tidak sensitif membuat bebi mudah di terima di lingkungan sekitarnya. Tapi ada juga sebagian orang sekitar yang sering menyebut Bebi perempuan bandel. Namun, ia selalu membalas cercaan tersebut dengan senyuman. Karena dia merasa orang yang mencerca dan menghina dia hanyalah orang yang iri dengan kehidupannya. Bebi sering mendengar orang lain dan bahkan temannya sendiri menceritakan tentang dirinya, adapun pembicaraan tentang dirinya cenderung ke arah yang negatif tetapi Bebi tidak memperdulikannya. Bebi tidak memberi komentar apapun terhadap masalah seperti itu dan dia pun sangat sabar menghadapi cercaan seperti itu. Tidak mudah bagi seseorang pekerja dunia malam di terima di lingkungannya Tetapi Bebi menangkis pernyataan itu dengan tindakan nya. Bebi tidak perduli dengan apa yang dibicarakan oleh teman teman yang lain karena dia hanya ingin berteman dengan siapa aja tanpa harus ada batasan.

Bebi mempunyai hobi membaca novel, karena hobinya itu dia suka bercerita kepada temannya tentang novel yang sudah dia baca sampai cerita yang ada di dalmnya habis. Di club malam tempat Bebi bekerja maupun di tempat mereka tinggal yaitu di mess,ia di kenal sebagai Angle yang mempunyai nilai lebih. Dia tidak keberatan membantu untuk membersihkan mess, memasak untuk kebutuhan mereka. Kerasnya budaya populer membuat Bebi yang awalnya tidak mengenal dunia malam sampai beranjak menjadi ratu malam, awalnya Bebi tidak begitu paham dengan club malam dan striptis.

(15)

52

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA yang menunjukkan setiap d imensi tubuhnya. Ditambah lagi ekstrakurikuler yang diikuti Bebi di SMA adalah dancer, yang pada waktu itu sekolah hanya membolehkan genre modern dancer yang masuk kedalam minat dan bakat. Perlu di ketahui, modern dancer adalah tarian modern yang menggunakan musik musik beat dan membuat siapa saja ikut bergoyang mendengarnya. Bebi terlihat sangat eksotis ketika menari sehingga hormon testosteron pada siapa saja yang melihatnya memaksanya untuk menelan air liur sendiri.

Peneliti mendapatkan informasi tersebut dari teman SMA nya yang bernama Febi. Karena penilaian teman temannya itulah bebi berani memasuki dunia malam. Dia kecewa karena tidak sesuai dengan apa yang di harapkannya. Tempat yang berada di bayangannya seperti club besar namun kenyataannya hanya warung remang remang. Namun kekecewaannya itu hilang ketika Bebi mendapatkan saweran yang besar di hari pertama dia kerja, dari kekecewaan berubah menjadi kegembiraan. Saweran yang nominalnnya bisa mencapai dua juta permalam mampu mempertahankan Bebi untuk tetap tinggal dan bekerja sebagai perempuan penari striptis di cafe sempurna tersebut.

Meskipun mendapatkan saweran yang banyak di cafe sempurna, bebi tetap harus keluar dari cafe tersebut. adanya sistem kontrak menjadi penghalang bebi untuk tetap bertahan. Tapi, meskipun demikian. Kepiawan bebi dalam menari tentu dilirik sebagian manajemen lain. Selain wajah yang manis dan postur tubuh yang menawan ditambah lagi dengan liukan tubuh bebi yang lihai bebi di tawari lagi untuk bekerja sebagai perempuan penari striptis di club malam yang lebih besar lagi. Club malam nya bernama XXX, Bebi mengaku tidak nyaman berada di XXX karena yang datang ke club malam rata rata anak muda dan tidak ada duitnya. Akhirnya bebi keluar dari club malam tersebut. Bebi sempat nganggur selama beberapa bulan dan akhirnya Bebi ditawari oleh teman dancer Bebi dulu untuk nari di Enterance Music Tample. Enterance merupakan club malam nomor satu du kota medan, letaknya pun berada pas di jantung kota Medan dan yang datang ke situ pun bermacam macam dan rata rata berasal dari kalangan atas

(16)

club malam di Medan. Sehingga striptis sendiri sangat privasi. Privasi dalam hal ini adalah ada etika kita mempunyai duit dan bayaran yang lebih dan karena pekerjaan ini sangat privasi, pasti ada banyak cara cara atau aturan aturan yang di penuhi dalam industri striptis ini.Aturan aturan tersebut tentunya mempunyai jalan VIV bagi siapa saja tamu yang menikmati kelihaian lekuk tubuh perempuan penari striptis tersebut, salah satunya adalah ingin mengajak salah satu dari perempuan penari striptis tersebut untuk berhubungan intim. Bebi sendiri sering di ajak untuk berhubungan intim tapi Bebi mengaku sering menolak nya, Bebi mau untuk melakukan hubungan intim jika pria yang mengajaknya tidak tua sekali.

Aturan lain dalam industri ini adalah membayar lebih bagi ingin mengajak bebi untuk berhubungan intim dan bebi tentunya mempunyai tarif yang sama dengan perempuan penari striptis lainnya yang mana dalam ruang lingkup manajemen yang sama, dalam hal ini manajemen juga mendapatkan persenan dari hasil hubungan nya dengan tamu tersebut. harga yang di tawarkan manajemen Beby sekitar 3-5 juta permalam, dimana ST ( short time ) 3 juta dan LT ( long time ) 5 Juta. Bebi mau melakukan hubungan intim dikarenakan bebi sudah tidak perwan lagi, dia sudah tidak perlu harus menjaga kehormatan nya lagi. Kehormatan yang di jaganya semenjak kecil hingga SMA dirusak oleh pacarnya yang mengaku ingin menikahinya. Karena sudah terlanjur dia rela memberikan hal yang berharga tersebut kepada orang lain dengan syarat harus sama sama terpenuhi. Kerasnya dunia malam tentu mengundang tanya bagi siapa saja , apakah dalam industri ini terdapat penyimpangan , seperti adanya kekerasan yang terjadi selama pekerjaan ini berlangsung, bebi dalam hal ini mengaku tidak pernah mendapat perlakuan yang kasar atau tidak sewajarnya. hanya terjadi nya perselisihan antara orang yang berada di club itu sering terjadi

(17)

54

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mengaku dikenalkan oleh seorang temannya yang sudah lama mengkonsumsi barang haram tersebut. tapi kekuatan candu yang dimiliki obat tersebut mampu mengalahkan ketakutan bebi terhadap pihak BNN ( Badan Narkotika Nasional ). Hubungan Bebi dengan keluarganya baik baik saja, tida,k ada masalah yang rumit yang menghalangi Bebi untuk bekerja sebagai perempuan penari striptis, mama Bebi gak pernah melarang bebi untuk melakukan pekerjaan tersebut, mengingat mama Bebi juga adalah seorang single parents jadi Bebi juga harus membantu perekonomian keluarganya dan Bebi juga anak yang paling besar.

2. Profil informan Riri

Informan kedua dalam penelitian ini adalah Riri. Riri diwawancarai pada tanggal 14 januari 2016 pukul 04:00 – 06:00 WIB di Warung kopi agam senyum di Medan. Riri meupakan anak dari keluarga yang broken home, dari lahir riri sudah tidak mempunyai sosok seorang ayah lagi, dia di besarkan bersama ke empat adiknya di kota yang terkenal dengan kopi nya, Takengon. Kurangnya kasih sayang dan perhatian membuat riri memberanikan diri untuk lari dari rumah dan putus sekolah ketika umur 16 tahun. Riri beranjak dari takengon menuju kota yang lebih besar yaitu medan. Di medan Riri mempunyai pacar dan sempat tinggal bersama dengan pacarnya dikarenakan Riri tidak mempunyai rumah pada waktu itu. Kehormatan Riri pun terenggut akibat kepercayaan yang telah dia berikan kepada pacarnya. Seiring waktu berjalan keadaan semakin sulit, pacarnya sudah tidak mempunyai pekerjaan. Keaadaan yang sulit itu membuat pacarnya mempunyai pikiran yang sempit, pacarnya menjual Riri kepada temannya yaitu seorang gay dan di pekerjakan sebagai PSK.

(18)

striptis. Riri adalah sosok wanita yang cerewet dan suka “curhat”. Disaat senggang Riri suka bercerita tentang kehidupan pribadinyaDi sekolahnya Riri adalah murid yang ramah terhadap temannya. Wanita yang bertinggi badan 165 cm ini tidak segan untuk berbagi pelajaran kepada teman teman sekolahnya. Karena menurutnya, sesama murid harus saling membantu di karenakan riri juga sering ketinggalan pelajaran. Wanita yang berkulit sawo matang ini juga sangat aktif di sekolah. Riri pernah di tunjuk untuk menjadi ketua dari tim dsancer. Namun Riri menolak karena ia mempunyai pekerjaan lain dan harus mengumpulkan energi dan pikiran untuk itu.

Dibalik semua itu , banyak dari temen temen Riri kangum kepada nya karena Riri mampu hidup mandiri dan dapat melakukan sesuatu yang jarang dilakukan anak seumuran nya . Sekarang Riri memiliki seorang pacar yang sesama jenis atau bisa di bilang lesbi, perilaku menyimpang yang telah dibuatnya ini di karenakan trauma yang berat terhadap masa lalu nya bersama laki laki. Ia mengenal pacarnya tersebut dari club malam yang dia bekerja sekarang. Dia juga ikut dalam komunitas lesbian medan, di komunitas itu Riri dan teman lesbi mereka menganggap diri mereka sebagai korban dari sebuah penyakit. Mereka banyak mengundang petinggi petinggi agama untuk mempertanyakan tentang penyakit mereka tersebut. Awal mengenal pekerjaan sebagai perempuan penari striptis Riri merasa nyaman dikarenakan semua kebutuhan yang dimilikinya terpenuhi, mulai dari masalah financial sampai kekeluargaan nya di dapat dari pekerjaan nya ini. Karena merasa nyaman dengan pekerjaan nya itu Riri akhirnya betah menjalani profesi sebagai perempuan penari striptis Sama seperti Bebi, Riri juga mendapatkan saweran yang besar, kemampuan riri mengajak para tamu untuk berhubungan intim layak mendapatkan bayaran yang lebih besar dari bebi. Dia juga mengaku pernah mendapatkan bayaran hingga 50 juta perbulan.

(19)

56

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA sana, dimulai dari ditipu oleh manajemen sendiri sampai tidak tau lagi harus tinggal dimana. Riri mengaku kalau striptis adalah keinginan sebagian orang yang terbatas. Dan tidak ada daftar yang umum untuk itu. Hanya sedikit perbedaan saja. Karena kepiawan Riri untuk mengajak tamu untuk berhubungan intim, ditambah lagi dia ingin mendapatkan uang yang besar dari itu. Riri juga sering di ajak hampir setiap kali dia menari striptis oleh tamunya. Tapi semuanya punya aturan nya juga. Kembali lagi manajemen yang mengambil alih situasi seperti ini. Banyak juga para tamu mrngajak Riri untuk berhubungan intim dan Riri sangat senang jika ada tamu yang mengajaknya untuk berhubungan intim. Karena Riri mempunyai kebutuhan yang lebih dari pada penari lainnya, Riri tidak pernah mempunyai tarif yang sesuai untuk itu, yang penting aku selalu ngasi persenan sama manajemen aku bang

Hambatan yang terbesar dalam pekerjaan ini adalah bisa sampai terjadi penganiayaan tapi untungnya Riri tidak pernah mendapatkan hambatan tersebut. walapun Riri sudah memikirkan hal tersebut sebelumnya. Dan kembali lagi karena ini merupakan salah satu jalan untuk memnuhi kebutuhan Riri, Riri seolah tidak memperdulikan hal hal tersebut. hamabatan yang sering terjadi kepada Riri adalah perselisihan anatara Riri dengan perempuan penari striptis lainnya, dalam hal ini adalah rekanan Riri dalam bekerja.

(20)

3. Profil Informan Ica

Informan kertiga dalam penelitian ini adalah Ica. Ica diwawancarai pada tanggal 21 januari 2016 pukul 00:00 – 02:00 di prime steak JW Marriot hotel medan. Kulit putih dan tinggi membuat ica nampak seperti layaknya sang model, Cewe yang tinggal bersama kedua orang tuanya ini adalah salah satu mahasiwa S1 Fisip di Universitas Muhammadiah Sumatera Utara. Ica bertempat tinggal di Setia Budi Psr 1 Tanjung Sari, kesibukannya yang kuliah sambil bekerja membuat Ica jarang berada di rumah dan jarang berkumpul bersama keluarga namun belakangan ini dia sekarang lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah untuk mengerjakan skripsi dibandingkan bekerja.

Ica dalah satu informan yang sangat sulit dijumpai karena waktu yang dimilik Ica tidak sinkron dengan yang dimiliki peneliti namun karena peneliti terus-menerus menjalin komunikasi dengan Ica dan dibantu dengan temen nya dia pun bersedia menolong peneliti untuk melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi. Ica mempunyai pacar seorang pilot dsan sangat suka dengan dancer, Cita cita ica adalah mempunyai kelas dancer dan agency untuk dancer juga. Sosok ramah Ica mebuat peneliti dan informan menjadi cepat akrab, peneliti mengenal informan sejak dua minggu yang lalu ketika peneliti mencoba mengakrabkan diri dengan para perempuan penari striptis di enterance dan pada saat itu ada (Angle) yang berhalangan hadir. Angle adalah sebutan bagi para perempuan penari striptis di enterance music tample. Ica hadir untuk menggantikan angle yang berhalangan dan ica tidak mempunyai kontrak yang khusus dengan manajemen enterance

music tample dan hanya sebagai cadangan saja.

(21)

58

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA terhadap sosok ica yang mampu bekerja di lingkungan yang gelap tapi masih bisa berjalan seperti dalam keadaan terang.

Ica juga tidak menutup diri bahwasanya dia adalah seorang perempuan penari striptis. Ica sangat menyukai dunia seni sehingga tarian striptis ini pun menjadi salah satu karya seni yang dimilikinya. Karena sesungguhnya bentuk dari lekuk tubuhnya adalah seni lukis dari tuhan dan karena itu dia menjalani profesi menjadi penari tidak lain dan tidak bukan hanyalah untuk menyalurkan hobinya. Meskipun uang juga merupakan salah satu kebutuhan nya, tapi menjadi seorang penari dan orang lain dapat terhibur oleh gerakan gerakan sensual nya menjadi salah satu tujuan utamanya. kecintaan Ica terhadap tari membuat nya bertahan sampai sejauh ini, Ica selalu suka bertemu dengan hal hal yang baru. Karena menurutnya, hal hal baru tersebut lah yang mengiring dia kepada kebutuhan financial dia. Ica berbeda dengan Bebi dan Riri, Ica tidak mendapatkan saweran. Karena ica berasal dari club yang besar dan sudah mempunyai sitemnya sendiri, membuat Ica jarang mendapat saweran. Ica hanya mendapat gaji pokok dan gaji tambahan bisa didapat dari target penjualan minuman.

Karena kecintaan nya terhadap dunia tari, meskipun tari striptis sendiri. Tentunya menimbulkan tanya terhadap peneliti. Apakah karena kecintaan ini tidak dapat menghalangi ica untuk berhenti dan beralih kepada pekerjaan yang wajar. tapi rasa nyaman dapat menjawab semua keraguan peneliti. Sifat Ica yang humble membuat peneliti juga merasa puas dengan jawaban Ica terutama mengenai cara kerja striptis. Dari sekian banyak perempuan penari striptis Ica adalaah perempuan yang dapat memegang kuat apa yang dijaga nya. Meskipun banyak godaan seperti bayaran lebih yang ditawarkan para tamu untuknya untuk diajak untuk berhubungan intim, dia menolaknya dengan halus. Ica sampai sekarang masih mempertahankan kehormatannya. Ica sudah melakukan tes perawan sebanyak 13 kali dan hasilnya masih tetap sama.

(22)

hambatan yang besar hanya hambatan-hambatan kecil saja seperti waktu. Mengingat Ica adalah seorang mahasiswi aktif di Universitas Swasta di Medan

Kembali lagi alkohol dan obat obatan menjadi masalh utama yang kerap sekali di tujukan kepada perempuan penari striptis. Untungnya, ica yang selalu bisa mengontrol dirinya mampu mempertahankan dari godaan obat obatan. Ica juga mengaku meminum alkohol tapi dalam batas yang wajar. Ica juga seorang perokok yang aktifDunia malam tentunya sudah dianggap jelek bagi segelintir orang, tapi ica mampu menanggapi nya dengan lapang dada dan Ica sendiri tidak terlalu memperdulikan apa yang dilakukan orang lain terhadapnya.

4. Profil Informan Ina

Informan keempat dalam penelitian ini adalah Ina. Ina diwawancarai pada tanggal 24 januari 2016 pukul 08:00-10:00 WIB di Mess Enterance. Ina salah satu informan yang paling sulit di temui karena ia mempunyai banyak kegiatan baik di kampus maupun di luar kampus dari pagi hingga malam hari. Ina mempunyai hobi musik, R&B, hip hop ini tinggal di daerah marelan bersama dengan orang tua nya. Tapi hanya orang tua perempuan dan abg nya saja . orang tua laki laki Ina berada di luar kota. Ina adalah seorang wanita beragama islam dan dia juga salah satu mahasiswa yang pintar dan aktif di kegiatan kampus seperti mengikuti organisasi jurnalisme di kampus, cita cita Ina sebagai jurnalis menjadi alasan yang kuat dia ingin masuk kedalam organisasi kampusnya tersebutIna mempunyai tinggi 165.

(23)

60

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ditawari oleh temen yang merupakan salah satu dancer juga di club tersebut, tapi tidak ada terikat kontrak dan hanya dibayar Rp 200.000 per shift nya.

Ina mempunyai seorang pacar, pacarnya bekerja sebagai wirswasta di salah satu perusahaan di Medan dan Karena kurangnya informasi peneliti sedikit sulit untuk mewawancarai ina dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki peneliti dan informan. faris, sahabat ina dari sma adalah teman dekat dari peneliti, dari faris lah peneliti dapat memperoleh data yang mendalam tentang informan ini. Untuk hambatan sendiri, tidak ada hambatan yang terlalu besar, hanya masalah waktu seperti tidak bisa keluar malam dan bayaran yang kecil yang hanya di peroleh oleh Ina.

Tentunya sebagai pelaku dunia malam, narkoba dan minuman keras menjadi faktor pendukung bagi siapa saja pelaku dunia malam tersebut. Ina termasuk salah satu di dalamnya, dia mempunyai keterlibatan dengan obat obatan terlarang. Awal mengenal obat obatan ketika Ina masih SMA dan masih bermain di ktv bersama teman teman sekolahnya dulu dan obat obatan itu pun awalnya ditawari dengan temennya juga. karena rasa penasaran akhirnya Ina mencoba dan menjadi ketagihan.

Sebagai seorang yang suka dugem, Ina mengaku masih mengkonsumsi obat obatan terlarang sampai sekarang. Ina sudah kecanduan dengan obat obatan dan sangat sulit untuk berehenti. Ina sudah mencoba untuk berhenti, tetapi pergaulan bebasnya yang suka dugem dan pekerjaan yang dimilikinya meskipun hanya sebagai cadangan memaksanya untuk mengkonsumsi obat obatan tersebut. Ina juga mengaku mengenal obat obatan sewaktu berada di KTV bersama teman temannya, karena merasa penasaran dan akhirnya mencoba nya. ketenangan dan rasa ingin terbang setelah mencoba obat obatan tersebut membuat Ina ketergantungan ketika memasuki club dimana saja.

(24)

mengaku mengenal dunia malam lewat temannya pada saat SMA kelas 1 Karena kebiasaan Ina terhadap dunia malam seperti dugem membuat Ina yang menjalani profesi sebagai perempuan penari striptis merasa biasa saja dengan pekerjaan nya. dan karena sudah terbiasa dengan di peluk peluk cowo yang tidak dia kenal membuat dia merasa kalau dugem hanyalah pekerjaan yang sia sia kalau tidak di manfaatkan nya.

Karena kebutuhan akan financial lah yang membuat Ina bertahan sampai sejauh ini dan ditambah lagi hobi yang menjadi pilar utamanya. Untuk saweran, Ina sama seperti Ica dan tentunya berbeda dengan Bebi dan Riri. Ina hanya sebagai perempuan penari striptis yang menjadi pelengkap. Pelengkap dalam arti kalau ada salah satu yang tidak bisa hadir. Ina menjadi penggantinya.Untuk perempuan penari striptis additional seperti Ina, cara kerja nya pun sama seperti yang lain tidak ada yang membedakan.

Meskipun sebagai additional ina juga disamakan dengan yang lain, aturan aturan yang ada di dalamnya pun harus disamakan. Ina merasa beruntung jika ada tamu yang mengajak Ina untuk berhubungan intim, hal demikian dikarenakan ina adalah sebagai additional dan bayaran lebih pun hanya bisa di dapatkan dari tamu secara pribadi. Ina mempunyai tarif sendiri untuk melakukan hubungan tersebut, dan tentu saja masih memberikan persenan kepada manajemen Ina. Tarif yang di berlakukan Ina untuk sekali berhubungan sangat mahal di bandingkan yang lain. Ina juga berani melakukan hubungan intim karena Ina sudah tidak perawan lagi, kehormatan nya di renggut mantan pacarnya. Ina juga tidak pernah merasa mempunyai hambatan dalam pekerjaan nya ini. Sama seperti yang lainnya. Hambatan hambatan kecil seperti waktu yang selalu menjadi hambatan nya mengingat Ina masih harus kuliah di pagi hari

4.3 Konsep Diri Informan

(25)

62

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan (Mulyana, 2005 : 7). Pembentukan konsep diri tersebut tidak begitu saja terjadi tanpa proses.

Menurut William D. Brooks menyatakan bahwa pengertian konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Sedangkan Centi mengemukakan konsep diri (self concept) tidak lain tidak bukan adalah gagasan tentang diri sendiri, konsep diri terdiri dari bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana kita harapkan.

(26)

membuat bebi semakin percaya diri untuk melenggok lenggokkan tubuhnyanya di depan para laki laki yang kehausan mencari nafsu birahi. Komunikasi Bebi dengan keluarganya saat dirumah berjalan seperti biasanya. Bebi juga sebagai anak perempuan yang paling besar mempunyai kewajiban untuk membantu orang tuanya. Bebi mengaku bahwa orang tuanya sudah mengetahui bahwa dirinya adalah seorang perempuan penari striptis.

Informan yang kedua adalah Riri. Ia merasa senang mendapatkan tawaran menjadi penari striptis. Hal itu dikarenakan kebutuhan ekonomi dan tidak tahu lagi harus berbuat apa di kota besar. Berawal dari masalah yang dihadapinya hingga bisa mencari duit sendiri lewat jalan yang seperti ini. Karena sudah nyaman dengan pekerjaan ini dan pekerjaan ini menjawab semua kebutuhan Riri. Ia mulai terbiasa dan sangatlah menyukai pekerjaan nya ini, Riri meilai dirinya sebagai sosok perempuan yang cerewet, itu berlaku dengan orang yang baru dikenal maupun yang tidak ia kenal. Riri adalah seorang lesbian, dia mengaku sebagai fam. Karena Riri adalah seorang fem dia memiliki sifat feminin yang di tunjukkan kepada buchi, buci adalah sebutan lesbian untuk cewe yang mengaku sebagai cowo. Riri tidak sungkan menunjukkan kemesraan saat bersama kekasihnya. Dia tidak peduli orang lain memandang riri sebagai lesbian dan sebagai perempuan penari striptis Riri lebih percaya diri dan sangat agresif kepada lesbian lainnya, biarpun tamu di club malam kebanyakan adalah cowo. Riri tetap lebih agresif meliuk-liukkan badannya kepada cewe lain daripada kepada cowo. Riri juga membuka dirinya sebagai seorang lesbian.

Komunikasi yang Riri jalin dengan keluarganya sangatlah berantakan, bahkan sampai sekarang untuk menanyakan kabar Riri pun orang tua nya tidak pernah, begitupun dengan Riri. Tidak ada sama sekali niat untuk menjalin komunikasi lagi dengan orangtuanya.

(27)

64

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kebanyakan orang sudah mengenal ica di dunia entertainment melalui tarian nya, dia tidak takut untuk membuka konsep dirinya sebagai seorang perempuan penari striptis/ Ica menilai dirinya sebagai seorang yang cerewet terutama dengan anak anak didikan nya. Ica adalah instruktur tari semua genre di medan, termasuk striptis sekalipun. Ica juga sangat selektif untuk mencari anak anak yang dia didik untuk menjadi seorang penari. Tapi disisi lain ica adalah seorang yang pendiam kepada orang yang belum dia kenal, ica yang introvert membuat komunikasinya juga terpengaruh. Orang yang introvert biasanya pendiam. Sifat pendiam ini membuat orang lain yang ingin berkomunikasi dengan ica kurang baik. Orang yang berkomunikasi dengan seorang yang pendiam seperti ica akan lebih hati hati. Ica cerewet terhadap apa yang dianggap nya benar saja dan kepada orang orang tertentu saja.

Komunikasi Ica dengan keluarganya berjalan dengan baik selama orang tuanya tidak mengetahui dirinya adalah seorang perempuan penari striptis. Ica tinggal bersama dengan ibunya. Ica juga mempunyai keluarga yang harmonis, seperti keluarga normal pada umumnya. Selama ini Ica menjaga pekerjaan dia kepada keluarganya, keluarganya hanya tau Ica sebagai seorang penari modern atau pun sexy dancer.

Informan keempat yaitu Ina, Ina merupakan sosok pendiam dan tidak banyak bicara. Ina mempunyai sifat yang introvert, hanya orang terdekat yang bisa mengetahui apa yang dia suka dan tidak suka. Seperti informan lainnya, ina juga merupakan salah satu dancer terbaik di kota medan. Mengawali karir sebagai modern dance membawa Ina ikut terjun kedalam industri striptis. Hal yang pertama kali terlintas di benak Ina adalah orang tuanya. Ina tidak ingin orang tuanya mengetahui bahawa dirinya adalah seorang perempuan penari striptis. Ina juga memiliki rasa takut apabila ada orang yang belum dia kenal mengetahui dirinya adalah seorang perempuan penari striptis. Ayah ina adalah sosok yang kejam meskipun jarang berjumpa ina dan bekerja di luar kota. Ina merupakan perempuan satu satunya di keluarga dan orang tuanya hanya mengetahui ina sebagai penari modern dan bukan sebagai perempuan penari striptis.

(28)

Ina sangat sulit untuk bergaul dengan orang yang tidak dekat dengannya biarpun satu komunitas seperti perkuliahan. Ina sama seperti kebanyak penari striptis lain, tidak sembarangan mengungkapkan dirinya. Apabila sudah menjadi temannya, Ina dengan mudah mengungkapkan tentang dirinya. Ina juga sangat suka dugem, Sama seperti Ica dan Bebi, komunikasi yang Ina jalin dengan keluarganya berjalan layaknya anak dan orang tua. Ina tinggal bersama ibu dan abangnya. Ayah Ica bekerja di luar kota sehingga tidak tinggal bersama ina dan keluarganya. Ina juga sering bercerita kepada ibunya tentang masalah di kerjaan tapi tidak pekerjaan mengenai striptis. Ina hanya bercerita mengenai pekerjaan nya dalam dunia tari. Komunikasi Ina dengan abangnya juga berjalan dengan baik layaknya abang dengan adik. Ina juga sering menghubungi abangnya jika Ina mendapatkan kesusahan.

Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4

Nama Bebi Riri Ica Ina

Pekerjaan Mahasiswi Siswi Mahasiswi Mahasiswi Alamat Jl. Pasundan

no 8

Pertanyaan Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4

(29)

66

(30)

melayani

tamu untuk berhubungan Intim ?

pernah sering Tidak pernah pernah

4.4 Pembahasan

Dari hasil pengamatan peneliti, maka dapat dilakukan pembahasan mengenaikonsep diri perempuan penari striptis di kota medan dalam, sebagai berikut :

Peneliti meneliti 4 (empat) orang informan perempuan penari striptis di Medan. Dari setiap informan ini, peneliti memperoleh data yang hampir sama mengenai konsep diri dalam perempuan penari striptis. Konsep diri dalam proses komunikasi ini akan dibahas berdasarkan konteks tujuan penelitian yakni konsep diri penari striptis di Medan, serta hambatan dalam pekerjaan yang di kerjakan perempuan penari striptis.

(31)

68

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Individu yang memiliki konsep diri yang positif, akan memiliki kesadaran diri yang tinggi. Konsep diri yang positif ditandai dengan lima hal, yaitu: yakin akan kemampuan mengatasi masalah; merasa setara dengan orang lain; menerima pujian tanpa rasa malu; menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat; mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya (Rakhmat, 2005: 104). Oleh sebab itu, individu dengan konsep diri yang tinggi selalu berusaha menyesuaikan perilakunya pada orang lain, dan sebaliknya individu dengan konsep diri negatif, kesadaran dan harga diri rendah dan akan sulit menyesuaikan perilakunya dengan orang lain.

Informan belum memperbaiki dirinya karena masih merasa nyaman dengan pekerjaan yang dimilikinya sekarang. Meskipun ada keinginan untuk mencari kerjaan yang layak. Berdasarkan empat tanda konsep diri William dan Philip, informan dalam penelitian ini belum bisa dikatakan memiliki konsep diri yang positif. Informan dalam penelitian juga tidak bisa dikatakan memiliki konsep diri yang negatif karena tidak mampu menyesuaikan prilakunya dengan orang lain yang ditunjukkan beberapa orang tidak menerima mereka di lingkungan sosial yang menyebabkan konflik.

Konsep diri informan sebagai seorang penari striptis tidak akan bisa diketahui tanpa melakukan komunikasi.

(32)

seorang penari striptis dari keluarganya karena tidak ingin orang tua mereka kecewa.

Masa remaja yang informan jalani sekarang di habiskan untuk bekerja pada dunia malam. Tentu saja konsep dirinya sebagai seorang penari striptis di masa remaja informan akan berpengaruh buruk untuk kedepannya karena dapat berakibat jangka panjang. Namun, informan tidak bisa memungkiri bahwa suatu saat informan ingin berubah mencari pekerjaan yang lebih layak lagi. Sosok diri yang ditampilkan beberapa informan yaitu Ina dan echa berbeda saat dalam lingkungan kelurga dan lingkungan kerja dan kampus. Pebedaan sosok ini mereka tampilkan untuk menyembunyikan konsep dirinya sebagai seorang penari striptis. Ina dan Echa tidak ingin orang tua mereka mengetahui bahwa mereka adalah seorang penari striptis.

Bebo dan Riri tidak seperti Ina dan Echa yang menyembunyikan konsep diri mereka yang sebenarnya. Bebo dan Riri tetap seperti biasa dalam berinteraksi dengan keluarganya. Tidak ada perbedaan sosok diri yang mereka tampilkan. Bebo tetap menjadi orang yang cerewet di kalangan keluarga sama seperti saat berada di lingkungan kerja dan lingkungannya bersama teman-teman penari striptisnya. Riri juga tetap menjadi orang yang berkata dengan lemah lembut di lingkungan keluarga begitupun di lingkungan kerja dan lingkungan mereka dengan teman-teman penari striptis. Konsep diri dapat diketahui apabila seseorang sering melakukan interaksi dan komunikasi dengan orang lain. Interaksi remaja perempuan penari striptis dengan orang lain dalam penelitian ini berjalan dengan baik. Informan Bebo,Riri dan Ina mampu berinteraksi dengan orang lain sehingga terjadi keterbukaan diri. Sedangkan Echa mampu berinteraksi dengan orang lain namun tidak sebaik interaksi tiga informan lainnya sehingga kurangnya keterbukaan diri Eca.Teman-teman informan memberikan pandangan kepada informan tentang dirinya. Informasi atau pandangan tersebut membentuk konsep diri informan.

(33)

70

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mereka tidak sembarangan dalam mengungkapkannya karena informan akan merasa malu. Pada umumnya, tingkah laku manusia didorong oleh dua kebutuhan yang saling berkaitan sebagai implementasi dari banyaknya tuntutan sosial. Pertama, diterima oleh kelompok atau orang-orang di sekelilingnya. Kedua, menghindari penolakan kelompok atau orang lain di sekitarnya. Individu banyak belajar dari lingkungan sosial di sekitarnya yang memberinya berbagai pengalaman belajar, dengan tujuan memenuhi berbagai kebutuhannya. Pengalaman belajar itu bisa berupa pergaulan dengan orangtua, saudara, keluarga lain, guru dan teman-teman sebayanya. Dari sana, individu memahami tingkah laku apa saja yang disenangi dan tidak disenangi oleh kelompok sosial sehingga terbentuklah pola tingkah laku.

(34)

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian mengenai konsep diri perempuan penari striptis di kota Medan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hobi dan kebutuhan ekonomi menjadi salah satu alasan bagi perempuan penari striptis menjalankan profesinya. Pergaulan menjadi faktor pendukung bagi mereka termasuk lingkungan yang tentunya mempunyai pengaruh besar. Rasa ingin tahu yang berlebihan membuat mereka awalnya penasaran hingga ketagihan juga termasuk kedalam alasan bagi mereka untuk menjalani profesei sebagai perempuan penari striptis.

2. Hambatan terbesar perempuan penari striptis dalam menjalani profesinya adalah keterbukaan terhadap orang lain yang baru di kenalnya. Tidak berani berkata jujur karena beranggapan bahwa profesi yang di jalaninya bersifat negatif dan dijauhi dari masyarakat. Waktu juga menjadi salah satu faktor penghambat bagi perempuan penari striptis yang menjalani pekerjaan double seperti kuliah sambil bekerja.

(35)

72

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tidak pernah menghiraukan kata-kata orang tersebut. Perempuan penari striptis tetap kuliah dan bekerja serta berprestasi dalam bekerja dan kuliah mereka.

4. Hina dan caci orang lain tidak menjadi penghalang mereka untuk berprestasi. Perempuan penari striptis terkesan tertutup dengan orang yang baru mereke kenal dan mereka lebih memilih untuk tidak terbuka mengenai diri mereka yang seorang penari telanjang. Namun, seiring sering dilakukan komunikasi antar pribadi yang dilakukan maka penari striptis tersebut juga akan semakin terbuka mengenai dirinya.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran yaitu : 1. lingkungan merupakan tempat belajar bagi siapa saja, termasuk para

penari striptis. Perempua n penari striptis juga punya niat untuk berubah menjadi perempuan biasa yang mempunyai pekerjaan yang normal. Perempuan penari striptis ini masih bisa diarahkan menjadi perempuan biasa yang melanjutkan sekolah dan berhasil akan cita citanya oleh orang-orang terdekatnya. Hendaknya orang-orang-orang-orang terdekat dari perempuan penari striptis ini memberikan pencerahan dan arahan bahwa yang penari striptis yang dijalani selama ini adalah hal yang salah baik sosial maupun agama. Orang-orang terdekat penari striptis juga hendaknya memberikan pencerahan bahwa penari striptis selain melanggar norma agama dan di kehidupan sosial akan mendapat social punishment berupa cemoohan dan hina dari masyarakat.

(36)

mereka terutama yang masih remaja karena pada masa remaja sangat rentan terpengaruh lingkungan.

5.3 Implikasi Teoritis

Melalui penelitian yang dilakukan, diharapkan agar dapat menambah khazanah ilmu komunikasi dan pengetahuan serta wawasan penulis maupun mahasiswa lainnya mengenai konsep diri perempuan penari striptis di kota Medan. Komunikasi antarpribadi yang terjalin antara penari striptis dan orang lain mempunyai tujuan yang berbeda-beda, tidak hanya untuk mengetahui konsep diri penari striptis secara mendalam saja, namun menjalin pertemanan dan menambah relasi dan kepentingan lainnya. Konsep diri tidak terlepas dari komunikasi antar pribadi, komunikasi non verbal penari striptis yang dijelaskan melalui studi kasus yang dapat menjelaskan konsep diri dalam perempuan penari striptis tersebut.

5.4 Implikasi Praktis

Referensi

Dokumen terkait

Kertas karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat

Murid melakukan aktiviti menggosok gigi dengan teknik yang betul secara individu berpandukan poster. Edarkan Lembaran Kerja

https://www.google.co.id/search?q=kendama&tbm=isch&imgil=sDmkWvSqC0b

______ murid dapat mencapai objektif yang ditetapkan dan ______ murid yang tidak mencapai objektif akan diberi bimbingan khas dalam sesi akan datang. PdP

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan senyawa aktif dan nilai SPF pada ekstrak rumput laut Turbinaria conoides dan Eucheuma cottonii yang dapat

______ murid dapat mencapai objektif yang ditetapkan dan ______ murid yang tidak mencapai objektif akan diberi bimbingan khas dalam sesi akan datang. PdP

Murid menyanyikan lagu "Tak Boleh Sentuh" (Lampiran 2) atau lagu lain yang bersesuaian sambil menggayakan aksi 'tak boleh sentuh'. EMK Kreativiti

JUDUL : INFORMASI TENTANG KESEHATAN HOAX MEDIA : HARIAN JOGJA. TANGGAL : 12