• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP KEBERSIHAN LINGKUNGAN DALAM PRESPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Gelar Sarjana pendidikan (S.Pd)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KONSEP KEBERSIHAN LINGKUNGAN DALAM PRESPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Gelar Sarjana pendidikan (S.Pd)"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

i

KONSEP KEBERSIHAN LINGKUNGAN DALAM

PRESPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Gelar

Sarjana pendidikan (S.Pd)

Oleh

SITI NAFSATUL ROHMAH

NIM 11113081

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)
(4)

iv

(5)
(6)

vi

MOTTO

َيِٗسهَِِّ َرُوْا بُّةِ َُّٗ َيِ٘ت نَّْنَّرا بُّةِ ُٗ َ َ نَّىِ

Artinya:

“Sesungguhnya Allah menyukai orang

-orang

yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah „ala kulli hal, atas limpahan kasih sayang Sang Maha Rahmaan dan Rahim yang telah mengantarkan penulis pada kesempatan istimewa ini. Penulis persembahkan karya kecil ini sebagai kado bukti keseriusan kepada orang-orang terkasih yang Allah titikan untuk mendampingi hingga penghujung awal perjuangan.

1. Terimakasih untuk Ayahanda (Muh Dohri) dan Ibunda (Siti Nur Jannah) tercinta, sang pemberi kasih tak berkesudahan. Semoga Allah memberikan balasan setimpal Surga Firdaus kepadanya.

2. Adik Kandungku (Muhammad Nur Khamim), yang telah memberikan pelajaran berharga dalam hidup. Semoga Allah Swt menjadikan anak yang shaleh yang dapat meningkatkan derajat keluarga

3. Embah Putri (Mbah Sarah), terimakasih atas dekapan kasih sayangnya yang tulus. Semoga Allah Swt memberikan kesehatan dan panjang umur selalu. 4. Ponakan-ponakan kecilku, yang selalu memberikan keceriaan setiap harinya.

Semoga Allah Swt menjadikan anak-anak yang sholeh dan sholekhah.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut asma Allah Swt yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Puji Syukur hanya layak dan pantas dipersembahkan kepada Sang Pemilik Keagungan, Allah Swt. Atas takdirNyalah, dijadikan manusia sebagai

“akhsani takwiim”. Yang senantiasa berfikir, berilmu dan beriman.

Shalawat serta salam terhaturkan kepada Nabi akhir zaman, Nabi pemimpin umat, Nabi penyempurna akhlak manusia, Nabi pemberi syafa’at kelak di dunia maupun di akhirat yaitu Baginda Agung Muhammad Salallahu „alaihi

wasslam. Atas wahyu yang Ia sampaikan kepada umatnya, telah mengantarkan manusia untuk selalu bertaqwa kepada Allah Swt.

Skripsi ini terselesaikan bukan atas jerih payah sendiri, melainkan atas bantuan dan kebaikan dari orang-orang hebat. Maka dari itu, atas bimbingan dan arahannya, penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga;

2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga;

3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M. Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Salatiga;

(9)

ix

5. Ibu Dr. Hj. Maslikhah, S. Ag., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mencurahkan pikiran, tenaga dan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini;

6. Bapak Ibu dosen IAIN Salatiga, yang telah mendidik, mengarahkan dam memotivasi dari awal hingga akhir perkuliahan;

7. Segenap civitas akademika IAIN Salatiga dan seluruh pihak yang telah membantu hingga skripsi ini selesai;

8. Teman-temanku (Remaja Putra Putri TRc) yang tidak ada henti-hentinya memberikan semangat selalu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Saran dan kritik konstruktof sangat dalam kesempurnaan sekripsi ini. Jazakumullah akhsanal jazaa‟

Salatiga, 19September 2017 Penulis,

(10)

x

ABSTRAK

Rohmah, Siti Nafsatul. 2017. “Konsep Kebersihan Lingkungan dalan Prespektif

Pendidikan Islam”. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dr. Hj. Maslikhah, S. Ag., M.Si.

Kata Kunci: Kebersihan Lingkungan, Pendidikan Islam.

Allah SWT menciptakan manusia di bumi sebagai khalifah, karena merupakan bagian dari segala hal yang ada dalam lingkungan hidup di bumi. Antara manusia dengan segala yang ada dalam lingkungan hidup terdapat hubungan timbal balik untuk keberlangsungan hidup, karena sekarang ini lingkungan telah mengalami kerusakan yang diakibatkan tangan manusia yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, untuk menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran manusia, sarana yang efektif adalah melalui jalur pendidikan. Salah satunya yaitu jalur pendidikan Islam. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah a) untuk mengetahui konsep kebersihan lingkungan dan b) untuk mengetahui konsep kebersihan lingkungan dalam perspektif pendidikan Islam.

Skripsi ini menggunakan metode Library Research yaitu penelitian yang di lakukan di perpustakaan yang objek penelitiannya dicari lewat beragam informasi kepustakaan (buku, jurnal ilmiah, koran, majalah, koran) dan lain sebagainya. Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah literatur (kepustakaan), sehingga penelitian ini menggunakan kajian dengan cara mempelajari, mendalami, mengutip teori-teori dan konsep-konsep dari sejumlah data pada buku-buku yang berkaitan dengan kebersihan lingkungan dengan pendidikan Islam. Setelah buku-buku terkumpul kemudian peneliti menelaah secara sistematis buku-buku yang berhubungan dengan yang akan diteliti, dari situ peneliti dapat bahan dan informasi untuk prmbuatan skripsi.

(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

NOTA PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

MOTTO ... vi

G.Sistematika Penulisan ... 9

BAB II KONSEP KEBERSIHAN DALAM ISLAM A.Konsep Kebersihan Lingkungan ... 12

1. Pengertian Kebersihan Lingkungan ... ...12

2. Pentingnya kebersihan lingkungan... 14

3. Manfaat Kebersihan Lingkungan ... 15

4. Gambaran Kualirtas Kebersihan Lingkungan ... 15

(12)

xii

6. Dampak Tidak Menjaga Kebersihan Lingkungan ... 20

7. Upaya menjaga dan menciptakan Lingkungan yang Bersih ... 22

B.Konsep Kebersihan dalam Islam ... 25

1. Pengertian Kebersihan dalam Islam ... 25

2. Cakupan Kebersihan Lingkungan ... 26

3. Tuntunan Kebersihan Lingkungan ... 36

BAB III PENDIDIKAN ISLAM A.Pengertian pendidikan Islam ... 70

B.Dasar Pendidikan Islam ... 77

C.Tujuan Pendidikan Islam ... 83

D.Prinsip-prinsip Pendidikan Islam ... 85

E. Fungsi Pendidikan Islam ... 87

F. Metode Pendidikan Islam ... 88

BAB IV PEMBAHASAN A.Konsep Kebersihan Lingkungan ... 93

B.Konsep Kebersihan Lingkungan dalam Perspektif Pendidikan Islam ... 103

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 108

B.Saran ... 111

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

(14)

xiv

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Tugas Pembimbing Skrispi Lampiran 2 lembar Bimbingan Skripsi Lampiran 3 Daftar Nilai SKK

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

“Kebersihan pangkal kesehatan” sebuah pepatah yang sering kita

dengar, kebersihan itu sangatlah penting untuk selalu diperhatikan karena berhubungan dengan kesehatan. Lingkungan yang bersih akan terhindar dari berbagai penyakit yang akan mengganggu aktivitas-aktivitas sehari-hari. Melaksanakan hidup bersih akan banyak manfaat yang didapatkan, seperti halnya melaksanakan kegiatan apapun tidak akan terganggu dengan badan yang sehat, tidak akan takut sakit, melaksanakan aktivitas-aktivitas pada tempat yang bersih akan berasa nyaman dan tidak akan khawatir dengan hewan-hewan menakutkan.

(16)

2

اًَْ٘بُّدا َجاََ٘ ْا َىُّسِثْؤُذ ْلَت ٔنَّلَصَف َِهِّتَز َنْس َسَكَذَّ ٔنَّكَصَذ ْيَه َحَلْفَأ ْدَق

َٔقْتَأَّ ٌسَْ٘خ ُجَسِخ ْٙ َّ

Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman). Dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal (Terjemah Q.S Al A‟la (87) :14-17).

Berdasarkan Q.S al-A’la menjelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan agar orang-orang selalu membersihkan diri jika akan mengerjakan suatu ibadah dan tidak mementingkan kehidupan dunia, karena kehidupan dunia hanya sementara sedangkan kehidupan akhiratlah yang lebih kekal. Orang-orang yang melakukan hal tersebut digolongkan oleh Allah Swt ke dalam golongan orang-orang yang beruntung.

Islam memperkenalkan dan memerintahkan prinsip steril yang diidentikkan dengan “bersuci” (thaharah) adalah membersihkan dan

membebaskan sesuatu dari bakteri atau benda yang mengandung bakteri, sedang sesuatu yang kotor atau mengandung jamur diidentikkan dengan “najis”. Kebersihan tidak hanya pada anggota badan saja melainkan pada

lingkungan juga. Kebersihan lingkungan juga perlu dijaga dengan sebaik-baiknya dengan cara merawat, membersihkan setiap hari, menyapu, menyiram tanaman supaya lingkungannya bersih dari kotoran-kotoran, debu yang mengakibatkan banyak penyakit.

(17)

3

sebaliknya jika seseorang kurang memperhatikan kesehatan dan kebersihan lingkungan maka dampak yang akan terjadi adanya berbagai virus atau penyakit yang akan menyerang tubuh sehingga tidak lagi merasakan kesehatan.

Realita seseorang belum juga sepenuhnya mengaplikasikan kebersihan lingkungan, seperti halnya dikampus. Banyak sampah-sampah yang berserakan dilaci meja pada saat proses belajar mengajar di dalam kelas. Sampah yang banyak di lacimengakibatkan bau busuk yang mengganggu konsentrasi dalam proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang hanya mengerti materinya saja, akan tetapi praktiknya belum bisa menjalankan dengan benar. Selain persoalan tersebut masih banyak lagi masalah-masalah lingkungan yang lain. Tercatat serentetan bencana lingkungan di alam semesta ini, seperti banjir bandang, longsor, kebakaran hutan, kekeringan, pencemaran zat kimia, pencemaran udara di perkotaan, meluapnya lumpur panas. Mengajarkan seseorang mengenai kesadaran akan kebersihan lingkungan harus dibiasakan sejak dini, supaya saat dewasa mampu memecahkan persoalan-persoalan mengenai kebersihan lingkungan.

(18)

4

diri kepada Allah SWT dalam berbagai aspek kehidupan agar memperoleh rido-Nya (Faridi, 1982:79). Beribadah kepada Allah SWT dalam berbagai aspek kehidupan atau disebut ibadah dalam arti luas merupakan tujuan tertinggi yang ingin dicapai pendidikan Islam, sebab pendidikan Islam menuntut keseimbangan dalam aspek duniawi ukhrawi; jasmani rohani; individu dan kemaslahatan masyarakat; ilmu agama dan ilmu duniawi; serta teori dan praktik (Hafidz dan Kastolani, 2009:58-67). Ibadah harus dipahami secara komprehensif, tidak hanya terbatas pada melakukan ritual-ritual agama secara pasif saja, melainkan juga meliputi aspek kegiatan: iman, berfikir, merasa, dan bekerja (Achmadi, 1987: 90)

Secara komprehensif dimaklumi bahwa pendidikan Islam dapat diartikan sebagai pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam yang terdapat dalam al-Qur’an dan al-Hadis, dan pendidikan Islam memiliki tujuan untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani, serta menumbuhsuburkan hubungan yang harmonis setiap pribadi dengan Allah SWT, manusia dan alam semesta (Daulay, 2004:153).

(19)

5

Oleh karena itu, untuk menjawab dan mengetahui lebih detail bagaimana konsep kebersihan lingkungan dalam prespektif pendidikan Islam, maka perlu adanya penelitian dengan judul “KONSEP

KEBERSIHAN LINGKUNGAN DALAM PRESPEKTIF

PENDIDIKAN ISLAM”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian mengenai bagaimana konsep kebersihan dalam prespektif Islam. Fokus penelitian ini dapat dijabarkan dalam sejumlah pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana Konsep Kebersihan Lingkungan?

2. Bagaimana Konsep Kebersihan Lingkungan dalam Prespektif Pendidikan Islam?

C. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan atau aktifitas yang disadari mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Sesuai dengan rumusan masalah yang diteliti, maka dari penelitian ini mempunyai tujuan, adapun tujuan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui konsep kebersihan lingkungan,

(20)

6

D. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Menambah Khasanah dunia pustaka tentang konsep kebersihan lingkungan dalam perspektif pendidikan Islam.

2. Manfaat Praksis

Mendorong terutama pembaca, pendidik agar lebih mendalami konsep kebersihan lingkungan dalam perspektif pendidikan Islam

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

(21)

7 2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa buku-buku tentangkebersihan lingkungan dalam prespektif pendidikan Islam, internet, dan informasi lainnya yang berhubungan dengan judul skripsi ini.

3. Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian ini bersifat literatur (kepustakaan), sehingga penelitian ini menggunakan kajian dengan cara mempelajari, mendalami, mengutip teori-teori dan konsep-konsep dari sejumlah data pada buku-buku yang berkaitan dengan kebersihan lingkungan dan pendidikan Islam.

4. Analisis Data

Menganalisis data yang telah terkumpul digunakan metode deduktif, berikut penjelasannya:

a. Metode Deduktif

(22)

8

F. Penegasan Istilah

1. Kebersihan Lingkungan

Kebersihan yaitu suatu usaha yang dilakukan untuk menghilangkan kotoran pada tempat-tempat yang kotor (Sa’di, 2008: 3). Kebersihan merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang ada di lingkungan sekitar. Kebersihan lingkungan sangat mudah dilakukan yaitu, dengan cara menyapu, mengepel lantai, menguras bak kamar mandi, mencuci peralatan masak dan membuang sampah pada tempatnya. Kebersihan pakaian dilakukan dengan cara mencuci, mengeringkan kemudian menyetrika. Sedangkan kebersihan badan dilakukan dengan cara mandi secara teratur.

Kebersihan dalam Islam dapat disebut dengan “thaharah” yang berarti sesuci. Suci dari hadas kecil maupun hadas besar dan juga suci dari najis. Kebersihan dalam Islam sangat dianjurkan oleh Rasulullah Saw karena dengan melakukan kebersihan akan terhindar dari beberapa penyakit yang menyebabkan aktivitas sehari-hari terganggu khususnya dalam melakukan Ibadah. Seperti halnya jika hendak melaksanakan shalat maka pertama yang diperhatikan adalah bersuci terlebih dahulu baik dari badan, pakaian maupun tempat.

2. Pendidikan Islam

(23)

9

Islam menuju terbentuknya kepribadian muslim. Kepribadian muslim adalah kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya yaitu baik tingkah laku luarnya, kegiatan-kegiatan jiwanya maupun filsafat hidup dan kepercayaannya menunjukkan pengabdian dan penyerahan diri kepada Tuhan. Kesimpulannya pendidikan Islam adalah bimbingan untuk mengembangkan fitrah manusia berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam menuju terbentuknya kepribadian muslim dalam hubungannya dengan Allah Swt, dengan sesama manusia, serta dengan alam sekitar.

Daulay (2012: 3) mendefinisikan pendidikan Islam adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmaniah maupun rohaniah, menumbuhsuburkan hubungan yang harmonis setiap pribadidengan Allah Swt, manusia dan semesta.

Pendidikan menurut Achmadi (1987: 10) adalah segala usaha untuk mengembangkan fitrah manusia dan sumber daya insani menuju terbentuknya insan kamil sesuai dengan norma Islam. Insan kamil dapat diartikan perilaku baik dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama maupun alam sekitarnya.

(24)

10

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah didalam mempelajari dan memahami serta mengetahui pokok bahasan skripsi, maka dalam menyusun skripsi ini, sistematika penulisan dibagi menjadi lima bab, yang masing-masing bab memuat sub-sub bab.

Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut: Bab I PENDAHULUAN

Pada bab ini memuat tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan skripsi. Bab II KONSEP KEBERSIHAN DALAM ISLAM

memuat tentang konsep kebersihan lingkungan, meliputi pengertian kebersihan lingkungan, pentingnya kebersihan lingkungan, manfaat kebersihan lingkungan, gambaran kualitas kebersihan lingkungan, persoalan lingkungan, dampak tidak menjaga kebersihan lingkungan, dan upaya menjaga atau menciptakan lingkungan yang bersih dan konsep kebersihan dalam Islam yang meliputi, pengertian kebersihan lingkungan dalam Islam, cakupan kebersihan lingkungan dalam Islam, dan Tuntunan Kebersihan Lingkungan dalam Islam.

Bab III KONSEP PENDIDIKAN ISLAM

(25)

11

tujuan pendidikan Islam, prinsip pendidikan Islam, fungsi Pendidikan Islam, metode pendidikan Islam.

Bab IV PEMBAHASAN

Pada bab ini memuat tentang analisis konsep kebersihan lingkungan dalan prespektif pendidikan Islam.

(26)

12

BAB II

KONSEP KEBERSIHAN LINGKUNGAN

A. Konsep Kebersihan Lingkungan

1. Pengertian Kebersihan Lingkungan

a. Pengertian secara bahasa

Bersih menurut bahasa yaitu bebas dari kotoran (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 142).

b. Pengertian secara istilah

Kebersihan yaitu suatu usaha yang dilakukan untuk menghilangkan kotoran pada tempat-tempat yang kotor (Sa’di, 2008: 3). Kebersihan merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang ada di lingkungan sekitar.

(27)

13

Kebersihan Lingkungan merupakan suatu usaha untuk menghilangkan kotoran yang menjijikkan sehingga lingkungan menjadi bersih dan sehat serta terhindar dari berbagai macam penyakit. Kebersihan lingkungan menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman, asri, hijau dan enak dipandang mata. Kebersihan dapat dilakukan dimanapun tempatnya misalkan di lingkungan sekolah, kantor maupun di tempat umum lainnya maka orang yang berada di tempat tersebut akan merasa nyaman dengan lingkungan yang bersih dan pemandangan yang hijau.

Kesadaran terhadap lingkungan merupakan hal pertama dalam melaksanakan kebersihan peduli lingkungan. Tidak adanya kesadaran peduli lingkungan maka kebersihan tidak akan pernah tercapai. Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan, dan sehat merupakan salah satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan. Sebaliknya jika lingkungan kotor maka akan merusak keindahan tetapi juga dapatmenyebabkan timbulnya berbagai penyakit.

(28)

14

Lingkungan menjadi tidak sehat dan dapat mengganggu kegiatan sehari-hari serta menyebabkan penyakit yang menganggu masyarakatapabila tidak dijaga kebersihannya, maka dari itu diharuskan selalu menjaga kebersihan lingkungan karena banyak sekali manfaatnya untuk kehidupan.

2. Pentingnya Kebersihan Lingkungan

Kebersihan lingkungan sangatlah penting bagi kehidupan sehari-hari. Perilaku hidup bersih merupakan cerminan pola hidup keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarganya. Pola hidup bersih harus diterapkan sedini mungkin agar menjadi kegiatan yang positif (Proverawati, 2012:2). Jadi menerapkan pola hidup bersih harus dilaksanakan sedini mungkin supaya sudah terbiasa melaksanakan hidup bersih setiap saat dan tidak ada hambatan dalam melaksanakan kebersihan.

(29)

15

3. Manfaat Kebersihan Lingkungan

Lingkungan secara bahasa yunani yaitu oikos artinya habitat tempat tinggal atau rumah tempat tinggal. Secara istilah lingkungan berarti suatu tempat tinggal seluruh alam semesta sehingga terjadi hubungan timbal balik atau interaksi. (Asdiqoh, 2011 : 3). Lingkungan merupakan tempat seluruh ekosistem atau habitat yang dapat berhubungan timbal balik antara makhluk hidup satu dengan yang lainnya. Lingkungan terdiri dari dua golongan, yaitu lingkungan biotik (hidup) dan abiotik (benda mati).

Kebersihan lingkungan memberikan manfaat bagi lingkungan terhadap tempat, air, udara, dan sampah. Lingkungan menjadi nyaman untuk ditempati, terhindar dari berbagai macam penyakit, bebas polusi udara sehingga udara menjadi bersih dan segar. Air yang bersih akan bermanfaat khususnya untuk air minum, terbebas dari sampah yang bau, dan menjadikan lingkungan yang hijau sehingga enak dipandang mata.

4. Gambaran Kualitas Kebersihan Lingkungan

(30)

16

kerusakan yang semakin parah, sehingga generasi yang akan datang tidak dapat menikmati lingkungan yang alamiah.

Allah SWT telah menciptakan seluruh alam dan isinya. Menjaga alam dari kerusakan supaya terus lestari dan tidak punah merupakan tugas manusia. Bukan hanya manusia yang membutuhkan makhluk lain, makhluk lainpun juga membutuhkan manusia untuk keberlangsungan hidup. Manusia tidak akan mungkin hidup tanpa adanya bantuan dari makhluk lain.

Kualitas bersih dan tidaknya juga tergantung dari tangan manusia, lingkungan yang dijaga kebersihannya dengan baik, maka kualitas lingkungan bersih juga akan semakin meningkat. Sehingga orang-orang yang melihat lingkungan bersih akan termotivasi untuk melaksanakan kebersihan juga, baik dilakukan pada lingkungan rumah atau di tempat-tempat umum.

Adanya kesadaran peduli lingkungan akan membawa dampak positif bagi lingkungan. Lingkungan menjadi bersih dan sehat membuat orang menjadi nyaman untuk beraktivitas. tidak adanya ketakutan untuk berada lama-lama di tempat yang lingkungannya bersih. Untuk itu manusialah yang memiliki kesadaran yang dapat membuat perubahan dalam kehidupan ini.

5. Persoalan Kebersihan Lingkungan

(31)

17

terjadi di sekitar masyarakat, antara lain gangguan sampah, air kotor, udara, dan tanah.

a. Gangguan Sampah

Sampah merupakan problem yang mungkin akan terus berlangsung di tengah masyarakat dalam kesehariannya. Apalagi jenis sampah yang semakin hari semakin beragam, sehingga proses penanganannya juga beragam pula(Mangunjaya, 2007: 11). Munculnya produk-produk pembungkus makanan yang bervariasi ada yang menggunakan kertas, plastik, yang beraneka ragam dan terkadang dibuang ke sembarang tempat maka menimbulkan lingkungan banyak sampah yang berserakan dimana-mana.

(32)

18 b. Air Kotor

Genangan air bisa timbul karena macam sebab, mungkin disebabkan kecerobohan masyarakat yang minim tempat pembuangan (Mangunjaya, 2007: 12). Masih banyak masyarakat yang tidak peduli akan genangan air yang diakibatkan oleh pembuangan air yang tidak bisa mengalir dengan lancar. Padahal genangan tersebut menjadi tempat bersarangnya banyak penyakit dan akan menimbulkan bau yang tidak sedap.

Genangan air sangat berpotensi menjadi tempat perindukan nyamuk-nyamuk pembawa penyakit, mungkin hampir tiap tahun direpotkan dengan penyakit demam berdarah. Penyakit yang kerap sekali merenggut penderitanya.

Jangan menyepelekan genangan air walaupun sedikit saja. Untuk mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan, supaya rutin memeriksa saluran air dan tempat penampungan air. Pastikan air yang mengalir pada saluran air, mengalir dengan lancar dan tidak menjadi genangan. Sehingga sarang-sarang nyamuk tidak akan bersarang pada tempat pembuangan air.

c. Udara

(33)

19

dihirup. Kualitas udara yang tidak baik mempunyai efek merugikan kesehatan manusia. Menjaga kebersihan udara harus dilakukan dengan cara penghijauan.

Penghijauan merupakan sarana alternatif yang dapat meminimalisir udara kotor. Semakin banyak pepohonan yang ditanam, akan membuat udara semakin bersih dan rindang. Orang-orang akan nyaman berjalan maupun berteduh di bawah pohon karena terhindar dari udara yang tercemar serta pemanasan global.

d. Tanah

Erosi merupakan masalah utama yang sampai saat ini terjadi apabila tanah tidak dilindungi. Erosi menurunkan kesuburam tanah sehingga produktifitasnya turun. Naiknya laju erosi terjadilah lahan kritis di banyak tempat. penanganannya harus dilakukan secara cepat untuk menghindari permasalahan yang lebih besar.

Kadar partikel tanah yang tinggi menyebabkan terjadinya pendangkalan sungai, danau, waduk dan saluran irigasi. Pendangkalan sungai meningkatkan bahaya banjir karena volume air yang dapat disalurkan melalui alur sungai menurun. Oleh karena itu, untuk mengurangi bahaya banjir, maka sungai harus dikeruk. Namun pada umumnya laju pengerukan lebih rendah daripada laju pendangkalan, untuk itu perlu dibuat tanggul sepanjang sungai.

(34)

20

memerlukan biaya pemeliharaan yang tidak sedikit, untuk menekan biaya tersebut, maka kerukan harus dibuang di sawah sehingga terbentuklah petak-petak di dalam sawah yang lebih tinggi dibandingkan dengan sawah. Petak-petak ini tidak terairi sehingga mengurangi luas tanah dan biasanya ditanami dengan palawija.

Penebangan hutan secara liar juga dapat mengakibatkan tanah longsor, terutama didaerah perbukitan. Penebangan dilakukan secara bebas dan tidak memikirkan dampak yang akan terjadi nantinya apabila semua pohon ditebang. Tanah menjadi longsor dan bumi akan rusak karena ulah tangan manusia, sehingga generasi yang akan datang tidak dapat menikmati alam sebagaimana mestinya. Pentingnyakesadaran manusia untuk menjaga lingkungan agar tetap lestari.

6. Dampak Tidak Menjaga Kebersihan Lingkungan

(35)

21

orang yang menyangka, masalah ini hanyalah sebatas pencemaran saja dan timbul karena ulah manusia. Sementara itu masalah lingkungan lebih luas daripada pencemaran dan dapat terjadi karena tindakan manusia atupun secara ilmiah.

Mendefinisikan masalah lingkungan tersebut juga tidak boleh berpacu bahwa segala macam persoalan lingkungan ini terjadi karena ulah manusia saja dan tidak boleh beranggapan bahwa apa yang asli atau alamiah selalu mempunyai kualitas lingkungan yang tinggi. Seperti contoh banyak lalat yang berterbangan yang hinggap pada makanan yang akan dikonsumsi manusia, lalat merupakan hewan yang jijik yang dapat menaburkan benih-benih penyakit pada makanan. Kejadian itu merupakan masalah lingkungan alami. Tugas manusia harus memberantasnya supaya tidak menyebarkan penyakit yang akan masuk kedalam tubuh manusia.

(36)

22

7. Upaya Menjaga atau Menciptakan Lingkungan yang Bersih

Kesadaran manusia (environment conciousness) merupakan sikap batin yang menjiwai dan memotifasi seseorang, masyarakat, bangsa atau negara yang memperhatikan kelestarian lingkungan(Sudarsono, 2007: 1). Kepedulian masyarakat terhadap lingkungan merupakan faktor utama yang sangat penting untuk melestarikan dan menjaga lingkungan terhadap kerusakan-kerusakan. Untuk itu, kualitas kehidupan sangat tergantung pada daya dukung masyarakat terhadap lingkungan.

Permasalahan-permasalahan lingkungan diatas harus dihilangkan dengan beberapa upaya-upaya sehingga dapat menjadikan lingkungan yang bersih dan nyaman untuk dinikmati secara bersama-sama. Upaya tersebut antara lain dengan mengontrol lokasi, kualitas air, kualitas udara, sarana prasarana dan penghijauan.

a. Lokasi

1) Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam, seperti bantaran sungai, aliran lahar, tanah longsor dan banjir;

2) Tidak terletak pada daerah tempat pembuangan akhir sampah dan bekas lokasi pertambangan;

3) Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan, seperti jalur pendaratan penerbangan (Santoso, 2015: 9).

b. Kualitas Air

(37)

23

bertambahnya keperluan akan air dengan cepat, sedangkan sumber air tidak bertambah, bahkan cenderung berkurang akibat pengolahan yang salah, kerusakan lingkungan dan pencemaran air yang semakin meningkat (Arsyad, 2008: 161). Air merupakan kebutuhan hidup yang paling utama. Manfaatnya yang sangat banyak sehingga dibutuhkan oleh manusia. Digunakan untuk air minum, mandi, masak, mencuci, dan masih banyak lainnya.

Air yang digunakan untuk keburtuhan sehari-hari sebaiknya air yang mempunyai kualitas yang cukup baik, misalkan air PAM/air ledeng. Air ledeng/sumur merupakan air bersih yang tidak adanya pencemaran karena air tersebut muncul alami dari sumber yang bersih. Membuat mata air ledeng/sumur sebaiknya tidak berdekatan dengan tempat pembuangan air besar/kecil, kandang peternakan. Karena hal tersebut akan menimbulkan kualitas air yang dihasilkan akan tercemar oleh kotoran-kotoran tersebut yang tidak dapat dikonsimsi. Jika akan membuat sumber air sumur sebaiknya di tempat yang jauh dari kedua tempat tersebut agar air yang dihasilkan memiliki kualitas yang bagus.

c. Kualitas Udara

(38)

24

udara diakibatkan oleh benda-benda gas yang berbahaya bagi lingkungan. Di banyak tempat masih banyak bau busuk yang diakibatkan oleh bahan organik, misalkan sampah, terutama pada tempat pembuangan akhir (TPA), dan got yang tergenang. Pembakaran sampah dan bahan bakar di rumah tangga, asap kendaraan bermotor yang berlebihan.

Kualitas udara di lingkungan pemukiman harus bebas dari gas beracun, baik alam maupun aktivitas manusia. Maka dari itu, solusi yang tepat untuk memperoleh kualitas udara yang baik yaitu dengan cara penghijauan. Dengan penghijauan akan meminimalisir asap kendaraan yang berlebih.

Manusia memerlukan udara bersih untuk bernafas. Udara yang bersih, membuat orang-orang yang menghirup akan nyaman dan tidak takut akan penyakit yang menimbulkan pernafasan sesak. Berada di tempat yang terdapat udara yang sejuk membuat orang akan berlama-lama untuk menikmatinya.

d. Sarana dan Prasarana Lingkungan

1) Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan tempat yang aman dari kecelakaan;

(39)

25

3) Tersedia sumber air bersih yang menghasilkan air cukup sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan kualitas air;

4) Pengelolaan pembuangan sampah harus pada tempatnya. Harus disediakan dua tong sampah yang memisahkan antara sampak organik dan anorganik;

5) Tidak mencoret-coret tembok . e. Penghijauan

Pepohonan untuk penghijauan di lingkungan merupakan pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan dan kelestarian alam. Tidak hanya pepohonan saja yang ditanam melainkan dengan tanaman bunga-bunga yang indah akan membuat tempat tersebut terlihat bagus dan indah dipandang mata.

Upaya-upaya diatas dapat dilakukan dimanapun tempatnya. Baik dilingkungan rumah maupun di tempat umum. Agar lingkungan tidak tercemar oleh berbagai permasalah lingkungan, dan menjaga lingkungan agat tetap lestari dan bersih.

B. Konsep Kebersihan dalam Islam

1. Pengertian Kebersihan dalam Islam

(40)

26

hati (Al-Faridy, 2009: 3). Jadi dapat dikatakan bahwa thaharah merupakan membersihkan badan, pakaian, dan tempat ibadah dari hadas dan najis serta pikiran-pikiran yang kotor seperti iri, dengki, maksiat, serta dari segala perbuatan dosa.

Firman Allah SWT

َيِٗسهَِِّ َرُوْا بُّةِ َُّٗ َيِ٘ت نَّْنَّرا بُّةِ ُٗ َ نَّ نَّىِ

Artinya : “ Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan ia mencintai orang-orang yang suci (bersih,

baik dari jasmani maupun rohani)”. (Terjemah Q.S al-Baqarah : 222)

Berdasarkan Q.S al-Baqarah ayat 222menjelaskan bahwa Allah SWTmencintai orang-orang yang melakukan kebersihan baik jasmani maupun rohani.

2. Cakupan Kebersihan dalam Islam

Cakupan kebersihan dalam Islam yaitu kebersihan pakaian, tempat ibadah, badan yang lebih spesifik lagi kepada kebersihan gigi, tangan dan kepala (Qardhawi, 2003:124). Menjaga kebersihan setiap hari akan sangat bermanfaat bagi kesehatan, khususnya dalam melaksanakan ibadah akan terasa nyaman tanpa ada gangguan-gangguan sedikitpun yang dikarenakan oleh adanya kotoran. Kebersihan pakaian, tempat ibadah, rumah, jalan, dan badan.

a. Keberasihan Pakaian

(41)

27

dikotori najis apapun kecuali dicuci hingga hilang bau, warna dan rasanya walaupun harus membasuh tujuh kali (Al-Fanjari, 2005:23). Melaksanakan ibadah harus dengan menggunakan pakaian yang suci dan bersih. Tidak diterima amalan ibadahnya jika dengan menggunakan pakaian yang terkena najis dan kotor.

ْسهَِِّ َف َكَتاَِ٘ثَّ

perbuatan dosa tinggalkanlah.” (Terjemah Q.S. Al-Muddasir/74 : 4-5).

Berdasarkan Q.S al-Muddasir ayat 4-5 tersebut menjelaskan bahwa untuk membersihkan pakaian dari najis. Baik najis yang terlihat maupun tidak terlihat. Oleh karena itu, wajib hukumnya membersihkan pakaian supaya terhindar dari dosa. Pakaian harus dibersihkan terlebih dahulu jika hendak melaksanakan suatu Ibadah apapun. Jika pakaian kotor apalagi terkena najis maka Ibadah yang dilaksanakan akan sia-sia. Maksudnya sia-sia disini adalah tidak memperoleh pahala. Jadi jika pakaian bersih maka tidak akan mengganggu aktifitas Ibadah dan dapat melaksanakan Ibadah dengan khusuk.

َلََّ ُْتَسْش َّ ُْلُكَّ ٍدِجْسَه هِّلُك َدٌِْع ْنُكَرٌَِٗش ُّرُخ َمَدآ ٌَِٖت اَٗ

َيِ٘فِسْسُوْا بُّةِ ُٗ َلَ َُنًَِّ ُْفِسْسُذ

(42)

28

Berdasarkan Q.S al-A’raf menjelaskan bahwa bukan semata -mata mengenakan pakaian yang indah saja, melainkan justru kebersihanlah yang menjadi keutamaan yang harus dijaga. Sehingga dalam beribadah akan nyaman dan khusyuk. Kenyataannya dapat dilihat dengan panca indra, bahwa seseorang yang berpakaian bersih dan rapi maka dapat disimpulkan bahwa orang itu sudah menjaga kebersihan dirinya maupun pakaiannya.

b. Kebersihan Tempat Ibadah

Tempat Ibadah merupakan tempat suci atau tempat yang digunakan untuk Ibadah khususnya salat, yakni masjid ataupun musala. Tidak boleh sembarangan mengotori dengan cara apapun, seperti membuang sampah sembarangan, mencoret-coret tembok, meludah, karena tempat tersebut merupakan tempat suci umat Islam yang digunakan untuk beribadah kepada Allah SWT.

(43)

29

Hal-hal yang dapat dilakukan agar senantiasa lingkungan tempat ibadah bersih yang dapat dilakukan antara lain: menyapu dan mengepel lantai musala atau masjid, jika akan masuk ke mushola atau masjid sebaiknya membuka sandal atau sepatu terlebih dahulu dan kaki dalam keadaan bersih, tidak digunakan untuk sara bermain anak-anak dikarenakan mushola atau masjid digunakan untuk tempat orang-orang beribadah kepada Allah SWT sehingga Ibadah yang dilakukan harus dalam keadaan tenang dan tidak ada kegaduhan, senantiasa membersihkan tempat wudu dan wc di mushola ataupun di masjid, menata al-Qur’an dan membersihkan tempatnya sehingga tidak adanya debu-debu yang menempel dalam al-Qur’an ataupun tempatnya, jika terdapat mukena dalam mushola ataupun masjid sebaiknya seminggu sekali dicuci serta dari orang-orang yang dalam keadaan tidak suci.

ْنُرًَْأَّ َج َلَنَّصا ُْتَسْقَذ َلَ ٌَُْهآ َيِٗرنَّا اَِبَُّٗأ اَٗ

ُْلِسَرْغَذ ٔنَّرَح ٍلِ٘ثَس ِٕسِتاَع نَّلَِ اًثٌُُج َلََّ َىُْاُْقَذ اَه ُْوَلْعَذ ٔنَّرَح َٓزاَكُس

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi (Terjemah Q.S an-Nisa: 43)

(44)

30

Kebersihan sebagai kunci utama dalam memperoleh kesehatan, dengan badan bersih dan sehat maka Ibadah yang dilakukan akan dijalankan secara semangat dan khusuk, maka sebaliknya jika tidak menjaga kebersihan, sakitlah yang didapatkan sehingga dalam melaksanakan aktivitas akan terganggu.

c. KebersihanBadan

Kebersihan badan perlu dijaga agar tidak terjadi hal-hal yang dapat menyebabkan penyakit yang dapat bersarang pada bagian tubuh. Untuk itu, dilakukan dengan cara melaksanakan perawatan yang teratur dan melakukan kebersihan setiap hari. Kebersihan badan lebih spesifiknya mencakup sebagai berikut:

1) Kebersihan Gigi

(45)

31

kebersihan yang kita peroleh tidak maksimal, karena menjaga kebersihan gigi dan mulut sangatlah penting dilakukan. Jika tidak dibersihkan maka yang akan terjadi yaitu bau mulut yang tidak sedap yang akan mengganggu orang lain ketika kita berbicara.

Gigi terdiri dari geraham, taring dan seri merupakan senjata utama untuk mengunyah dan merobek makanan yang ada di dalam mulut (Subarja, 2012: 60). Tugas utama gigi yaitu untuk mengunyah makanan sehingga halus yang memudahkan untuk menelan makanan.gigi merupakan bagian yang keras dalam mulut yang memiliki struktur pelindung yang sering disebut email gigi. Email gigi sangat membantu untuk mencegah terjadinya lubang gigi. Gigi memiliki peranan penting dalam proses pencernaan makanan. Karena perannya kita harus menjaga kebersihan gigi. Dan untuk menjaga dari berbagai gangguan yang mengancam kesehatan gigi, ada beberapa panduan untuk menjaga gigi agar tetap sehat, antara lain:

a) Harus rajin menggosok gigi dua kali sehari, yaitu setelah makan dan sesudah bangun tidur;

(46)

32

berkumur secara terus menerus agar sisa gula yang menempel pada gigi akan hilang;

c) Kurangi makanan yang bersifat asam. Gigi juga dapat mengalami kerusakan, jika terlalu banyak mengkonsumsi asam d) Harus rajin memeriksakan gigi ke dokter gigi minimal enam

bulan sekali.

Salah satu ajaran Islam tidak membolehkan mengerjakan salat di saat sisa-sisa makanan masih ada di dalam mulut. Seorang muslim harus membasuh mulutnya dan berkumur sebnyak tiga kali sampai sisa-sisa makanan tersebut keluar dari mulutnya, setelah melakukan itu semua baru melaksanakan salat (Musbikin, 2008: 13). Jika hendak melaksanakan Ibadah maka dianjurkan untuk membersihkan mulut terlebih dahulu sehingga sisa makanan yang kita makan tidak menempel di gigi yang dapat menyebabkan bau tidak sedap. Bau yang ditimbulkan akan mengganggu orang lain yang berada disampingnya sehingga Ibadah yang dilaksanakan akan terganggu dan tidak khusyuk. Sebelum melaksanakan Ibadah haruslah membersihkan mulut dan gigi terlebih dahulu.

(47)

33

sebanyak tiga kali itu memiliki tujuan tersendiri yaitu untuk membersihkan gigi. Hal ini dikarenakan seseorang muslim tidak sah salatnya jika di dalam mulutnya terdapat sisa-sisa makanan dan minuman sementara dia sedang melaksanakan salat.

Bersiwak sebelum salat juga disunahkan untuk dilakukan, karena bertujuan untuk membersihkan mulut dan membuat aroma mulut menjadi harum. Siwak merupakan kayu yang memiliki bau wangi yang digunakan untuk memberishkan gigi pada zaman Rasulullah Saw (Marzuqi, 2015: 42). Siwak berbentuk batang, diambil dari akar dan ranting segar tanaman arak (Salvadora Parsica) yang berdiameter mulai 0,1 cm sampai 5 cm. Pohon arak adalah pohon yang kecil, seperti belukar dengan batang yang bercabang-cabang, diameternya lebih dari 1 kaki. Jika kulitnya dikelupas warnanya agak keputihan dan memiliki banyak juntaian serat. Akarnya berwarna coklat dan bagian dalamnya berwarna putih, aromanya seperti seledri dan rasanya agak sedikit pedas.

(48)

34

menyapu langit-langit mulut dan beberapa penopang gigi geraham, selanjutnya menyapu lidah memanjang.

Siwak disunahkan pada setiap waktu, tetapi lebih dianjurkan lagi dalam lima waktu berikut: pertama, ketika hendak shalat; kedua, ketika hendak berwudu; ketiga, ketika hendak membaca al-Qur’an; keempat, ketika bangun tidur dan kelima, ketika terjadi perubahan bau mulut akibat makan, puasa, berbicara atau yang lainnya (Asror, 2010: 59) jadi menggunakan siwak disunahkan pada saat hendak melakukan salat, berwudu, membaca al-Qur’an, bangun tidur dan ketika terjadi bau mulut akibat makanan ataupun puasa.

2) Kebersihan Tangan

a) Pengertian Kebersihan Tangan

(49)

35

Mencuci tangan tidak hanya menggunakan air saja melainkan harus memakai sabun supaya bakteri-bakteri yang menempel pada tangan mati seluruhnya. Hanya saja cara mencuci tangan kadang juga kurang sesuai. Hanya membasahi telapak tangan saja, harusnya juga dibarengi dengan menggosok-gosok telapak tangan hingga sela-sela jari dengan menggunakan sabun dan lebih utamanya pada air yang mengalir, supaya bakteri-bakterinya yang terlepas dari tangan akan kebawa oleh air yang mengalir.

b) Manfaat mencuci tangan

Mencuci tangan sangat berguna untuk membunuh kuman penyakit yang terdapat di tangan. Tangan yang bersih akan mencegah penularan penyakit seperti: diare, typus, cacingan, penyakit kulit dan lainnya (Proverawati, 2012: 73). Jadi manfaat mencuci tangan merupakan hal yang penting yang tidak boleh dilupakan karena tangan merupakan organ yang pertama yang mudah memindahkan penyakit dengan mudah melalui mulut, dengan mencuci tangan dapat menjadi bersih dan bebas penyakit atau kuman.

c) Cara mencuci tangan yang benar

Cara yang tepat untuk mencuci tangan adalah sebagai berikut:

(50)

36

(2)Gosok tangan setidaknya selama 15-20 detik,

(3)Bersihkan bagian pergelangan tangan, punggung tangan, sela-sela jari dan kuku,

(4)Basuh tangan sampai bersih dengan air yang mengalir (Proverawati, 2012: 73).

3) Kebersihan Rambut Kepala

Kebersihan rambut kepala dilakukan dengan cara mencuci rambut, menyisir dan mengharumkan (Al-Fanjari, 2005:22). Disamping merawat rambut dengan mencuci, menyisir dan mengharumkan ada pula cara merawat kebersihan rambut supaya rapi yaitu dengan memangkas jika rambut mulai panjang bagi laki-laki, sedangkan jika perempuan dianjurkan untuk membiarkan rambut supaya panjang agar tidak menyamai laki-laki.

Kebanyakan orang-orang berlomba-lomba melakukan berbagai jenis dan teknik perawatan rambut. Mereka ingin memiliki rambut yang tidak hanya indah, namun juga sehat. Rambut yang sehat adalah rambut yang bersinar (tidak kusam), kuat (tidak mudah patah), tidak rontok, tidak kering, dan bersih dari ketombe (Subarja, 2012:37).

3. Tuntunan Kebersihan dalam Islam

(51)

37

a. Fisik

1) Bersuci

Bersuci ada dua bagian:

a) Suci dari hadas, baik hadas kecil maupun hadats besar, seperti kentut, buang air, buang air besar, tidur, mabuk, memegang faraj

(kemaluan) ini merupakan bagian hadats kecil, sedangkan hadats besar seperti: haid (menstruasi), nifas, melakukan hubungan seksual, dan sebagainya.

b) Suci dari najis. Bagian ini hanya badan, pakaian dan tempat salat. Sesuai dengan ajaran Islam, jika hendak melakukan suatu ibadah apapun harus bersuci terlebih dahulu. Sehingga ibadah yang kita kerjakan tidak dikhawatirkan akan terganggu jika dalam keadaan yang bersih. bersuci untuk membersihkan segala bentuk kotoran baik dalam diri manusia, pakaian dan tempat.

2) Macam-macam Air dan pembagiannya

a) Macam-macam air yang boleh dipakai untuk bersuci:

Air laut, air mata air (air pancuran), air ledeng, air hujan, air sungai, air sumur, dan air salju.

b) Pembagian air ini dibagi menjadi 4 (empat) bagian : (1)Air Muthlaq (air suci lagi mensucikan)

(52)

(Al-38

Faridy, 2009: 26). Jadi yang disebut air mutlaq yaitu air yang masih murni atau asli yang belum tercampur oleh zat apapun.Contohnya: air yang jatuh dari langit seperti air hujan, air laut, air sumur, air es yang sudah hancur kembali, air embun, air mata air. Air tersebut boleh dipakai untuk membersihkan benda atau tempat yang terkena najis dan boeh digunakan juga untuk diminum. Sedangkan air yang boleh diminum akan tetapi tidak boleh untuk bersuci antara lain: air teh, air kelapa dan sebagainya.

(2) Air Makruh

(53)

39

(3) Air Musta‟mal (air yang suci tapi tidak mensucikan)

Air Musta‟mal yaitu air yang sedikit sudah dipakai untuk wudu atau bekas dipakai untuk mencuci kotoran (Munir, 2001: 144). Jadi air musta‟mal merupakai air yang sudah terpakai untuk bersuci. Dikatakan air musta‟mal apabilaair tersebut dalam jumlah sedikit (kurang dari dua kolah atau kurang lebih 216 liter). Telah digunakan untuk bersuci (thaharah) yang fardu, seperti wudu, mandi (besar) atau mencuci kotoran dan najis. Air tersebut sudah terlepas dari anggota badan, sedang air yang masih menempel dibadan tidak termasuk air musta‟mal. Pada saat bersuci, air tidak digunakan dengan cara diciduk, jika penggunanya diciduk air yang tersisa tidak digolongkan air musta‟mal

(4) Air Mutanajis (air yang najis)

(54)

40

3) Macam-Macam Najis dan Benda-Benda Najis

a) Macam-macam najis dan cara mensucikan

(1) Najis Mughalladhah (berat)

Najis Mughalladhahyaitu najis yang terbit dari binatang anjing dan babi atau dari keturunan keduanya (Munir, 2001: 145). Jadi najis mughalladhah digolongkan najis yang berat yaitu najis yang berasal dari anjing dan babi beserta keturunannya.

Cara mensucikannya yaitu dengan membersihkan dengan air sebanyak tujuh kali dan yang terakhir dengan menggunakan tanah.

(2) Najis mutawassithah (pertengahan)

Najis mutawassithahyaitu najis yang bukan berasal dari binatang anjing dan babi beserta keturunannya, seperti contoh kencing, darah, nanah, tahi, arak, muntah-muntahan, bangkai hewan yang mati tidak disembelih.

Cara mensucikannya yaitu dengan membasuh dengan air yang bersih sehingga hilang warna, bau dan rasanya. (3) Najis mukhaffafah (ringan)

Najis Mukhaffafahyaitu najis kencing bayi laki-laki yang belum memakan selain air susu ibu dan umurnya belum dua tahun (Al-Faridy, 2009: 48). Najis mukhaffafah

(55)

41

yang belum memakan selain ASI dan belum berumur dua tahun. Cara mensucikannya yaitu dengan cara memercikkan air hingga basah.

b)Benda-Benda yang termasuk najis

(1)Bangkai

Bangkai merupakan hewan yang mati dengan begitu saja (Sabiq, 1973: 42). Dikatakan bangkai jika hewan tersebut mati dengan sendirinya tanpa adanya disembelih menurut ketentuan agama. Bangkai yang dikecualikan adalah bangkai ikan dan belalang, bangkai binatang yang tidak mempunyai darah mengalir seperti: semut, lebah dan lain-lain.

(2) Darah

(56)

42

ِسِٗصٌِْ ْا ُنْ َاَّ ُمنَّدا َّ ُحَرَْ٘وْا ُنُكَْ٘لَع ْدَههِّسُح

Artinya: “ Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, dan daging babi (Terjemah Al-Maidah: 3)

Dikecualikan darah yang tertinggal didalam daging binatang yang sudah disembelih, begitu juga darah ikan dan belalang. Kedua macam darah pada ikan dan belalang itu suci atau dimaafkan, artinya diperbolehkan atau dihalalkan. (3) Nanah

Segala macam nanah itu najis, baik yang kental maupun yang cair. Nanah berasal dari darah yang sudah busuk. Maka hukum nanah mengikuti hukum darah yaitu najis.

(4) Anjing dan babi

Semua hewan itu suci kecuali anjing dan babi (Rasjid, 2014: 19). Segala sesuatu yang berhubungan dengan anjing dan babi itu najis, maka dari itu sebagai umat Islam diharuskan untuk menjauhi dua hewan tersebut. (5) Madzi

(57)

43

laki-laki dan perempuan hanya lebih banyak dari golongan perempuan.

Keluarnya madzi kadang-kadang tidak terasa, hanya saja hukumnya najis yang harus dibersihkan jika hendak melakukan Ibadah. Bila madzi menimpa badan, maka wajib dicuci, jika menimpa kain, maka cukuplan dengan memercikkan air saja.

(6) Binatang Jallalah

Binatang jallalah merupakan binatang yang makan kotoran, baik berupa unta, sapi, kambing, itik dan lain-lain sehingga baunya berubah. Tetapi jika hewan tersebut dikurung dan terpisah dari kotoran-kotoran itu beberapa waktu dan kembali memakan makanan yang baik, hingga dagingnya jadi baik dan nama jallalah tadi jadi hilang dari dirinya, maka halal hukumnya. Alasannya dilarang dikarenakan berubah, sedangkan sekarang tidak ada perubahan semacam itu.

(7) Khamar atau arak

ِلَوَع ْيِه ٌسْجِز ُم َلَْشَ ْلْ َّ ُباَصًَْ ْلْ َّ ُسِسَْ٘وْا َّ ُسْوَ ْا اَونًَِّ

ِىاَ ْ٘نَّلا

(58)

44

Dijelaskan dalam Ayat tersebut bahwa khamr merupakan perbuatan yang keji yang tidak disenangi oleh Allah SWT sehingga hukumnya haram dan najis, karena dapat membuat orang yang meminum khamr akan hilang kesadarannya atau bisa disebut dengan mabuk dan lupa akan Allah SWT.

4) Cara Mensucikan

a) Istinjak

Istinjak merupakan cara untuk membersihkan kemaluan sehabis buang air besar dan kecil dengan air atau batu (Sa’di, 2008:

12) jadi istinjak berarti menghilangkan kotoran yang dikeluarkan oleh farji (qubul dan dubur) berupa najis yang mengotori, dengan menggunakan air atau batu.

(1)Adab Istinjak

(59)

45

pakaiannya agar tidak terkena tanah, berdoa setelah keluar dari tempat hajat. Tidak menghadap atau membelakangi kiblat. (2)Tatacara bersuci, terdapat tiga model antara lain:

(a)Menggabungkan antara penggunaan air dan batu. Langkah ini yang paling utama (afdal) dikarenakan batu digunakan untuk menghilangkan wujudnya sedangkan air digunakan untuk menghilangkan sisa-sisa kotoran.

(b)Hanya dengan air. Istinjak selesai harus dibersihkan dengan menggunakan air. Karena air dapat membersihkan kotoran secara maksimal dan tidak ada sisa kotoran yang menempel. (c)Hanya dengan batu. Hal ini diperbolehkan walaupun ada air,

namun, perlu dicermati kriteria batu yang boleh digunakan untuk istinja’ antara lain:bersih, keras, dapat dibawa (tidak

terlalu besar dan tidak terlalu kecil), bukan sesuatu yang diharamkan untuk digunakan istinjak, seperti makanan, kotoran atau tulang.

b)Wudu

Wudu merupakan kebersihan yang dilakukan dengan cara membasuh anggota badan secara khusus dan dibarengi dengan niat (Sa’di, 2008: 26). Wudu merupakan kewajiban bagi seluruh

(60)

46 (1)Tata cara Berwudu

Tata cara wudu yang benar antara lain:

(a) Diawali dengan membaca basmalah, dengan hati yang Ikhlas karna Allah Ta’ala;

(b) Membersihkan telapak tangan dengan air suci hingga kedua pergelangan tangan (termasuk celah-celah jari tangan), sebanyak tiga kali;

(c) Mencuci muka dengan menggosok-gosoknya tiga kali.; (d) Mencuci (membasuh) kedua tangan sampai siku-siku

dengan digosok-gosok, masing-masing sebanya tiga kali dan dimulai dengan tangan kanan;

(e) Menyapu rambut kepala dengan air, mulai dari bagian depan terus kebelakang, atau dapat pula hanya mengusap sebagian saja;

(f) Membasuh telinga kanan dan kiri bagian luar sebanyak tiga kali;

(61)

47 (2) Fardu Wudu

(a) Niat wudu untuk menghilangkan hadas atau wudu untuk kesucian salat ikhlas karena Allah SWT semata. Tempatnya di dalam hati, dan waktunya di saat hendak memulai wudu. Niat merupakan kunci penentu nilai suatu ibadah;

(b) Membasuh wajah. batasan wajah adalah membujur dari tempat tumbuhnya rambut hingga dagu bagian bawah, dan melintang antara dua telinga. Seluruh bagian wajah wajib dibasuh, termasuk alis, bulu mata, kumis, serta jenggot, luar dan dalamnya. Untuk jenggot yang sangat tebal, boleh dibasuh bagian luarnya saja, tapi disunahkan untuk disela-sela dengan jemari tangan kanannya;

(c) Membasuh tangan sampai dengan siku;

(d) Mengusap sebagian dari kepala atau rambut, denga syarat rambut tersebut masih nempel di kepala;

(e) Membasuh kaki sampai dengan mata kaki. Keenam, tertib, sesuai urutan di atas (Al-Faridy, 2009: 65-66).

(3) Sunah-Sunah Wudu

(62)

48

membasuh kedua telinga luar dan dalam sesudah menyapu sebagian kepala, mendahulukan yang kanan atas yang kiri, menyela-nyelani segenap jari tangan dan kaki, serta jenggot yang tebal, menigakali basuhan rukun dengan berturut-turut,

berdo’a setelah selesai wudu, membaca dua kalimah

syahadad sesudah selesai berwudu. (4) Hal-hal yang membatalkan wudu

(a) Keluar sesuatu dari salah satu dua jalan, yaitu Qubul

(kemaluan depan) atau dubur (kemaluan belakang);

(b) Hilang akal sebab gila, mabuk, pingsan, tidur yang tidak tetap tempat duduknya dan sebagainya. Sedangkan bagi orang yang tidur dengan duduk tetap maka tidaklah batal wudhunya;

(c) Tersentuh kulit laki-laki dengan kulit perempuan yang boleh dinikahi (bukan muhrim).

c) Mandi

(63)

49

menjadi bersih dan suci dari kotoran sehingga khusuk dalam melaksanakan Ibadah.

(1)Hal-hal yang Mengharuskan Mandi antara lain: (a)Keluar Mani yang disertai rasa nikmat

Mani merupakan suatu cairan yang keluar dari kemaluan dengan merasa senang disebabkan bersetubuh atau lainnya (Masyhur, 1995: 40). Jadi mani merupakan cairan yang ke luar dari kemaluan yang dikeluarkan setelah merasakan nikmat (bersetubuh).

ُّسنَِّنَّغاَف اًثٌُُج ْنُرٌُْك ْىِ َّ

Artinya : “Dan jika kamu junub, maka mandilah”. ( Terjemah Q.S Al-Maidah 6)

(64)

50

(b) Bertemunya Dua Kemaluan (Jimak)

Jimak yaitu masuknya alat kelamin ke dalam farji, minimal sebatas kepala zakar, meskipun tidak sampai ejakulasi atau orgasme (Al-Faridy, 2009: 128). Farji adalah lubang, baik qubul maupun dubur, pada manusia maupun hewan, masih hidup maupun sudah mati.

Hukum wajib kedua hal diatas dilandasi oleh firman Allah SWT

ُّسنَِّنَّغاَف اًثٌُُج ْنُرٌُْك ْىِ َّ

Artinya : “Dan jika kamu junub, maka mandilah”. (Terjemah Q.S Al-Maidah 6)

(c)Keluar Darah Haid

Berakhirnya masa haid merupakan salah satu syarat sahnya mandi. Seandainya seseorang wanita mandi sebelum suci, maka mandinya tidak sah, karena di antara syarat sah mandi adalah suci (Al-Qahthani, 2006:123). Jadi dapat dikatahan bahwa haid merupakan Najis. Saat haid seseorang tidak diperbolehkan untuk berpuasa, menyentuh Al-Qur’an, Iktikaf dan sebagainya. Untuk itu jika haid telah selesai maka wajib untuk mandi besar.

(65)

51

Artinya: “Mereka bertanya kepadamu

tentang haid. Katakanlah, „haid itu adalah kotoran.‟Oleh sebabitu, hendaklah kamu

menjauhkan diri dari wanita pada waktu haid. Dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah Swt kepadamu. Sesungguhnya A;lah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang-orang-orang yang menyucikan diri. (Terjemah Q.S Al-Baqarah 222)

Menurut ayat diatas dijelaskan bahwa haid merupakan kotoran atau najis. Dan dilarang untuk laki-laki (suami) mendekati wanita yang sedang haid, sebelum haid selesai dan bersuci. Setelah selesai haid

maka boleh melakukan hubungan suami isti di tempat yang diperintahkan Allah SWT.

(d) Keluar darah Nifas

(66)

52

Jika seseorang meninggal dunia, maka diwajibkan untuk dimandikan sebelum dikuburkan. Mandi akan membersihkan jenazah dari segala sesuatu kotoran yang menempel pada tubuhnya. Sehingga akan suci dari najis dan hadas.

d) Tayamum

(1)Pengertian Tayamum

Tayamum menurut bahasa adalah maksud atau tujuan, sedangkan menurut istilah adalah beribadah kepada Allah SWT dengan debu yang suci (Sa’di, 2008: 56). Jadi tayamum

merupakan mengusapkan debu yang suci ke wajah dan kedua tangan dengan disertai niat dan tatacara tertentu. Tayamum merupakan pengganti wudu atau mandi, sebagai rukhsah

(keringanan) untuk orang yang tidak mendapatkan air.

اَه ُْوَلْعَذ ٔنَّرَح َٓزاَكُس ْنُرًَْأَّ َج َلَنَّصا ُْتَسْقَذ َلَ ٌَُْهآ َيِٗرنَّا اَِبَُّٗأ اَٗ

َلََّ َىُْاُْقَذ

َّْأ َٔظْسَه ْنُرٌُْك ْىِ َّ ُْلِسَرْغَذ ٔنَّرَح ٍلِ٘ثَس ِٕسِتاَع نَّلَِ اًثٌُُج

ًءاَه ُّدِجَذ ْنَلَف َءاَسهٌِّا ُنُرْسَه َلَ َّْأ ِػِئاَغْا َيِه ْنُكٌِْه ٌدَحَأ َءاَج َّْأ ٍسَفَس َٔلَع

ًُّْفَع َىاَك َ نَّ نَّىِ ْنُكِٗدَْٗأَّ ْنُكُُِْجُِْت ُْ َسْهاَف اًثهَِّ٘غ ًدِ٘عَص ُْونَّوََ٘رَف

ًزُْفَغ

(67)

53

Dijelaskan pada ayat tersebut bahwa seseorang yang tidak boleh melaksanakan Ibadah karena mabuk, junub, sakit, musafir, istinjak, dan menyentuh perempuan diwajibkan untuk bersuci terlebih dahulu dengan menggunakan air. Jika tidak mendapatkan air maka diwajibkan untuk bertayamum dengan demu yang suci pada muka dan tangan.

(2)Hukum Tayamum

Hukum tayamum ada empat yaituwajib, mubah, makruh dan haram. Wajib, apabila dikhawatirkan terjadi kemudaratan (membahayakan) jika harus berwudu atau mandi dengan menggunakan air atau tidak ditemukan air sama sekali. Mubah,apabila mampu berwudu atau mandi dengan menggunakan air, akan tetapi harga air mahal atau jika air sangat sulit didapatkan sehingga diperkirakan apabila mencari air dari awal masuk waktu (salat), kemungkinan air tersebut baru akan didapatkan pada akhir waktu. Makruh, apabila dilakukan berulang-ulang. Haram, apabila bertayamum dengan debu yang kotor, atau bertayamum padahal masih banyak air atau tidak ada yang membahayakan untuk menggunakan air. (3)Syarat Tayamum

(68)

54

sedangkan waktu shalat sudah masuk, dengan tanah yang suci dan berdebu, dan menghilangkan najis.

(4)Fardu (rukun) Tayamum

Fardu tayamum antara lain:

(a)Niat. Orang yang melakukan tayamum hendaknya niat terlebih dahulu sebelum melaksanakan shalat dan sebagainya, bukan semata-mata untuk menghilangkan hadas saja, sebab sifat tayamum tidak dapat menghilangkan hadas, hanya boleh melakukan tanyamum dikarenakan darurat;

(b)Mengusap muka dengan menggunakan debu;

(c)Mengusap kedua tangan sampai siku dengan menggunakan debu;

(d)Dan tertib.

(5)Sunah-sunah Tayamum

(69)

55

secara beruntun tidak berselang lama antara satu dengan yang lainnya.

(6)Hal-hal yang Membatalkan Tayamum

Hal-hal yang membatalkan tayamum ada tiga hal, yaitu : pertama, semua yang membatalkan wudu; kedua, melihat air sebelum mulai melakukan salat dan murtad.

e) Suci dari Haid

(1) Pengertian Haid

Haid menurut bahasa artinya mengalir, sedangkan menurut istilah artinya darah alamiah yang keluar dari pangkal rahim seorang wanita dewasa secara alamiah, pada waktu-waktu tertentu (Al-Faridy, 2009: 182). Jadi haid dapat dikatakan bahwa darah yang keluar dari vagina atau kemaluan perempuan secara alami dan pada waktu tertentu. Darah yang keluar bukan karena penyakit dan bukan karena sebab melahirkan.

(70)

56

haid jika darah keluar dengan sendirinya dan terjadi pada setiap bulanan.

(2) Awal Masa Haid Perempuan

Secara umum seorang perempuan akan mengalami haid

untuk pertama kalinya ketika sudah mencapai umur sembilan tahun. Sedangkan masa akhir haid perempuan terjadi ketika ia sudah menopouse (Alawiyah, 2011: 17). Awal masa haid seorang perempuan yaitu ketika menginjak usia 9 tahun dan akan berhenti

haid ketika memasuki usia 50 sampai 60 tahun.

Apabila seorang perempuan mengeluarkan darah sebelum umur sembilan tahun atau dia mengeluarkan darah setelah usai berhenti haid, maka darah itu bukanlah darah haid, akan tetapi darah penyakit. Darah penyakit merupakan darah yang keluar dari vagina atau kemaluan perempuan sebelum usia sembilan tahun atau setelah darah haid berhenti.

(3) Jangka waktu haid

Masa haid paling sedikit satu hari satu malam (24 jam). Paling lama 15 hari dan umumnya antara 6 sanpai 7 hari. Dengan demikian, apabila haid yang kurang dari 24 jam atau lebih dari 15 hari, maka darah tersebut bukan dinamakan darah haid, akan tetapi darah penyakit (Istihadhah).

Biasanya, seorang perempuan akan mengalami haid

(71)

57

mayoritas setiap perempuan akan mengeluarkan darah haid

normalnya sekitar seminggu, sehingga menjadi suatu takaran waktu yang harus diketahui bagi yang belum pernah haid maupun juga yang sudah mengalami haid.

(4) Mengetahui Kesucian

Mengetahui suci dan tidaknya seseorang perempuan yang sedang mengalami haid sebenarnya tidak terlalu sulit untuk mengetahuinya. Apalagi jika perempuan sudah paham atau sudah mengerti betul keluar darahnya dan kapan berhentinya (Alawiyah, 2011: 35). Jadi untuk mengetahui suci tidaknya masa haid tidaklah sulit apalagi jika sudah paham kapan keluar darah haid dan kapan berhentinya.

Mengetahui kesuciannya biasanya yang dibutuhkan perempuan hanyalah kapas yang berwarna putih, kemudian kapas tersebut dimasukkan kedalam vagina atau kemaluan perempuan dengan sewajarnya, lalu dikeluaran kembali kapas tersebutapakah masih ada warna yang menempel pada kapas tersebut, jika kapasnya berwarna kecoklatan berarti masih dalam keadaan haid sedangkan jika kapas tetap berwarna putih bersih maka dapat disimpulkan bahwa sudah berhenti masa haidnya dan baginya untuk disegerakan bersuci.

(72)

58

Setiap perempuan yang mengalami haid wajib melaksanakan mandi atau bersuci setelah masa haidnya sudah selesai. Mengenai tatacara mandi besar haid tidak berbeda dengan mandi besar lainnya, seperti junub (mandi karena senggama). Hal yang membedakan hanyalah lafaz niatnya. Lafal niat yang biasa diucapkan ketika hendak mansi besar karena selesai haid adalah:

“Niat saya mandi untuk menghilangkan hadas besar

disebabkan haid lillahi ta‟ala.”

(6) Hal-hal yang dilarang pada saat Haid

Seorang perempuan yang mengeluarkan darah haid dilarang untuk melakukan salat, puasa, tawaf di masjidil haram, berdiam di masjid, bersetubuh, menyentuh al-Qur’an, bercerai.

f) Suci dari Nifas

(1) Pengertian Nifas

Nifas adalah darah yang keluarkan wanita setelah lahirnya seorang bayi. Sedangkan darah yang dikeluarkan pada waktu terasa akan melahirkan, dan darah yang dikeluarkan bersamaan bayi itu hukumnya dapat diperinci sebagai berikut: jika darah bersambung dengan haid sebelumnya, maka juga dihukumi haid, sedangkan jika tidak bersambung dengan haid maka dihukumi darah

(73)

59

Nifas hanya bisa dipastikan setelah janin dalam rahim benar-benar berbentuk sempurna. Apabila wanita keguguran, darahnya tidak terhitung darah nifas. Waktu terbentuknya janin biasanya berkisar antara 80 sampai 90 hari sejak hari pertama hamil, pada masa inilah ruh ditiupkan. Apabila wanita melihat darah sebelum waktu melahirkan, tidak usah dipedulikan. Tapi jika setelah masa melahirkan, berarti harus menghitung kapan ia suci sehingga bisa salat dan puasa lagi.

(2) Lamanya Nifas

Nifas tidak memiliki batasan. Apabila wanita mengeluarkan darah lebih dari 40, atau 60 hari lalu berhenti, itulah darah nifas. Akan tetapi, apabila lebih lama lagi maka disebut darah penyakit (istihadhoh). Oleh sebab itu, batas maksimal sebagaimana kebiasaan adalah 40 hari. Minimal orang yang nifas paling sedikit adalah satu kali tetesan darah.

Berdasarkan kenyataan ini, apabila seseorang mengeluarkan darah secara terus menerus lebih dari 40 hari, tapi ada tanda-tanda kalau akan berhenti, wanita tersebut menunggu sampai darah berhenti keluar. Namun jika darah terus keluar, harus mandi pada hari ke 40, karena nifas umumnya 40 hari (Sa’di, 2008:

(74)

60

Apabila masa nifas bersambung dengan masa haid, seorang wanita boleh menunggu sampai haidnya selesai. Akan tetapi, kalau darah terus keluar, berarti istihadhoh. Kalau darah berhenti, berarti suci sekalipun belum 40 hari. Dengan begitu wajib mandi, salat, puasa, berhubungan badan dengan suaminya. Apabila darah berhenti kurang dari sehari maka wanita tersebut tidak ada hukum. (3) Perbedaan antara haid dan nifas

Untuk mengetahi perbedaan haid dan nifas, dapat ditampilkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2.1 Perbedaan Haid dan Nifas

No HAID NIFAS

1. Minimal sehari semalam Minimal satu tetes 2. Maksimal 15 hari Maksimal 2 bulan (60) bisa tetap mendirikan salat.

Gambar

Tabel 2.1 Perbedaan Haid dan Nifas

Referensi

Dokumen terkait

Agar penelitian ini dapat terarah dengan baik serta mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: Seberapa efektif

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Untuk mendapat data yang diteliti, peneliti mengambil data dari keseluruhan

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara (interview), dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan dua macam triangulasi

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam menganalisis data sejarah didalam penelitian ini adalah pertama peneliti memilah sumber data sejarah yang diperoleh dari

Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, model pembelajaran kooperatif, metode kajian literatur, diskusi kelompok, praktikum, dan presentasi, peserta

Wawancara pada penelitian ini, peneliti gunakan sebagai data pendukung dalam pengumpulan data. Tujuan dari wawancara ini ialah untuk melihat pembelajaran yang dilakukan

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data pada penelitian yang dilakukan untuk menemukan permasalahan yang diteliti dengan cara melakukan penelitian secara

Subjek Penelitian ini adalah kelas VII A SMP Pangudi Luhur St. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah