• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KONSEP KEBERSIHAN DALAM ISLAM

B. Konsep Kebersihan dalam Islam

1. Pengertian Kebersihan dalam Islam

Kebersihan menurut ajaran Islam di namakan Thaharah (suci). Thaharah sendiri bermakna kesucian dan kebersihan dari segala kotoran yang nyata, seperti suci dari hadas (hal-hal yang membatalkan wudu), najis , dan juga kotoran yang tidak nyata, seperti suci dari penyait-penyakit

26

hati (Al-Faridy, 2009: 3). Jadi dapat dikatakan bahwa thaharah merupakan membersihkan badan, pakaian, dan tempat ibadah dari hadas dan najis serta pikiran-pikiran yang kotor seperti iri, dengki, maksiat, serta dari segala perbuatan dosa.

Firman Allah SWT

َيِٗسهَِِّ َرُوْا بُّةِ َُّٗ َيِ٘ت نَّْنَّرا بُّةِ ُٗ َ نَّ نَّىِ

Artinya : “ Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan ia mencintai orang-orang yang suci (bersih,

baik dari jasmani maupun rohani)”. (Terjemah Q.S al-Baqarah : 222)

Berdasarkan Q.S al-Baqarah ayat 222menjelaskan bahwa Allah SWTmencintai orang-orang yang melakukan kebersihan baik jasmani maupun rohani.

2. Cakupan Kebersihan dalam Islam

Cakupan kebersihan dalam Islam yaitu kebersihan pakaian, tempat ibadah, badan yang lebih spesifik lagi kepada kebersihan gigi, tangan dan kepala (Qardhawi, 2003:124). Menjaga kebersihan setiap hari akan sangat bermanfaat bagi kesehatan, khususnya dalam melaksanakan ibadah akan terasa nyaman tanpa ada gangguan-gangguan sedikitpun yang dikarenakan oleh adanya kotoran. Kebersihan pakaian, tempat ibadah, rumah, jalan, dan badan.

a. Keberasihan Pakaian

AllahSWTtidak menerima salat seseorang apabila dilakukan dengan pakaian yang kotor. Tidak sah salat dengan pakaian yang

27

dikotori najis apapun kecuali dicuci hingga hilang bau, warna dan rasanya walaupun harus membasuh tujuh kali (Al-Fanjari, 2005:23). Melaksanakan ibadah harus dengan menggunakan pakaian yang suci dan bersih. Tidak diterima amalan ibadahnya jika dengan menggunakan pakaian yang terkena najis dan kotor.

ْسهَِِّ َف َكَتاَِ٘ثَّ

(

4

)

ْسُجُْاَف َصْجبُّسا َّ

(

5

)

Artinya :“Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan

perbuatan dosa tinggalkanlah.” (Terjemah Q.S. Al-Muddasir/74 : 4-5).

Berdasarkan Q.S al-Muddasir ayat 4-5 tersebut menjelaskan bahwa untuk membersihkan pakaian dari najis. Baik najis yang terlihat maupun tidak terlihat. Oleh karena itu, wajib hukumnya membersihkan pakaian supaya terhindar dari dosa. Pakaian harus dibersihkan terlebih dahulu jika hendak melaksanakan suatu Ibadah apapun. Jika pakaian kotor apalagi terkena najis maka Ibadah yang dilaksanakan akan sia-sia. Maksudnya sia-sia disini adalah tidak memperoleh pahala. Jadi jika pakaian bersih maka tidak akan mengganggu aktifitas Ibadah dan dapat melaksanakan Ibadah dengan khusuk.

َلََّ ُْتَسْش َّ ُْلُكَّ ٍدِجْسَه هِّلُك َدٌِْع ْنُكَرٌَِٗش ُّرُخ َمَدآ ٌَِٖت اَٗ

َيِ٘فِسْسُوْا بُّةِ ُٗ َلَ َُنًَِّ ُْفِسْسُذ

Artinya: Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid ( Terjemah Q.S Al-A‟raf

28

Berdasarkan Q.S al-A’raf menjelaskan bahwa bukan semata -mata mengenakan pakaian yang indah saja, melainkan justru kebersihanlah yang menjadi keutamaan yang harus dijaga. Sehingga dalam beribadah akan nyaman dan khusyuk. Kenyataannya dapat dilihat dengan panca indra, bahwa seseorang yang berpakaian bersih dan rapi maka dapat disimpulkan bahwa orang itu sudah menjaga kebersihan dirinya maupun pakaiannya.

b. Kebersihan Tempat Ibadah

Tempat Ibadah merupakan tempat suci atau tempat yang digunakan untuk Ibadah khususnya salat, yakni masjid ataupun musala. Tidak boleh sembarangan mengotori dengan cara apapun, seperti membuang sampah sembarangan, mencoret-coret tembok, meludah, karena tempat tersebut merupakan tempat suci umat Islam yang digunakan untuk beribadah kepada Allah SWT.

Menjaga kebersihan tempat ibadah sangat penting dilakukan karena merupakan salah satu tempat yang dianjurkan untuk selalu suci dari kotoran apapun, karena masjid ataupun musala biasanya digunakan untuk pengajian, diskusi, dan kegitan lain yang berhubungan dengan kegiatan Islam lainnya. Untuk itu tempat-tempat ibadah harus dijaga kebersihannya. Menjaga tempat-tempat ibadah bukan saja tanggung jawab remaja masjid, tapi seluruh umat Islam wajib menjaga masjid beserta lingkungannya tetap bersih dan sehat.

29

Hal-hal yang dapat dilakukan agar senantiasa lingkungan tempat ibadah bersih yang dapat dilakukan antara lain: menyapu dan mengepel lantai musala atau masjid, jika akan masuk ke mushola atau masjid sebaiknya membuka sandal atau sepatu terlebih dahulu dan kaki dalam keadaan bersih, tidak digunakan untuk sara bermain anak-anak dikarenakan mushola atau masjid digunakan untuk tempat orang-orang beribadah kepada Allah SWT sehingga Ibadah yang dilakukan harus dalam keadaan tenang dan tidak ada kegaduhan, senantiasa membersihkan tempat wudu dan wc di mushola ataupun di masjid, menata al-Qur’an dan membersihkan tempatnya sehingga tidak adanya debu-debu yang menempel dalam al-Qur’an ataupun tempatnya, jika terdapat mukena dalam mushola ataupun masjid sebaiknya seminggu sekali dicuci serta dari orang-orang yang dalam keadaan tidak suci.

ْنُرًَْأَّ َج َلَنَّصا ُْتَسْقَذ َلَ ٌَُْهآ َيِٗرنَّا اَِبَُّٗأ اَٗ

ُْلِسَرْغَذ ٔنَّرَح ٍلِ٘ثَس ِٕسِتاَع نَّلَِ اًثٌُُج َلََّ َىُْاُْقَذ اَه ُْوَلْعَذ ٔنَّرَح َٓزاَكُس

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi (Terjemah Q.S an-Nisa: 43)

Berdasarkan dalam Q.S an-Nisa menjelaskan bahwa tidak diperbolehkan seseorang untuk masuk ke masjid sedang dalam keadaan yang tidak suci, karena junub hingga benar-benar sudah mandi besar dan suci. Masjid merupakan tempat yang suci yang harus dijaga kesuciannya.

30

Kebersihan sebagai kunci utama dalam memperoleh kesehatan, dengan badan bersih dan sehat maka Ibadah yang dilakukan akan dijalankan secara semangat dan khusuk, maka sebaliknya jika tidak menjaga kebersihan, sakitlah yang didapatkan sehingga dalam melaksanakan aktivitas akan terganggu.

c. KebersihanBadan

Kebersihan badan perlu dijaga agar tidak terjadi hal-hal yang dapat menyebabkan penyakit yang dapat bersarang pada bagian tubuh. Untuk itu, dilakukan dengan cara melaksanakan perawatan yang teratur dan melakukan kebersihan setiap hari. Kebersihan badan lebih spesifiknya mencakup sebagai berikut:

1) Kebersihan Gigi

Gigi sangat rawan rusak karena bakteri yang bereaksi dengan gula dalam makanan yang menghasilkan asam yang mengerosi permukaan gigi (Ayudhitya, 2012: 106. Gigi merupakan tempat bersarangnya kuman yang berada di dalam rongga mulut yang disebabkan oleh sisa-sisa makanan yang tersangkut atau menempel pada gigi yang mengakibatkan gigi mengalami kerusakan dan terkikis sedikit demi sedikit apabila tidak segera ditangani, kerusakan akan semakin menyebar ke bagian tengah gigi. Kondisi ini juga dapat menyebabkan gangguan pada gusi dan biasanya berhubungan dengan kebersihan mulut yang buruk. Artinya jika kebersihan gigi tidak dibarengi kebersihan mulut maka

31

kebersihan yang kita peroleh tidak maksimal, karena menjaga kebersihan gigi dan mulut sangatlah penting dilakukan. Jika tidak dibersihkan maka yang akan terjadi yaitu bau mulut yang tidak sedap yang akan mengganggu orang lain ketika kita berbicara.

Gigi terdiri dari geraham, taring dan seri merupakan senjata utama untuk mengunyah dan merobek makanan yang ada di dalam mulut (Subarja, 2012: 60). Tugas utama gigi yaitu untuk mengunyah makanan sehingga halus yang memudahkan untuk menelan makanan.gigi merupakan bagian yang keras dalam mulut yang memiliki struktur pelindung yang sering disebut email gigi. Email gigi sangat membantu untuk mencegah terjadinya lubang gigi. Gigi memiliki peranan penting dalam proses pencernaan makanan. Karena perannya kita harus menjaga kebersihan gigi. Dan untuk menjaga dari berbagai gangguan yang mengancam kesehatan gigi, ada beberapa panduan untuk menjaga gigi agar tetap sehat, antara lain:

a) Harus rajin menggosok gigi dua kali sehari, yaitu setelah makan dan sesudah bangun tidur;

b) Kurangi makanan manis dan lengket. Makanan manis seperti gula adalah salah satu makanan yang paling digemari bakteri di dalam mulut. Bila kebanyakan mengkonsumsi makanan bersifat manis hendaknya yang harus dilakukan yaitu

32

berkumur secara terus menerus agar sisa gula yang menempel pada gigi akan hilang;

c) Kurangi makanan yang bersifat asam. Gigi juga dapat mengalami kerusakan, jika terlalu banyak mengkonsumsi asam d) Harus rajin memeriksakan gigi ke dokter gigi minimal enam

bulan sekali.

Salah satu ajaran Islam tidak membolehkan mengerjakan salat di saat sisa-sisa makanan masih ada di dalam mulut. Seorang muslim harus membasuh mulutnya dan berkumur sebnyak tiga kali sampai sisa-sisa makanan tersebut keluar dari mulutnya, setelah melakukan itu semua baru melaksanakan salat (Musbikin, 2008: 13). Jika hendak melaksanakan Ibadah maka dianjurkan untuk membersihkan mulut terlebih dahulu sehingga sisa makanan yang kita makan tidak menempel di gigi yang dapat menyebabkan bau tidak sedap. Bau yang ditimbulkan akan mengganggu orang lain yang berada disampingnya sehingga Ibadah yang dilaksanakan akan terganggu dan tidak khusyuk. Sebelum melaksanakan Ibadah haruslah membersihkan mulut dan gigi terlebih dahulu.

Rasulullah Saw memberi nasihat kepada umat Islam tentang pentingnya berkumur-kumur sebanyak tiga kali setiap wudhu serta pentingnya membersihkan gigi, yang bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang ada di sela-sela gigi (Salim, 2009: 67). Seseorang berwudu disunahkan untuk berkumur-kumur

33

sebanyak tiga kali itu memiliki tujuan tersendiri yaitu untuk membersihkan gigi. Hal ini dikarenakan seseorang muslim tidak sah salatnya jika di dalam mulutnya terdapat sisa-sisa makanan dan minuman sementara dia sedang melaksanakan salat.

Bersiwak sebelum salat juga disunahkan untuk dilakukan, karena bertujuan untuk membersihkan mulut dan membuat aroma mulut menjadi harum. Siwak merupakan kayu yang memiliki bau wangi yang digunakan untuk memberishkan gigi pada zaman Rasulullah Saw (Marzuqi, 2015: 42). Siwak berbentuk batang, diambil dari akar dan ranting segar tanaman arak (Salvadora Parsica) yang berdiameter mulai 0,1 cm sampai 5 cm. Pohon arak adalah pohon yang kecil, seperti belukar dengan batang yang bercabang-cabang, diameternya lebih dari 1 kaki. Jika kulitnya dikelupas warnanya agak keputihan dan memiliki banyak juntaian serat. Akarnya berwarna coklat dan bagian dalamnya berwarna putih, aromanya seperti seledri dan rasanya agak sedikit pedas.

Cara bersiwak yang benar yaitu kayu siwak dipegang dengan tangan kanan, ibu jari dan jari kelingking diletakkan di bawah siwak sedangkan tiga jari yang lain berada di atas siwak. Kemudian siwak digerakkan pelan-pelan pada rongga mulut sebelah kanan, dimulai gigi atas bagian luar dan dalam, kemudian gigi bawah. Setelahnya diarahkan pada rongga mulut sebelah kiri, dengan cara yang sama. Selanjutnya digerakkan pelan-pelan

34

menyapu langit-langit mulut dan beberapa penopang gigi geraham, selanjutnya menyapu lidah memanjang.

Siwak disunahkan pada setiap waktu, tetapi lebih dianjurkan lagi dalam lima waktu berikut: pertama, ketika hendak shalat; kedua, ketika hendak berwudu; ketiga, ketika hendak membaca al-Qur’an; keempat, ketika bangun tidur dan kelima, ketika terjadi perubahan bau mulut akibat makan, puasa, berbicara atau yang lainnya (Asror, 2010: 59) jadi menggunakan siwak disunahkan pada saat hendak melakukan salat, berwudu, membaca al-Qur’an, bangun tidur dan ketika terjadi bau mulut akibat makanan ataupun puasa.

2) Kebersihan Tangan

a) Pengertian Kebersihan Tangan

Tangan merupakan organ tubuh yang paling mudah memindahkan penyakit. suatu penyakit akan dengan mudah berpindah dari orang sakit kepada orang yang sehat, atau akan berpindah ketika mengambil makanan, atau setelah ia pergi dari tempat kotor (Al-Fanjari, 2005: 18). Kedua tangan merupakan organ yang sangat penting dalam menyelesaikan berbagai pekerjaan. Jika tangan kotor maka tubuh sangat beresiko terhadap masuknya berbagai penyakit. sehingga kebersihan tangan harus selalu kita jaga dengan mencuci tangan setiap memegang sesuatu.

35

Mencuci tangan tidak hanya menggunakan air saja melainkan harus memakai sabun supaya bakteri-bakteri yang menempel pada tangan mati seluruhnya. Hanya saja cara mencuci tangan kadang juga kurang sesuai. Hanya membasahi telapak tangan saja, harusnya juga dibarengi dengan menggosok-gosok telapak tangan hingga sela-sela jari dengan menggunakan sabun dan lebih utamanya pada air yang mengalir, supaya bakteri-bakterinya yang terlepas dari tangan akan kebawa oleh air yang mengalir.

b) Manfaat mencuci tangan

Mencuci tangan sangat berguna untuk membunuh kuman penyakit yang terdapat di tangan. Tangan yang bersih akan mencegah penularan penyakit seperti: diare, typus, cacingan, penyakit kulit dan lainnya (Proverawati, 2012: 73). Jadi manfaat mencuci tangan merupakan hal yang penting yang tidak boleh dilupakan karena tangan merupakan organ yang pertama yang mudah memindahkan penyakit dengan mudah melalui mulut, dengan mencuci tangan dapat menjadi bersih dan bebas penyakit atau kuman.

c) Cara mencuci tangan yang benar

Cara yang tepat untuk mencuci tangan adalah sebagai berikut:

36

(2)Gosok tangan setidaknya selama 15-20 detik,

(3)Bersihkan bagian pergelangan tangan, punggung tangan, sela-sela jari dan kuku,

(4)Basuh tangan sampai bersih dengan air yang mengalir (Proverawati, 2012: 73).

3) Kebersihan Rambut Kepala

Kebersihan rambut kepala dilakukan dengan cara mencuci rambut, menyisir dan mengharumkan (Al-Fanjari, 2005:22). Disamping merawat rambut dengan mencuci, menyisir dan mengharumkan ada pula cara merawat kebersihan rambut supaya rapi yaitu dengan memangkas jika rambut mulai panjang bagi laki-laki, sedangkan jika perempuan dianjurkan untuk membiarkan rambut supaya panjang agar tidak menyamai laki-laki.

Kebanyakan orang-orang berlomba-lomba melakukan berbagai jenis dan teknik perawatan rambut. Mereka ingin memiliki rambut yang tidak hanya indah, namun juga sehat. Rambut yang sehat adalah rambut yang bersinar (tidak kusam), kuat (tidak mudah patah), tidak rontok, tidak kering, dan bersih dari ketombe (Subarja, 2012:37).

3. Tuntunan Kebersihan dalam Islam

Menjaga kebersihan jasmani dan rohani merupakan kebersihan Lingkungan dalam Islam, diantaranya membahas beberapa hal berikut ini:

37

a. Fisik

1) Bersuci

Bersuci ada dua bagian:

a) Suci dari hadas, baik hadas kecil maupun hadats besar, seperti kentut, buang air, buang air besar, tidur, mabuk, memegang faraj

(kemaluan) ini merupakan bagian hadats kecil, sedangkan hadats besar seperti: haid (menstruasi), nifas, melakukan hubungan seksual, dan sebagainya.

b) Suci dari najis. Bagian ini hanya badan, pakaian dan tempat salat. Sesuai dengan ajaran Islam, jika hendak melakukan suatu ibadah apapun harus bersuci terlebih dahulu. Sehingga ibadah yang kita kerjakan tidak dikhawatirkan akan terganggu jika dalam keadaan yang bersih. bersuci untuk membersihkan segala bentuk kotoran baik dalam diri manusia, pakaian dan tempat.

2) Macam-macam Air dan pembagiannya

a) Macam-macam air yang boleh dipakai untuk bersuci:

Air laut, air mata air (air pancuran), air ledeng, air hujan, air sungai, air sumur, dan air salju.

b) Pembagian air ini dibagi menjadi 4 (empat) bagian : (1)Air Muthlaq (air suci lagi mensucikan)

Air Muthlaq yaitu air yang umumnya berasal dari alam dan masih tetap pada sifat aslinya, serta tidak dicampur dengan sesuatu yang dapat menyatu dengan air aslinya

(Al-38

Faridy, 2009: 26). Jadi yang disebut air mutlaq yaitu air yang masih murni atau asli yang belum tercampur oleh zat apapun.Contohnya: air yang jatuh dari langit seperti air hujan, air laut, air sumur, air es yang sudah hancur kembali, air embun, air mata air. Air tersebut boleh dipakai untuk membersihkan benda atau tempat yang terkena najis dan boeh digunakan juga untuk diminum. Sedangkan air yang boleh diminum akan tetapi tidak boleh untuk bersuci antara lain: air teh, air kelapa dan sebagainya.

(2) Air Makruh

Air Makruh yaitu air yang suci lagi mensucikan, tetapi makruhlah memakainya (Munir, 2001: 144). Jadi yang dinamakan air makruh adalah air yang suci mensucikan akan tetapi jika digunakan hukumnya makruh (boleh dilakukan akan tetapi lebih baik ditinggalkan). Contohnya air yang terkena matahari secara langsung (musyammas) dikhawatikan dapat menimbulkan penyakit kulit, air yang terlalu panas dikhawatirkan berbahaya bagi penggunanya, air yang terlalu dingin dikhawatirkan berbahaya bagi penggunanya, dan air yang tenang dalam jumlah sedikit (kurang dari 2 kolah/ kurang lebih 216 liter), serta diragukan kesuciannya.

39

(3) Air Musta‟mal (air yang suci tapi tidak mensucikan)

Air Musta‟mal yaitu air yang sedikit sudah dipakai untuk wudu atau bekas dipakai untuk mencuci kotoran (Munir, 2001: 144). Jadi air musta‟mal merupakai air yang sudah terpakai untuk bersuci. Dikatakan air musta‟mal apabilaair tersebut dalam jumlah sedikit (kurang dari dua kolah atau kurang lebih 216 liter). Telah digunakan untuk bersuci (thaharah) yang fardu, seperti wudu, mandi (besar) atau mencuci kotoran dan najis. Air tersebut sudah terlepas dari anggota badan, sedang air yang masih menempel dibadan tidak termasuk air musta‟mal. Pada saat bersuci, air tidak digunakan dengan cara diciduk, jika penggunanya diciduk air yang tersisa tidak digolongkan air musta‟mal

(4) Air Mutanajis (air yang najis)

Air Muntanajis yaitu air yang sedikit yang tidak cukup dari dua kolah dan bercampur dengan najis meskipun tidak berubah warna, bau dan rasanya (Munir, 2001: 145). Air mutanajis merupakan air yang sedikit kurang dari dua kolah dan terkena najis sehingga berubah sifatnya.

40

3) Macam-Macam Najis dan Benda-Benda Najis

a) Macam-macam najis dan cara mensucikan

(1) Najis Mughalladhah (berat)

Najis Mughalladhahyaitu najis yang terbit dari binatang anjing dan babi atau dari keturunan keduanya (Munir, 2001: 145). Jadi najis mughalladhah digolongkan najis yang berat yaitu najis yang berasal dari anjing dan babi beserta keturunannya.

Cara mensucikannya yaitu dengan membersihkan dengan air sebanyak tujuh kali dan yang terakhir dengan menggunakan tanah.

(2) Najis mutawassithah (pertengahan)

Najis mutawassithahyaitu najis yang bukan berasal dari binatang anjing dan babi beserta keturunannya, seperti contoh kencing, darah, nanah, tahi, arak, muntah-muntahan, bangkai hewan yang mati tidak disembelih.

Cara mensucikannya yaitu dengan membasuh dengan air yang bersih sehingga hilang warna, bau dan rasanya. (3) Najis mukhaffafah (ringan)

Najis Mukhaffafahyaitu najis kencing bayi laki-laki yang belum memakan selain air susu ibu dan umurnya belum dua tahun (Al-Faridy, 2009: 48). Najis mukhaffafah

41

yang belum memakan selain ASI dan belum berumur dua tahun. Cara mensucikannya yaitu dengan cara memercikkan air hingga basah.

b)Benda-Benda yang termasuk najis

(1)Bangkai

Bangkai merupakan hewan yang mati dengan begitu saja (Sabiq, 1973: 42). Dikatakan bangkai jika hewan tersebut mati dengan sendirinya tanpa adanya disembelih menurut ketentuan agama. Bangkai yang dikecualikan adalah bangkai ikan dan belalang, bangkai binatang yang tidak mempunyai darah mengalir seperti: semut, lebah dan lain-lain.

(2) Darah

Segala macam darah itu najis termasuk darah haid dan nifas (Al-Faridy, 2009: 44). Semua yang keluar dari anus dan kemaluan, seperti darah haid dan nifas itu najis., akan tetapi, tidak demikian dengan darah hewan yang disembelih secara syariah. Darah itu tetap suci meskipun banyak, seperti darah dalam hati dan limpa. Darah dalam hati dan limpa tidak najis, karena binatang tersebut disembelih berdasarkan syariah dan dagingnya suci. Kalau dagingnya suci, berarti darah yang terkandung dalam daging itu juga suci.

42

ِسِٗصٌِْ ْا ُنْ َاَّ ُمنَّدا َّ ُحَرَْ٘وْا ُنُكَْ٘لَع ْدَههِّسُح

Artinya: “ Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, dan daging babi (Terjemah Al-Maidah: 3)

Dikecualikan darah yang tertinggal didalam daging binatang yang sudah disembelih, begitu juga darah ikan dan belalang. Kedua macam darah pada ikan dan belalang itu suci atau dimaafkan, artinya diperbolehkan atau dihalalkan. (3) Nanah

Segala macam nanah itu najis, baik yang kental maupun yang cair. Nanah berasal dari darah yang sudah busuk. Maka hukum nanah mengikuti hukum darah yaitu najis.

(4) Anjing dan babi

Semua hewan itu suci kecuali anjing dan babi (Rasjid, 2014: 19). Segala sesuatu yang berhubungan dengan anjing dan babi itu najis, maka dari itu sebagai umat Islam diharuskan untuk menjauhi dua hewan tersebut. (5) Madzi

Madzi yaitu zat cair yang keluar dari kemaluan ketika bermain berpikir, bersetubuh dan lain-lain (Masyhur, 1995: 41). Madzi merupakan cairan yang keluar dari kemaluan yang diakibatkan oleh bersenggama. Madzipada

43

laki-laki dan perempuan hanya lebih banyak dari golongan perempuan.

Keluarnya madzi kadang-kadang tidak terasa, hanya saja hukumnya najis yang harus dibersihkan jika hendak melakukan Ibadah. Bila madzi menimpa badan, maka wajib dicuci, jika menimpa kain, maka cukuplan dengan memercikkan air saja.

(6) Binatang Jallalah

Binatang jallalah merupakan binatang yang makan kotoran, baik berupa unta, sapi, kambing, itik dan lain-lain sehingga baunya berubah. Tetapi jika hewan tersebut dikurung dan terpisah dari kotoran-kotoran itu beberapa waktu dan kembali memakan makanan yang baik, hingga dagingnya jadi baik dan nama jallalah tadi jadi hilang dari dirinya, maka halal hukumnya. Alasannya dilarang dikarenakan berubah, sedangkan sekarang tidak ada perubahan semacam itu.

(7) Khamar atau arak

ِلَوَع ْيِه ٌسْجِز ُم َلَْشَ ْلْ َّ ُباَصًَْ ْلْ َّ ُسِسَْ٘وْا َّ ُسْوَ ْا اَونًَِّ

ِىاَ ْ٘نَّلا

Artinya: Sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan setan (Terjemah Q.S al-Ma‟idah :90)

44

Dijelaskan dalam Ayat tersebut bahwa khamr merupakan perbuatan yang keji yang tidak disenangi oleh Allah SWT sehingga hukumnya haram dan najis, karena dapat membuat orang yang meminum khamr akan hilang kesadarannya atau bisa disebut dengan mabuk dan lupa akan Allah SWT.

4) Cara Mensucikan

a) Istinjak

Istinjak merupakan cara untuk membersihkan kemaluan sehabis buang air besar dan kecil dengan air atau batu (Sa’di, 2008: 12) jadi istinjak berarti menghilangkan kotoran yang dikeluarkan oleh farji (qubul dan dubur) berupa najis yang mengotori, dengan menggunakan air atau batu.

(1)Adab Istinjak

Walaupun ini amalan sunah untuk dilakukan, ada adabnya ketika hendak beristinjak antara lain: memakai alas kaki, tertutup hingga bagian kepala (jika buang air di tempat yang terbuka), berdzikir ketika memasuki tempat buang hajat, memasuki tempat buang hajat dengan mendahulukan kaki kiri, keluar dari tempat buang hajat dengan kaki kanan, tidak membawa sesuatu yang tersebut nama Allah SWT, duduk (jongkok), tidak bicara, tidak melihat ke langit, tidak meludah,

Dokumen terkait