BAPPENAS
Clean Government dan Good Governance
Clean Government dan Good Governance
Policy, Konsep, dan Implementasi
Policy, Konsep, dan Implementasi
Drs. H. Dadang Solihin, MA
g
Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Bappenas
Loka Karya dan Temu Nasional Wakil Bupati se Indonesia Hotel Twin Plaza-Jakarta, 29 Juli 2008
www.dadangsolihin.com 2
Materi Diskusi
Materi Diskusi
Materi Diskusi
Materi Diskusi
Clean Government
UU 28/1999 P l N B ih d B b
UU 28/1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN
UU 20/2001 tentang Perubahan atas UU 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Pergeseran Paradigma: From Government to Governance
Apa itu Governance? G d G
Good Governance
Stakeholders
Troika: Pola Hubungan antara Pemerintah, Dunia Usaha Swasta,
d M k t
dan Masyarakat
Proses Perencanaan
Manfaat Good Governance
Prinsip-prinsip Good Governance
Bagaimana Mewujudkan Good Governance?
Pengalaman Negara-negara Laing g g
Clean Government
Clean Government
Clean Government
Clean Government
P i h b ih ( l ) d l h i h
• Pemerintah yang bersih (clean government) adalah pemerintah yang aparatnya tidak melakukan praktik KKN (kolusi, korupsi, dan nepotisme).
• Bisa bertindak objektif, netral, dan tidak diskriminatif, artinya tidak mendahulukan teman, kerabat, kelompoknya, atau orang-orang yang memiliki uang berkuasa atau punya katebelece
yang memiliki uang, berkuasa, atau punya katebelece.
UU 28/1999 tentang Penyelenggara Negara
UU 28/1999 tentang Penyelenggara Negara
yang Bersih dan Bebas dari KKN
yang Bersih dan Bebas dari KKN
yang Bersih dan Bebas dari KKN
yang Bersih dan Bebas dari KKN
Dalam waktu lebih dari 30 tahun, Penyelenggara Negara tidak dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara optimal karena adanya menjalankan tugas dan fungsinya secara optimal, karena adanya
pemusatankekuasaan, wewenang, dan tanggung jawab pada Presiden/Mandataris MPR
Masyarakatbelum sepenuhnya berperan serta dalam menjalankan fungsi kontrol sosial yang efektif terhadap penyelenggaraan negara.
Pemusatan kekuasaan tersebut berdampak negatif di bidang politik
Pemusatan kekuasaan tersebut berdampak negatif di bidang politik, ekonomi dan moneter, antara lain terjadinya praktek
penyelenggaraan negara yang lebih menguntungkan kelompok tertentu dan memberi peluang tumbuhnya KKN
tertentu dan memberi peluang tumbuhnya KKN.
Tindak pidana KKN tersebut juga dilakukan oleh keluarga, kroni, dan para pengusaha, sehingga merusak sendi-sendi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta membahayakan eksistensi negara.
www.dadangsolihin.com 5
UU 20/2001 tentang
UU 20/2001 tentang Perubahan atas UU 31/1999
Perubahan atas UU 31/1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
• Mengingat korupsi di Indonesia terjadi secara sistematik dan meluas sehingga merugikan keuangan negara dan melanggar hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara luas, maka pemberantasan korupsi perlu dilakukan dengan cara luar biasa.
p g
• Pemberantasan tindak pidana korupsi harus dilakukan dengan cara yang khusus, antara lain penerapan sistem pembuktian terbalik yakni pembuktian yang dibebankan kepada terdakwa
pembuktian yang dibebankan kepada terdakwa.
www.dadangsolihin.com 6
UU 20/2001 ...
UU 20/2001 ...
• Alat bukti yang sah yang berupa petunjuk diperoleh dari
keterangan saksi surat dan keterangan terdakwa informasi yang – keterangan saksi, surat, dan keterangan terdakwa, informasi yang
diucapkan, dikirim, diterima, atau disimpan secara elektronik dengan alat optik atau yang serupa dengan itu tetapi tidak terbatas
d d t h b l kt ik ( l t i d t i t h ) pada data penghubung elektronik (electronic data interchange), surat elektronik (e-mail), telegram, teleks, dan faksimili,
– dan dari dokumen, yakni setiap rekaman data atau informasi yang , y p y g dapat dilihat, dibaca dan atau didengar yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan suatu sarana, baik yang tertuang di atas kertas benda fisik apapun selain kertas maupun yang atas kertas, benda fisik apapun selain kertas, maupun yang terekam secara elektronik, yang berupa tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, huruf, tanda, angka, atau perforasi yang memiliki makna
memiliki makna.
Pergeseran Paradigma:
Pergeseran Paradigma:
From Government to Governance
From Government to Governance
From Government to Governance
From Government to Governance
Government Governance
Memberikan hak ekslusif bagi negara untuk mengatur hal-hal publik,
Persoalan-persoalan publik adalah urusan bersama pemerintah, civil society dan dunia usaha sebagai p
sementara aktor di luarnya, hanya dapat disertakan sejauh negara mengijinkannya.
y g
tiga aktor utama.
Apa itu Governance?
Apa itu Governance?
p
p
Interaksi antara Pemerintah, Dunia Usaha Swasta, dan Masyarakat yang bersendikan transparansi, akuntabilitas, partisipatif, dsb. yang bersendikan transparansi, akuntabilitas, partisipatif, dsb.
Kontrol Kontrol Tenaga Kerja
Dunia Usaha Dunia Usaha
Swasta Pemerintah Masyarakat
Nilai Pertumbuhan
Redistibusi Melalui Pelayanan Pasar
Apabila sendi-sendi tersebut dipenuhi, maka Governanceakan
Good
www.dadangsolihin.com 9
Good.
Good Governance
Good Governance
Good Governance
Good Governance
Mengandung makna tata kepemerintahan yang baik,
pengelolaan pemerintahan yang baik, penyelenggaraan
pemerintahan yang baik penyelenggaraan negara yang
pemerintahan yang baik, penyelenggaraan negara yang
baik ataupun administrasi negara yang baik.
Penerapan prinsip transparansi partisipasi dan
Penerapan prinsip transparansi, partisipasi, dan
akuntabilitas diakui sebagai landasan awal bagi
terwujudnya tata kepemerintahan yang baik secara
umum.
Suatu gagasan dan nilai untuk mengatur pola hubungan
antara pemerintah, dunia usaha swasta, dan
masyarakat.
www.dadangsolihin.com 10
Stakeholders
Stakeholders
Stakeholders
Stakeholders
Executive organized into:
STATE
CI TI ZENS
Executive Judiciary Legislature Public service
g
Community-based organizations Non-governmental organizations
Professional Associations R li i
Public service Military
Police
Religious groups Women’s groups
Media
Small / medium / large enterprises
BUSI NESS
Semua pelaku harus
Adanya dialog agar para pelaku saling
memahami
Multinational Corporations Financial institutions
Stock exchange
Semua pelaku harus saling tahu apa yang
dilakukan oleh pelaku lainnya
memahami perbedaan-perbedaan di antara mereka. pelaku lainnya. antara mereka.
Pemerintah
Pemerintah
Pemerintah
Pemerintah
B f i k di i k i k i
• Berfungsi untuk memediasi kepentingan-kepentingan yang berkenaan dengan public good.
• Menjamin suatu lingkungan bagi pembangunan berkelanjutan.Menjamin suatu lingkungan bagi pembangunan berkelanjutan. • Memelihara hukum, ketertiban, dan keamanan.
• Menciptakan suatu visi dan identitas nasional. • Mengembangkan kebijakan dan program publik.
• Menghasilkan pendapatan untuk membiayai infrastruktur dan pelayanan publik
pelayanan publik.
Dunia Usaha Swasta
Dunia Usaha Swasta
Dunia Usaha Swasta
Dunia Usaha Swasta
Berfungsi dalam pasar untuk menghasilkan
barang-barang.
M
b ik
l
Memberikan pelayanan.
Menciptakan pekerjaan bagi warganegara.
M
k
t
h
t
Memperkuat perusahaan swasta.
www.dadangsolihin.com 13
Masyarakat Sipil
Masyarakat Sipil
Masyarakat Sipil
Masyarakat Sipil
Menggerakkan kelompok warganegara untuk
berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi, sosial, dan politik.
M
b
k
b b
i
ktif
di
i d
Menyumbangkan berbagai perspektif yang dinamis dan
multi-tingkat.
www.dadangsolihin.com 14
Troika:
Troika:
Pola Hubungan antara Pemerintah Dunia
Pola Hubungan antara Pemerintah Dunia
Pola Hubungan antara Pemerintah, Dunia
Pola Hubungan antara Pemerintah, Dunia
Usaha Swasta, dan Masyarakat
Usaha Swasta, dan Masyarakat
Masyarakat, Bangsa, dan
Negara MasyarakatMasyarakat
VI SI
g
Pemerintah Pemerintah
Masyarakat Masyarakat
Pemerintah Pemerintah
Dunia Usaha Dunia Usaha
Good Governance Dunia UsahaDunia Usaha
Good Governance
Proses Perencanaan
Pendekatan Politik:Pemilihan Presiden/Kepala Daerah menghasilkan rencana pembangunan hasil proses politik (public choice theory of
pembangunan hasil proses politik (public choice theory of planning), khususnya penjabaran Visi dan Misi dalam RPJM/D.
Proses Teknokratik:
Menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional g j y g g bertugas untuk itu.
Partisipatif:
Dilaksanakan dengan melibatkan seluruh stakeholders,
antara lain melalui Musrenbang.
Proses top-down dan bottom-up:
Manfaat Good Governance
Manfaat Good Governance
Manfaat Good Governance
Manfaat Good Governance
1. Berkurangnya secara nyata praktik KKN di birokrasi.g y y p 2. Terciptanya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan
pemerintahan yang bersih, efisien, efektif, transparan, profesional dan akuntabel
dan akuntabel.
3. Terhapusnya peraturan perUU-an dan tindakan yang bersifat diskriminatif terhadap warga negara, kelompok, atau golongan p g g p g g masyarakat.
4. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik
kebijakan publik.
5. Terjaminnya konsistensi dan kepastian hukum seluruh peraturan perundang-undangan, baik di tingkat pusat maupun daerah.
www.dadangsolihin.com 17
Prinsip
Prinsip prinsip Good Governance
prinsip Good Governance
Prinsip
Prinsip--prinsip Good Governance
prinsip Good Governance
1. Wawasan ke Depan
(Visionary) 9. Keefisienan & Keefektifan (Efficiency & Effectiveness) (Visionary)
2. Keterbukaan & Transparansi (Openness &Transparency) 3 Partisipasi Masyarakat
(Efficiency & Effectiveness) 10. Desentralisasi
(Decentralization) 11 Kemitraan dengan Dunia 3. Partisipasi Masyarakat
(Participation) 4. Tanggung Gugat
(Accountability)
11. Kemitraan dengan Dunia Usaha Swasta dan
Masyarakat (Private Sector & Civil Society Partnership) (Accountability)
5. Supremasi Hukum (Rule of Law)
6 Demokrasi (Democracy)
y p) 12. Komitmen pada Pengurangan
Kesenjangan (Commitment to Reduce Inequality)
6. Demokrasi (Democracy) 7. Profesionalisme & Kompetensi
(Profesionalism & Competency)
13. Komitmen pada Perlindungan Lingkungan Hidup
(Commitment to
Environmental Protection)
p y) 8. Daya Tanggap
(Responsiveness)
Environmental Protection) 14. Komitmen pada Pasar yang
Fair (Commitment to Fair Market)
www.dadangsolihin.com 18
Market)
1.
1. Wawasan ke Depan
Wawasan ke Depan (Visionary)
(Visionary)
Indikator Minimal
Perangkat Pendukung Indikator
g
g
- Memiliki perencanaan ke
depan yang berisi visi dan strategi;
- Perangkat/kebijakan yang memberikan
kekuatan hukum pada perencanaan yang berisi visi dan strategi (dalam
- Adanya kejelasan setiap tujuan
kebijakan dan program;
- Adanya dukungan dari pelaku
bentuk Keputusan Menteri/Pimpinan, Keputusan Pimpinan Daerah, Peraturan Menteri atau Peraturan Daerah
Adanya dukungan dari pelaku
untuk mewujudkan visi. - Adanya peraturan yang memuat
dokumen perencanaan yang terukur;
- Proses penentuan visi dan strategiProses penentuan visi dan strategi
secara partisipatif.
2.
2. Keterbukaan & Transparansi
Keterbukaan & Transparansi (Openness &
(Openness &
Transparency)
Transparency)
Transparency)
Transparency)
Indikator Minimal
Perangkat Pendukung Indikator
Indikator Minimal
Perangkat Pendukung Indikator
- Tersedianya informasi yang
memadai pada setia proses
- Peraturan yang menjamin hak
untuk mendapatkan informasi; penyusunan dan
implementasi kebijakan publik;
- Pusat/balai informasi; - Website (government,
e-procurement dsb); p ;
- Adanya akses pada
informasi yang siap, mudah dijangkau bebas diperoleh
procurement,dsb);
- Iklan layanan masyarakat; - Media cetak dan elektronik;
dijangkau, bebas diperoleh, dan tepat waktu.
Media cetak dan elektronik;
3
3 Partisipasi Masyarakat
Partisipasi Masyarakat
(Participation)
(Participation)
3.
3. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi Masyarakat
(Participation)
(Participation)
Indikator Minimal
Perangkat Pendukung Indikator
- Adanya pemahamany p - Pedoman pelaksanaan proses
penyelenggara negara tentang proses/metode partisipatif;
p p
partisipatif;
- Mekanisme/peraturan untuk
mengakomodasi kepentingan yang partisipatif;
- Adanya pengambilan
keputusan yang did k k
mengakomodasi kepentingan yang beragam
- Forum konsultasi dan temu publik,
didasarkan konsensus
bersama. termasuk forum stakeholders;
- Media massa nasional maupun media
lokal sebagai sarana penyaluran lokal sebagai sarana penyaluran aspirasi masyarakat.
www.dadangsolihin.com 21
4.
4. Tanggung Gugat
Tanggung Gugat (Accountability)
(Accountability)
Indikator Minimal
Perangkat Pendukung Indikator
- Adanya kesesuaian antara y - Adanya Standard Operating
pelaksanaan dengan standar prosedur pelaksanaan;
y p g
Procedure(SOP) dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan atau dalam pelaksanaan;
- Adanya sanksi yang
ditetapkan atas kesalahan
pemerintahan atau dalam penyelenggaraan kewenangan/ pelaksanaan kebijakan;
atau kelalaian dalam pelaksanaan kegiatan;
- Adanya output dan
- Mekanisme pertanggungjawaban; - Laporan tahunan;
Laporan pertanggungjawaban; Adanya output dan
outcome yang terukur. - Laporan pertanggungjawaban;
- Sistem pemantauan kinerja
penyelenggara negara;
- Sistem pengawasan;
- Mekanisme reward dan punishment.
www.dadangsolihin.com 22
5.
5. Supremasi Hukum
Supremasi Hukum (Rule of Law)
(Rule of Law)
Indikator Minimal
Perangkat Pendukung Indikator
- Adanya peraturan
d d
- Peraturan perundang-undangan;
perundang-undangan yang tegas dan konsisten;
- Adanya penegakan hukum
- Sistem peradilan pidana yang
terpadu/terintegrasi (kepolisian, kejaksaan, pengadilan);
y p g yang adil dan tidak diskriminatif; Adanya penindakan
j , p g );
- Reward and punishment yang jelas
bagi aparat penegak hukum (kepolisian kehakiman
- Adanya penindakan
terhadap setiap pelanggar hukum;
(kepolisian, kehakiman, kejaksaan);
- Sistem pemantauan dan - Adanya kesadaran dan
kepatuhan kepada hukum.
p
pengawasan terhadap lembaga penegak hukum yang dilakukan secara obyektif, independen, dan secara obyektif, independen, dan mudah diakses publik;
- Sosialisasi peraturan
perundang-d undangan.
6.
6. Demokrasi
Demokrasi (Democracy)
(Democracy)
Indikator Minimal Perangkat Pendukung Indikator
- Adanya hak-hak dasar rakyat
seperti hak berkumpul, berserikat,
- Peraturan yang menjamin adanya
hak dna kewajiban ysang sama bagi seperti hak berkumpul, berserikat,
dan mengeluarkan pendapat;
- Adanya kesamaan di depan hukum;
Adan a kesempatan ang sama
hak dna kewajiban ysang sama bagi anggota masyarakat untuk turut serta dalam pengambilan keputusan kebijakan publik.
- Adanya kesempatan yang sama
untuk turut serta dalam pengambilan keputusan kebijakan publik;
Ad k
j p
- Adanya kesempatan yang sama
untuk memperoleh berbagai informasi publik;
- Adanya kesempatan yang sama
untuk berusaha dan berprestasi;
- Adanya kesempatan yang sama y p y g
7.
7. Profesionalisme & Kompetisi
Profesionalisme & Kompetisi (Profesionalisme &
(Profesionalisme &
Competency)
Competency)
I dik t
Mi i
l
P
k t P
d k
I dik t
Indikator Minimal
Perangkat Pendukung Indikator
- Berkinerja tinggi; - Taat asas;
- Standar kompetensi yang sesuai
dengan fungsinya; Taat asas;
- Kreatif dan inovatif; - Memiliki kualifikasi di
- Kode etik profesi;
- Sistem reward and punishment yang
j l
bidangnya. jelas;
- Sistem pengembangan sumber
daya manusia (SDM);y ( );
- Standar dan indikator kinerja.
www.dadangsolihin.com 25
8
8 Daya Tanggap
Daya Tanggap
(Responsiveness)
(Responsiveness)
8.
8. Daya Tanggap
Daya Tanggap (Responsiveness)
(Responsiveness)
I dik t
Mi i
l
P
k t P
d k
I dik t
Indikator Minimal
Perangkat Pendukung Indikator
- Tersedianya layanan
pengaduan, baik berupa
- Standar pelayanan minimal; - Prosedur dan layanan pengaduan
crisis center, Unit Pelayanan Masyarakat (UPM), kotak saran, dan surat pembaca
Prosedur dan layanan pengaduan hotline;
- Fasilitas akses informasi yang bebas
bi saran, dan surat pembaca yang mudah diakses masyarakat;
Ad t d d
biaya.
- Adanya standar dan
prosedur dalam
menindaklanjuti laporan dan pengaduan.
www.dadangsolihin.com 26
9
9 Efisiensi & Efektivitas
Efisiensi & Efektivitas
(Effeciency & Effectiveness)
(Effeciency & Effectiveness)
9.
9. Efisiensi & Efektivitas
Efisiensi & Efektivitas (Effeciency & Effectiveness)
(Effeciency & Effectiveness)
Indikator Minimal
Perangkat Pendukung Indikator
Indikator Minimal
Perangkat Pendukung Indikator
- Terlaksananya administrasi
penyelenggaraan negara
- Standar dan indikator kinerja untuk
menilai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan negara
yang berkualitas dan tepat sasaran dengan
penggunaan sumberdaya
menilai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan;
- Survei-survei kepuasan stakeholders;
penggunaan sumberdaya yang optimal;
- Melakukan monitoring dan
- Peraturan organisasi dan tata laksana
penyelenggaraan negara yang efektif dan efisien;
evaluasi untuk perbaikan;
- Berkurangnya tumpang
tindih penyelenggaraan
- Program kerja yang tidak tumpang
tindih. tindih penyelenggaraan
fungsi organisasi/unit kerja.
10.
10. Desentralisasi
Desentralisasi (Decentralization)
(Decentralization)
Indikator Minimal
Perangkat Pendukung Indikator
- Adanya kejelasan
b i t d
- Perbagai peraturan
perundang-d t k it d
pembagian tugas dan wewenang antar tingkat pemerintahan dan antar
undangan yang terkait dengan Desentralisasi dan Otonomi Daerah
tingkatan jabatan di daerah;
- Adanya kejelasan standar
dalam pemberian dukungan dalam pemberian dukungan terhadap pelayanan
11.
11. Kemitraan dengan Dunia Usaha Swasta &
Kemitraan dengan Dunia Usaha Swasta &
Masyarakat
Masyarakat
(Private Sector & Civil Society
(Private Sector & Civil Society
Masyarakat
Masyarakat (Private Sector & Civil Society
(Private Sector & Civil Society
Partnership)
Partnership)
Indikator Minimal
Perangkat Pendukung Indikator
- Adanya pemahaman aparat
pemerintah tentang pola pola
- Peraturan-peraturan dan pedoman yang
mendorong kemitraan pemerintah dunia pemerintah tentang pola-pola
kemitraan;
- Adanya lingkungan yang
kondusif bagi masyarakat
mendorong kemitraan pemerintah-dunia usaha swasta-masyarakat;
- Peraturan-peraturan yang berpihak pada
masyarakat kurang mampu; kondusif bagi masyarakat
kurang mampu (powerless)
untuk berkarya;
- Terbukanya kesempatan bai
masyarakat kurang mampu;
- Program-program pemberdayaan.
Terbukanya kesempatan bai masyarakat/dunia usaha swasta untuk turut berperan dalam penyediaan pelayanan umum; p y p y ;
- Adanya pemberdayaan institusi
ekonomi lokal/usaha mikro, kecil, dan menengah.
www.dadangsolihin.com 29
12. Komitmen pada Pengurangan Kesenjangan
(Commitment to Reduce Inequality)
(Commitment to Reduce Inequality)
Indikator Minimal
Perangkat Pendukung Indikator
- Adanya kebijakan yangAdanya kebijakan yang - Peraturan-peraturan yang berpihak pada
berorientasi pada
pemenuhan kebutuhan dasar bagi masyarakat secara
Peraturan peraturan yang berpihak pada pengurangan kesenjangan secara regional, ekonomi, hukum dan kebijakan mengenai penanggulangan kemiskinan,
g y
seimbang (subsidi silang,
affirmative action);
- Tersedianya
layanan-p gg g ,
pemberdayaan gender, masyarakat kurang mampu, dan kewasan tertinggal;
- Program-program kebijakan moneter dan
Tersedianya layanan layanan/fasilitas-fasilitas khusus bagi masyarakat tidak mampu;
Program program kebijakan moneter dan fiskal, sistem hukum yang transparan, pembangunan regional, pemberdayaan gender, masyarakat kurang mampu, dan p ;
- Adanya kesetaraan dan
keadilan gender; Adanya pemberdayaan
g , y g p , kewasan tertinggal;
- Pelaksanaan sistem pemantauan dan
evaluasi yang mendukug pelaksanaan
- Adanya pemberdayaan
kawasan tertinggal.
evaluasi yang mendukug pelaksanaan strategi dan kebijakan yang terkait dengan pengurangan kesenjangan dan berbagai bidang pembangunan.
www.dadangsolihin.com 30
b da g pe ba gu a
13.
13. Komitmen pada Lingkungan Hidup
Komitmen pada Lingkungan Hidup (Commitment to
(Commitment to
Environtment Protection)
Environtment Protection)
I dik t
Mi i
l
P
k t P
d k
I dik t
Indikator Minimal
Perangkat Pendukung Indikator
- Menurunnya tingkat
pencemaran dan kerusakan
- Peraturan dan kebijakan yang
menjamin perlindungan dan lingkungan;
- Adanya keikutsertaan
masyarakat dalam
pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup;
Forum kegiatan peduli lingkungan; masyarakat dalam
melestarikan lingkungan hidup.
- Forum kegiatan peduli lingkungan; - Ketentuan insentif dan disinsentif
dalam pemanfaatan sumberdaya alam dan perlindungan lingkungan hidup.
14.
14. Komitmen pada Pasar yang Fair
Komitmen pada Pasar yang Fair (Commitment to
(Commitment to
Fair Market)
Fair Market)
I dik t
Mi i
l
P
k t P
d k
I dik t
Indikator Minimal
Perangkat Pendukung Indikator
- Berkembangnya ekonomi
masyarakat;
Berbagai peraturan dan kebijakan mengenai persaingan usaha yang:
- Terjaminnya iklim
kompetisi yang sehat.
-Menjamin iklim kompetisi yang sehat; -Mengendalikan dan mengarahkan
i t i i t h i t i t investasi pemerintah, investasi swasta yang mendorong peningkatan
kesempata berusaha;
-Adanya affirmative actiondari
pemerintah untuk mendorong
Bagaimana Mewujudkan
Bagaimana Mewujudkan
Good Governance?
Good Governance?
Membutuhkan komitmen kuat, daya tahan dan waktu
yang tidak singkat, diperlukan pembelajaran,
pemahaman serta implementasi nilai nilai
pemahaman, serta implementasi nilai-nilai
kepemerintahan yang baik pada seluruh stakeholder.
Perlu adanya kesepakatan bersama serta rasa optimistik
Perlu adanya kesepakatan bersama serta rasa optimistik
yang tinggi dari seluruh komponen bangsa bahwa
kepemerintahan yang baik dapat diwujudkan demi
mencapai masa depan bangsa dan negara yang lebih
baik.
www.dadangsolihin.com 33
Pengalaman Negara negara Lain
Pengalaman Negara-negara Lain
Malaysia
• The Anti-Corruption Agency (ACA, founded in 1967)
• Reducing the levels of corruption is depend on:
– the political will;
M l i i t th t bli t t th i
– a Malaysian requirement that public servants may not run their own businesses;
– a requirement that public servants should declare their assets;a equ e e t t at pub c se a ts s ou d dec a e t e assets; – a check to ensure that public servants do not live in a style
beyond their means;
– a rule that those too heavily in debt may not be promoted.
www.dadangsolihin.com 34
Pengalaman Negara
Pengalaman Negara negara Lain
negara Lain
Pengalaman Negara
Pengalaman Negara--negara Lain . . .
negara Lain . . .
Thailand
• a traditional Thai value system in which merit is derived from power, which forms a basis for patron-client relationships in Thai political which forms a basis for patron-client relationships in Thai political society;
• this pattern linked with a tradition of presenting gifts to high officials; • problems arising from low salaries for officials, limitations on legal
provisions and procedures for policing corruption, and the weakness of public opposition
of public opposition.
• Problem solving include raise salaries, decentralize, impose punishments.
Pengalaman Negara negara Lain
Pengalaman Negara-negara Lain . . .
Hong Kong
Hong Kong
• The Independent Commission Against
Corruption (ICAC established in 1974) need
Corruption (ICAC, established in 1974) need
for:
t
liti
l
ill
– a strong political will;
– a strong framework of laws;
h
i
i
i
i
i
– a coherent strategy covering investigation, prevention
and education;
ti
it i
l
t
d d
t
Pengalaman Negara
Pengalaman Negara negara Lain
negara Lain
Pengalaman Negara
Pengalaman Negara--negara Lain . . .
negara Lain . . .
South Korea
• OPEN: ‘Online Procedures Enhancement for Civil applications’. • Preventive, with less regulation and abolition of ‘zone jurisdiction’
( ll i th bli t d b i t t ffi t
(allowing the public to do business at any government office, not tying people to one local office);
• Punitive, with a system of , y ‘report cardsp ’to the mayor used by the y y public when finding corruption by an official, on the basis of which all corrupt acts are punished;
• Transparent telling people what to expect and when especially • Transparent, telling people what to expect and when, especially
through provision of information through a website so that people can discover who is processing their application (eg for a licence)
t t
at any moment;
• Partnership- a Public-Private-Partnership that brings citizens into anti-corruption inspection teams.
www.dadangsolihin.com 37
p p
Pengalaman Negara negara Lain
Pengalaman Negara-negara Lain . . .
Singapore
• Singapore’s Corrupt Practices Investigation Bureau (the
CPIB)
CPIB)
• The CPIB was formed in 1952 when “corruption was a
way of life” in Singapore
way of life in Singapore
• The aim is to reduce incentives for corrupt practice by
increasing salaries as well as reducing opportunities
increasing salaries, as well as reducing opportunities.
www.dadangsolihin.com 38
Istilah
Istilah istilah Korupsi
istilah Korupsi
Istilah
Istilah--istilah Korupsi
istilah Korupsi
Italy Italy
• TAGENTOPOLI = BRIBES-TOWN
– the scandal that started in Milan
France
• LES AFFAIRES = THE BUSINESS
– a hint of something illegal (in English an “affair” is a romance outside marriage)g )
USA
• 19.99 = CASH LIMIT
– for a free lunch!
Asia
Asia
Asia
Asia
China
China
• CHAR CHIEN = TEA MONEY, in Mandarin
KOPI LUI
COFFEE MONEY in Hokkien
• KOPI LUI = COFFEE MONEY, in Hokkien
M l
i
Malaysia
• TUMBUK RUSUK = RIB PUNCHING
Colloquial usage for rasuah
Asia
Asia
Asia
Asia
Japan
• BLACK MIST,
tt
f l
t
l b
t
rottenness of long-term rule by one party
Papua New Guinea
• WONTOKISM = ONE-TALK-ISM;
f
i
l
f
l
favoring people of same language or group
www.dadangsolihin.com 41
Thailand
Thailand
Thailand
Thailand
Corrupt acts in ascending order of seriousness
based on public opinion survey - translated
• GIFT OF GOOD WILL
• TEA MONEY
• IMPROPER BEHAVIOUR
• BRIBERY, EXTORTION
• DISHONESTY IN DUTY
• CORRUPTION
www.dadangsolihin.com 42
Africa
Africa
Africa
Africa
Nigeria Nigeria
• 419 = number in the Nigerian legal code of section forbidding “Advance Fee Fraud”
– people tempted to pay advance fees from bank accounts
U d
Uganda
• AIR SUPPLY = 100% commission
– payments for goods or services that don’t existpayments for goods or services that don t exist
General
• GHOST WORKERS
– dead or retired public servants still on payroll
T i
K
ih
Dadang Solihin currently is Director for Regional Development
Dadang Solihin’s Profile
Dadang Solihin’s Profile
Dadang Solihin currently is Director for Regional Development Performance Evaluation at Indonesian National Development Planning Agency (Bappenas). He holds MA degree in
Economics from University of Colorado, USA. His previous post
Beside working as Assistant Professor at Graduate School of
Asia-y , p p
is Director for System and Reporting of Development Performance Evaluation at at Bappenas.
g
Pacific Studies, Waseda University, Tokyo, Japan, he also active as Associate Professor at University of Darma Persada, Jakarta, Indonesia.
He got various training around the globe, included Public Officials CapacityHe got various training around the globe, included Public Officials Capacity Building Training Program for Government Innovation, Seoul –Korea (2007), Advanced International Training Programme of Information Technology Management, at Karlstad City, Sweden (2005); the Training Seminar on Land g , y, ( ); g Use and Management, Taiwan (2004); Developing Multimedia Applications for Managers, Kuala Lumpur, Malaysia (2003); Applied Policy Development Training, Vancouver, Canada (2002); Local Government Administration Training Course, Hiroshima, Japan (2001); and Regional Development and Planning Training Course, Sapporo, Japan (1999). He published more than five books regarding local autonomous.
45