• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Konsep Kawasan Industri

1. Pengertian Kawasan Industri

Panca kurniasih (2011, dalam Agus, 2005) menyatakan bahwa industry adalah usaha untuk memproduksi barang-barang jadi, dari bahan baku atau bahan mentah melalui suatu proses penggarapan dalam jumlah besar, sehingga barang-barang gitu bisa diperoleh dengan harga satuan serendah mungkin tetapi tetap dengan mutu setinggi mungkin.

Menurut (moeliono 2008:534) industri kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan, misal mesin, kegiatan yang mengelola bahan mentah baku, barang setengah jadi, dan barang jadi menjadi sebuah barang dengan nilai yang tinggi untuk penggunaannya.

Industri suatu bentuk kegiatan masyarakat sebagai bagian dari sistem perokonomian atau system mata pencaharian yang merupakan suatu usaha dari manusia untuk menggabungkan atau mengelola bahan-bahan dari sumber daya lingkungan menjadi sebuah barang yang bermanfaat bagi manusia (hendro dalam sutanta, 2010),

Menurut kementerian perindustrian Republik Indonesia tahun 2014, industri ialah kegiatan ekonomi yang mengelola bahan baku dan memanfaatkan sumber daya industri sehingga dapat menghasilkan barang yang mempunyai manfaat dan nilai tambah.

Pengertian industri menurut Kartasaputra, 1987 dalam Nurkolis, 2014 industri adalah kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan baku,

barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bernilai tinggi. Istilah industri memiliki dua arti :

1. Industri dapat berupah himpunan perusahaan-perusahaan sejeni. Dalam konteks ini sebutan misalnya kosmetika berarti himpunan dari bebagai macam industri kosmetik.

2. Industri dapat pula menunjuk kesuatu sektor ekonomi yang di dalamnya terdpat kegiatan produktif yang mengelola bahan mentah menajdi barang jadi atau barang setengah jadi. Kegiatan pengolohan itu sendiri dapat bersifat mesin elektronikal atau bahkan manual (Dumairy, 2000 dalam BAPPEDA kabupaten purbalingga, 2015). Pengertian menurut undang-undang no 3 tahun 2014 adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengelola bahan baku dan memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.

Menurut badan pusat statistik tahun 2010 industri mempunyai dua pengertian yaitu :

1. Pengertian secara luas ,industri merupakan semua usaha dan kegiatan dalam bidang ekonomi bersifat produktif.

2. Pengertian secara sempit, industri mencakup industri pengelolahan yaitu suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang yang setengah jadi atau barang jadi, kemudian

barang yang kurang nilainya menjadi sebuah barang yang lebih nilainya dan sifatnya lebih kepada pemakaian akhir.

Menurut Mulyadi dan Monstiska dalam Maramis (2013:9) permasalahan yang sering tejadi pada kawasan industri adalah :

1. Permasalahan lingkungan hidup : mengenai izin pengelolaan limbah yang semakin mengikuti perkembangan aturan-aturan yang diciptakan oleh konvensi lingkungan hidup internasional. Permasalahan atas lingkungan hidup tersebut, akan dapat berpengaruh terhadap izin usaha industri, izin import bahan baku, serta izin ekspor.

2. Permasalahan tata ruang kawasan industri: memang sudah ada peraturan tentang tata ruang, sesuai dengan PP no 24/2009 tentang kawasan industri, namun tetap ada beberapa industri yang dibangun di luar kawasan industri.

3. Permasalahan atas dukungan dan komitmen pemerintah daerah, khususnya dalam hal perizinan dan mekanisme insentif yang menarik bagi investor. Dalam banyak kasus, pemerintah daerah mengeluarkan peraturan daerah (perda) yang bertentangan dengan peraturan kawasan industri.

4. Permasalahan energi: yaitu berupa kekurangan pada energi listrik maupun gas, yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam kawasan industri.

a. Perencanaan Pembangunan Daerah Kawasan Industri

Aspek pemilihan lokasi yang sangat tepat bagi pembangunan kawasan industri, akan berpengaruh terhadap perkembangan kawasan

industry dimasa yang akan datang. Pengembangan kawasan industri sebelum pembangun kawasan industrinya harus memiliki lokasi yang mampu mengakomodasi kebutuhan investor pada umumnya, disamping itu juga dapat memastikan bahwa kawasan lokasi industri berada dalam sebuah wilayah rencana tata ruang wilayah di mana kawasan industri akan di bangun, dan pemilihan lokasi yang baik akan sangat menghemat biaya pembangunan kawasan industri.

Menurut sriyadi langka-langka yang dilakukan badan usaha dalam pemilihan lokasi usaha menggunakan tiga langkah sebagai berikut:

1. Memilih wilatyah (daerah) secara umum. Untuk ini ada lima faktor dasar, yaitu:

a) Dekat dengan pasar b) Dekat dengan bahan baku c) Tersedia fasilitas pengangkutan

d) Terjaminnya pelayanan umum seperti penerangan listrik, air, dan bahan bakar

e) Kondisi iklimdan lingkungan yang menyenangkan

2. Memili masyarakat tertentu di wilayah yang dipilih pada pemilihan tingkat pertama. Pilihan didasrkan atas enam faktor, yaitu:

a) Tersedianya tenaga secara cukup dalam jumlah dan type skill yang diperlukan.

c) Adanya perusahaan yang bersifat suplementer atau komplementer dalam hal bahan baku, hasil produksi, buruh dan tenaga terampil yang dibutuhkan.

d) Adanya kerja sama yang baik anatara sesama perusahaan yang ada

e) Peraturan daerah yang menunjang

f) Kondisi kehidupan masyarakat yang menyenangkan. 3. Memilih lokasi tertentu.

a) Pertimbangan utama pada langkah ini ialah soal tanah. Adakah tanah yang longgar untuk bangunan,halaman, tempat parkir dan yang tidak boleh dilupakan adanya kemungkinan untuk perluasan. Juga harus diperhatikan keadaan tofograpinya sesuai dengan bangunan yang didirikan, keadaan lapisan tanahnya berhubungan dengan masalah drainase dan pembuatan limbah. b) Urutan berikutnya sesudah tanah adalah masalah transportasi.

Apakah di tempat yang sudah dipilih ada transportasi seperti transportasi, angkutan motor atau sungai bahkan angkutan udarah atau pelabuhan yang mungkin sangat diperlukanm untuk perusahaan tertentu. Dapatkah pegawau atau pekrja mencapai pabrik dengan mudah baik dengan mobil ataupun tanpa mobil. c) Urutan berikutnya baru macam-macam faktor yang lain,

misalnya ada tidaknya pembatasan-pembatasan yang bersangkutan dengan perwilayaan yang melarang didirikannya

tipe bangunan tertentu seperti yang direncanakan. Adakah fasilitas pemadan kebakaran yang memadai. Adakah larangan membuang limbah hingga memerlukan biaya tertentu untuk membuangnya.

2. Syarat Berdirinya Industri

Syarat berdirinya industri adalah untuk dapat melaksanakan industrialisasi, secara umum dicontohkan berupa syarat yang berlaku untuk setiap jenis industri, yaitu:

1) Tersedianya bahan mentah dan sumber tenaga alam maupun manusia

2) Tersedianya tenaga kerja yang terdidik dan tenaga ahli untuk dapat mengolah sumber-sumber alam

3) Tersedianya modal dan transportasi yang baik 4) Memiliki daerah pemasaran yang baik.

5) Adanya manajemen yang baik untuk melancarkan dan mengatur Segala pengolahan industri .

6) Kestabilan pemerintah (Rahardjo, 1984 dalam Inkantriani, 2008).

3. Klasifikasi Industri

a. Industri Dasar atau Hulu

Industri hulu memiliki sifat sebagai berikut: padat modal, skala besar, menggunakan teknologi maju dan teruji. Lokasinya yang selalu dipilih dekat dengan bahan baku yang mempunyai sumber energi sendiri dan

pada umumnya lokasi ini belum pernah tersentuh pembangunan. Oleh karena industri hulu membutuhkan perencanaan yang sangat matang beserta tahapan pembangunannya, mulai dari perencanaan sampai operasional. Di sudut lain dibutuhkan pengaturan tataruang, rencana pemukiman, pengembangan kehidupan perekonomian, pencegahan kerusakan lingkungan dan lain-lain. Pembangunan industri ini dapat mengeakibatkan perubahan lingkungan, baik dari aspek social, ekonomi dan budaya maupun pencemaran. Terjadi perubahan tatanan sosial, pola konsumsi, tingkah laku, sumber air, kemunduran kualitas udara, penyusutan sumber daya alam dan sebagainya.

b. Industri Hilir

Industri ini merupakan perpanjangan dari proses industri hulu. Pada umumnya industri ini mengolah bahan yang setengah jadi menjadi barang jadi, lokasinya selalu diusahakan dekat pasar, menggunakan teknologi madya dan teruji, padat karya.

c. Industri Kecil

Industri kecil sangat pesat berkembangnya di perdesaan dan perkotaan, memiliki peralatan yang sederhana walaupun hakikat produksinya sama dengan industri hilir, tetapi sistem pengolahannya jauh lebih sederhana. Sistem tata letak pabrik maupun pengolahan limbah belum mendapat perhatian. Sifat industri ini lebih mengutamakan padat karya dari masyarakatnya.

Sesuai dengan program pemeritah, untuk lebih memudahkan pembinaannya, maka industri dasar dibagi lagi menjadi industri kimia dasar dan industri mesin dan logam dasar, sedangkan industri hilir biasa juga disebut dengan aneka industri.Selain pengelompokan di atas, industri juga diklasifikasikan secara konvensional sebagai:

1) Industri primer yaitu industri yang dapat mengubah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi.

2) Industri sekunder yaitu industri yang dapat mengubah barang setengah jadi menjadi barang jadi.

3) Industri tersier yaitu industri yang sebagaian besar meliputi industri jasa dan perdagangan atau industri yang mengolah bahan industri sekunder. Klasifikasi industri berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986:

4) Industri kimia dasar : misalnya industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dsb.

5) Industri mesin dan logam dasar : misalnya industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil, dll.

6) Industri kecil : industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng, dll.

7) Aneka industri : industri pakaian, industri makanan dan minuman, dan lain-lain.

4. Jenis-Jenis / Macam Industri Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerjanya

1) Industri rumah tangga adalah industri yang jumlah karyawannya ataupun tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang.

2) Industri kecil adalah industri yang jumlah karyawan ataupun tenaga kerja berjumlah antara 5-19 orang

3) Industri sedang atau industri menengah adalah industri yang jumlah karyawannya atau tenaga kerjanya berjumlah antara 20-99 orang.

4) Industri besar adalah industri yang jumlah karyawannya atau tenaga kerjanya berjumlah antara 100 orang atau lebih.

Dokumen terkait