• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DITINJAU DARI PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER ATASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DITINJAU DARI PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER ATASAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Manajer adalah orang yang menjalankan kegiatan manajemen. Dalam

berbagai jenis organisasi, istilah manajer dapat direpresentasikan oleh istilah lain,

seperti presiden, ketua, wakil presiden, wakil ketua, kepala bagian, dan seterusnya.

Beberapa keahlian diperlukan agar para manajer dapat menjalankan fungsi-fungsi

manajernya dengan baik. Keahlian-keahlian tersebut diantaranya adalah keahlian

teknis, keahlian konseptual, keahlian berkomunikasi dan berinteraksi, keahlian dalam

pengambilan keputusan, keahlian dalam pengaturan waktu, keahlian dalam

manajemen global, serta keahlian dalam teknologi.

Menurut tingkatannya manajer dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu top manager, middle manager dan first line manager / lower manager. Top manager bertanggung jawab terhadap perusahaan secara keseluruhan. Tugas mereka adalah menetapkan tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan secara umum, yang

kemudian akan diterjemahkan lebih spesifik oleh manajer di bawahnya. Contoh dari

tugas-tugas top manager adalah membuat kebijakan mengenai rencana perluasan

pasar (expantion), kebijakan mengenai kesejahteraan karyawan dan menetapkan

besarnya penjualan yang dicapai.

Sedangkan middle manager bertugas mengawasi beberapa unit kerja dan menerapkan rencana sesuai dengan tujuan dan tingkatan yang lebih tinggi.

Selanjutnya mereka melaporkan hasil pekerjaannya kepadaTop manager. Contohnya

adalah kepala klinik suatu rumah sakit, dekan pada suatu universitas, manajer divisi.

Posisi Middle manager berada di antara top manager dan lower manager.

Lower managerMerupakan tingkatan yang paling bawah dalam suatu organisasi, yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional. Sebutan lain

untuk jabatan ini, antara lain supervisor, kepala departemen, dan mandor (foreman).

Mereka bertanggung jawab atas satu unit kerja dan diharapkan mampu

menyelesaikan tugas dengan tujuan jangka pendek yang sesuai dengan rencana top

(2)

2

Meskipun tugas dari setiap tingkatan manajer berbeda-beda, namun manajer

disetiap tingakatan memiliki suatu tugas yang sama namun berbeda kapasitas dan

tingkatan keputusan yang diambil. Pengambilan keputusan merupakan hal penting

dalam sebuah organisasi, karena pengambilan keputusan akan menjadi awal dari

berbagai kegiatan perusahaan atau organisasi. Selain sebagai awal dari berbagai

kegiatan, pengambilan keputusan juga berfungsi sebagai solusi dari permasalahan

yang sedang dihadapi dalam organisasi atau perusahaan.

Penyelesaian masalah dalam kelompok ditentukan oleh sumber daya

manusia yang ada dalam kelompok tersebut. Bukan hanya itu saja, posisi pimpinan

sebagai pembuat keputusan pun sangat menentukan dalam penyelesaian masalah

dalam kelompok. Hayati (2002) mendefinisikan pengambilan keputusan adalah

pemilihan tindakan dari sejumlah alternatif yang ada. Mereka juga memandang

pengambilan keputusan sebagai fungsi dasar kepemimpinan. Karena kepemimpinan

merupakan intisari keseluruhan proses administrasi (Lipham, 1974), maka berarti

bahwa pengambilan keputusan merupakan inti keseluruhan administrasi.

Nawawi dan Hadari (2000) menjelaskan bahwa pengambilan keputusan

merupakan hal yang penting dalam organisasi dan akan mempengaruhi kualitas

organisasi. Pengambilan keputusan yang akan diwujudkan menjadi kegiatan

kelompok merupakan hak dan kewajiban pucuk pimpinannya. Pengambilan

keputusan yang menjadi wewenang pimpinan dapat dibedakan dalam dua bentuk,

terdiri atas keputusan yang bersifatm apriori dan keputusan apostriori. Keputusan

apriori tidak berlangsung dalam bentuk proses, karena hanya dilakukan dengan

mengulangi kembali keputusan yang pernah ditetapkan dan ternyata tepat atau

berhasil dalam pelaksanaannya. Keputusan yang bersifat apriori ditetapkan juga

dengan mencontoh/meniru keputusan orang lain yang dinilai baik , untuk diwujudkan

menajdi kegiatan dilingkungan suatu kelompok. Keputusan ini juga berbentuk

mengikuti suatu keyakinan sebagai yang paling benar, sehingga dinilai keliru jika

membuat keputusan yang lain atau bertentangan dengan keyakinan itu.

Pengambilan keputusan yang bersifat apostriori oleh seorang pemimpin

selalu merupakan proses, baik yang langsung dalam pikiran maupun dalam kegiatan

(3)

3

menghadapi keharusan membuat keputusan, baik besar maupun kecil, penting atau

tidak penting, secara cepat dan tepat, agar segera dapat diwujudkan menjadi

kegiatan. Keputusan-keputusan seperti itu jarang sekali berbentuk tertulis, akan tetapi

proses nya tidaklah berbeda dengan pengambilan keputusan yang dituangkan secara

tertulis. Dalam kegiatan seperti itulah pada seorang pemimpin dituntut memiliki

intelegensi yang memadai atau relatif lebih baik dari anggota kelompok lainnya,

disamping perlu memiliki wawasan yang cukup luas.

Sehubungan dengan risiko yang dapat terjadi dalam pengambilan keputusan,

setiap pemimpin dituntut tanggung jawabnya, dengan tidak mengelak dan mencari

kambing hitam dengan menyalahkan orang lain apabila terjadi kekeliruan atau

kesalahan. Untuk itulah dalam kepemimpinan yang efektif, pengambilan keputusan

tidak sekedar harus cepat, tetapi juga hati-hati dan cermat, agar diperoleh keputusan

yang tepat. Namun setiap pemimpin juga harus berusaha agar kecermatan dan

ketelitian itu tidak mengarah pada kelambanan dan birokrasi (Nawawi dan Hadari,

2000).

Pengambilan keputusan yang keliru oleh pimpinan berpotensi menyebabkan

konflik. Misalnya saat anggota kelompok harus menjalankan dua keputusan yang

bertentangan dari pimpinannya, sehingga timbul ketidakcocokan antara kedua belah

pihak. Pemimpin dalam waktu yang relaitf sama telah memerintahkan dua kegiatan.

Dalam kenyataannya perintah kedua seluruhnya atau sebagian akan menghambat

pelaksanaan perintah yang pertama. Kebimbangan dan ketidakpuasan pasti timbul

pada anggota tersebut (Nawawi dan Hadari, 2000).

Sebagai contoh (Adair, 1992) mengatakan, beberapa tahun yang lalu sebuah

perusahaan mesin memutuskan untuk mengadakan percobaan dengan beberapa

mesin baru dengan kontrol angka didalam ruang alat. Serikat pekerja telah diajak

berunding, dan mereka setuju tanpa berkeberatan tentang tempat percobaan. Namun

tidak ada yang bersusah-susah untuk menyampaikan keputsuan atau alasan untuk itu

kepada tenaga kerja. Ketika pegawai kembali bekerja setelah liburan musim panas,

mereka melihat mesin-mesin tersebut sekilas dan berjalan keluar lagi. Walau

(4)

4

disana hanya sebagai percobaan, tenaga kerja tentu saja percaya bahwa ada sesuatu

yang curang terjadi sebab tidak ada yang memberi mereka peringatan atau

penjelasan.

Untuk menghasilkan keputusan yang efektif seorang pimpinan harus

melalui proses pengambilan keputusan. Saat pemimpin memiliki hak penuh untuk

mengambil keputusan tanpa keikiutsertaan anggotanya ia pun tetap dituntut untuk

melalui semua proses pengambilan keputusan agar menghasilkan keputusan yang

tepat. Bila yang terjadi adalah pemimpin yang berwenang mengambil keputusan

justru tidak melalui proses tersebut karena kepentingan-kepentingan pribadi atau

karena tergesa-gesa dan diburu waktu dalam prosesnya, maka hal ini akan sangat

berpotensi menimbulkan konflik dan ketegangan dalam kelompok.

Para manajer apapun tingakatannya, pasti menggunakan gaya-gaya tertentu

dalam pengambilan keputusan. Gaya-gaya yang dipakai dalam pengambilan

keputusan tidak selalu sama karena dipengaruhi oleh beberapa faktor.Atmosudirdjo

(1971) mengatakan faktor terpenting dalam pengambilan keputusan adalah faktor

manusia, baik sebagai pemimpin, staffer, pelaksana, maupun pemakai hasil (langganan, dan sebagainya). Dengan perkataan lain, semakin pelik masalah yang

dihadapi, makin diperlukan manusia yang maju dan modern untuk menanganinya.

Salah satu faktor yang mempengaruhi gaya pengambilan seorang manajer

tengah adalah penilaiannya tentang gaya kepemimpinan otoriter atasannya. Gaya

kepemimpinan merupakan suatu cara yang dipilih seseorang dalam memimpinsuatu

organisasi tertentu. Hal ini sesuai dengan definisi menurut Thoha (2002)

mendefinisikan gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh

seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain

seperti yang ia lihat dalam upaya unutk menselaraskan persepsi diantara orang yang

akan mempengaruhi perilaku dengan orang lain yang perilakunya akan

mempengaruhi menjadi amat penting kedudukannya.

Nawawi (2000) menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan memiliki tiga pola

dasar, yang secara terinci dijabarkan lagi menjaid delapan pola. Tiga pola dasar itu

(5)

5

kepemimpinan yang berpola mementingkan pelaksanaan hubungan kerja sama dan

gaya kepemimpinan yang berpola mementingkan hasil yang dapat dicapai. Salah satu

gaya kepemimpinan yang dijabarkan dari tiga pola dasar adalah gaya kepemimpinan

otoriter. Tipe kemepimpinan ini merupakan tipe yang paling tua dikenal oleh

manusia. Kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan ditangan satu orang atau

sekelompok kecil yang diantara mereka tetap ada seseorang yang paling berkuasa.

Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Orang-orang yang dipimpin, yang

jumlahnya lebih banyak, merupakan pihak yang dikuasai, yang disebut bawahan atau

anak buah. Kedudukan dan tugas anak buah (bawahan) semata-mata sebagai

pelaksana keputusan, perintah dan bahkan kehendak pimpinan.

Djatmiko (2003) mengatakan bahwa pengambilan keputusan seorang

manajer yang otoratik (otoriter) akan bertindak sendiri dan memberitahukan kepada

bawahannya bahwa ia telah mengambil keputusan tertentu dan para bawahannya itu

hanya berperan sebagai pelaksana karena mereka tidak dilibatkan sama sekali dalam

proses pengambilan keputusan.Luthans (2005) menjabarkan bahwa salah satu peran

pemimpin adalah peran pengambilan keputusan. Dalam peran pengambilan

keputusan, manajer bertindak berdasarkan informasi.

Apapun gaya kepemimpinan atasan dapat dipersepsikan secara berbeda oleh

masing-masing bawahannya. Persepsi terhadap sesuatu dipengaruhi oleh latar

belakang individu, sehingga ada kemungkinan perbedaan persepsi pada suatu

stimulus yang sama. Perilaku seseorang sebagai reaksi dari persepsi mereka pun

secara otomatis akan berbeda satu sama lain. Begitu juga dengan gaya

kepemimpinan. Dalam suatu organisasi, seluruh karyawan dihadapkan pada satu

stimulus yang sama yaitu gaya kepemimpinan atasan. Namun meskipun mereka

dihadapkan pada kesamaan stimulus mereka dapat memiliki persepsi yang berbeda

satu sama lain. Gaya kepemimpinan yang dipersepsikan positif oleh bawahan akan

membuat merasa aman, nyaman, dihargai, dan diperhatikan. Persepsi itulah yang

akhirnya akan berpengaruh pada proses dan hasil kerja seseorang. Dimana

pengambilan keputusan merupakan salah satu proses kerja yang akan menghasilkan

(6)

6

Seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya atau seorang

manajer dalam menjalankan manajemennya tidak hanya menggunakan satu gaya

kepemimpinan, melainkan menggabungkan dari beberapa gaya kepemimpinan. Hal

inidisebabkan oleh berbagai macam situasi yang akan dihadapi oleh seorang manajer

sebagai pemimpin menuntutnya untuk memberikan perlakuan/ menggunakan gaya

kepemimpinan yang berbeda disetiap situasinya dengan tujuan untuk memberikan

sikap yang tepat dan efektif dalam setiap situasi. Karena itulah penulis ingin

mengetahui adakah perbedaan pengambilan keputusan ditinjau dari persepsi tentang

gaya kepemimpinan otoriter atasan.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan dari penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : apakah ada

perbedaan pengambilan keputusan ditinjau dari persepsi tentang gaya kepemimpinan

otoriter atasan.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah ada perbedaan

pengambilan keputusan ditinjau dari persepsi tentang gaya kepemimpinan otoriter

atasan.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbnagan untuk

memperkaya literatur dan bacaan dalam kajian ilmu psikologi, khususnya psikologi

industri, serta dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian-penelitian selanjutnya

dalam bidang yang sama.

2. Secara praktis hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi perusahaan,

khususnya pemimpin, tentang pengaruh gaya kepemimpinan otoriter terhadap gaya

(7)

PERBEDAAN GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DITINJAU DARI PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN

OTORITER ATASAN

SKRIPSI

Disusun oleh : Dina Nisrina

08810152

FAKULTAS PSIKOLOGI

(8)

PERBEDAAN GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DITINJAU DARI PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER ATASAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Sebagai Salah Satu Persyaratan Dalam menyelesaikan Program Sarjana

(S-1) Psikologi

Disusun oleh : Dina Nisrina

08810152

FAKULTAS PSIKOLOGI

(9)
(10)
(11)
(12)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji Syukur Penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan

dengan lancar dan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat

terselesaikan tanpa bantuan, bimbingan serta arahan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Cahyaning Suryaningrum M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Malang.

2. Hudaniah M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah sabar dalam

membimbing, teliti dalam memberi masukan dan arahan kepada peneliti demi

kesempurnaan skripsi yang dikerjakan ini. Serta rasa terimakasih yang teramat

dalam atas waktunya yang sangat berarti buat peneliti saat detik-detik terakhir

menjelang ujian.

3. Tri Muji Ingatianti, M.Psi. selaku Dosen Pembimbing II, yang telah sabar dalam

membimbing, teliti dalam memberi masukan dan arahan kepada peneliti demi

kesempurnaan skripsi yang dikerjakan ini.

4. Drs. RR Siti Suminarti Fasikah M.Si. selaku Dosen Wali yang telah banyak

membantu peneliti dalam memberikan motivasi serta masukan-masukan yang

sangat berarti selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

5. Kepada kedua orang tua, mamah dan papah, terimakasih tak terhingga atas cinta

dan kasih sayang, atas pendidikan dan semua pembelajaran sehingga penulis

sampai pada titik ini. Dukungan dan harapan yang mamah papah berikan

senantiasa menjadi pelipur lara dikala aku jauh dari kalian. Untuk kedua adikku,

abang dan ira, terimakasih karena selalu menjadi penghibur dikala sedih dan

pelengkap dikala senang. Serta seluruh keluarga yang menjadikan penulis

(13)

6. Tujuh sahabatku,Anis, Bunga, Fina, Nisa, Veny, Rika, Sari terimakasih telah

menjadi sahabat-sahabat yang terbaik dan yang hebat. Semoga perjalanan kita

tidak pernah berakhir meski waktu terus berlalu. Terimakasih atas senyum yang

kalian buat disetiap gundahku. Terimakasih atas setiap dukungan dan

kehangatan. Untuk sahabat yang juga saudariku, Rahayu Yudha terimakasih

untuk hari-hari yang kita lalui.

7. Kepada Ditya Ardi Nurgoho terimakasih karena telah selalu mendukung bukan

saat penyelesaian skripsi ini dan terimakasih karena tetap menemaniku setalah

banyak hal terjadi. Terimakasih atas semua perhatian dan dukungan.

8. Untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas

akhir ini, yang tentunya tidak bisa disebutkan satu persatu,penulis mengucapkan

terimakasih banyak.

Malang, Mei 2012

(14)

DAFTAR ISI

COVER ……… i

HALAMAN JUDUL ……….. ii

LEMBAR PERSETUJUAN ……… iii

LEMBAR PENGESAHAN ……… iv

SURAT PERNYATAAN ………... v

KATA PENGANTAR ……… vi

INTISARI ………... viii

DAFTAR ISI ………... ix

DAFTAR TABEL ……… xii

DAFTAR LAMPIRAN ……… xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………. 1

B. Rumusan Masalah ………. 6

C. Tujuan Penelitian ……….. 6

D. Manfaat Penelitian ………... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengambilan Keputusan ………... 7

1. Definisi pengambilan Keputusan ………. 7

2. Proses Pengambilan Keputusan ……… 8

3. Model-Model Pengambilan Keputusan ……… 9

4. Gaya Pengambilan Keputusan ……….. 11

5. Indikator Pengambilan Keputusan ……… 14

6. Klasifikasi Keputusan ………... 14

7. Pentingnya Pengambilan Keputusan ………. 15

B. Persepsi tentang Gaya Kepemimpinan Otoriter …………. 16

1. Definisi Gaya Kepemimpinan Otoriter ……….. 16

2. Persepsi tentang Gaya Kepemiminan Otoriter Atasan ... 19

(15)

4. Faktor – faktor yang Memepengaruhi Persepsi ... 21

C. Perbedaan Pengambilan Keputusan Ditinjau dari Persepsi tentang Gaya Kepemimpinan Otoriter ……… 22

D. Kerangka Berpikir ………. … 25

E. Hipotesis ……….. 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ………. 27

B. Variabel Penelitian ……….. 27

1. Identifikasi Variabel Penelitian ……….. 28

2. Definisi Operasional ……… 28

C. Populasi dan Teknik Pengambilan sampel ……… 29

D. Tempat dan Waktu Peneltian ……… 30

E. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ……….. 30

1. Jenis Data ………. 30

2. Metode Pengumpulan Data ……….. 30

F. Prosedur Penelitian ………. 34

G. Validitas dan reliabilitas ………. 35

1. Validitas ……… .. 35

2. Reliabilitas ………... 37

H. Analisa Data ……… 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ………. 41

B. Hasil Analisa Data ……….. 43

C. Pembahasan ………... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….. 50

B. Saran ……… . 51

(16)
(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Blue Print Skala Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter ……… 34

Tabel 2 Hasil Validitas Skala Gaya Pengambilan Keputusan ……….. 36

Tabel 3 Validitas Skala Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter Atasan ……….. 36

Tabel 4 Blue Print Skala Persepsi Gaya Kepemiminan Otoriter Atasan setelah uji

validitas ……… 37

Tabel 5 Nilai Reliabilitas Skala Gaya Pengambilan Keputusan ……….. 39

Tabel 6 Nilai Reliabilitas Skala Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter Atasan .. 40

Tabel 7 Reliabilitas Keseluruhan Skala ……… 40

Tabel 8 Kriteria Pengelompokan T-Skor Persepsi ……… 41

Tabel 9 Pengelompokan Persepsi tentang Gaya Kepemimpinan Otoriter Atasan . 42.

Tabel 10 Distribusi Frekuensi Gaya Pengambilan Keputusan ………. 42

Table 11 Deskripsi Karakteristik Subjek ………... 43

Tabel 12 Uji Signifikan Mann-Whitney ……… 44

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Penelitian ………. …… 54

Lampian 2 Kunci jawaban Skala Gaya Pengambilan Keputusan ……… 63

Lampiran 3 Tabulasi data Triout Penelitian ……….. 64

Lampiran 4 Hasil Perhitungan Triout Penelitian ………... 68

Lampiran 5 Tabulasi Data Penelitian ……… 75

Lampiran 6 Hasil Perhitungan Penelitian ………. 78

(19)

Daftar Pustaka

Adair, john. (1992).Pemimpin yang Berpusat pada Tindakan. Jakarta : Binarupa Aksara.

Anoraga, p. (1992).Psikologi Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.

Atmosudirdjo,Prajudi. (1971).Beberapa Pandangan Umum tentang Pengambilan

Keputusan. Jakarta :Ghalia Indonesia

Azwar, Saifudin. (2009).Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Azwar, Saifudin. (2009).Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Djatmiko Hayati, Yayat. (2002).Perilaku Organisasi. Bandung : Alfabeta.

Hersey, Paul. Blanchard, Ken. (1982). Manajemen Perilaku Organisasi :Pendayagunaan Sumbe rDaya manusia. Edisi Keempat. Jakarta : Erlangga

Kartono,kartini. (2002), Psikologi Sosial untuk Manajemen Perusahaan dan Industri. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Keating, Charles J. (1991).Kepemimpinan: Teori dan Pengembangannya. Yogyakarta : Kanisius.

Kossen, Stan (edisiketiga).Aspek Manusiawi dalam Organisasi. Jakarta : Erlangga

Kusnadi, dkk.(2002). Pengantar Manajemen. Malang : Universitas Brawijaya.

Latipun. (2010).Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press.

Nawawi, Hadari. (2000).Kepemimpinan yang Efektif. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Robert, Kreitner. Angelo, Kinicki.(2005)Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Salemba Empat

Robbins, Stephen P. (1996).Perilaku Organisasi Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Prenhallindp.

Siagian P, Sondang. (1999).Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta : Rineka Cipta.

(20)

Stoner.(1996). Manajemen. Jilid 2.Edisi II. Jakarta :Erlangga.

Winarsunu, T. (2002). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang: UMM Press

Thoha, M. (1999).Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hal tersebut, sintesis NM-4HBH dengan metode iradiasi gelombang mikro pada kondisi yang digunakan memberikan hasil senyawa 4HNMB, sehingga pengaruh gugus metoksi

Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Banyumas merupakan sebuah lembaga kedinasan yang berperan penting dalam upaya pengelolaan bahan pustaka dan bertanggung jawab

Sektor jasa arsitektur merupakan salah satu sektor yang memiliki perangkat kebijakan memadai dibandingkan beberapa sektor lainnya seperti jasa keperawatan. Aturan tersebut antara

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) juga mengamanatkan.. 9 bahwa programa penyuluhan pertanian terdiri

Penguatan Sistem Informasi Designing Sistem Informasi Sistem Selection or Sistem Development Pengembanga n lanjutan Sistem Implementatio n Evaluation Sistem

17 Persentase KK Miskin, Rentan Miskin, dan Tidak Miskin Kabupaten Sleman Tahun 2013 (Sumber: BPS Kab. Perkembangan pertumbuhan ekonomi pada grafik sebagai berikut:. Gambar 4.

Laporan skripsi dengan judul “ Sistem Sertifikasi Laik Sehat pada Depot Air Minum di Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Berbasis Web ” telah dilaksanakan dengan

Pada Matlab tersedia algoritma yang dapat mendeteksi bagian tertentu saja pada citra.Peneliti menggunakan algoritma ini untuk mendeteksi bagian paru dan menghilangkan