2.4.1 Definisi Isometric Handgrip Exercise
Isometric exercise adalah salah satu latihan tanpa merubah panjangnya otot atau gerakan-gerakan sendi yang tampak saat otot berkontraksi (Sutrisno et al., 2021). Handgrip adalah sebuah alat yang digunakan dengan cara menggengam
45 dengan kedua tangan untuk mengukur kekuatan otot genggaman pada tangan.
Isometric handgrip exercise adalah latihan otot tangan menggunakan alat yang disebut dengan handgrip dynamometer untuk mengukur seberapa kuat otot tangan tanpa adanya perubahan pada panjang otot dan tidak adanya gerakan yang tampak pada sudut sendi (Zainuddin & Labdullah, 2020).
Menurut Basuki (2008), Handgrip digunakan untuk meihat gangguan mobilisasi fungsional pada lansia. Selama melakukan latihan isometric ini, jaringan akan membutuhkan suplai oksigen lebih banyak dan jantung akan bekerja keras untuk mensuplai darah pada jaringan tersebut dibawah pengaruh aktivitas simpatis. Oleh karena itu, inilah yang akan menyebabkan pengikatan suplai darah ke jaringan otot yang membutuhkan oksigen, sehingga penurunan darah akan terjadi (Sutrisno et al., 2021).
Adapun pada lanjut usia, latihan isometric ini sangat direkomendasikan dan sangat bermanfaat bagi kesehatan mereka. Latihan ini akan membuat para lansia untuk bergerak lebih banyak dan meningkatkan aktivitas fisik yang telah direkomendasikan oleh WHO. Hal ini membuat perubahan kecil dalam memenuhi penatalaksanaan terapi non farmakologis bagi penderita hipertensi untuk mengontrol tekanan darah (Sutrisno et al., 2021).
2.4.2 Tujuan Isometric Handgrip Exercise
Terapi latihan ini kenyataan memang mampu menurunkan tekanan darah yang menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 2,4 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 2,5 mmHg (Andri et al., 2018). Latihan ini terbukti mampu
46 meningkatkan teganggan melalui perantara biovailabilitas atau ketersediaan hayati dari oksida nitrat dan peningkatan aktivitas antioksidan yang nantinya dapat meningkatkan disfungsi endotel. Selain itu, Latihan isometric ini bermanfaat untuk meningkatkan massa otot, meningkatkan kekuatan ekstremitas atas dan dapat meningkatkan kepadatan tulang (Sutrisno et al., 2021). Latihan isometric ini juga dapat mencegah hilangnya atau menyusutnya massa otot pada tubuh (atrofi otot), membantu dalam peningkatan volume otot, membantu menyetabilkan bentuk sendi dan edema berkurang (Zainuddin & Labdullah, 2020).
2.4.3 Kelebihan dan Kekurangan Isometric Handgrip Exercise
Keunggulan alat handgrip ini yaitu penggunaan yang sederhana dan terbilang simple, tidak memakan waktu yang banyak sehingga mengefisiensi waktu, dalam melaksanakan latihan ini tidak memerlukan sarana atau ruangan berlebih, dan memiliki risiko injuri lebih kecil dibandingkan latihan lain.
Kekurangan latihan ini adalah hanya dapat digunakan oleh satu orang saja karena struktur alat yang didesign hanya untuk satu orang disatu waktu (Zainuddin &
Labdullah, 2020)
2.4.4 Indikasi dan Kontraindikasi Isometric Handgrip Exercise
Penurunan pada tekanan darah yang tinggi dapat dilihat pada tekanan sistolik dan diastoliknya dengan berlatih menggunakan alat ini selama 5 hari rutin tanpa henti dengan frekuensi 1 x/hari. Namun, penderita dengan gangguan jantung maupun hipertensi berat memerlukan perhatian yang ketat saat melakukan latihan ini maupun sebelum melakukan latihan ini. Latihan ini
47 direkomendasikan kepada penderita hipertensi yang tekanan darahnya sudah terkontrol dengan baik (Andri et al., 2018).
Beberapa cara untuk melaksanakan latihan ini menurut menurut (Andri et al., 2018) antara lain :
1. Peneliti menjelaskan kepada calon responden yang akan melakukan latihan ini mulai dari tujuan latihan ini, metode, manfaatnya, risiko-risiko yang mungkin akan terjadi disebelum maupun sesudah latihan serta mekanisme latihannya.
2. Calon responden yang telah setuju kemudian mengisi serta mendatangani informed concent yang sudah disediakan dan mengisi semua pertanyaan-pertanyaan yang tertera dengan benar.
3. Responden melakukan intervensi secara mandiri dan tentu saja setelah dibimbing oleh peneliti terlebih dahulu.
4. Sebelum melakukan latihan, responden diukur terlebih dahulu tekanan darahnya untuk mengetahui tekanan darah pretest.
5. Responden melakukan latihan dengan kuantitas jumlah seluruhnya selama exercise berlangsung 3 menit atau 180 detik.
6. Setelah itu, responden diminta untuk duduk beristirahat selama 5 menit.
7. Setelah istirahat, pengukuran tekanan darah dilakukan untuk mengetahui tekanan darah posttest menggunakan tensi meter dan dicatat hasilnya.
48 2.4.5 Mekanisme Penurunan Tekanan Darah dengan Isometric Handgrip
Exercise
Exercise ini akan menimbulkan proses shear stress atau tegangan geser.
Proses shear stress ini bermula karena adanya penekanan pada pembuluh darah ketika melakukan latihan ini sehingga akan memproduksi stimulus iskemik.
stimulus ini nantinya akan digunakan untuk mengurangi efek dari iskemia pada blood vessel dengan cara merangsang aliran arteri brakialis agar meningkat. Pada saat tekanan latihan ini dihempaskan, rangsangan stimulus shear stress ini akan aktif yang terletak pada arteri brakialis dikarenakan sirkulasi darah pada lengan bagian bawah akan dilatasi membesar pada pembuluh darah distal. Proses terjadinya shear stress ini akan mengakibatkan pelebaran pembuluh darah karena telah memicu pelepasan NO (Nitrit Oksid) endothelium yag dihasilkan oleh sel endotel. sel endotel ini sendiri merupakan sel yang digunakan sebagai mediator antara aliran darah dengan sel-sel otot polos pada blood vessel yang dimana sel endotel ini terletak di dalam lumen dari blood vessel. Beberapa jumlah NO ini akan membaur ke dinding vena atau otot polos dan juga arteri guna untuk memperbesar pembuluh darah agar peredaran darah menjadi lancar akibat dari aktivasi enzim yang telah dipicu atau diransang untuk otot menjadi relaks (Andri et al., 2018)
Bersumber pada mekanisme yang telah terjadi diatas, walaupun tekanan darah tidak turun secara drastis, tapi penurunan tekanan darah sebesar 2 mmHg pun sudah cukup untuk mencegah resiko kematian akibat penyakit jantung koroner sebesar 7% yang pada mulanya sebesar 10% yang diberitakan oleh laman
49 PD PERSI. Oleh karena itu, diharapkan latihan ini sebagai awal dari penurunan tekanan darah bisa menghasilkan tujuan yang baik dalam mengurangi angka kejadian kematian maupun kesakitan akibat hipertensi. Namun, penurunan tekanan darah ini kecil hasilnya jika tidak diimbangi dengan kepatuhan berobat penderita hipertensi itu sendiri. Kepatuhan berobat inilah yang menjadi faktor penting dalam hal perubahan tekanan darah, baik naik atau turunnya tekanan darah (Andri et al., 2018).