• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.2.4. Teori Keadilan John Stuart Mill (Konsep Keadilan Utilitarianisme)

2.2.4.1. Konsep Keadilan Utilitarianisme

Konsep keadilan yang dibangun oleh Mill, adalah bahwa keadilan utilitarianisme tidak mengejar akan kepentingan pribadi semata akan tetapi kepentingan bersama sebagai warga masyarakat. Artinya setiap individu dalam masyarakat harus memiliki kesempatan yang sama untuk mampu mengakses sumber-sumber penghidupan untuk mencapai kebahagiaannya. Keadilan berdasarkan pada utilitarian tidak mengijinkan orang mengejar kebahagiaan individualnya dengan nafsu egoisme karena kebahagiaan individual setiap orang dipenuhi dalam relasinya dengan utilitas bersama dalam masyarakat (social utility) sehingga terciptanya kehidupan bersama dalam masyarakt yang adil. Jika tidak maka kepentingan individual yang diutamakan dan mendatangkan kebahagiaan dan manfaat hanya untuk pribadinya masing-masing dan mengabaikan kehidupan bersama dalam masyarakat. Sehingga menurut Mill, bahwa keadilan akan lebih tepat jika diformulasikan berdasarkan pada apa yang berlawanan dengan keadilan yakni ketidakadilan.

40

Berdasarkan pada pendekatan tersebut, Mill mencatat ada lima bentuk ketidakadilan; 1. Merampas kebebasan personal dan harta benda serta hal lain yang dimiliki orang berdasarkan hukum. Dalam kasus ini konsep keadilan ialah menghargai hak orang berdasarkan hukum (legal rights) dan yang tidak adil adalah melanggar hak yang ada; 2. Merampas hak moral yang dimiliki oleh setiap individu. Maka dalam hal ini yang adil adalah menghargai hak moral setiap individu dalam masyarakat; 3. Manusia tidak memperoleh apa yang seharusnya diterima, kebaikan dibalas dengan kejahatan dan kejahatan dibalas dengan kebaikan. Yang seharusnya adalah kebaikan dibalas dengan kebaikan dan kejahatan dibalas dengan kejahatan; 4. Tidak menaati apa yang telah disepakati bersama. Sedangkan yang adil adalah melaksanakan apa yang telah disepakati bersama. Akan tetapi yang ingkar janji dapat menebusnya dengan mengganti kerugian yang ada; 5. Ketidakadilan dalam keberpihakan yang tidak netral. Dimana yang adil merupakan suatu tindakan yang netral, memperlakukan semua orang secara setara.60 Prinsip-prinsip tersebut jika dilihat dalam buku Notohamidjojo, kreativitas yang bertanggungjawab, ia menambahkan satu bentuk ketidakadilan yakni, merampas hak dan kebebasan seseorang untuk berkreasi dan menciptakan sesuatu.

Kondisi-kondisi seperti ini tampaknya berbeda-beda satu sama lainnya, namun memiliki elemen dasar yang sama, yaitu pembatasan dalam hukum, namun menurut Mill, konsep ini juga berlaku bagi setiap kewajiban moral. Lalu, yang membedakan antara kewajiban dalam keadilan dengan kewajiban yang lain, atau dari aspek moralitas pada umumnya, untuk menjawab pertanyaan ini, Mill mengadopsi pemikiran Kant, yang mana membedakan antara tanggung jawab terhadap kewajiban yang sempurna dan terhadap kewajiban yang tidak sempurna. Dimana pada tanggung jawab yang sempurna melahirkan hak-hak bagi penerimanya; jika saya memiliki

60John Stuart Mill, Utilitarianism, On Liberty., 298-301. Lih. Karen Lebaqcz, Teori-teori keadilan, 20. Lih. Juga, Notohamidjojo, Kreativitas yang Bertanggungjawab., 638.

41

tanggung jawab untuk tidak menyakiti anda, maka anda memilik hak untuk tidak saya sakiti. Sedangkan pada tanggung jawab yang tidak sempurna adalah sebaliknya yakni melahirkan hak-hak yang tidak setara.61

Jadi keadilan bukan hanya sekedar berisi apa yang benar untuk dilakukan atau tidak benar dilakukan, namun juga sesuatu yang memperbolehkan orang lain mengklaim dari kita sesuatu sebagai hak moralnya. Hak, pada intinya adalah sesuatu yang mendatangkan utilitas (manfaat). Sesuatu tindakan adil karena mendatangkan manfaat sebesar-besarnya bagi sebanyak-banyak orang. Karena itu dasar dari keadilan adalah utilitas. Apa yang adil bagi seseorang adalah apa yang bagi orang lain berguna baginya. Apa yang adil bagi masyarakat adalah apa yang menurut masyarakat yang bersangkutan bermanfaat sebesar-besarnya bagi sebanyak-banyaknya orang. Bagi konsep keadilan utilitarian, sebenarnya yang adil adalah yang dapat mendatangkan manfaat bagi warga masyarakat. Sehingga jika ada pihak yang merampas dan melanggar hak sesamanya harus dihukum. Pemahaman semacam ini jika dikaitkan dengan konsep keadilan menurut Notohamidjojo, maka dapat disebut sebagai justitia creativa, bahwa setiap manusia sejak awalnya telah menerima bagiannya masing-masing, sehingga jika ada pihak yang mengambil atau merampas hak milik orang lain maka akan mendapatkan ganjaran atau hukuman sebanding dengan apa yang dilakukan.

Sifat-sifat esensial dalam keadilan utilitarian sebagai berikut; keadilan mengakui eksistensi hak-hak individu yang didukung masyarakat dan dijamin dengan hukum yang keras demi melindungi hak-hak individu, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Hal ini bagi Mill merupakan hak-hak akan kebebasan.62 Namun yang terpenting adalah keadilan bukan untuk diri

61Karen Lebacqz, Teori-teori keadilan., 20. Lih. Thobias Messakh, Konsep keadilan, 52.

42

sendiri namun yang harus diutamakan adalah kepentingan segenap warga masyarakat. Dalam kepentingan masyarakat terdapat nilai-nilai yang melindungi dan menjamin hak-hak yang mendatangkan manfaat umum (general utility) bagi setiap warga masyarakat.63

Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa konsep keadilan utilitarian yang dibangun oleh John Stuart Mill, bahwa semua perilaku moral manusia didorong oleh keinginan untuk memperoleh kebahagiaan. Kebahagiaan yang dimaksud juga adalah mencakup kebahagiaan individu dan kebahagiaan masyarakat sebagai satu totalitas. Warga masyarakat tidak diperkenankan untuk mengejar kebahagiaan individual, tetapi dalam mengejar kebahagiaannya harus berdasarkan pada prinsip ada kesempatan yang sama bagi sesamanya untuk memperoleh kebahagiaan.

Hal terpenting dari konsep keadilan utilitarian adalah di mana adanya kebebasan yang besarnya untuk mendatangkan kebahagiaan bagi jumlah warga masyarakat yang sebesar-besarnya. Kebebasan tidak dihargai pada dirinya sendiri, tetapi berdasarkan manfaatnya. Dan inilah yang membedakannya dengan teori-teori keadilan lainnya misalnya konsep keadilan Nozick, yang mengagungkan kepentingan individual dan mengabaikan kepentingan bersama dalam masyarakat. Salah satu tokoh keadilan yang mengkritik konsep keadilan utilitarianisme adalah John Rawls, ia berpendapat bahwa utilitarianisme sudah merusak tuntutan keadilan dengan mengijinkan adanya warga masyarakat yang dikorbankan demi kebahagiaan bagi sebesar-besarnya jumlah warga masyarakat. Yang dipertentangkan Rawls adalah bahwa yang harus didahulukan adalah hak setiap individu itu sendiri bukan manfaat, karena baginya mendahulukan manfaat berarti manusia menjadikan dirinya hanya sebagai alat dalam aktifitas

63Bandingkan dengan justitia legalis dan justitia vindicativa dari pendekatannya O. Notohamidjojo dalam bukunya Kreativitas yang Bertanggungjawab, 638.

43

sosialnya dan ini merupakan sesuatu yang tidak adil, karena beberapa orang akan mendapat lebih banyak daripada yang lainnya.

Dokumen terkait