• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika"

Copied!
214
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA POKOK BAHASAN VOLUME PRISMA YANG DITINJAU DARI

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII B DI SMP ALOYSIUS TURI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

OLEH: NOVI HARIYANTI

141414088

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

ii

PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA POKOK BAHASAN VOLUME PRISMA YANG DITINJAU DARI

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII B DI SMP ALOYSIUS TURI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

OLEH: NOVI HARIYANTI

141414088

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan sorak-sorai

(Mzm: 125)

Demi Kemuliaan Tuhan yang Lebih Besar.

Dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa syukur,

karya tulis ini ku persembahkan untuk:

Bunda Maria dan Engkau yang ada di Tabernakel (Yesus Kristus)

Orang Tua ku

Kedua adikku

Romo Franciscus Assisi Susilo, SJ

Sahabat dan teman-teman tersayang

Almamaterku Universitas Sanata Dharma

Hidup Adalah Perjuangan maka,

Miliki IMAN agar selalu percaya bahwa tak ada yang mustahil bagi Tuhan.

Miliki HARAPAN supaya tak pernah lelah berjuang untuk menggapai tujuan.

Miliki KASIH agar suka cita senantiasa hadir dalam perjalanan hidup.

Setiap orang memiliki porsi masing-masing dalam hidup ini.

Selalu bersyukur dengan porsi yang dimiliki

supaya hidup menjadi lebih nikmat. (Cyrenia Novella)

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 Desember 2018

Penulis

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Novi Hariyanti

Nomor Mahasiswa : 141414088

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul: PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA POKOK BAHASAN VOLUME PRISMA YANG DITINJAU DARI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII B DI SMP ALOYSIUS TURI berserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistriusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 20 Desember 2018 Yang menyatakan,

(8)

viii ABSTRAK

Novi Hariyanti. 2018. Penerapan Pembelajaran dengan Menggunakan Alat Peraga pada Pokok Bahasan Volume Prisma yang Ditinjau Dari Analisis Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIII B SMP Aloysius Turi. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menerapkan proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga. (2) mengukur tingkat pemahaman siswa pada proses pemecahan masalah mengenai volume Prisma.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini ialah siswa kelas VIIIB SMP Aloysius Turi. Penelitian ini dilakukan dengan cara pengambilan data melalui observasi, tes tertulis dan wawancara. Dari hasil tes, siswa di kelompokkan berdasarkan tingkat pemahaman kategori tinggi, sedang dan rendah. Kemudian diambil 2 orang dari tingkat pemahaman kategori tinggi, 2 orang kategori sedang, 2 orang kategori rendah sebagai subjek pada penelitian ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, pembelajaran dengan menggunakan alat peraga materi volume prisma dapat membantu siswa untuk pemikiran kritis siswa karena mereka tidak hanya menghafal rumus yang diberikan oleh guru. Sebaliknya menggunakan alat peraga dan dipandu dengan beberapa pertanyaan siswa dapat menemukan rumus untuk volume prisma. Belajar dengan menggunakan alat peraga juga membuat proses belajar lebih menarik bagi siswa. Kedua, berdasarkan proses pemecahan masalah, tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan adalah sebagai berikut: Dua siswa kategori pemahaman tinggi memiliki tingkat pemahaman 100% terhadap soal yang diberikan. Dua siswa kategori pemahaman sedang berturut-turut memiliki pemahaman 82% dan 79% terhadap soal yang diberikan. Dan dua siswa kategori pemahaman rendah berturut-turut memiliki pemahaman 71% dan 56% terhadap soal yang diberikan.

(9)

ix ABSTRACT

Novi Hariyanti. 2018. Implementation of Learning Using Teaching Aids on the Topics of Prism Volume Viewed Using Problem Solving Analysis of Class VIII B Students at Turi Aloysius Junior High School. Undergraduate Thesis. The Department of Mathematics Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

The purposes of this research are (1) to apply the learning process using teaching aids, and (2) to measure the level of student’s understanding in the process of problem solving on the topic of the prism volume.

The research is a qualitative research. The subjects of this study are six students of eighth grade at Turi Aloysius Junior High School. this research was conducted by collecting data through observation sheets, test questions, and interview guidelines. From the results of the tests, students were classified based on the level of understanding: high, medium, or low.Two students are chosen from each category two students with high level of understanding, two students with medium level of understanding, and two students with low level of understanding based on the prior written test.

The results of the study are the following. First, learning using teaching aids on the topics of the prism volume helps students to improve their critical thinking since they are not only memorizing the formula given by the teacher. Instead, using teaching aids and guided by some questions, the students are able to derive formula for the prism volume. Learning using teaching aids makes the learning process more interesting for the students. Second, based on the problem solving process, the students' level of understanding of the material provided are as follows: Two students in the high level understanding categorys have 100% understanding of the questions given. Two students in the medium level understanding category have respectively 82% and 79% understanding of the questions given. And two students in the low level understanding category have respectively, 71% and 56% understanding of the questions given.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang dianugerahkan peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini. Rasa haru dan banga peneliti rasakan atas pencapaian yang dialami peneliti hingga sampai pada tahap ini.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari peran serta dari berbagai pihak yang telah mendukung dan membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Bapak Beni Utomo, M.Sc., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika.

3. Ibu Maria Suci Apriani S.Pd., M.Sc., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Matematika dan Dosen Pendamping Akademik yang setia membimbing dan memberi motivasi.

4. Ibu Cyrenia Novella Krisnamurti, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu setia meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi motivasi serta perhatian kepada peneliti dalam pengerjaan skripsi ini hingga selesai.

5. Romo Agustinus Eko Budi Santoso, SJ., Ph.D., yang telah membantu peneliti untuk memvalidasi instrumen penelitian dan memberi komentar pada skripsi ini.

(11)

6. Ibu Ag. Ambar Purbayanti, S.Pd., selaku guru mata pelajaran matematika kelas VIIIB SMP Santo Aloysius Turi yang telah memberikan jam pelajaran bagi penelitis untuk melakukan penelitian.

7. Bruder Silvinus, CSA., selaku Kepala Asrama SMP Aloysius Turi yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan uji coba instrumen tes untuk penelitian.

8. Kedua orang tua saya, yaitu Bapak Yustinus Ago dan Ibu Seliati Yanti yang telah memberikan saya cinta dan kasih sayang, dukungan, motivasi serta segala kebutuhan selama proses perkuliahan hingga akhirnya peneliti dapat menyelesaikan semua tugas dan tanggung jawab peneliti dalam meraih gelar S1.

9. Kedua adik saya, yaitu Paula Ria dan Kristina Yusta sebagai motivasi peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

10.Romo Prof. Dr. Franciscus Assisi Susilo, SJ., yang selalu setia mengingatkan, semangat dan motivasi kepada peneliti selama proses pengerjaan skripsi ini. 11.Campus Ministry, yang telah memberikan pengalaman dalam mengatur waktu

dan beberapa fasilitas kepada peneliti pada proses penyelesaian skripsi ini. 12.Para Romo dan Karyawan Kolese Bellarminus yang menyediakan tempat dan

memberi penghiburan kepada peneliti pada proses menyelesaikan skripsi ini. 13.Suhardy, S.Pd., sahabat peneliti yang selalu menemani dari awal perkuliahan

hingga pada proses penyelesaian skripsi.

14.Martinus Radityo Adi, S.Si., sahabat dekat peneliti yang memberikan semangat, penghiburan, dan kasih sayang kepada peneliti.

(12)

15.Teman-teman angkatan 2014 kelas C Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma sebagai teman dinamika peneliti dalam perkulihan sampai skripsi ini selesai.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan demi penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca.

Yogyakarta, 13 Desember 2018

(13)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH viii ABSTRAK ... viiii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR BAGAN ... xviiii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 5 C. Batasan masalah ... 5 D. Batasan istilah ... 5 E. Tujuan penelitian ... 6 F. Manfaat penelitian ... 6

BAB 2 KAJIAN TEORI ... 8

A. Pembelajaran Matematika ... 8

B. Alat Peraga ... 9

C. Tingkat Pemahaman Siswa ... 14

D. Hasil Belajar ... 15

E. Prisma ... 17

F. Penelitian Yang Relevan ... 25

(14)

BAB3 METODE PENELITIAN... 28

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Subjek Penelitian ... 28

C. Waktu Penelitian ... 28

D. Teknik Pengumpulan Data ... 28

E. Instrumen Penelitian... 30

F. Teknik Analisis Data ... 34

G. Prosedur Penelitian... 38

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ... 39

B. Tabulasi Data ... 55

C. Analisis Data ... 71

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 164

BAB5 PENUTUP ... 169

A. Kesimpulan ... 169

B. Saran ... 169 DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN...

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Lembar Observasi ... 31

Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Wawancara ... 32

Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Soal Hasil Belajar ... 33

Tabel 3. 4 Soal Tes Tertulis ... 33

Tabel 3. 5 Rubrik Penilaian ... 35

Tabel 3. 6 Kategori Tingkat Pemahaman ... 37

Tabel 4.1 Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ... 40

Tabel 4.2 Validasi Instrumen Observasi dan Wawancara Oleh Dosen ... 42

Tabel 4.3 Validasi Instrumen Observasi dan Wawancara Oleh Guru ... 42

Tabel 4.4 Validasi Instrumen Tes Tertulis Oleh Dosen ... 43

Tabel 4.5 Validasi Instrumen Tes Tertulis Oleh Dosen ... 44

Tabel 4.6 Kategori Tingkat Kesukaran ... 47

Tabel 4.7 Kriteria Indeks Daya Beda ... 48

Tabel 4.8 Hasil dan Analisis Butir Soal ... 49

Tabel 4.9 Hasil Observasi Oleh Observer 1 ... 56

Tabel 4.10 Hasil Observasi Oleh Observer 2 ... 57

Tabel 4.11 Hasil Tes Tertulis ... 59

Tabel 4.12 Hasil Wawancara S19 ... 61

Tabel 4.13 Hasil Wawancara S7 ... 63

Tabel 4.14 Hasil Wawancara S20 ... 65

Tabel 4.15 Hasil Wawancara S21 ... 66

Tabel 4.16 Hasil Wawancara S5 ... 68

Tabel 4.17 Hasil Wawancara S15 ... 70

Tabel 4.18 Analisis Data Hasil Belajar ... 73

Tabel 4.19 Jawaban Nomor 1 S19 ... 75

Tabel 4.20 Jawaban Nomor 2 S19 ... 77

Tabel 4.21 Jawaban Nomor 3 S19 ... 79

Tabel 4.22 Jawaban Nomor 4 S19 ... 81

Tabel 4.23 Jawaban Nomor 5 S19 ... 82

Tabel 4.24 Jawaban Nomor 1 S7 ... 85

Tabel 4.25 Jawaban Nomor 2 S7 ... 87

Tabel 4.26 Jawaban Nomor 3 S7 ... 89

Tabel 4.27 Jawaban Nomor 4 S7 ... 91

Tabel 4.28 Jawaban Nomor 5 S7 ... 93

Tabel 4.29 Jawaban Nomor 1 S20 ... 97

Tabel 4.30 Jawaban Nomor 2 S20 ... 100

(16)

Tabel 4.32 Jawaban Nomor 4 S20 ... 106

Tabel 4.33 Jawaban Nomor 5 S20 ... 110

Tabel 4.34 Jawaban Nomor 1 S21 ... 114

Tabel 4.35 Jawaban Nomor 2 S21 ... 118

Tabel 4.36 Jawaban Nomor 3 S21 ... 121

Tabel 4.37 Jawaban Nomor 4 S21 ... 124

Tabel 4.38 Jawaban Nomor 5 S21 ... 127

Tabel 4.39 Jawaban Nomor 1 S5 ... 131

Tabel 4.40 Jawaban Nomor 2 S5 ... 134

Tabel 4.41 Jawaban Nomor 3 S5 ... 137

Tabel 4.42 Jawaban Nomor 4 S5 ... 140

Tabel 4.43 Jawaban Nomor 5 S5 ... 143

Tabel 4.44 Jawaban Nomor 1 S15 ... 147

Tabel 4.45 Jawaban Nomor 2 S15 ... 150

Tabel 4.46 Jawaban Nomor 3 S15 ... 153

Tabel 4.47 Jawaban Nomor 5 S15 ... 156

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Poligon dengan lima titik sudut ... 17

Gambar 2. 2 Lima regular polihedra ... 218

Gambar 2. 3 Prisma ... 220

Gambar 2. 4 Prisma Segitiga ABC.DEF ... 21

Gambar 2. 5 Kubus ABCD. EFGH ... 22

Gambar 2. 6 Volume Kubus ABCD.EFGH ... 23

Gambar 2. 7 Balok ABCD.EFGH ... 24

Gambar 2. 8 Volume Balok ABCD.EFGH ... 25

(18)

xviii

DAFTAR BAGAN

(19)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal penting bagi setiap orang. Pendidikan merupakan langkah untuk mewujudkan suasana proses belajar supaya terjadi perubahan dalam diri seseorang. Melalui pendidikan seseorang dapat mengembangkan bakat, kemampuan dan minat yang dimilikinya untuk kelangsungan hidup. Adapun tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 pasal 3, yaitu: mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Menurut Frans Susilo (2012), banyak ahli Matematika mengatakan bahwa “Mathematics is the queen as well as the servant of all sciences” (Matematika adalah ratu sekaligus pelayan semua ilmu pengetahuan). Sebagai ratu, matematika berkembang tanpa mendasarkan dirinya pada ilmu-ilmu lainnya. Sebagai pelayan matematika melayani ilmu-ilmu lain yang menggunakan Matematika dalam penelitian dan pengembangan dirinya. Dari ungkapan tersebut jelaslah bahwa Matematika bersifat sentral dalam kancah ilmu pengetahuan sehingga untuk menguasai ilmu pengetahuan setiap orang harus mengenal dan mempelajari Matematika. Matematika merupakan salah

(20)

satu mata pelajaran yang memegang peranan penting dalam pendidikan. Pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang melatih kemampuan siswa supaya memiliki sikap dan kebiasaan berpikir logis, kritis, sistematik, kreatif, bertanggungjawab. Sikap-sikap tersebut dapat dilihat dari proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa.

Di kalangan para siswa banyak yang menganggap matematika hanyalah sebuah prosedur, matematika hanya berupa hafalan rumus kemudian menghitung sehingga konsep yang ada pada Matematika menjadi hilang. Selain itu siswa kurang tertarik dengan pelajaran Matematika karena siswa beranggapan bahwa Matematika adalah pelajaran yang sukar, membosankan dan bahkan menakutkan. Hal ini disebabkan masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah dalam Matematika.

Dari pengalaman peneliti pada saat praktik mengajar sebagai tugas beberapa mata kuliah, peneliti menemukan bahwa siswa di SMP Aloysius Turi juga mengalami kesulitan seperti di atas. Misalnya, pengalaman peneliti saat mengajar tentang bangun datar, ketika diberikan sebuah pertanyaan: “Bagaimana menentukan luas permukaan sebuah bangun ruang sisi datar?” siswa akan lebih mudah menjawab dengan rumus lengkap yang diberikan oleh guru. Akan tetapi jika pertanyaan tersebut menjadi: “Mengapa rumus bangun ruang sisi datar adalah seperti yang telah diberikan?” maka siswa akan sulit untuk menjawab pertanyaan tersebut, atau bahkan dengan lantang menjawab: “Sudah dari sananya”. Selain itu ketika diberikan sebuah permasalahan yang merupakan aplikasi lanjutan dari materi yang dijelaskan, ada siswa yang

(21)

mengatakan “Belum diajarkan”. Selain itu masih ada pula siswa yang sulit membedakan antara bangun ruang sisi datar yang satu dengan yang lain. Kemudian dari hasil observasi dan wawancara mengenai cara mengajar di sekolah ini, guru cenderung memberikan materi, latihan soal saja dengan metode ceramah adapun tugas yang diberikan. Misalnya membuat bangun ruang, guru hanya meminta membuat dan menjelaskan sebatas jaring-jaring sebuah bangun.

Pada saat memberikan soal uji coba terkait volume prisma kepada siswa kelas 9 di SMP Aloysius Turi ini, peneliti menemukan siswa kesulitan untuk mengingat rumus. Kemudian ketika rumus telah diberikan kepada siswa, masih ada pula siswa yang tidak bisa menyelesaikan permasalahan yang diberikan, dengan kata lain sudah ada alatnya tetapi tidak bisa menggunakannya

Menurut Frans Susilo (2016), “matematika hanya dapat dipahami dan diapresiasi oleh siswa kalau mereka mempelajari matematika itu secara manusiawi, yakni dengan membangun sendiri pemahaman mereka akan unsur-unsur matematika. Pemahaman tersebut terbentuk bukan dengan menerima saja apa yang diajarkan dan menghafalkan rumus-rumus dan langkah-langkah yang diberikan, melainkan dengan membangun makna dari apa yang dipelajari, misalnya dengan memanfaatkan keleluasaan yang tersedia untuk bereksperimen.” Beranjak dari permasalahan siswa di SMP Aloysius Turi yang peneliti temui, peneliti ingin memberikan sebuah solusi ialah pembelajaran dengan menggunakan Alat Peraga sebagai media pembelajaran.

(22)

Pada umumnya siswa berpikir ke hal-hal yang konkret oleh karena itu alat peraga merupakan salah satu jembatan agar siswa mampu berpikir abstrak. Menurut Zoltan P. Dienes (dalam Ruseffendi, 1922:15), konsep matematika dapat dipelajari dengan baik bila representasinya dimulai dengan benda-benda konkret. Ini mengandung arti bahwa benda-benda atau obyek-obyek sangat berperan bila dimanipulasi dengan baik dalam pengajaran matematika. Berdasarkan penelitian para ahli pula, bahwa indera yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke dalam otak adalah mata. Kurang lebih 75% sampai 87% dari pengetahuan manusia diperoleh/disalurkan melalui mata. Sedangkan 13% sampai 25% lainnya diperoleh atau tersalur melalui indera yang lain (Arsyad, 2006:20). Maka, dapat disimpulkan bahwa alat peraga akan lebih mempermudah untuk menyampaikan dan penerimaan informasi atau materi pada pembelajaran matematika. Alat peraga merupakan benda konkret yang dibuat untuk membantu menjelaskan konsep matematika. Hal ini berarti pula bahwa alat peraga dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang ada pada matematika. Alat peraga juga bisa menjadi daya tarik sehingga siswa akan lebih bersikap positif terhadap pembelajaran matematika sehingga minat siswa dalam mempelajari matematika semakin besar. Selain itu dengan diadakan pembelajaran menggunakan alat peraga ini siswa dapat berekplorasi atau bereksperimen mengenai matematika sehingga dapat melatih sikap logis, kritis dan kreatif siswa serta membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna.

(23)

Oleh karena itu peneliti menjadi tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang berjudul Penerapan Pembelajaran dengan Menggunakan Alat Peraga Pada Pokok Bahasan Volume Prisma Yang Ditinjau Dari Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIII B Di SMP Aloysius Turi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga pada pokok bahasan volume prisma pada siswa kelas VIII B di SMP Santo Aloysius Turi?

2. Bagaimana tingkat pemahaman siswa pada proses pemecahan masalah volume prisma?

C. Batasan masalah

1. Materi yang akan diteliti pada penelitian ini adalah menentukan volume Prisma khususnya prisma tegak.

2. Subjek yang akan diteliti adalah peserta didik kelas VIIIB di Santo Aloysius Turi yang berjumlah 6 orang siswa dari 23 orang siswa.

3. Peneliti akan membahas tentang analisis penerapan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yang ditinjau dari hasil belajar siswa.

D. Batasan istilah 1. Analisis

Analisis adalah kegiatan dalam mengamati suatu hal secara detail dengan cara menguraikan komponen-komponen pembentuknya untuk dikaji lebih dalam.

(24)

2. Pemecahan masalah

Pemecahan masalah sebagai kegiatan menyelesaikan soal cerita, menyelesaikan soal yang tidak rutin, mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari atau keadaan lain.

3. Alat peraga

Alat peraga adalah segala sesuatu yang dapat mewujudkan atau menerangkan konsep matematika sehingga konsep matematika tesebut dapat ditanamkan atau dikembangkan.

4. Hasil belajar

Hasil belajar adalah perubahan dan kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang setelah terlaksananya proses pembelajaran. Kemampuan tersebut bisa berupa kemampuan kognitif, afektif dan keterampilan motorik.

5. Tingkat Pemahaman

Kemampuan memahami arti suatu bahan pelajaran, seperti menafsirkan, menjelaskan atau meringkas atau merangkum suatu pengertian kemampuan macam ini lebih tinggi dari pada pengetahuan.

E. Tujuan penelitian

1. Menerapkan proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga. 2. Mengukur tingkat pemahaman siswa pada proses pemecahan masalah

mengenai Volume Prisma.

F. Manfaat penelitian 1. Bagi guru

(25)

Guru dapat menciptakan alat peraga untuk pembelajaran matematika sehingga dapat membuat pembelajaran menjadi lebih bervariasi dan menyenangkan.

2. Bagi siswa

a. Pembelajaran yang dilakukan dengan alat peraga dapat membuat siswa lebih tertarik sehingga dapat tercipta pembelajaran matemtika yang lebih interaktif.

b. Pembelajaran yang dilakukan dengan alat peraga dapat meningkatkan proses berpikir siswa terhadap sesuatu yang abstrak.

c. Meningkatakan berpikir kritis dan tanggap dalam menyelesaikan masalah.

d. Pembelajaran yang dilakukan dengan alat peraga dapat membuat daya ingat siswa terhadap sebuah materi lebih lama.

3. Bagi peneliti

Peneliti akan memiliki dasar-dasar kemampuan mengajar dan mengembangkan media pembelajaran khususnya alat peraga.

(26)

8 BAB 2 KAJIAN TEORI

Bab ini mendiskusikan beberapa konsep pokok yang dipergunakan dalam skripsi ini. Secara garis besar, pembahasan dibagi menjadi tiga bagian meliputi konsep-konsep pokok dalam pembelajaran matematika, tentang prisma, dan penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Berkaitan dengan konsep-konsep pokok dalam pembelajaran matematika, akan didiskusikan definisi tentang pembelajaran matematika, alat peraga, tingkat pemahaman siswa, dan hasil belajar.

A. Pembelajaran Matematika

Pengertian pembelajaran matematika menurut para ahli adalah sebagai berikut:

1. Menurut Herman Hudojo (2001:135), pembelajaran matematika berarti pembelajaran tentang konsep-konsep dan struktur-struktur yang terdapat dalam bahasan yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur tersebut. Agar proses belajar matematika itu dapat terjadi bahasan matematika yang disajikan kepada siswa tidak diberikan dalam bentuk yang sudah jadi tetapi suatu bahasan yang dapat melibatkan siswa agar aktif dalam mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam menemukan dan menyimpulkan konsep-konsep, struktur-struktur hingga sampai kepada rumus-rumus sehingga akan dapat meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar.

(27)

2. Menurut Robert M. Gagne (Hudoyo, 1998:56), pembelajaran harus dikondisikan untuk memunculkan respons yang diharapkan. Pembelajaran matematika terdiri dari objek langsung dan objek tak langsung:

a. Objek-objek langsung terdiri atas: - Fakta-fakta matematika

- Keterampilan-keterampilan matematika - Konsep-konsep matematika

- Prinsip-prinsip matematika

b. Objek-objek tak langsung pembelajaran matematika ialah: - Kemampuan berpikir logis

- Kemampuan memecahkan masalah - Sikap positif terhadap matematika - Ketekunan

- Ketelitian

Dari uraian teori di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika merupakan pembelajaran tentang konsep-konsep dan struktur-struktur. Sebagai pendidik pembelajaran harus dikondisikan supaya dapat terlibat aktif dan mampu membangkan kemampuannya dalam bepikir untuk menemukan, menyimpulkan bahkan mencari hubungan tentang konsep-konsep dan struktur-struktur yang ada.

B. Alat Peraga

(28)

Pengertian menurut beberapa para ahli adalah sebagai berikut:

a. Menurut Russefendi (dalam Sundayana, 2015:7), alat peraga adalah alat yang menerangkan atau mewujudkan konsep matematika. Alat peraga dapat membantu siswa berekplorasi sehingga lebih mengerti dengan materi yang diberikan dan daya ingatnya lebih besar.

b. Sadiman (2007:7), mengatakan bahwa alat peraga adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Dari definisi-definisi yang dibahas di atas, maka dapat disimpulkan bahwa alat peraga merupakan semua benda yang dapat menjadi perantara untuk membantu menerangkan dan memperjelas konsep-konsep yang akan dipelajari. Dengan menggunakan alat peragapembelajaran menjadi efektif dan efisien serta menarik sehingga dapat menumbuhkan minat siswa dalam mendalami suatu materi yang dijelaskan.

2. Fungsi Alat Peraga

Menurut Rusefendi, (dalam Ramlan, 2012:40), alat peraga memiliki beberapa fungsi penggunaan dalam pengajaran matematika, yakni:

a. proses belajar mengajar termotivasi,

b. konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkret,

c. hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam sekitar akan lebih dapat dipahami, dan

(29)

d. konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret, yaitu dalam bentuk model matematika yang dapat dipakai sebagai obyek penelitian maupun sebagai alat untuk meneliti ide-ide baru dan relasi baru.

Sadiman (dalam Sundayana, 2014:7) menyatakan bahwa alat peraga berfungsi sebagai berikut:

a. memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis,

b. mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indera,

c. menimbulkan gairah belajar, interaksi langsung antara siswa dengan sumber belajar,

d. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya

e. pembelajaran dapat lebih menarik, dan

f. meningkatkan sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran.

Menurut Sundayana (2015:10), fungsi alat peraga bagi pengajar dibagi menjadi dua yakni bagi guru dan bagi siswa.

Berikut ini fungsi alat peraga bagi guru sebagai pengajar ialah:

a. Memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan. b. Menejalaskan struktur dan urutan pengajaran secara baik. c. Memberikan kerangka sistematis mengajar secara baik. d. Memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran.

(30)

e. Membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pelajaran. f. Membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar.

g. Meningkatkan kualitas pelajaran.

Adapun fungsi alat peraga bagi siswa adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan motivasi belajar siswa.

b. Memberikan dan meningkatkan variasi belajar siswa.

c. Memberikan struktur materi pelajaran dan memudahkan siswa untuk belajar.

d. Memberikan inti informasi, pokok-pokok secara sistematik sehingga memudahkan siswa untuk belajar.

e. Menciptakan kondisi dan situasi berfokus dan beranalisis.

Dapat disimpulkan bahwa alat peraga sangat membantu guru dalam menjelaskan materi yang abstrak karena melalui alat peraga konsep yang abstrak dalam matematika dapat disajikan menjadi konkret. Selain itu membantu ketelitian guru dalam menyajikan pembelajaran sehingga pembelajaran yang diberikan khususnya materi pelajaran dapat disajikan secara terstruktur.

Alat peraga juga berperan menciptakan pembelajaran yang tidak membosankan untuk memotivasi dalam proses belajar siswa. kemudian alat peraga dapat membuat siswa untuk fokus dan mengembangkan kemampuan siswa dalam proses menganalisis.

(31)

3. Syarat dan Kriteria Media Alat peraga

Menurut Rusefendi (1980:27) beberapa persayaratan alat peraga antara lain ialah:

a. Tahan lama

b. Bentuk dan warnanya menarik c. Sederhana dan mudah dikelola d. Ukurannya sesuai

e. Dapat menyajikan konsep matematika baik dalam bentuk real, gambar, atau diagaram.

f. Sesuai dengan konsep matematika.

g. Dapat memperjelas konsep matematika dan bukan sebaliknya.

h. Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berfikir abstrak bagi siswa.

i. Menjadikan siswa belajar aktif dan mandiri dengan memanipulasi alat peraga

4. Contoh-contoh alat peraga matematika

Menurut Sundayana (2015:35), Alat peraga matematika dapat dikategorikan berdasarkan konsep yang akan dijelaskan yaitu, alat peraga berbasis konsep luas, konsep panjang, konsep volume, konsep pengukuran, konsep aritmetika, konsep geometri dan ada pula alat peraga yang berbasis permainan, serta berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Berikut ini beberapa contoh alat peraga berbasis konsep geometri dan volume:

(32)

a. Alat peraga berbasis konsep geometri.

Alat peraga berbasis konsep geometri ini bertujuan untuk mengenalkan bangun-bangun geometri dengan sifat-sifatnya. Adapun contoh alat peraga berbasis konsep geometri seperti, papan berpaku, cermin datar, bangun-bangun datar, unsur lingkaran, dan domino geometri.

b. Alat peraga berbasis konsep volume

Alat peraga ini membantu dalam menjelaskan konsep volume bangun ruang. Adapun contoh-contohnya, yaitu: Peraga Volume Kubus, Peraga Volume Balok, Volume Prisma, Volume Tabung, Volume Limas, Volume Kerucut dan volume Bola.

C. Tingkat Pemahaman Siswa

Pemahaman siswa adalah kesanggupan untuk mendefinisikan, merumuskan kata yang sulit dengan perkataan sendiri. Menurut Benyamin S. Bloom (Sudijono, 2011) pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Seorang siswa dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau uraian yang rinci tentang hal itu dengan menggunakan bahasa sendiri.

Adapun tingkat-tingkat pemahaman siswa menurut Ruseffendi (2006: 221) dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu:

(33)

Kemampuan mengubah atau menerjemahkan simbol ke dalam kata-kata atau sebaliknya, mampu mengartikan suatu kesamaan dan mampu mengkonkritkan konsep abstrak.

2. Menafsirkan (interpretasi)

Kemampuan untuk mengenal dan memahami sebuah konsep yang disajikan dalam bentuk lain. Menafsirkan dapat dilakukan dengan cara menghubungkan pengetahuan yang lalu dengan pengetahuan yang diperoleh berikutnya.

3. Mengekstrapolasi

Kemampuan untuk meperkirakan atau meramalkan suatu kecenderungan yang ada menurut data. Hal ini membutuhkan kemampuan intelektual yang lebih tinggi karena seseorang dituntut untuk bisa melihat sesuatu dibalik yang tertulis.

Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa dikatakan memahami sesuatu apabila siswa tersebut mampu menangkap makna dari bahan yang telah dipelajari dan mampu menerjemahkan, menafsirkan serta menjelaskan kembali apa yang telah dipelajari dengan bahasa sendiri bisa berupa penjelasan atau uraian. Dalam hal ini pastilah siswa dituntut untuk tahu apa yang di sampaikan pendidik dan tahu apa yang akan di komunikasikan. Untuk mengetahui pemahaman siswa ini, pendidik dapat memberikan evaluasi pemahaman.

D. Hasil Belajar

(34)

1. Menurut Sudjana (2009: 3), hasil belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.

2. Menurut Robert M. Gagne (dalam Sudjana, 2010:23) mengatakan hasil belajar menjadi lima macam antara lain:

a. Hasil belajar intelektual meupakan hasil yang berlandaskan pada pengetahuan seseorang,

b. Strategi kognitif yaitu menatur cara belajar dan berfikir seseorang dalam arti seluas-luasnya termasuk kemampuan memecahkan masalah, c. Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah intensitas emosional dimiliki seseorang sebagaimana disimpulkan dai kecenderungan tingkah laku terhadap orang dan kejadian,

d. Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta,

e. Keterampilan motorik yaitu kecakapan yang berfungsi untuk lingkungan hidup serta memprestasikan konsep dan lambang.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan dan kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang setelah terlaksananya proses pembelajaran. Perubahan yang dimiliki tersebut mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Selain itu kemampuan tersebut bisa berupa kemampuan dalam mengintegrasikan kembali hal yang telah dipelajari serta mampu memecahkan masalah.

(35)

E. Prisma

Untuk memahami definisi prisma, perlu diingat konsep poligon dalam bidang datar dua dimensi. Menurut Fenn (2007: 69), poligon dengan n titik sudut didefinisikan sebagai n titik, V1,V2,V3. …, Vn, dengan ruas-ruas garis

𝑽𝟏𝑽𝟐

̅̅̅̅̅̅̅, 𝑽̅̅̅̅̅̅̅, … , 𝑽𝟐𝑽𝟑 ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅, 𝑽𝒏−𝟏𝑽𝒏 ̅̅̅̅̅̅̅𝒏𝑽𝟏. Contoh dari poligon yang memiliki lima titik

sudut terlihat pada gambar 2.1

(a) (b)

Gambar 2.1. Poligon dengan lima titik sudut.

Sebuah poligon disebut konveks (convex) jika setiap ruas garis yang menghubungkan dua titik pada sisi-sisi poligon tersebut berada di dalam poligon. Poligon dalam Gambar 2.1(a) adalah contoh poligon konveks. Poligon untuk beberapa nilai n memiliki nama-nama khusus, misalnya untuk

𝑛 = 3 disebut segitiga, untuk 𝑛 = 4 disebut segiempat. Sebuah poligon

dinamakan regular jika semua sisi-sisinya memiliki panjang yang sama.

Dalam ruang tiga dimensi, dikenal konsep yang disebut polihedra. Fenn (2007: 166) mendefinisikan polihedra sebagai benda padat geometris dalam

(36)

tiga dimensi yang memiliki berhingga banyak permukaan berbentuk poligon. Permukaan berbentuk poligon tersebut disebut sisi. Setiap sisi poligon berimpit dengan sisi poligon pada permukaan yang lainnya. Sisi-sisi poligon yang bertemu tersebut dinamakan rusuk. Dengan demikian, diberikan dua sisi polihedra, terdapat tiga kemungkinan hubungan antara keduanya: bertemu di satu rusuk, bertemu di satu titik sudut, atau tidak bertemu sama sekali.

Serupa dengan definisi yang dipakai dalam poligon, sebuah polihedra disebut konveks (convex) jika setiap garis yang menghubungkan dua titik dari sisi yang berbeda berada di dalam polihedra tersebut. Dalam skripsi ini hanya akan dibahas polihedra konveks. Sebuah polihedra regular adalah polihedra yang memiliki sisi-sisi berupa poligon yang kongruen. Gambar 2.2 merupakan contoh dari regular polihedra.

Gambar 2.2. Lima polihedra regular

Sumber: www.researchgate.net/figure/The-five-regular-polyhedra_fig2_259604695

(37)

Dalam ruang tiga dimensi, terdapat hanya lima regular polihedra (Gambar 2.2), yang biasa disebut benda-benda padat Platonik (Platonic Solids): kubus, tetrahedron, oktahendron, dodekahedron, icosahedron.

Kubus dan tetrahedron merupakan benda-benda geometris tiga dimensi yang banyak dibahas dalam pembelajaran matematika di sekolah menengah. Kubus memiliki enam sisi berupa persegi (segiempat beraturan). Tetrahedron memiliki empat sisi berupa segitiga sama sisi. Dalam pembelajaran di sekolah menengah, tetrahedron sering disebut dengan limas (piramid) dengan alas berbentuk segitiga sama sisi. Kubus merupakan salah satu contoh prisma.

Marini (2013: 48) mendefinisikan prisma sebagai polihedra yang memiliki dua sisi sejajar, yang saling berhadapan, dan keduanya kongruen. Sisi-sisi tersebut disebut sisi alas. Prisma memiliki dua sisi alas, yang biasa disebut sisi alas atas dan sisi alas bawah. Titik-titik sudut pada sisi-sisi alas tersebut merupakan titik-titik sudut sisi yang membentuk jajaran genjang. Jika jajaran genjang tersebut merupakan persegi panjang, maka diperoleh prisma tegak, sebaliknya biasa disebut prisma miring. Adapun contoh dari prisma terlihat pada gambar 2.3.

(38)

Gambar 2.3. Prisma.

Sumber: www.berpendidikan.com/2016/08/

Gambar 2.3 bagian (a), (b), (c) merupakan contoh prisma-prisma tegak, sedangkan Gambar 2.3 (d) merupakan contoh prisma miring. Prisma sering diberi nama berdasarkan bentuk segi-n pada sisi alas. Gambar 2.3 (a), (b), dan (c), berturut-turut, merupakan prisma segiempat, segilima, dan segitiga. Jarak kedua sisi alas disebut tinggi prisma. Jika sebuah prisma memiliki tinggi t dan luas sisi alas A, maka volume prisma adalah

𝑉 = 𝑡𝐴.

Di sekolah menengah prisma yang dipelajari terdiri dari dua jenis prisma, yakni prisma segi empat kubus, balok dan prisma segitiga.

Berikut ini akan dibahas mengenai prisma segi empat dan prisma segitiga yang dipelajari di sekolah menengah:

1. Prisma tegak segitiga

Prisma tegak segitiga merupakan salah satu prisma yang sering dikenal oleh siswa di sekolah. Prisma tegak segitiga adalah prisma alasnya berupa segitiga.

(39)

Gambar 2. 4 Prisma Segitiga ABC.DEF

Prisma segitiga di atas memiliki beberapa unsur:

a. Rusuk

Perpotongan dua buah sisi prisma yang berupa ruas garis. Prisma segitiga ABC.DEF memiliki 9 buah rusuk, yaitu:

𝐴𝐵

̅̅̅̅, 𝐵𝐶̅̅̅̅, 𝐶𝐴̅̅̅̅, 𝐴𝐷̅̅̅̅, 𝐶𝐹̅̅̅̅, 𝐵𝐸̅̅̅̅, 𝐷𝐸̅̅̅̅, 𝐸𝐹̅̅̅̅, 𝑑𝑎𝑛 𝐹𝐷̅̅̅̅

b. Titik sudut

Titik sudut kubus adalah titik potong antara dua atau lebih rusuk prisma segitiga. Prisma segitiga ABC.DEF memiliki 6 buah titik sudut, ialah: 𝐴, 𝐵, 𝐶, 𝐷, 𝐸, 𝑑𝑎𝑛 𝐹

c. Sisi

Sisi prisma segitiga adalah daerah yang membatasi bagian luar dengan bagian dalam dari suatu prisma segitiga. Prisma segitiga ABC.DEF dibatasi oleh bidang ABC, DEF, ABED, BCFE, dan ACFD.

A B

C

D E

F

(40)

d. Diagonal bidang

Diagonal bidang suatu prisma adalah ruas garis yang menghubungkan dua buah titik sudut dari sisi prisma segitiga, dimana garis itu melewati permukaan sisi prisma segitiga dan bukan merupakan rusuk prisma segitiga. Prisma segitiga ABC.DEF memiliki 6 diagonal bidang, yaitu:

𝐴𝐸

̅̅̅̅, 𝐵𝐷̅̅̅̅, 𝐵𝐹̅̅̅̅, 𝐶𝐸̅̅̅̅, 𝐴𝐹̅̅̅̅, 𝑑𝑎𝑛 𝐶𝐷̅̅̅̅

2. Kubus

Kubus merupakan prisma yang memiliki alas berbentuk segi empat beraturan. Kubus memiliki panjang, lebar dan tinggi yang sama.

Berikut ini gambar kubus ABCD.EFGH.

Gambar 2. 5 Kubus ABCD.EFGH

Kubus di atas memiliki beberapa unsur, yaitu: a. Rusuk

Rusuk kubus adalah perpotongan dua buah persegi pada kubus berupa ruas garis. Kubus ABCD. EFGH memiliki 12 rusuk. Rusuk-rusuk yang ada pada kubus tersebut memiliki panjang yang sama adalah

𝐴𝐵 ̅̅̅̅, 𝐵𝐶̅̅̅̅, 𝐶𝐷̅̅̅̅, 𝐴𝐷̅̅̅̅, 𝐸𝐹̅̅̅̅, 𝐹𝐺̅̅̅̅, 𝐺𝐻̅̅̅̅, 𝐸𝐻̅̅̅̅, 𝐴𝐸̅̅̅̅, 𝐵𝐹̅̅̅̅, 𝐶𝐺̅̅̅̅, dan𝐷𝐻̅̅̅̅. b. Titik sudut A B C D E F G H Tinggi

(41)

Titik sudut kubus adalah titik potong antara dua atau lebih rusuk kubus. Misalkan: Kubus ABCD.EFGH memiliki 8 titik sudut, yaitu

𝐴, 𝐵, 𝐶, 𝐷, 𝐸, 𝐹, 𝐺, 𝐻.

c. Sisi kubus

Sisi kubus adalah daerah persegi yang membatasi bagian luar dengan bagian dalam dari suatu kubus. Kubus ABCD. EFGH dibatasi oleh bidang 𝐴𝐵𝐶𝐷, 𝐴𝐵𝐹𝐸, 𝐵𝐶𝐺𝐹, 𝐶𝐷𝐻𝐺, 𝐴𝐷𝐻𝐸, 𝑑𝑎𝑛 𝐸𝐹𝐺𝐻. Bidang-bidang tersebut merupakan sisi-sisi dari kubus.

d. Volume kubus

Kita tahu bahwa kubus merupakan prisma yang memiliki alas segi empat. Sedangkan rumus dari volume prisma itu sendiri ialah 𝑣 =

𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑠 × 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖. Maka, 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑢𝑏𝑢𝑠 = 𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 𝐴𝐵𝐶𝐷 ×

𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 𝐵𝐶𝐹𝐺.

Gambar 2. 6 Volume Kubus ABCD.EFGH

3. Balok

Balok merupakan prisma yang memiliki alas berbentuk persegi panjang dan memiliki tinggi yang tegak lurus dengan alasnya.

Berikut ini gambar balok ABCD. EFGH

A B C D E F G H Tinggi

(42)

Gambar 2. 7 Balok ABCD.EFGH

Balok ABCD.EFGH memiliki unsur-unsur, yaitu:

a. Rusuk

Rusuk balok adalah perpotongan dua buah daerah persegi panjang pada balok yang berupa ruas garis. Balok mempunyai 12 rusuk. Rusuk-rusuk balok yang sejajar memiliki panjang rusuk yang sama. Adapun rusuk-rusuk balok yang sama panjang ialah sebagai berikut:

1) 𝐴𝐵̅̅̅̅ = 𝐶𝐷̅̅̅̅ = 𝐸𝐹̅̅̅̅ = 𝐺𝐻̅̅̅̅

2) 𝐴𝐷̅̅̅̅ = 𝐵𝐶̅̅̅̅ = 𝐸𝐻̅̅̅̅ = 𝐹𝐺̅̅̅̅

3) 𝐴𝐸̅̅̅̅ = 𝐵𝐹̅̅̅̅ = 𝐷𝐻̅̅̅̅ = 𝐶𝐺̅̅̅̅

a. Titik sudut

Titik sudut balok adalah titik potong antara dua atau lebih rusuk balok. Balok 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 memiliki 8 titik sudut. Adapun titik-titik sudut tersebut ialah 𝐴, 𝐵, 𝐶, 𝐷, 𝐸, 𝐹, 𝐺 𝑑𝑎𝑛 𝐻. b. Sisi Balok A B C D E F G H Tinggi Panjang lebar

(43)

Sisi balok adalah daerah persegi panjang yang membatasi bagian luar dengan bagian dalam dari suatu balok. Balok 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 memiliki 6 sisi berbentuk persegi panjang yang tiap pasangannya kongruen. Sisi (bidang) tersebut adalah 𝐴𝐵𝐶𝐷 ≅ 𝐸𝐹𝐺𝐻, 𝐴𝐵𝐸𝐹 ≅ 𝐶𝐷𝐺𝐻,

𝑑𝑎𝑛 𝐵𝐶𝐹𝐺 ≅ 𝐴𝐷𝐸𝐻.

c. Volume balok

Kita tahu bahwa balok merupakan prisma yang alasnya berupa persegi panjang. Sedangkan rumus dari volume prisma itu sendiri ialah 𝑣 =

𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑠 × 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖. Maka, 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡.

Gambar 2. 7 Volume Balok ABCD.EFGH

F. Penelitian Yang Relevan

Bagian ini membahas beberapa penelitian yang berkaitan dengan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika di sekolah menengah.

1. Hasil penelitian, yang berjudul “MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA MELALUI

A B C D E F G H Tinggi Panjang lebar

(44)

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNINGMETODE STAD PADA MATERI POKOK BANGUN RUANG SISI DATAR BAGI SISWA” (Subadi, 2013),menemukan bahwa alat peraga pada bangun ruang sisi datar dapat meningkatkan hasil belajar pada materi bangun ruang sisi datar.

2. Hasil penelitian, yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN MATEMATIKA” (Setyawan, 2014), menemukan bahwa terdapat pengaruh penggunaan alat peraga terhadap hasil belajar matematika. Penelitian tersebut juga menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan alat peraga membangun pengetahuan yang beragam karena alat peraga mampu memeragakan konsep secara nyata/konkret sehingga mudah dipahami oleh siswa.

G. Kerangka Berpikir

Penelitian ini dimulai dengan melihat permasalahan yang terjadi di sekolah SMP Aloysius Turi. Menentukan batasan-batasan masalah yang akan diteliti. Menentukan solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Kemudian memberikan tindakan di sekolah khususnya kelas yang telah ditentukan.

Pemberian pembelajaran bangun ruang sisi datar yaitu prisma. Pada tahap pembelajaran ini siswa mengenal tentang unsur-unsur Prisma. Setelah diberikan pembelajaran mengenal tentang unsur-unsur prisma dilanjutkan dengan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam hal ini dengan

(45)

materi khusus volume prisma. Setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga pada akhir pembelajaran dilakukan tes akhir. Hasil tes akhir tersebut dianalisis untuk melihat tingkat pemahaman siswa yang berimplikasi pada peningkatan hasil belajar siswa. Proses tersebut diperlihatkan dalam diagram alur proses penelitian pada gambar 2.1.

Bagan 2. 1 Alur Penelitian Pembelajaran

dengan menggunakan alat peraga pada materi volume Prisma Menganalisis hasil belajar siswa Melihat tingkat pemahaman siswa Ketercapaian keberhasilan siswa Pembelajaran bangun ruang sisi

datar (Prisma) Menentukan solusi

untuk menyelesaikan masalah, yaitu Alat

Peraga

Tes tertulis sebagai bentuk

(46)

28 BAB 3

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan peneliti bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif berarti penenlitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dilami oleh subjek penelitian secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Lexy.2007:6). Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga, hasil dari penerapan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan mendeskripsikan tingkat pemahaman siswa terhadap materi volume prisma.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas VIII B SMP Santo Aloysius Turi Yogyakarta 2017/2018 yang berjumlah 6 orang siswa.

C. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2018.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu:

(47)

Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis (Suharsimi Arikunto, 2005:30). Pada penelitian ini observasi dilakukan untuk melihat proses penerapan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga. Observasi dilakukan oleh peneliti dan observer dengan cara mengamati dan menilai kegiatan yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik (Lexy, 2007:186). Adapun maksud dari wawancara, seperti yang ditegaskan Lincoln dan Guba (dalam Lexy, 2007:186), antara lain: mengkontruksi mengenai orang, kejadian, perasaan dan motivasi.

Pada penelitian ini wawancara dilakukan untuk memperoleh infirmasi yang lebih mendalam dari siswa mengenai motivasi, perasaan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Wawancara dilakukan kepada beberapa siswa.

3. Tes tertulis

Tes tertulis digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.

(48)

Pada penelitian ini tes yang digunakan berupa tes uraian yang dibuat oleh peneliti berdasarkan materi yang disampaikan. Tes berupa uraian digunakan karena memiliki beberapa keungulan, yaitu:

a. Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi;

b. Dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni berpikir logis, analitis, dan sistematis;

c. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Adapuan instrumen pengumpulan data untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Lembar observasi sebagai pedoman untuk pelaksanaan observasi yang berisikan aspek-aspek yang akan diobervasi meliputi berbagai aktivitas siswa di kelas seperti kesiapan siswa untuk menerima materi pelajaran, antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran, aktivitas siswa dalam memecahkan masalah, dan tindakan kritis siswa di kelas.

(49)

Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Lembar Observasi No Aspek Pengamatan Indikator 1 Kesiapan siswa untuk

menerima materi pelajaran

a. Masuk kelas tepat waktu b. Menyiapkan perlengkapan

belajar 2 Antusisasme siswa dalam

mengikuti pembelajaran

a. Siswa menyimak seluruh

informasi yang disampaikan oleh guru

b. Siswa mengajukan pertanyaan bagian materi yang kurang paham.

c. Siswa mengajukan pendapat d. Siswa mencoba menggunakan

alat peraga yang telah dibuat. e. Siswa mencatat hal-hal penting

dari materi yang disampaikan. 3 Aktivitas siswa dalam

memecahkan masalah

a. Siswa mengerjakan soal yang diberikan

b. Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami pada masalah yang diberikan pada lembar soal. c. Siswa menuliskan hasil kerja di

papan tulis

4 Sikap Kritis siswa a. Siswa lain memberi tanggapan atas hasil kerja yang telah dikerjakan oleh temannya b. Siswa berdiskusi dengan teman

sebaya.

c. Siswa membuat kesimpulan materi yang telah diberikan. d. Siswa memperbaiki atau

menambah kesimpulan yang diberikan oleh temannya jika kesimpulan yang dibuat

(50)

2. Instrumen Wawancara

Instrumen wawancara berisikan beberapa pertanyaan untuk menggali lebih dalam perasaan siswa selama mengikuti pembelajaran. Selain itu sebagai tindak lanjut dari observasi supaya data yang diperoleh lebih jelas. Adapun kisi-kisi wawancara yang digunakan ialah sebagai berikut:

Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Wawancara

No Indikator Nomor

pertanyaan 1 Pembelajaran yang dilakukan siswa dalam

bidang matematika.

1,3,4 2 Cara belajar siswa dalam bidang

matematika.

2,3 3 Kesulitan yang dihadapi siswa dalam

pembelajaran matematika

5,6 4 Dampak penggunaan alat peraga volume

prisma.

8,9

Sedangkan untuk menggali informasi yang memenuhi indikator peneliti memberikan beberapa pertanyaan yang mendukung, yaitu:

1. Bagaimana pendapatmu tentang pelajaran matematika? 2. Apakah kamu belajar matematika di rumah/asrama?

3. Kapan dan berapa lama kamu belajar matematika di rumah/asrama? 4. Bagaimana pembelajaran matematika yang selama ini kamu terima? 5. Kesulitan apa yang kamu alami ketika belajar matematika?

6. Bagaimana usahamu mengatasi kesulitan tersebut?

7. Pembelajaran matematika seperti apa yang kamu inginkan? 8. Apakah alat peraga membantumu memahami konsep volume?

(51)

9. Manfaat apa yang kamu peroleh dari pembelajaran menggunakan alat peraga?

3. Soal tes

Soal tes berisikan soal-soal yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Berikut ini kisi-kisi soal yang telah dibuat peneliti sebagai pedoman dalam pembuatan soal tes akhir.

Tabel 3. 3Kisi-Kisi Soal Hasil Belajar

INDIKATOR NOMER BUTIR

SOAL Menyebutkan rumus volume prisma 1,2,3,4,5 Menentukan tinggi prisma 2

Menentukan luas alas prisma 1,3 Menghitung volume prisma 1,3,4 Menentukan lebar alas prisma persegi

panjang.

5

Berikut ini merupakan soal tes tertulis yang diberikan kepada siswa:

Tabel 3. 4 Soal Tes Tertulis

No Soal Tes

1 Alas sebuah prisma segitiga adalah suatu segitiga siku-siku dengan panjang sisi siku-sikunya 9 cm dan 12 cm. Tentukan volume prisma tersebut jika tingginya 15 cm!

2 Prisma tegak segi empat dengan alas berupa daerah persegi panjang. Panjang alasnya 10 cm dan lebarnya 6 cm. Tentukan tinggi prisma tersebut jika volumenya 480 𝑐𝑚3!

3 Sesi membuat papan nama berbentuk prisma segitiga seperti tampak pada gambar di samping. Jika panjang AB = 3 cm AC = 4 cm, BE= 35 cm. Tentukan volume papan nama tersebut!

(52)

4 Bak mandi milik ibu berbentuk prisma tegak segi empat beraturan dengan alas berupa daerah persegi. Salah satu sisi dari alas tersebut ialah 150 cm. Ibu mengisi air dalam bak mandi tersebut hingga penuh. Berapakah air yang terisi dalam bak mandi tersebut, jika tinggi bak mandi tersebut 100 cm? 5 Ani memiliki pot bunga model prisma tegak yang alasnya

berbentuk persegi panjang yang terisi penuh dengan tanah. Jika isi tanah di dalam pot bunga tersebut 6.300 𝑐𝑚3 dan panjang alas pot bunga 35 cm, tinggi pot bunga 12 cm. Berapakah lebar alas pot bunga tersebut?

F. Teknik Analisis Data

Data yang akan dikumpulkan adalah data observasi, data hasil belajar siswa dan data wawancara.Pada penelitian ini observasi dilakukan oleh observer yaitu dua mahasiswa Pendidikan Matematika. Obervasi dibantu dengan panduan yaitu lembar obervasi. Data hasil belajar diperoleh dari hasil tes tertulis untuk melihat tingkat pemahaman siswa. Sedangkan data wawancara diperolehdari proses wawancara berupa informasi minat siswa dalam mengikuti pembelajaran dan pengaruh alat peraga yang digunakan. Bentuk wawancara yang digunakan ialah wawancara mendalam dengan bantuan pedoman wawancara yang telah dibuat oleh peneliti. Berikut ini teknik analis data yang digunakan:

(53)

Reduksi data merupakan analisis data yang memusatkan, menggolongkan, mengorganisir, membuang yang tidak perlu data sehinga kesimpulan dapat lebih mudah diperoleh. Reduksi data. Tahap ini bertujuan untuk memfokuskan pada masalah tertentu, sering pula disebut tahap pembatasan masalah dan menetapkan fokus penelitian.

Tahap-tahap reduksi data yang dilakukan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

a. Mengoreksi hasil belajar (tes tertulis) siswa dan memberi skor tiap-tiap butir soal dengan acuran rubrik penilaian. Berikut ini tabel rubrik penilaian soal tes tertulis menurut Ali Hamzah (2014:149):

Tabel 3. 5 Rubrik Penilaian

Aspek yang dinilai dan rubrik penilaian

Skor Nomor butir Soal

1 2 3 4 5

a. Memahami masalah: menuliskan diketahui dan ditanyakan

1. Benar 4 4 4 4 4

2. Salah 1 1 1 1 1

3. Tidak menjawab 0 0 0 0 0 b. Rencana strategi pemecahan masalah: menuliskan rumus yang

digunakan.

1. Benar 2 2 2 2 2

2. Salah 1 1 1 1 1

3. Tidak menjawab 0 0 0 0 0 c. Proses melaksanakan strategi pemecahan masalah: proses

perhitungan

1. Benar 12 12 12 12 12 2. Hampir benar 10 10 10 10 10 3. Yang benar dan salah

seimbang

8 8 8 8 8 4. Sebagian kecil benar 6 6 6 6 6

(54)

6. Tidak menghitung 0 0 0 0 0 d. Menuliskan jawaban permasalahan: menuliskan kesimpulan

1. Benar 2 2 2 2 2

2. Salah 1 1 1 1 1

3. Tidak menjawab 0 0 0 0 0 Skor minimal = 0, skor maksimal 20

Setelah menghitung skor, kemudian menghitung nilai persentase pemahaman berdasarkan Ali Hamzah (2014:279) sebagai berikut :

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 × 100%

b. Melakukan pengelompokan berdasarkan ranking, yaitu tinggi, sedang, atau rendah. Adapun langkah-langkah peneliti dalam proses pengelompokan berdasarkan Arikunto(2005:259) ialah sebagai berikut:

a) Menjumlahkan skor semua siswa.

b) Mencari nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku (Standar Deviasi). Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai rata-rata (mean) siswai ialah:

𝑥̅ =∑ 𝑥𝑖

𝑛

Sedangkan rumus untuk simpangan baku ialah:

𝑆𝐷 = √∑ 𝑥 2 𝑛 − (∑ 𝑥)2 𝑛 Keterangan:

𝑥̅ = rata-rata skor siswa

(55)

𝑛 = banyaknya siswa

𝑆𝐷 = Simpangan baku

c) Setelah melakukan langkah menjumlahkan, mencari rata-rata dan stadar deviasi. Dari tabel berikut dapat dilihat pengelompokan secara umum:

Tabel 3. 6 Kategori Tingkat Pemahaman

Interval Kategori

𝑠 ≥ (𝑥̅ + 1 𝑆𝐷) Tinggi

(𝑥̅ − 1 𝑆𝐷) < 𝑠 < (𝑥̅ + 1 𝑆𝐷) Sedang

𝑠 ≤ (𝑥̅ + 1 𝑆𝐷) Rendah

d) Mewawancarai siswa berdasarkan pedoman wawancara. Wawancara dilakukan kepada 6 orang siswa terpilih berdasarkan hasil pengelompokan dan berdasarkan rekomendasi guru.

2. Penyajian data

Pada tahap ini data yang telah direduksi akan disajikan. Penyajian tersebut dapat berupa narasi, uraian singkat atau tabel atau diagram. Dari data yang disajikan memungkinkan adanya penatikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Adapun proses yang dilakukan pada tahap ini ialah:

a. Menyajikan hasil pekerjaan siswa.

b. Menyajikan hasil analisis dari subjek penelitian. c. Menyajikan hasil observasi.

d. Menyajikan hasil wawancara. 3. Penarikan kesimpulan.

(56)

Pada tahap terakhir ini, peneliti terlebih dahulu menarik kesimpulan dari berbagai hasil yang diperoleh yaitu observasi, hasil belajar dan wawancara. Observasi untuk menarik kesimpulan mengenai keterlaksanaan penerapan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga, hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang sudah di dapatkan. Serta wawancara data sebagai pendukung untuk penelitian ini.

G. Prosedur Penelitian

Peneliti menentukan tahap dalam pelaksanaan penelitian. Adapun tahap-tahap tersebut ialah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan ini dimulai dengan perizinan dengan pihak sekolah, memvalidasi instrumen penelitian oleh pakar, dan menguuji cobakan instrumen tes tertulis.

2. Tahap pelaksanaan dan pengambilan data

Melaksanaakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat, melakukan tes tertulis, dan melaksanakan wawancara.

(57)

39 BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini secara garis besar membahas tentang deskripsi pelaksanaan kegiatan penelitian, tabulasi data, analisis data dan pembahasan hasil penelitian. Deskripsi pelaksanaan kegiatan merupakan gambaran pelaksanaan kegiatan yang peneliti lakukan meliputi bagian persiapan dan bagian pelaksanaan. Tabulasi data berisikan data-data yang telah diperoleh meliputi data observasi, hasil belajar dan wawancara disajikan dalam bentuk tabel. Data-data yang telah diperoleh dianalisis dan disksripsikan pada bagian analisis data. Sedangkan pembahasan hasil penelitian merupakan pembahasan dari hasil yang telah dianalisis.

A. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian penerapan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga pada pokok materi volume prisma di SMP Santo Aloysius Turi. Subjek dari penelitian ini adalah 6 orang siswa yang diambil dari siswa kelas VIII-B berjumlah 23 siswa.

Penelitian ini dibagi menjadi dua bagian ialah bagian persiapan dan bagian pelaksanaan. Bagian persiapan terdiri dari perizinan dengan pihak sekolah sebagai tempat pelaksaan penelitian, validasi instrumen penelitian dan uji coba instrumen tes tertulis (soal tes).

Pada bagian kedua penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan yang terdiri dari mereview kembali materi mengenai prisma yang telah diberikan oleh guru yakni definisi dan unsur-unsur prisma, kemudian

(58)

pemberian treatment yakni menentukan volume prisma dengan menggunakan alat peraga, latihan soal, tes akhir, dan melakukan wawancara.

Tabel 4. 1Kegiatan Pelaksanaan Penelitian

Tahap Waktu Kegiatan

Persiapan 18 November 2018

Perizinan dengan pihak sekolah Validasi instrumen penelitian

1 Maret Uji coba instrumen tes tertulis (soal test) Pelaksanaan Penelitian dan pengambilan data

6 April 2018 Mereview kembali materi mengenai prisma yang telah diberikan oleh guru yakni definisi dan unsur-unsur prisma, kemudian pemberian treatment yakni menentukan volume prisma dengan menggunakan alat peraga. pelaksanaan RPP pertemuan pertama.

18 April 2018 Pemberian latihan soal 20 April 2018 Melakukan Tes akhir 23 April 2018 Melakukan Wawancara

Tabel di atas merupakan rincian dari kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Adapun deskripsi dari kegiatan pelaksaaan penelitian tersebut ialah sebagai berikut:

1. Persiapan Penelitian

(59)

Peneliti mengirimkan surat izin permohonan penelitian pada pihak sekolah SMP St. Aloysius Turi. Surat tersebut dikeluarkan oleh pihak kampus Universitas Sanata Dharma melalui sekretariat program studi Pendidikan Matematika.

Selain kepada pihak sekolah, peneliti juga mengirimkan surat kepada pihak asrama St. Aloysius Turi. Hal ini dilakukan karena peneliti ingin mengujicobakan instrumen tes tertulis peneliti kepada siswa asrama di SMP St. Aloysius Turi.

b. Validasi instrumen penelitian

Peneliti menggunakan uji validitas pakar dengan melihat indikator-indikator yang dibuat oleh peneliti. Adapun pakar tersebut ialah dosen dan guru matematika di sekolah SMP St. Aloysius Turi. Instrumen yang di validasi oleh validator ialah, lembar pengamatan (observasi), instrumen wawancara, soal tes, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Secara keseluruhan hasil validasi instrumen penelitian ini ialah valid atau layak digunakan. Ada beberapa saran dari pakar validasi bagi peneliti dan peneliti mengambil tindakan untuk mengindahkan saran tersebut.

Adapun hasil validasi lembar pengamatan (observasi) dan wawancara dari pakar pertama (dosen) adalah sebagai berikut:

(60)

Tabel 4. 2Validasi Instrumen Observasi dan Wawancara Oleh Dosen

No Elemen yang Divalidasi Kriteria

1. Format pedoman wawancara dan pedoman observasi.

Layak digunakan 2. Tata bahasa yang diguankamn dalam

format wawancara dan observasi

Layak digunakan 3. Istilah yang diguankan tepat dan

mudah dipahami

Layak digunakan 4. Cukup aspek-aspek pedoman

wawancara dan pedoman observasi.

Layak digunakan 5. Kesesuaian pedoman dengan indikator Layak

digunakan

Hasil validasi lembar pengamatan (observasi) dan wawancara dari pakar kedua (guru matematika) adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 3Validasi Instrumen Observasi dan Wawancara Oleh Guru

No Elemen yang Divalidasi Kriteria

1. Format pedoman wawancara dan pedoman observasi.

Layak digunakan 2. Tata bahasa yang diguankamn dalam

format wawancara dan observasi

Layak digunakan 3. Istilah yang diguankan tepat dan mudah

dipahami

Layak digunakan 4. Cukup aspek-aspek pedoman wawancara

dan pedoman observasi.

Layak digunakan 5. Kesesuaian pedoman dengan indikator Layak

(61)

No Elemen yang Divalidasi Kriteria digunakan

Berikut ini merupakan hasil validasi soal tes tertulis siswa oleh pakar pertama (dosen), terdapat beberapa saran dari validator:

Tabel 4. 4Validasi Instrumen Tes Tertulis Oleh Dosen Nomor

Butir Soal

Penilaian Saran-Saran Dari

Validator

1 Valid tanpa revisi  Jika tidak diminta/ diarahkan siswa mungkin akan langsung mencari volume prisma dan melompati langkah-langkah yang diinginkan.

 Luas segitiga siku-siku 1

2× 𝑎 × 𝑡 bisa

membingungkan.

2 Valid tanpa revisi  Dalam perhitungan sangat mungkin siswa mengabaikan

𝑐𝑚, 𝑐𝑚2, 𝑐𝑚3

3 Valid dengan revisi  Revisi ringan pengkalimatan

4 Valid dengan revisi  Pengkalimatan

 Soal oke 5 Valid tanpa revisi

Gambar

Gambar 2.1. Poligon dengan lima titik sudut.
Gambar 2.2. Lima polihedra regular
Gambar 2.3. Prisma.
Gambar 2. 5 Kubus ABCD.EFGH
+7

Referensi

Dokumen terkait

This study showed that the RAGE expression as well as active caspase-3 in diabetic rats’ sperm after soybean powder suspension ingestion at dose 400, 800 and 1600 mg/kg BW/day for

Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh atribut produk, harga, iklan dan persediaan produk terhadap perpindahan

1) Melanjutkan penyusunan dan pelaksanan RAN-API dan Strategi/Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim yang terintegrasi ke dalam perencanaan pembangunan daerah untuk

Modified k-means menggunakan Timestamp Initialization dapat digunakan sebagai algoritma pengelompokan data traffic menggunakan 9 feature dengan similaritas tinggi untuk sebuah

3 Resiko terjadinya injuri sehubungan dengan adanya kejang, perubahan status mental dan penurunan tingkat kesadaran Pasien bebas dari injuri yang disebabkan oleh

Kategori dukungan orang tua dari masing-masing indikator antara siswa laki- laki dan perempuan dapat diketahui pada nilai mean yang tertera pada tabel, dijelaskan dari segi

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa partisipan penelitian ini adalah individu dengan karakteristik kepribadian tidak pencemas, senang sendiri, cenderung konvensional dalam

13/1992 tentang Perkeretaapian dijelaskan bahwa untuk kelancaran dan keselamatan pengoperasian kereta api, pemerintah menetapkan pengaturan mengenai jalur kereta api