• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.PdI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.PdI)"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

KETEKUNAN IBADAH MAHDHOH DAN KETEKUNAN BELAJAR (Studi Korelasi Siswa Kelas XI SMAN I Suruh

Kabupaten Semarang Tahun 2011)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Guna

Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.PdI)

By:

Di Susun Oleh :

Ika Nur Idawati

111 07 099

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2011

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

“Berusahalah untuk duniamu sakan-akan kau hidup

selamanya, berusahalah untuk akhiratmu seakan kau besok

akan mati.”

PESEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Ayah bunda tercinta 2. Adik-adikku Afri dan Khanif penyemangatku 3. Siska yang selalu setia menemani, membantu, dan memberi semangat 4. Sahabat-sahabatku tersayang (Arun, anis, intan, kang wie) dan masih banyak

lagi yang tidak bisa untuk penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas dorongan dan bantuan kalian semua 5. Teman-teman mahasiswa PAI angkatan 2007 khususnya kelas „C‟ 6. Sahabat-sahabatku KKN posko 32 Wonosuko (mz nazil, mz asror, mz tahfid, khasun, okta, dan ita

(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmad, taufiq serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dalam penulisan skripsi ini. Semoga sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada beliau Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan kerabatnya.

Yang ada di hadapan pembaca adalah sebuah skripsi yang berjudul “Ketekunan Ibadah Mahdhoh dan Ketekunan Belajar (Studi korelasi pada siswa kelas XI SMAN 1 Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2011)”.

Kemudian dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag, Selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

2. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si, Selaku Ketua Program Studi PAI Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

3. Dr. H. Muh. Saerozi, M.Ag, selaku pembimbing penulis dalam menyusun skripsi ini.

4. Drs. Hendro Saptanto, selaku kepala SMAN 1 Suruh yang telah memberikan ijin penelitian.

(7)
(8)

ABSRAK

Idawati, Ika Nur, 2011. Ketekunan Ibadah Mahdhoh dan Ketekunan Belajar

Siswa. Skripsi Jurusan Tarbiyah Progdi Studi Pendidikan

Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Skripsi Jurusan Tarbiyah, Program Studi PAI STAIN Salatiga. Pembimbing: Dr. H. Muh. Saerozi, M. Ag.

Kata Kunci: Ketekunan Ibadah Mahdhoh dan Ketekunan Belajar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketekunan ibadah mahdhoh dan ketekunan belajar siswa kelas XI SMAN 1 Suruh Kabupaten Semarang. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah : 1. Bagaimana ketekunan ibadah mahdhoh siswa SMAN 1 Suruh Kabupaten Semarang. 2. Bagaimana ketekunan belajar siswa SMAN 1 Suruh Kabupaten Semarang. 3 Adakah korelasi antara ketekunan ibadah mahdhoh dan ketekunan belajar siswa SMAN 1 suruh kabupaten semarang.

Adapun subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN 1 Suruh Kabupaten Semarang. Dan dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode dokumentasi dan metode angket.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat ketekunan ibadah

mahdhoh siswa kelas XI SMAN 1 Suruh Kabupaten Semarang tergolong tinggi

sebanyak 62% atau 31 orang. Ketekunan belajar siswa kelas XI SMAN 1 Suruh Kabupaten Semarang juga tergolong tinggi sebanyak 50% atau 25 orang.

Setelah dianalisis menggunakan product moment diperoleh nilai rxy sebesar 0,286 lebih besar dari r tabel 0,279. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara ketekunan ibadah mahdhoh dan ketekunan belajar siswa kelas XI SMAN 1 Suruh Kabupaten Semarang.

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 4 E. Hipotesis Penelitian ... 5 F. Definisi Operasional ... 6 G. Metode Penelitian ... 8

(10)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Ibadah ... 14 B. Aplikasi Ibadah Mahdhoh dalam Kehidupan

Sehari-hari ... 15 C. Ketekunan Belajar ... 24 D. Hubungan antara Ketekunan Ibadah Mahdhoh dan

Ketekunan Belajar ... 31 BAB III HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMA N 1 Suruh ... 33 B. Laporan Data Penelitian ... 39 BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisi Data Ketekunan Ibadah Mahdhoh ... 45 B. Analisis Data Ketekunan Belajar ... 50 C. Analisis Data Korelasi antara Ketekunan Ibadah

Mahdhoh dan Ketekunan Belajar ... 55 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 59 B. Saran ... 60 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

TABEL 3.I BANGUNAN SMAN 1 SURUH... 36

TABEL 3.2 PERLENGKAPAN ADMINISTRASI ... 36

TABEL 3.3 PERLENGKAPAN KBM ... 37

TABEL 3.4 KEADAAN GURU ... 37

TABEL 3.5 KEADAAN MURID SMA 1 SURUH... 38

TABEL 3.6 DAFTAR SISWA YANG MENJADI RESPONDEN40 ... 39

TABEL 3.7 REKAPITULASI JAWABAN ANGKET KETEKUNAN IBADAH MAHDHOH ... 41

TABEL 3.8 REKAITULASI JAWABAN ANGKET KETEKUNAN BELAJAR ... 42

TABEL 4.1 DAFTAR ANGKA DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG KETEKUNAN IBADAH MAHDHOH ... 45

TABEL 4.2 DISTRIBUSI FREKUENSI JAWABAN TINGKAT KETEKU NANIBADAH MAHDHOH ... 48

TABEL 4.3 DISTRIBUSI PROSENTASE JAWABAN KETEKUNAN IBADAH MAHDHOH ... 49

TABEL 4.4 DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG KETEKUNAN BELAJAR ... 50

TABEL 4.5 DISTRIBUSI JAWABAN TINGKAT KETEKUNAN BELAJAR ... 53

TABEL 4.6 DISTRIBUSI PROSENTASE JAWABAN KETEKUNAN BELAJAR ... 54

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia hidup di dunia ini mempunyai tugas yang paling mulia dan asasi yaitu beribadah kepada Tuhan. Tugas bagi setiap manusia utamanya Muslim bahwa seluruh aspek kehidupannya merupakan ibadah. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur‟an Surat Adz Dzariyat 56 :













Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka mengabdi kepada-Ku” (Q.S. Adz Dzariyat: 56)

Ayat tersebut menggambarkan bahwa manusia diciptakan hanya dengan satu tujuan yaitu untuk mengabdi kepada Allah SWT. yang perlu diperhatikan adalah bahwa sebenarnya Allah SWT tidak membutuhkan pengabian dari manusia sebagai makhluk-Nya. Sebaliknya manusia dan jin serta seluruh ciptaan Allah SWT sangat membutuhkan-Nya. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa beribadah adalah untuk kebaikan makhluk itu sendiri.

Ibadah adalah “menunaikan segala kewajiban yang diperintahkan oleh Allah SWT”. (KBBI Daring, 2008). Ibadah yang dimaksud di dalam skripsi ini adalah ibadah-ibadah wajib yang langsung berhubungan dengan Allah, atau disebut ibadah mahdhoh. Ibadah mahdhoh mencakup jenis ibadah yang telah diatur oleh Allah SWT seperti: salat, puasa, dan zakat. Ibadah yang dilakukan secara ikhlas dan tertib merupakan sumber kekuatan bagi jiwa

(13)

seseorang untuk mengendalikan diri. Kepribadian (mental) yang unsur-unsurnya terdiri dari antara lain keyakinan beragama akan dapat mengendalikan kelakukan, tindakan dan sikap dalam hidup. Mental yang sehat penuh dengan keyakinan beragama itulah yang menjadi polisi, pengawas dari segala tindakannya (Darajat, 1975: 40). Salah satu tindakan yang terpantau oleh ketaatan beribadah yang dapat ditemukan dari sikap dan perilaku seorang pelajar adalah ketekunan dalam belajar.

Sebagai contoh, kegiatan keagamaan di rumah ternyata mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemandirian belajar di sekolah. Siswa SMAN 1 Suruh yang menjadi inspirasi penulis untuk mengangkat judul ini, ia seorang yang tekun dalam menjalankan ibadah dan dalam pelaksanaan belajarnya ia juga sangat tekun. Secara teoretik, apabila anak telah memiliki ketekunan beribadah misalnya salat tepat waktu, maka seharusnya siswa akan memiliki ketekunan untuk kegiatan yang lainnya. Ketekunan yang tertanam dalam diri siswa untuk melaksanakan ibadah wajib tepat waktu secara terus-menerus akan menumbuhkan ketekunan siswa dalam melakukan kegiatan yang lainnya ( Darajat, 1975: 42).

Siswa yang sudah tekun dalam melaksanakan ibadah akan melakukan kegiatan-kegiatan yang positif didasarkan atas dasar karena Allah SWT. sebab Allah sudah melekat di hatinya, maka ia akan menjadi tekun dalam melaksanakan segala macam kegiatan dengan ikhlas, tertib, dan sungguh-sungguh.

(14)

Seseorang yang tekun beribadah senantiasa dekat dengan Allah dan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang positif didasarkan semata-mata hanya karena Allah SWT. dengan rasa ikhlas, tertib, dan sungguh-sungguh.

Berangkat dari permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian korelasional untuk mengetahui apakah ada hubungan ketekunan beribadah mahdhoh yang dilakukan siswa dengan ketekunan belajarnya dengan judul “Ketekunan Ibadah Mahdhoh dan Ketekunan Belajar (Studi Korelasi pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2011)”.

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini ada beberapa pokok permasalahan yang menjadi suatu permasalahan yang menjadi suatu pembahasan antara lain:

1. Bagaimana variasi ketekunan ibadah mahdhoh siswa di SMAN 1 Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2011?

2. Bagaimana variasi ketekunan belajar siswa di SMAN 1 Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2011?

3. Adakah hubungan antara ketekunan ibada mahdhoh dan ketekunan belajar di SMAN 1 Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2011?

(15)

C. Tujuan Penelitian

Dengan merujuk pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai oleh peneliti adalah:

1. Untuk mengetahui variasi ketekunan ibadah mahdhoh siswa di SMAN 1 Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2011.

2. Untuk mengetahui variasi ketekunan belajar siswa di SMAN 1 Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2011.

3. Untuk mengetahui adakah korelasi antara ketekunan ibadah mahdhoh dan ketekunan belajar siswa SMAN 1 Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2011.

D. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Teoritis

a. Menambah hasanah pustaka, khususnya pada pembahasan ketekunan ibadah mahdhoh dan ketekunan belajar.

b. Membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara ketekunan ibadah mahdhoh dan ketekunan belajar.

2. Secara Praktis a. Bagi Peneliti:

1) Memberikan pengetahuan serta pemahaman yang komprehensif berkenaan dengan ketekunan ibadah mahdhoh dan ketekunan belajar.

(16)

2) Bermanfa‟at guna menambah semangat penulis untuk lebih tekun dalam menjalankan ibadah mahdhoh.

b. Bagi Lembaga:

1) Bagi seluruh civitas akademi STAIN Salatiga, supaya dapat menjadi bahan kajian dan renungan bahwa ada hubungan yang siginifikan antara ketekunan ibadah mahdhoh dengan ketekunan belajar.

2) Bagi SMA Negeri 1 Suruh, untuk memberikan gambaran yang nyata tentang adanya hubungan yang signifikan antara ketekunan ibadah mahdhoh dengan ketekunan belajar, sehingga dapat membantu perumusan proses pembelajaran yang efektif didasarkan pada ketekunan ibadah mahdhoh.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2002 : 64). Hipotesis dapat pula diartikan sebagai dugaan yang mungkin benar dan mungkin salah. Hipotesis akan ditolak jika salah dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkan (Hadi, 1981 : 63).

Berdasarkan dua pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian yang mungkin bisa benar dan mungkin bisa salah. Hipotesis ini akan diterima jika benar dan ditolak jika salah. Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut : “Ada korelasi positif

(17)

antara ketekunan ibadah mahdhoh dan ketekunan belajar siswa kelas XI SMAN 1 Suruh tahun 2011”.

F. Definisi Operasional

1. Ketekunan Ibadah Mahdhoh

Ketekunan adalah kekerasan tekad dan kesungguhan hati (Poerwadarminta, 1982: 1231). Ibadah adalah “menunaikan segala kewajiban yang diperintahkan Allah SWT” (KBBI Daring, 2008). Ibadah yang dimaksud adalah ibadah-ibadah wajib yang berhubungan langsung dengan Allah, atau disebut ibadah mahdhoh. Ibadah mahdhoh mencakup jenis ibadah yang telah diatur oleh Allah SWT seperti, salat, puasa, dan zakat.

Adapun indikator dari ketekunan beribadah mahdhoh adalah sebagai berikut:

a. Frekuensi pelaksanaan salat, zakat, dan puasa

1) Frekuensi pelaksanaan salat terdapat dalam pertanyaan angket nomer : 1, 4, 5, 6, dan 13

2) Frekuensi pelaksanaan zakat terdapat dalam pertanyaan angket nomer : 7 dan 9

3) Frekuensi pelaksanaan puasa terdapat dalam pertanyaan angket nomer : 10, 15, dan 16

(18)

1) Ketepatan waktu pelaksanaan salat terdapat dalam pertanyaan angket nomor : 2

2) Ketepatan waktu pelaksanaan zakat terdapat dalam angket nomor : 8

3) Ketepatan waktu pelaksanaan puasa terdapat dalam angket nomor : 11 dan 12

c. Durasi pelaksanaan salat, zakat, dan puasa

Durasi pelaksanaan salat terdapat dalam angket nomor : 3 2. Ketekunan Belajar

Ketekunan adalah ketekunan tekad dan kesungguhan hati (Poerwadarminta,1982; 1231) jadi yang penulis maksud mengenai kesungguhan hati dalam skripsi ini adalah intensitas kemauan serta kesungguhan siswa dalam mengikuti pendidikan belajar di sekolah ataupun di rumah. Adapun indikator dari variabel ketekunan belajar siswa adalah sebagai berikut:

a. Ketepatan masuk kelas (Terdapat dalam pertanyaan angket nomer: 2, dan 4)

b. Kelengkapan buku atau catatan (Terdapat dalam pertanyaan angket nomer: 10, 11, 12, 15, dan 16)

c. Memusatkan perhatian secara penuh saat proses belajar mengajar berlangsung (Terdapat dalam pertanyaan angket nomer: 1, 3, dan 5) d. Memiliki kemauan untuk bertanya (Terdapat dalam pertanyaan angket

(19)

e. Ketepatan mengerjakan tugas (Terdapat dalam pertanyaan angket nomer: 9)

f. Pengaturan waktu belajar (Terdapat dalam pertanyaan angket nomer: 6, 7, dan 14)

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Rancangan

Pendekatan yang digunakan adalah correlation research yaitu penelitian yang bermaksud melihat hubungan antara 2 variabel/lebih (Hadeli, 2006: 64). Dalam penelitian ini variabel yang dimaksud adalah variabel ketekunan ibadah mahdhoh (variabel x) dan variabel ketekunan belajar (variabel y).

2. Lokasi & Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di SMAN 1 Suruh Kabupaten Semarang. Waktu penelitian bulan Agustus-September 2011.

3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002 : 108). Sedangkan menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010 : 80). Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh siswa kelas XI SMAN 1 Suruh tahun 2011 yang berjumlah 126 siswa.

(20)

Sampel menurut Suharsimi Arikunto ialah jika kita akan meneliti sebagian dari proses, maka disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian populasi yang diteliti (Arikunto, 1998: 73). Untuk memperoleh sampel yang representatif, maka dibutuhkan teknik sampling simple

random sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Lebih lanjut menurut Suharsimi Arikunto (1995: 125) jika seorang peneliti mempunyai beberapa ratus obyek populasi, maka mereka dapat menentukan besar sampel antara 25-30% atau lebih dari jumlah populasi. Untuk itu peneliti mengambil sampel sejumlah 40% dari keseluruhan populasi siswa kelas XI SMAN 1 Suruh, sehingga jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 50 siswa.

4. Metode Pengumpulan Data

Field Research/Studi Lapangan

Dalam melakukan studi lapangan, peneliti menggunakan beberapa metode diantaranya :

1) Angket

Menurut Hadeli (2006: 75) “Angket adalah salah satu teknik pengumpulan data yang berbentuk kumpulan pernyataan”. Metode ini adalah pokok untuk meneliti data tentang ketekunan ibadah mahdhoh & ketekunan belajar siswa di SMAN 1 Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2011.

(21)

Dalam penelitian ini nanti angket yang akan disiapkan ada dua jenis yaitu angket tentang ketekunan ibadah mahdhoh dan angket untuk mengetahui ketekunan belajar. Jumlah soal untuk setiap angket adalah 16 soal dengan 3 opsi jawaban yaitu A, B, dan C. Berturut-turut skor untuk tiap opsinya adalah 3, 2, dan 1. Kisi-kisi angketnya sendiri menggunakan kerangka kerja indikator ketekunan ibadah mahdhoh dan ketekunan belajar yang telah dikemukakan di poin sebelumnya. Kedua angket ini digunakan untuk menemukan data kuantitatif tentang bagaimana variasi ketekunan ibadah mahdhoh dan ketekunan belajar siswa SMAN 1 Suruh kelas XI tahun 2011.

2) Dokumentasi

Metode ini berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis seperti: buku-buku, majalah, dokumen, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. (Arikunto, 1998: 149)

Metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan data tentang jumlah siswa, guru, karyawan, penulis memilih metode ini agar penyajian data dalam penelitian ini lebih konkrit.

5. Analisis Data

Sesudah penulis memperoleh data, penulis melakukan rekap data kemudian analisis, dalam menganalisis data ini penulis menggunakan dua tahap yaitu:

(22)

Dalam analisis setelah penulis memperoleh data kemudian penulis akan mengadakan perhitungan awal data yang terkumpul. Dalam hal ini penulis menggunakan perhitungan analisis persentase. Rumus yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

x 100% Keterangan: P = Presentase F = Frekuensi

N = Jumlah total responden b. Analisis Uji Hipotesis

Analisa akhir ini penulis lakukan antara variabel x dan variabel y dengan menggunakan analisis statistik dengan rumus product moment. Variabel x ketekunan ibadah mahdhoh siswa, variabel y tentang ketekunan belajar siswa. Hasil dari hubungan ketekunan ibadah mahdhoh dan ketekunan belajar siswa atau penggabungan antara variabel x dan variabel y penulis menggunakn rumus product moment sebagai berikut:

rxy =

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi antara x & y xy : Produk dari x & y

(23)

x : Variabel 1 y : Variabel 2

N : Jumlah responden

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Dalam skripsi yang penulis susun terdiri dari 5 (lima) bab yang rinciannya sebagai berikut:

Dalam penulisan sistematika skripsi ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam penulisan skripsi, yang berjudul Ketekunan Ibadah

Mahdhoh dan Ketekunan Belajar siswa kelas XI SMAN 1 Suruh Kabupaten

Semrang Tahun 2011. Dapat di kemukakan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan :

Dalam bab ini penulis akan menjelaskan tentang: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, sistematika penulisan skripsi.

Bab II Landasan Teori :

A. Aktivitas Ibadah, meliputi pembahasan mengenai: pengertian ibadah dan ibadah mahdhoh (salat fardhu lima waktu, zakat, puasa).

B. Ketekunan belajar siswa yang meliputi: pengertian ketekunan, pengertian belajar, jenis-jenis belajar, faktor yang mempengaruhi ketekunan belajar, & ciri-ciri belajar tekun.

(24)

Pada bab ini penulis akan melaporkan hasil penelitian meliputi: gambaran umum lokasi penelitian, visi dan misi SMAN 1 Suruh, fasilitas dan sarana, keadaan guru dan murid, ekstrakurikuler, & aktifitas pembelajaran di sekolah.

Bab IV Analisis Data :

Pada bab ini penulis akan menganalisa data untuk mengetahui hasil akhir penelitian ini. Adapun teknik yang dipakai dalam menganalisis data tersebut dengan menggunakan analisis statistik dengan perincian: analisis pendahuluan dan analisis uji hipotesis

Bab V Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.

Bagian akhir skripsi ini terdiri dari daftar pustaka dan riwayat hidup penulis.

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Ibadah

Ibadah menurut bahasa berarti menyembah. Menurut Ulama‟ Tauhid, Tafsir, dan Hadits adalah Meng-Esakan Allah, menta’dhimkan-Nya dengan sepenuh-penuh ta’dhim serta menghinakan diri dan menundukkan jiwa kepada-Nya. Sedangkan menurut Ulama‟ Akhlak, ibadah adalah mengerjakan segala taat badaniyah dan menyelenggarakan segala syari’at (hukum). Sedang menurut Fuqoha‟ mengartikan ibadah ialah segala ta’at yang dikerjakan untuk mencapai keridlaan Allah dan mengharap pahala-Nya di akhirat (Hasbi, 1994: 3-4).

Para ulama‟ membagi ibadah menjadi dua yaitu:

1. Ibadah mahdhoh adalah ibadah yang berhubungan langsung dengan Allah yang tidak melibatkan kepentingan orang lain dalam pelaksanaannya. 2. Ibadah ghoiru mahdhoh adalah ibadah yang berhubungan dengan manusia

atau dengan kata lain ibadah yang dalam pelaksanaanny melibatkan orang lain (Hasbi, 1994: 5).

Ibadah menurut istilah yaitu penyembahan seorang hamba terhadap Tuhannya yang dilakukan dengan merendahkan diri serendah-rendahnya, dengan hati yang ikhlas menurut cara-cara yang ditentukan oleh agama (Abidin dan Suyono, 1998: 11).

(26)

Berdasarkan pengertian diatas maka penulis menyimpulkan ibadah

mahdhoh adalah kegiatan penghambaan seorang manusia kepada Allah, dan

mengesakan-Nya dengan sepenuh hati serta memasrahkan jiwa raganya kepada Allah sebagai bukti ada kekuatan iman dan ketaatan dalam rangka mengharapkan ridho-Nya.

B. Aplikasi Ibadah Mahdhoh dalam Kehidupan Sehari-hari

Sesungguhnya tidak samar lagi bagi orang yang berakal bahwa kedudukan ibadah dalam agama ini seperti kedudukan pondasi bagi sebuah bangunan, bahkan seperti kedudukan ruh yang tersembunyi bagi anggota tubuh. Ibadah mahdhoh yang dikategorikan sebagai syi’ar aqidah, dapat menghiasi dan mewarnai kehidupan seseorang dihadapan Tuhannya sebagai bentuk rasa syukurnya. Inti ibadah dan yang terpenting dalam ibadah terletak pada salat. Ia merupakan salah satu fadhilah agama, rukun, syari’at dan aturan akan kesempurnaan Islam. Salat merupakan rukun Islam yang ke-2 yang menjadi penguat rukun yang pertama, syahadat bahwa tiada yang berhak di ibadahi dengan benar selain Allah. Secara kejiwaan, amalan, dan semua aspek keIslaman akan memiliki pengaruh dalam diri seseorang.

Kehidupan seseorang haruslah berjalan sesuai syari’at Allah, menghalalkan apa yang di halalkan dan mengharamkan apa yang di haramkan-Nya. Ia harus tunduk dalam perilaku, perbuatan, dan semua sikapnya kepada syari’at Allah, menjauhi dari keinginan jiwa dan dorongan

(27)

nafsunya agar terjadi keseimbangan bagi individu, kelompok laki-laki dan perempuan.

Ibadah mahdhoh yang dipersepsikan sebagai ibadah yang tidak melibatkan kepentingan orang lain dalam pelaksanaanya mencakup segala yang di cintai oleh Allah dan di ridhoi-Nya baik perkataan dan perbuatan lahir maupun batin. Hal ini menunjukkan bahwa ibadah itu mengharuskan ketundukan mutlak kepada Allah baik terhadap perintah, larangan, masalah kepercayaan, perkataan maupun perbuatan dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun bentuknya adalah: 1. Salat

a. Pengertian Salat

Salat secara bahasa berarti mendoakan kebaikan. Adapun secara syar‟i berarti sejumlah perkataan dan perbuatan tertentu yang diawali dengan takbir dan iakhiri dengan mengucap salam. Salat merupakan ibadah yang paling urgen dalam Islam secara mutlak. Bahkan ia merupakan induk dari berbagai ibadah. Karena, ibadah selain salat, seperti zakat, puasa dan haji terkadang kewajibannya gugur atas individu muslim dalam sebagian kondisi dikarenakan udzur atau sebab lainnya. Adapun salat, kewajibannya tidak pernah gugur dari seorang muslim yang sudah mukallaf (baligh dan berakal), kecuali jika hilang akal atau tidak sadar. Karena itulah orang yang meninggalkan salat disebut sebagai orang yang tidak berakal, sebelum

(28)

ia dikatakan sebagai orang yang menyelisihi syariat Allah (At-Thohir, 2008: 9-10).

b. Kedudukan Salat dalam Islam

Salat mempunyai kedudukan yang besar diantara ibadah yang lain, bahkan kedudukan salat dalam Islam sangat besar sekali hingga tidak ada ibadah lain yang mampu nenandinginya. Salat adalah tiang agama. Agama tidak akan tegak melainkan dengannya. Ia merupakan ibadah yang paling awal untuk dikerjakan, karena salat adalah tuntutan keimanan, salat merupakan sebuah bentuk penghambaan kepada Allah semata, dan terlepas dari penghambaan kepada setan. Sekaligus berhukum kepadanya adalah merupakan tuntutan dua kalimat syahadat, bahwa tidak ada Tuhan yang disembah selain Allah, tiada sekutu baginya dan sesungguhnya Nabi Muhammad adalah hamba dan Rasulnya. Adapun Al Qur-an banyak sekali ayat-ayat yang menunjukkan kewajiban melaksanakan salat diantaranya:



































Artinya: “Padahal mereka tidk disuruh kecuali supaya menyembah

kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan demikian itulah agama yang lurus” (Q.S. Al-Bayyinah: 5)

Salat merupakan tanda kecintaan seorang hamba kepada Tuhannya dan rasa syukur terhadap keutamaan dan kebaikan-Nya. Salat adalah pemisah antara kafir dan mu‟min, siapa yang

(29)

menyia-nyiakan salat maka ia akan lebih menyia-menyia-nyiakan amalan selain salat, dan sesungguhnya segala bentuk hubungan dengan Allah akan terputus.

Dengan demikian setiap orang yang meremehkan dan menghina salat berarti ia telah meremehkan dan menghina Islam, Sesungguhnya kebahagiaan mereka dalam Islam tergantung pada kebahagiaan mereka dalam salat, dan kecintaan mereka pada salat, hati-hatilah kamu akan menghadap Allah dan tidak ada Islam dalam hatimu tergantung ukuran salat dalam hatimu. Salat adalah yang pertama dan yang terakhir dalam Islam diantara keagungan kedudukan salat ia paling banyak disebut dalam Al Qur-an, terkadang disebut dengan sendirian dan kadang beriringan dengan zakat, terkadang dengan kalimat sabar, adakalanya pula dengan ibadah dan kalimat-kalimat lain. Diawali dan ditutup dengan amalan kebaikan. Salat merupakan penegak agama dan agama tidak akan menjadi lurus kecuali dengan salat yang ditegakkan.

c. Anjuran untuk Salat Berjama‟ah

Banyak sekali rahasia dan hikmah diperintahkan mengerjakan salat dengan berjama‟ah diantaranya, membiasakan atau mendidik orang-orang Islam berjiwa merdeka, berjiwa sama rata, sama rasa dan berjiwa persaudaraan atau memperkuat ukuwah Islamiyah dan mempererat tali persaudaraan sesama umat muslim. Kalau manusia

(30)

merasa sama dirinya dengan orang lain dalam menghadap Allah maka hilanglah rasa angkuh dan takabur dalam dirinya.

Dengan adanya hikmah salat berjama‟ah yang luar biasa tersebut maka Allah menganjurkan manusia agar mengerjakan salat dengan berjama‟ah, selain itu Allah juga menjanjikan pahala yang berlipat bagi manusia yang mengerjakan salat dengan berjama‟ah. Maka sangatlah rugi orang-orang yang tidak ikut untuk salat berjama‟ah.

d. Salat Sunah Rawatib

Salat sunah rawatib ialah salat sunah yang mengikuti salat fardhu yang lima. Dikerjakan sebelum mengerjakan salat fardhu yang lima atau sesudahnya. Salat sunah rawatib ada yang muakkad dan tidak muakkad. Yang termasuk salat rawatib muakkad yaitu, dua rakaat sebelum salat dzuhur, dua rakaat sesudah salat dzuhur, dua rakaat sesudah salat maghrib, dan dua rakaat sesudah salat isya‟. Sedangkan salat rawatib yang tidak muakkad yaitu, empat rakaat sesudah dan sebelum salat dzuhur, empat rakaat sebelum ashar, dua rakaat sebelum maghrib (Rasjid, 2003: 144).

2. Zakat

Secara bahasa, zakat berarti tumbuh numuww dan bertambah

ziyadah. Adapun menurut syara‟, berarti hak yang wajib dikeluarkan dari

harta. Madzhab Maliki mendefinisikannya dengan, Mengeluarkan sebagian yang khusus dari harta yang khusus pula yang telah mencapai

(31)

nishab (batas kuantitas yang mewajibkan zakat) kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Dengan catatan, kepemilikan itu penuh dan mencapai hawl (setahun), bukan barang tambang dan bukan pertanian.

Sedangkan menurut Madzhab Hanafi mendefinisikan zakat dengan, menjadikan sebagian harta yang khusus dari harta yang khusus sebagai milik orang yang khusus, yang ditentukan oleh syari’at karena Allah swt (Wahbah, 1995: 83).

Dari definisi diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa zakat adalah mengeluarkan sebagian harta tertentu dan yang diwajibkan oleh Allah untuk diberikan kepada orang-orang yang telah di tentukan oleh Allah swt.

Membayar zakat wajib bagi umat Islam karena zakat merupakan ungkapan syukur atas nikmat harta yang telah dititipkan kepada seseorang, selain itu zakat juga menjadikan pertolongan bagi orang-orang fakir dan orang-orang yang sangat memerlukan bantuan. Dan yang terpenting zakat menyucikan jiwa dari penyakit kikir dan bakhil, melatih orang mukmin untuk bersifat pemberi dan dermawan. Dengan demikian masyarakat akan terlindung dari kemiskinan.

Waktu membayar zakat sebagaimana telah diketahui, waktu wajib zakat fitrah ialah sewaktu terbenam matahari pada malam hari raya. Sungguhpun begitu, tidak ada halangan apabila dibayar sebelumnya, asal dalam bulan puasa. Berikut ini waktu dan hukum membayar zakat fitrah.

(32)

a. Waktu yang diperbolehkan, yaitu dari awal Ramadhan sampai hari penghabisan Ramadhan.

b. Waktu wajib, yaitu mulai terbenam matahari penghabisan Ramadhan. c. Waktu yang lebih baik (sunat), yaitu dibayar sesudah salat Shubuh

sebelum pergi salat hari raya.

d. Waktu makruh, yaitu membayar fitrah sesudah salat hari raya, tetapi sebelum terbenam matahari pada hari raya.

e. Waktu haram lebih telat lagi, yaitu dibayar sesudah terbenam matahari pada hari raya (Rasjid, 2003: 209).

3. Puasa

Secara bahasa, puasa berarti menahan imsak dan mencegah kaff dari sesuatu. Adapun menurut syara’, puasa berarti menahan diri dari hal-hal yang membatalkannya dengan niat yang dilakukan oleh orang pada siang hari, mulai terbit fajar sampai terbenam matahari (Wahbah, 1995: 84).

Berdasarkan definisi diatas penulis mengambil kesimpulan puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan menjaga nafsu, dari segala nafsu apapun, mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari.

Jadi orang yang berpuasa senantiasa dalam keadaan ibadah pada siang dan malam harinya. Dikabulkan do‟anya ketika berpuasa pada siang harinya ia adalah orang yang berpuasa dan sabar. Sedangkan pada malam harinya ia adalah orang yang memberi makan dan bersyukur. Dengan demikian orang yang berarti bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah

(33)

dengan meninggalkan apa yang diharamkan Allah dalam segala hal karena pada dasarnya puasa itu dilaksanakan untuk mengharapkan ridho dari Allah semata.

a. Etika Puasa

1) Mengakhirkan sahur 2) Menyegerakan berbuka

3) Berdoa ketika berbuka dan ketika sedang menjalankan puasa. 4) Bersiwak. Orang berpuasa disunnahkan untuk bersiwak ketika ia

sedang berpuasa.

5) Berderma dan banyak membaca Al-Qur‟an. Karena keduanya disunnahkan di setiap waktu dan lebih sunnah lagi di bulan Ramadhan (Qasim dan Yasir, 2006: 15).

b. Anjuran Salat Tarawih

Salat tarawih adalah salat sunnah yang dikerjakan pada malam hari di bulan Ramadhan. Allah menganjurkan untuk mengerjakan salat sunnah tarawih karena dalam salat tarawih terdapat beberapa fadhilah yang luar biasa. Fadhilah utama dari salat tarawih adalah ampunan terhadap dosa-dosa di masa lampau. Bentuk-bentuk ampunan tersebut bisa disebabkan oleh banyak hal, walaupun sama-sama merupakan fadhilah salat tarawih. Ampunan tersebut bisa karena besarnya pahala, sehingga dosa-dosa dapat ditutupi dengan besarnya pahala, dan pahala salat malam pada bulan ramadhan dilipatgandakan. Bisa juga ampunan

(34)

tersebut dalam bentuk ditambahkannya hidayah, ilmu, dan kedekatan diri kepada-Nya (Suyadi, 2009: 264).

Dari fadhilah-fadhilah salat tarawih di atas maka seseorang yang semakin banyak menunaikan salat, semakin dekat pula kepada Tuhannya, dan semakin dekat kepada Tuhan, semakin mudah memohon pertolongan-Nya. Salah satu cara untuk mempercepat jarak kedekatan dengan Allah adalah salat malam di bulan Ramadhan atau salat tarawih. Dengan demikian, salat tarawih memegang peranan penting dalam rangka kedekatan hamba dengan Tuhannya.

c. Puasa Sunat

Puasa yang disunatkan itu ada enam, yaitu: 1) Puasa enam hari dalam bulan syawal

2) Puasa hari Arafah (tanggal 9 bulan Haji), kecuali orang yang sedang mengerjakan ibadah haji, maka puasa ini tidak disunatkan atasnya.

3) Puasa hari „Asyura (tanggal 10 Muharram). 4) Puasa bulan Sya’ban.

5) Puasa hari senin dan hari kamis.

6) Puasa tengah bulan (tanggal 13, 14, dan 15) dari tiap-tiap bulan qomariah (tahun Hijriah) (Rasjid, 2003: 241-242).

(35)

C. Ketekunan Belajar 1. Pengertian Ketekunan

Ketekunan adalah kekerasan tekat dan kesungguhan hati (Poerwadarminta, 1982:1035). Artinya bekerja, belajar, dan berusaha semakasimal mungkin, sehingga dengan kesungguhan hati dan tekat yang kuat bisa dijadikan sebagai teladan bagi orang lain dan memberikan hasil kepada dirinya sendiri.

Siswa yang memiliki tingkat ketekunan yang tinggi, ia akan lebih konsentrasi pada pelajaran yang diberikan oleh guru maupun lingkungan sekitarnya, dengan cara mencermati, merenungkan, menganalisis, kemudian memilih mana yang baik untuknya dan mana yang harus ditinggalkan. Biasanya siswa yang tingkat ketekunannya tinggi sangat peka dan sensitif sekali terhadap lingkungannya, ia pandai membaca situasai, mampu mengambil keputusan yang tepat, cepat namun terkesan tenang, tanpa ada unsur keterpaksaan. Artinya bahwa sesuatu yang telah ada dikembangkan seoptimal mungkin pada dirinya. Hal itu merupakan satu langkah untuk menunjukkan kemampuan (potensi) yang dimiliki sekaligus sebagai pensosialisasian diri terutama dalam dunia pendidikan (Daradjat, 1975: 77).

2. Pengertian Belajar

Untuk memperoleh pengertian yang obyektif tentang belajar terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli

(36)

psikologi termasuk ahli psikologi penidikan. Berikut ini akan diuraikan berbagai definisi belajar:

a. Crow and Crow dalam Educational Psychology (1984) seperti dikutip oleh Lilik, Muna, dan Suwardi (2009: 22), belajar adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan berbagai sikap, termasuk penenuan baru dalam mengerjakan sesuatu, usaha memecahkan rintangan, dan menyesuaikan dengan situasi baru. (Lilik, Muna, dan Suwardi, 2009: 22)

b. Menurut Cronbach dalam bukunya Educational Psycology, seperti dikutip oleh Djamal (1985: 26), mengemukakan bahwa belajar ditunjukkan oleh suatu perubahan pada tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. (Djamal, 1985: 26)

c. Gagne, dalam buku “The Conditions of Learning” (1977), seperti dikutip oleh Chalidjah (1994: 85), menyatakan bahwa: “Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi tadi”.

d. Morgan, dalam bukunya “Introduction to Psycology” seperti dikutip oleh Cholidjah (1994: 86), mengemukakan: “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetapkan dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”.

(37)

e. Witherington, dalam buku “Educational Psychology” Seperti dikutip oleh Cholidjah (1994: 86), mengemukakan: “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”. (Chalidjah, 1994: 85-86)

Berbagai definisi dan pengertian di atas membawa pada suatu pengertian dan dapat diambil pokok-pokok penting yang menggambarkan atau menunjukkan karakteristik dari belajar.

a. Belajar membawa perubahan baik potensial maupun aktual. Namun harus dipahami bahwa tidak semua perubahan yang terjadi pada individu sebagai hasil dari perbuatan belajar.

b. Perubahan hasil belajar dicirikan dengan diperolehnya kecakapan baru yang bersifat positif fungsional.

c. Perubahan hasil belajar terjadi karena usaha, artinya dilakukan dengan sengaja (Azizah, 2010: 16).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketekunan belajar

Ketekunan bukanlah sesuatu yang dimiliki seseorang begitu saja, melainkan sesuatu yang dapat dikembangkan. Selanjutnya sesuai dengan umur, maka ketekunanpun berubah dalam bentuk dan isi. Oleh karena itu, tiap-tiap tingkat umur manusia mempunyai ketekunan masing-masing.

(38)

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi ada dua macam yaitu: a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal)

1) Faktor jasmaniah (fisisologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini ialah panca indera yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku.

2) Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, terdiri atas:

a) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki.

b) Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribaian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri.

3) faktor kematangan fisik maupun psikis (Usman dan Lilis, 1993:10) b. Faktor Eksternal

Ialah faktor yang datang dari luar diri si anak. Seperti kebersihan rumah, udara yang panas, lingkungan dan sebagainya. Faktor eksternal dapat dijelaskan lebih luas, ternyata banyak faktor yang mempengaruhi anak belajar. Disamping faktor eksternal yang bersifat physik tersebut di atas banyak macamnya yang lain, yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

(39)

1) Yang datang dari sekolah a) Interaksi guru dan murid.

Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara intim, menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar. Siswa juga merasa jauh dengan guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.

b) Hubungan antar murid.

Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, maka tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada group yang saling bersaing secara tidak sehat.

c) Media pendidikan

Kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah anak yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar anak dalam jumlah yang besar pula, seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media-media lain. Kebanyakan sekolah masih kurang dalam memiliki media jumlah maupun kualitasnya.

d) Pelaksanaan disiplin

Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang, sehingga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Kurang bertanggung jawab, karena bila tidak mengerjakan tugas tidak ada sangsi.

(40)

2) Yang datang dari masyarakat

a) Teman bergaulAnak perlu bergaul dengan anak lain, untuk mengembangkan sosialisasinya. Tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang buruk perangainya. b) Cara hidup lingkungan

Cara hidup tetangga di sekitar rumah dimana anak tinggal, besar pengaruhnya pada pertumbuhan anak. Di lingkungan yang rajin belajar, otomatis anak terpengaruh akan rajin belajar juga tanpa disuruh.

3) Yang datang dari keluarga a) Cara mendidik

Orang tua yang memanjakan anaknya, maka setelah anak sekolah akan menjadi siswa yang kurang bertanggung jawab, dan takut menghadapi tantangan kesulitan. Juga orang tua yang mendidik anak secara keras, anak itu akan menjadi penakut.

b) Suasana keluarga

Hubungan antar anggota keluaraga yang kurang intim, menimbulkan suasana kaku, tegang di dalam keluarga. Menyebabkan anak kurang semangat untuk belajar. Suasana yang menyenangkan, akrab dan penuh kasih sayang, memberi motivasi yang mendalam pada anak.

(41)

c) Pengertian orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah.

d) Keadaan sosial ekonomi keluarga

Anak belajar memerlukan sarana-sarana yang kadang-kadang mahal. Bila keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan, kadang kala menjadi penghambat anak belajar. Maka perlu diberi pengertian kepada anak. Namun bila keadaan memungkinkan cukupkanlah sarana yang diperlukan anak, sehingga mereka dapat belajar dengan senang (Roestiyah, 1986: 151-156).

4. Ciri-ciri Belajar Tekun

a. Belajar dengan Teratur

Membiasakan diri dengan sikap teratur dalam segala hal itu sangat penting, yang menyangkut masalah keberhasilan belajar. Sikap yang terbiasa teratur adalah cerminan kepribaian. Kepribadian yang teratur sebagai salah satu barometer dari kejernihan berpikir. Kejernihan berpikir yang diperlukan dalam menuntut ilmu itu harus dipertahankan.

(42)

b. Disiplin dan bersemangat

Dalam belajar disiplin sangat diperlukan. Disiplin dapat melahirkan semangat menghargai waktu, bukan menyia-nyiakan waktu berlalu dalam kehampaan. Selain masalah disiplin, masalah semangat juga sangat penting dalam belajar. Semangat dapat memupuk hasrat yang tinggi dalam melakukan suatu perbuatan.

c. Konsentrasi

Dalam belajar diperlukan konsentrasi dalam perwujudan perhatian terpusat. Pemusatan perhatian tertuju pada suatu objek tertentu dengan mengabaikan masalah-masalah lain yang tidak diperlukan.

d. Pengaturan Waktu

Pandai dalam mengatur waktu itu sangat penting dalam belajar, gunakan waktu dengan sebaik-baiknya, tanpa ada waktu yang berlalu dan terbuang sia-sia. Dengan begitu waktu dapat diatur menurut kehendak sendiri (Syaiful, 2002: 10-18).

D. Hubungan antara Ketekunan Ibadah Mahdhoh dan Ketekunan Belajar Allah Azza wa Jalla mengisyaratkan bahwa intensitas praktik ibadah seseorang berpengaruh terhadap tingkat kreativitas yang dimilikinya, dimana kreativitas tersebut juga meliputi tindakan-tindakan seperti kelancaran menghafal, ketekunan belajar, dan kedisiplinan belajar (Nashori, 2002: 102).

(43)

Demikian, kalau seseorang intens melakukan praktik ibadah, maka Allah akan memudahkannya mendapatkan pencerahan dalam belajar.

Dengan penjelasan di atas, maka kalimat kunci yang dapat dipegang adalah menunaikan kewajiban (salah satunya ibadah mahdhoh) dengan sebaik-baiknya dan senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya dengan menjalankan ibadah mahdhoh dengan tekun akan menjadikan orang tersebut terbentuk mental kedisiplinannya sehingga Allah akan memudahkan ia dalam belajar.

(44)

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMA N 1 Suruh

1. Profil Sekolah SMA N 1 Suruh Kabupaten Semarang a. Nama sekolah/madrasah:SMA N 1 Suruh

b. No statistik sekolah/madrasah: 30 1 03 22 4 031 c. Alamat:

1) Jalan: Jatirejo No.17 Suruh 2) Desa /Kelurahan: Suruh 3) Kecamatan: Suruh

4) Kabupaten/Kota: Semarang 5) Propinsi: Jawa Tengah 6) Kode pos: 50776

7) Kode area/No.Telp: (0298) /317255/317266 8) Jarak sekolah sejenis terdekat: 10 km d. Sekolah dibuka tahun: 1995

e. Status sekolah: Negeri

f. Waktu penyelenggaraan sekolah: Pagi

(45)

2. Visi dan Misi SMA N 1 Suruh a. Visi SMA N 1 Suruh

“PRESTASI TINGGI LUHUR BUDI PEKERTI”

Visi SMA N 1 Suruh kabupaten Semarang yang mulia ini dijadikan sebagai motivasi bagi warga sekolah dalam menunaikan tugas dan kewajibannya. Seluruh warga sekolah harus senantiasa mempunyai semangat dan penuh motivasi untuk meraih prestasi yang tinggi disegala bidang. kesempurnaan prestasi yang dicapai dihiasi dengan keluhuran budi pekerti.

Indikator pencapaian Visi Sekolah tersebut adalah:

1) Meningkatnya perolehan nilai ujian sekolah dan nasional bagi lulusan.

2) Meningkatnya jumlah lulusan yang melanjutkan ke Perguruan tinggi.

3) Meraih prestasi dibidang akademik dan non akademik.

4) Organisasi kesiswaan berjalan aktif (OSIS, kerohanian Islam, Pramuka dan PMR)

5) Terciptanya pribadi warga sekolah religius, berakhlak mulia,mempunyai kepekaan dan kesetiakawanan yang tinggi. b. Misi SMA N 1 Suruh

1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbimgan efektif sehingga siswa berkembang optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.

(46)

2) Membantu siswa mengenali potensi dirinya untuk dapat dikembangkan secara optimal

3) Menyelenggarakan program kegiatan ekstrakurikuler yang terprogram dan terarah sehingga bakat dan minat siswa tersalurkan dan terbina yang akhirnya akan melahirkan prestasi.

4) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama budaya bangsa sebagai sumber kearifan dalam berperilaku.

5) Mengaktifjan organisasi kesiswaan sebagai pembina fisik dan mental untuk membekali pribadinya mencapai kematangan dan kedewasaan.

6) Menerapkan manajemen parsitipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah untuk bersama-sama memberikan layanan pendidikan yang memenuhi standar.

3. Fasilitas dan Sarana Sekolah

Dalam suatu lembaga, baik lembaga pendidikan maupun non pendidikan, fasilitas merupakan kebutuhan primer. Apalagi dalam lembaga pendidikan fasilitas yag mendukung untuk membantu terlaksananya tujuan yang telah ditentukan. Setelah penulis mengadakan observasi dan interview seperlunya maka dapat dikemukakan fasilitas yang ada di SMA N 1 Suruh.

(47)

Fasilitas SMA N 1 Suruh sebagai berikut: a. Keadaan Gedung

Tabel 3.1

Bangunan SMA N 1 Suruh

No Bangunan Jumlah Luas (m2)

1 Ruang kelas 11 792

2 Laboratorium 1 144

3 Perpustakaan 1 81

4 UKS 1 12

5 Ruang kepala sekolah 1 25

6 Ruang guru 1 72 7 Masjid 1 49 8 Toilet siswa 4 60 9 Toilet guru 2 15 10 Ruang OSIS 1 9 11 Gudang 1 9 12 Ruang TU 1 39 13 Koperasi 1 15 14 Ruang konseling 1 16

15 Rumah penjaga sekolah 1 54

16 Laboratorium komputer 1 72

(48)

Tabel 3.2

Perlengkapan Kegiatan Administrasi

No Perlengkapan Jumlah 1 Komputer TU 5 2 Printer TU 3 3 Mesun Ketik 2 4 Mesin Stensil 1 5 Mesin Fotocopy 1 6 Brankas 1 7 Almari 9 8 Meja TU 12 9 Kursi TU 12 10 Meja Guru 33 11 Kursi Guru 33 Tabel 3.3 Perlengkapan KBM No Perlengkapan Jumlah 1 Komputer 25 2 Printer 1 3 LCD 1 4 Lemari 6 5 TV/Video 2 6 Meja siswa 350 7 Kursi siswa 505

(49)

c. Keadaan Guru dan Murid

Tabel 3.4 Keadaan Guru

No Nama Jabatan Mata Pelajaran Lk/Pr

1 Drs. Hendro Saptanto KEP SEK Matematika L

2 Dra. Cicik Dyah W. GURU BK P

3 Dra. Isrohning GURU BK P

4 Subroto, S.Pd. M.Pd GURU Matematika L 5 Drs. Kaswanto, M.Pd GURU Bahasa Indonesia L

6 Suswanto, S.Pd GURU PPKN L

7 Ramidi, S.Pd GURU Fisika L

8 Drs. Candra Satriono GURU Olahraga L 9 Dra. Indriati Agustin GURU Biologi P 10 Sri Windari, S.Pd GURU Matematika P 11 Dra. Sukriyah Fitriyani GURU PAI P

12 Drs. Yazid Al Johani GURU Kimia L

13 Siswanto, S.Pd GURU Sejarah L

14 M.Rohib Hirzi, S.Pd GURU PPKN L

15 Arif Ma‟ali, S.Pd GURU Pend.Seni L 16 Solokin, S.Pd GURU Bahasa Inggris L 17 Dyah Rianasari, S.Pd GURU Biologi P

18 Dwi Hartati, S.Pd GURU Kimia P

(50)

20 Farida Rini Astuti, S.Pd GURU Bahasa Inggris P 21 Noviani Rini A., S.Pd GURU Fisika P 22 Tri Sulistyowati, S.Pd GURU Bahasa Indonesia P 23 Nunuk Widayati, S.Pd GURU Ekonomi L 24 Kun Sumertono,S.S GURU Sosiologi L 25 Heri Gunawan, S.Pd GURU Geografi L 26 Budi Santoso, S.Pd GURU Geografi L

27 Dra. Eny Subiyanti GURU Ekonomi P

28 Anni Qori‟ah, S.Pd GURU Bahasa Indonesia P 29 Ariadi Eko N., S.Pd GURU Bahasa Jawa L 30 Eko Siswanto, S.Kom GURU Komputer L

Tabel 3.5

Keadaan Murid SMA 1 Suruh

No Kelas Keadaan Siswa Jumlah Laki-Laki Perempuan 1 XA XB XC XD XE 6 10 10 11 13 14 12 12 11 9 20 22 22 22 22 2 XI IPA 1 XI IPA 2 XI IPS 1 6 7 9 16 14 19 22 21 28

(51)

XI IPS 2 XI IPS 3 8 9 20 18 28 27 3 XII IPA 1 XII IPA 2 XII IPS 1 XII IPS 2 XII IPS 3 4 3 9 9 11 16 16 18 17 15 20 19 27 26 26 Jumlah 117 225 352 4. Ekstrakurikuler

Di SMAN 1 Suruh terdapat beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan setelah pulang sekolah yaitu mulai pukul 14.00-15.30 setiap hari selasa, rabu, kamis dan jum‟at. Ekstrakurikuler tersebut diantaranya: a. Catur, bola basket, dan bola volly putra yang dilaksanakan setiap hari

selasa

b. Kerohanian Islam dan paduan suara dilaksanakan setiap hari kamis c. Sepak bola, bola volly putri, bahasa inggris, dan PMR yang

dilaksanakan setiap hari rabu

d. Pramuka yang dilaksanakan setiap hari jum‟at. 5. Aktifitas Pembelajaran di Sekolah

Pembelajaran di SMAN 1 Suruh dimulai pada jam 07.00 sampai jam 13.30, terdapat dua kali istirahat yaitu pada jam 10.00-10.15 dan 11.45-12.00 kecuali hari jum‟at, di hari jum‟at pembelajaran hanya sampai jam 11.00 dan hanya terdapat satu kali istirahat pada jam 09.15-09.30.

(52)

Setelah selesai pembelajaran pada hari-hari tertentu dilaksanakan kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.

B. Laporan Data Penelitian 1. Data keadaan responden

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data tentang ketekunan ibadah mahdhoh dan data tentang ketekunan belajar. Adapun daftar nama-nama siswa yang di SMAN 1 Suruh yang terpilih sebagai responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Daftar Siswa yang menjadi responden

No Nama Kelas 1 ND XI IPA 2 2 DK XI IPA 2 3 G E XI IPA 2 4 R H XI IPA 2 5 MA XI IPA 2 6 JF XI IPA 2 7 PH XI IPA 2 8 AR XI IPS 1 9 R R XI IPS 1 10 AM XI IPS 1 11 ES XI IPS 1 12 HP XI IPS 1

(53)

13 NR XI IPS 3 14 RZ XI IPS 3 15 EK XI IPS 3 16 MF XI IPS 3 17 SR XI IPS 3 18 FD XI IPS 3 19 IW XI IPA 2 20 YD XI IPA 2 21 SW XI IPA 2 22 NA XI IPA 2 23 AF XI IPA 2 24 DS XI IPA 2 25 YS XI IPA 2 26 DP XI IPA 2 27 PJ XI IPA 2 28 DW XI IPS 1 29 EA XI IPA 2 30 ST XI IPA 2 31 ER XI IPS 3 32 AL XI IPS 3 33 LW XI IPS 3 34 YR XI IPS 3 35 BN XI IPS 3 36 MM XI IPS 3

(54)

37 IA XI IPS 3 38 EA XI IPS 3 39 LC XI IPS 3 40 JT XI IPS 1 41 SY XI IPS 1 42 YM XI IPS 1 43 SN XI IPS 1 44 RN XI IPS 1 45 FN XI IPS 1 46 NW XI IPS 1 47 SH XI IPS 1 48 RL XI IPS 1 49 IF XI IPS 1 50 N A XI IPS 1

2. Data tentang jawaban angket ketekunan ibadah mahdhoh

Adapun hasil penyebaran angket tentang ketekunan ibadah

mahdhoh dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 3.7

Rekapitulasi Jawaban Angket Ketekunan Ibadah Mahdhoh No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 A C B C C C B B B A A A B B C A 2 A A C A C C B A A B A B B B C C 3 A B B C C B A A A B A B C B B B 4 A C C A C A A A A A A B A A A C

(55)

5 A C B A C B B B A A A B A A A B 6 A C C B C B B B B A A B C C C B 7 A A B A C C A B A B A B B B C B 8 B B C C C C B B A B A A C C C B 9 A A C A C C B A A A A B A A A B 10 A A C C C C A A A A A A A B C B 11 A A C B C C A A A A A B A C C A 12 A A C B C C A A A B A A C C C A 13 A A B B C A B A A A A A B A C A 14 A A C B B A B A B A A B A B C A 15 A A C B B A B A B A A B A B C A 16 A C C A C C A B A A A B B C C C 17 A A C B C C A B A B A B B B C B 18 A A A A C C B A A A A B A A A B 19 A A C B B C A B A B A A B B C B 20 A A C B B C A B A B A A B B C B 21 A A C B B C A B A B A A B B C B 22 A B C C C C A A A B A A B C B B 23 A B C C C C A A A B A A B A A B 24 A A A B C C B A A B A B B A A B 25 A B B B C C B A A B A B B B C B 26 A C C A C C A C A B A B B A A B 27 A A C B A C A A A B A A B A A B 28 A A C A B B A A A B A B B A A B

(56)

29 A A C A C C A A A B A A B A A A 30 A B C C C C A A A B A B B B B B 31 A B C C B B B A A B A B B C A B 32 A A C C C C B A A B A A B C B B 33 A A C C C C B A A B A A B A B B 34 A A B C C C A A A B A C B C C B 35 A A C B C C B A B B A B B B B B 36 A A C B C C B A A C A B B A B B 37 A A B C C C A A A B A C B C C B 38 B A B B C C A A A B A A B C C B 39 A B C B B C B A A B A B B C A B 40 A A B A A C B A A B A B B C C A 41 C A B A A C A A A B A C B C B B 42 A A C B C B B A A B A A B B C B 43 A A C A C C B A A B A B B A A B 44 A A C B B A A A A B A C B A A A 45 A A B C C C B A A B A B C C C C 46 A B B C B B A A A B A B B A B B 47 A A B B B C B B A B B A B A C A 48 A A A A B B B B A B A B B A A A 49 A A C B C B B B B B A A B C B B 50 A A C A B B B A B A C A C B A B

(57)

Tabel 3.8

Rekapitulasi Jawaban Angket Ketekunan Belajar

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 A A A A A A A B A A A C A A A A 2 A A A A A A A B A A B C A B A B 3 A A A A A C A A A A A B A A A A 4 A A B A B A A B C A B C A C B A 5 A A B A B C B B A C B C A C A A 6 A A B A B C B B C C C C A C A B 7 A A A A A A A B C C B B A B A B 8 B A A A B C B B C C B C A C B B 9 A A A B A C A B A C B B A B B A 10 A B A A B C A A A A C C A B A A 11 B A A A A C A B C C C C A A B A 12 B A A A B C B B C C C C A A B A 13 A A A A A A A B A A A B A B A A 14 A A A A A A A A A A A A A A A A 15 A A A A A A A A A A A A A A A A 16 B A A A B C B B C B B C A B B A 17 A A A A A B A A A A B B A B A A 18 A A A A B B B A A A A C A A B B 19 A A A A A C A A A A C C A A A A 20 A A A A A C A A A A C C A A A A 21 A A A A A C A A A A C C A A A A 22 B A A A B C A B A B B C A B A A 23 B A A A B C A B A B B C A A A A 24 A A A A A C A B A A A B A B A A 25 A A A A A B A B A A A C A B A A 26 B A A A B B A B A A B C A A B A

(58)

27 B A A A B B A B A A B C A C B A 28 A A A A A A A B A A B B A A A A 29 A A A A A C A B C A A B A B A A 30 B A A A B C A B A B B C C A B A 31 A A A A A C A B A A B C A A B A 32 B A A B C C A B B C C C A B B A 33 B A A B C C A B B C C C A B B A 34 A A A A A A A A A A B B A B A A 35 A A A A B B A B C B B B A B B A 36 A A A A B C A A C C B C A B C A 37 A A A A A A A A A C A B A B C A 38 B B C A B B A B B B B C B B B B 39 B B A A B C B B A B C C C B B B 40 A A A A A B A B A B B B C A A B 41 B A A A A C B A A A B A A B A A 42 A A A A A C A A A A B C A B A A 43 A A A A A C A A A A B C A A A A 44 A A A A A A A A A A A C A B B A 45 B A A B A B A B B B B C C B A B 46 A A A A A C A B C C B C C B A A 47 A A A A B B A A B B B C C B A A 48 B A A A A B A B A A B C A A B A 49 A A A A B C A A C C B C A B B A 50 A A A A A A A B A C C C A A A A

(59)

BAB IV ANALISIS DATA

Seluruh data dari hasil penelitian dari penyebaran angket dapat terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data tersebut sesuai dengan proporsinya masing-masing yang mengacu pada tujuan penelitian, yaitu sebagaimana tercatat di bawah ini :

1. Untuk mengetahui variasi ketekunan ibadah mahdhoh siswa di SMAN 1 Suruh Kabupaten semarang.

2. Untuk mengetahui variasi ketekunan belajar siswa di SMAN 1 Suruh Kabupaten Semarang.

3. Untuk mengetahui adakah korelasi antara ketekunan ibadah mahdhoh dan ketekunan belajar siswa di SMAN 1 Suruh Kabupaten Semarang.

Berdasarkan dari ketiga tujuan penelitian di atas, maka penulis menganalisis dari tujuan pertama dan kedua menggunakan rumus prosentase sebagai berikut : F P = _____ X 100% N Keterangan : P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah Responden 44

(60)

Sedangkan untuk mengetahui dari tujuan yang ketiga penulis menggunakan rumus product moment, yaitu :

 

2 2

2

 

2

Y Y N X X N Y X XY N rxy            Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antaraX & Y

xy : Product dari X & Y

x : Variabel 1

y

: Variabel 2

N : Jumlah subyek yang diteliti

A. Analisis Data Ketekunan Ibadah Mahdhoh

Adapun langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut : 1. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket.

2. Memprosentasikan jawaban,

3. Menginterprestasikan hasil prosentase jawaban responden. Tabel 4.1

Daftar Angka tentang Distribusi Frekuensi tentang Intensitas Ketekunan Ibadah Mahdhoh Siswa

No No. Responden Jawaban Skor Total Nominas i A B C 3 2 1 1. 2. 3. 001 002 003 5 6 5 6 5 8 5 5 3 15 18 15 12 10 16 5 5 3 32 33 34 C B B

(61)

4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013 11 8 3 6 3 10 9 9 8 10 1 5 7 7 6 3 2 2 2 4 4 2 6 3 7 3 5 5 6 2 33 24 9 18 9 30 27 27 24 30 2 10 14 14 12 6 4 4 4 8 4 2 6 3 7 3 5 5 6 2 39 36 29 35 28 39 36 36 34 40 A B C B C A B B B A 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 026 027 028 029 030 031 032 033 034 8 8 6 5 11 6 6 6 6 8 8 4 7 10 9 11 5 5 6 7 6 6 6 3 7 3 7 7 7 5 4 6 9 4 4 6 2 7 8 5 5 4 2 2 7 4 2 3 3 3 5 4 2 3 5 2 1 3 4 3 5 4 6 24 24 18 15 33 18 18 18 18 24 24 12 21 30 27 33 15 15 18 21 18 12 12 6 14 6 14 14 14 10 8 12 18 8 8 12 4 14 16 10 10 8 2 2 7 4 2 3 3 3 5 4 2 3 5 2 1 3 4 3 5 4 6 38 38 31 33 41 35 35 35 33 36 38 33 34 40 40 40 33 34 33 35 32 A A C B A B B B B B A B B A A A B B B B C

(62)

35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 035 036 037 038 039 040 041 042 043 044 045 046 047 048 049 050 4 6 6 6 5 8 7 6 8 4 4 9 6 9 4 7 9 6 4 6 8 5 5 7 5 4 4 9 8 7 9 6 3 4 6 4 3 3 4 3 3 2 7 1 2 0 3 3 12 18 18 18 15 24 21 18 24 30 15 18 18 27 12 21 18 12 8 12 16 10 10 14 10 8 8 18 16 14 18 12 3 4 6 4 3 3 4 3 3 2 7 1 2 0 3 3 33 34 32 34 34 37 35 35 37 40 30 37 36 41 33 36 B B C B B B B B B A C B B A B B Berdasarkan data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus :

Xt – Xr + 1 i = __________________ Ki Keterangan : i = Interval Xt = Nilai tertinggi Xr = Nilai terendah

(63)

Berdasarkan data hasil angket ketekunan ibadah mahdhoh, diperoleh skor tertingi 41, dan skor terendah adalah 28. Dengan menggolongkan data tersebut ke dalam 3 kelas, maka dapat diketahui interval yaitu :

41 – 28 + 1 i = __________________ 3 14 i = _________ 3 i = 4,6 = 5

Jadi jelas bahwa variabel ini dapat dikategorikan variasi tinggi, sedang, rendah sebagai berikut :

1. Untuk kategori tinggi dengan A mendapat skor 38 – 42. 2. Untuk kategori sedang dengan B mendapat skor 33 – 31. 3. Untuk kategori rendah dengan C mendapat skor 28 – 32.

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Jawaban Tingkat Ketekunan Ibadah Mahdhoh No Tingkat Ketekunan

Ibadah Mahdhoh Interval Frekuensi

1 2 3 Tinggi Sedang Rendah 38 – 42 33 – 37 28 – 32 12 31 7 Jumlah 50

Kemudian dicari prosentase tentang tingkat ketekunan ibadah

mahdhoh. Hal ini menggunakan rumus prosentase sebagai berikut :

F

P = ______ X 100 % N

(64)

1. Untuk kategori tinggi tentang tingkat ketekunan ibadah mahdhoh ada 13 responden. 13 P = ______ X 100 % 50 1300 P = ________ = 24 % 50

2. Untuk kategori sedang tentang tingkat ketekunan ibadah mahdhoh ada 31 responden. 31 P = _______ X 100 % 50 3100 P = ________ = 62 % 50

3. Untuk kategori rendah tentang tingkat ketekunan ibadah mahdhoh ada 7 responden. 7 P = ______ X 100 % 50 700 P = ________ = 14 % 50

Untuk lebih jelasnya penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi ketekunan ibadah mahdhoh.

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Jawaban Tingkat Ketekunan Ibadah Mahdhoh No Tingkat Ketekunan

Ibadah Mahdhoh Interval Frekuensi Prosentase 1. 2. 3. Tinggi Sedang Rendah 38 – 42 33 – 37 28 – 32 12 31 7 24% 62% 14% Jumlah 50 100%

(65)

Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat Intensitas Ketekunan Ibadah Mahdhoh siswa kelas XI SMAN 1 Suruh Kabupaten Semarang tahun 2011 adalah 24% keaktifan tinggi, 62% keaktifan sedang, dan 14 % rendah.

B. Analisis Data Ketekunan Belajar

Untuk mengetahui tentang Ketekunan Belajar Siswa. Adapun langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut : Membuat tabel distribusi frekuensi tentang Ketekunan Belajar Siswa.

1. Memprosentasikan jawaban,

2. Menginterprestasikan hasil prosentase jawaban responden. Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi tentang Ketekunan Belajar Siswa

No No. Responden Jawaban Skor Total Nominasi A B C 3 2 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 14 11 14 8 7 5 9 4 8 10 8 6 1 4 1 5 5 5 5 7 6 3 3 5 1 1 1 3 4 6 2 5 2 3 5 5 42 33 42 24 21 15 27 12 24 30 24 18 2 8 2 10 10 10 10 14 12 6 6 10 1 1 1 3 4 6 2 5 2 3 5 5 45 42 45 37 35 41 39 31 38 39 35 33 A B A B C B B C B B C C

(66)

13. 14. 013 014 13 16 3 0 0 0 39 48 6 0 0 0 45 48 A A 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26 27 28. 29. 30 31. 32. 33. 34. 35. 36 37 38. 39 40. 41. 42. 43. 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 026 027 028 029 030 031 032 033 034 035 036 037 038 039 040 041 042 043 16 5 12 10 13 13 13 8 9 14 12 9 8 13 11 7 11 5 5 13 7 8 12 2 3 9 11 12 13 0 8 4 5 0 0 0 6 5 2 2 6 6 3 3 6 3 6 6 3 8 3 2 12 9 6 4 2 1 0 3 0 1 3 3 3 2 2 0 2 1 2 0 2 3 2 5 5 0 1 5 2 2 4 1 1 2 2 48 15 36 30 39 39 39 24 27 42 36 27 24 39 33 21 33 15 15 39 21 24 36 6 9 27 33 36 39 0 16 8 10 0 0 0 12 10 4 4 12 12 6 6 12 6 12 12 6 16 6 4 24 18 12 8 4 2 0 3 0 1 3 3 3 2 2 0 2 1 2 0 2 3 2 5 5 0 1 5 2 2 4 1 1 2 2 48 34 44 41 42 42 42 38 39 46 42 40 38 45 41 36 41 32 32 45 38 35 42 32 31 40 42 42 43 A C A B B B B B B A B B B A B C B C C A B B B C C B B B A

Gambar

Tabel 3.4  Keadaan Guru

Referensi

Dokumen terkait

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah pendengar program Casual n’ Fun Colors radio 87.7 FM Surabaya yang mendapatkan undangan dan hadir pada saat event Casual n’

The validity handler looks into the page table for the disk address of the page, and also finds the in-core inode from its region table. The logical block number is used as an offset

Selain itu juga mengacu pada definisi dari Direktorat Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi (2013), komunitas adat adalah kesatuan sosial yang

– dan dari dokumen, yakni setiap rekaman data atau informasi yang , y p y g dapat dilihat, dibaca dan atau didengar yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan suatu sarana,

Dana program pelayanan sosial lansia di bantul berasal dari APBN (ASLUT) dan APBD (Homecare dan Pemberdayaan Lansia). Aktor utama yang berperan dalam proses penyaluran pelayanan

Abstract — in this research we examine aspects of the interdependence between economic development and the use of environmental and natural resources assets from global

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Secara umum semua peserta telah memahami prosedur dan persyaratan dalam SVLK, sehingga antara teori dengan praktek dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan, sesuai