KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DALAM
AL-QUR’AN
(QS.AN-NAHL AYAT 90) TERHADAP
KURIKULUM AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH
TSANAWIYAH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
SRI LESTARI
11113089
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
MOTTO
اًقَلاْخَأ ْنُكٌََسْحَأ ْنُكِراَيِخ ْيِه َّىِإ
”Sesungguhnya
yangterbaik di antara
kalian adalah yang terbaikakhlaknya”
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah dengan izin Allah SWT skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik. Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku yang senantiasa mendidik, mendoakan dan selalu percaya denganku.
2. Saudara-saudaraku yang aku cintai dengan adanya mereka telah memberi motivasi tersendiri.
3. Dosen pembimbing (Bpk. Muh Hafidz ) serta para guru dan dosen yang telah membagikan ilmu.
4. Seluruh sahabatku yang telah memberikan goresan warna di setiap langkahku serta terimakasih atas motivasi dan kebersamaan kita selama ini karena kalian telah mengajarkanku bagaimana menjadi teman yang sesungguhnya dan menghargai indahnya persahabatan.
5. Teman-teman PAI angkatan 2013 senasib seperjuangan yang telah memberikan kenangan-kenangan indah dalam kebersamaan kita selama ini.
6. Teman-teman PPL SMP N 2 Tuntang dan KKN 2017 yang telah mengajarkanku bagaimana menjalin kebersamaan dengan penuh tanggung jawab.
7. Laki-laki terbaik yang setia memotivasi, mendukung, serta memberikan kebahagian dunia dan akhirat.
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Konsep Pendidikan Akhlak Dalam Al-Qur’an (Surat An-Nahl Ayat 90) Terhadap kurikulum Akidah
Akhlak di Madrasah Tsanawiyah
Alhamdulillah proses perjuangan dalam penyusunan skripsi ini telah penulis lalui dengan baik. Tidak ada kata lain yang dapat penulis utarakan selain ucapan syukur yang tiada tara kepada Allah SWT karena hanya atas ridho dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada:
1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Bapak Suwardi, M.Pd. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.
4. Dosen pembimbing Bapak Muh. Hafidz, M.Ag. atas bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan.
5. Ibu Maslihah selaku pebimbing Akademik
6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.
7. Keluargaku yang telah mencurahkan pengorbanan dan doa restu yang tiada henti bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini
Penulis berharap, Semoga amal dan kebaikan mereka semua diterima oleh Allah SWT sebagai amal sholeh kalian semua dan mendapatkan balasan yang berlipat ganda di kemudia hari, Amin.
Penulis menyadari tidak ada yang sempurna didunia ini selain Allah yang maha sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun akan penulis sambut denagn tangan terbuka. Penulis berharap semoga tulisan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi orang lain.
Salatiga, 27 Mei 2017
Penulis
Sri Lestari
ABSTRAK
Lestari, Sri, 2017, konsep pendidikan akhlak dalam al-qur‟an (surat an –nahl ayat 90) terhadap kurikulum akidah akhlak di madrasah tsanawiyah, Skripsi Fakultas, Tarbiyah dan Ilmu keguruan pendidikan agama Islam, Institut agama Islam negri (IAIN) Salatiga. PenbimbingMuh hafidz, M.Ag. Kata Kunci: Konsep Pendidikan Akhlak dalam Al-Qur,an
Melihat fenomena saat ini banyak dijumpai orang-orang muslim yang memegang teguh aturan ibadah secara ketat, namun sering kali akhlak tidak dapat
mendapat perhatian serius. Seperti kejujuran, keadilan, ketawadhu‟an, dan sikap -sikap perilaku terpuji lainya kurang diamalkan secara baik. Berkenaan dengan itu maka upaya menegakkan akhlak mulia bangsa merupakan suatu keharusan mutlak dengan ini penulis mengambil sebuah penelitian dalam surat dalam An-Nahl ayat 90. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep pendidikan akhlak dalam Al-Qur‟an surat An-Nahl ayat 90, pertanyaan yang ingin di jawab dari penelitian ini adalah: 1) Bagaimana konsep pendidikan Akhlak dalam Qs An-Nahlayat 90? 2) Bagaimana Relevansi pendidikan Akhlak (Qs.An-Nahl) terhadap kurikulum Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah?
Penelitian ini adalah penelitian pustaka (Library Research) yaitu studi kepustakaan yang mengadakan penelitian dengan cara mempelajari dan membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian. Penelitian ini menggunakan metode tahlili, yaitu metode tafsir yang menjelaskan ayat-ayat Al-Qur‟an dari seluruh aspeknya dan mengungkapkan maksud-maksudnya secara terinci sesuai urutan ayat dan surat, mengemukakan arti kosa kata yang diikuti dengan penjelasan mengenai arti global ayat.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN BERLOGO ... ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v
MOTTO ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ...viii
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ………..xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Metode Penelitian ... 7
F. Penegasan Istilah ... 9
BAB II KOMPILASI AYAT
A. Redaksi Ayat dan Terjemahan Qs An-Nahl ayat 90 ... 13
B. Makna Mufrodat ... 14
C. Pokok Kandungan Qs An-Nahl Ayat 90 ... 19
BAB III ASBABUN NUZUL DAN MUNASABAH QS AN-NAHL Ayat 90
A. Pengertian Asbãbun Nūzul ... 26
B. Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 90 ………
C. Pengertian Munasabah……… 28 D. Munasabah Ayat 90 dengan Ayat Sebelum dan
Sesudahnya ... 29
E. Munasabah Surat An-Nahl Ayat 90 dengan Ayat Sebelum dan
Sesudahnya ... 31
BAB IV KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DALAM QS AN-NAHL AYAT
90 DAN RELEVANSINYA
A. Konsep Pendidikan Akhlak Dalam Qs An-Nahl Ayat 90
………...33 B. Relevansi Pendidikan Akhlak dalam Qs An-Nahl Ayat 90 terhadap
kurikulum Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah ... 55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 58
B. Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akhlak merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, tanpa
akhlak manusia tidak akan memiliki derajat sebagai manusia yang mulia. Karena
dengan akhlak manusia dibedakan dengan mahluk lainnya.Manusia memiliki
akal pikiran untuk membedakan mana yang haq dan mana yang bathil. Al-Qur‟an di yakini oleh umat Islam sebagai kalamullah (firman Allah) yang mutlak benar,
berlaku sepanjang zaman, mengandung ajaran dan petunjuk tentang berbagai hal
yang berkaitan dengan kehidupan manusia di dunia dan diakhirat nanti. Ajaran
dan petunjuk Al-Qur‟an tersebut berkaitan dengan berbagai konsep yang amat dibutuhkan oleh manusia dalam mengarungi kehidupannya di dunia dan akhirat
kelak.
Di satu sisi, pendidikan merupakan media dalam menyiapkan generasi
muda muslim yang bertaqwa kepada Allah, hidup dengan akidahnya, melakukan
syiar agamanya, bergaul dengan sesama manusia. Dengan cara yang lurus
mengaplikasikan perintah agama dan menjauhi larangannya dalam seluruh aspek
individu, keluarga, sosial dan kemasyarakatan (Hafidz dan Kastolani, 2009:106).
Kata akhlak merupakan jamak dari kata khuluq, Secara istilah akhlak
ialah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga ia akan muncul secara
langsung (spontanitas) bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau
Kedudukan akhlak dalam pendidikan Islam sangatt penting, sebagaimana di
sebutkan dalam hadis Rasulullah SAW:
َنِوَتُ ِلِ ُتْثِعُتاَوًَِّا
ْقلآْخَ ْلِا َمِراَكَه
Artinya:
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak
manusia”(H.R Bukhari). Bahkan dikatakan bahwa definisi agama ialah berakhlak
mulia, sebagaimana hadis Rasulullah Saw: Rasulullah ditanya apakah agama itu?
Beliau menjawab:“Agama adalah akhlak mulia”. Berakhlak mulia adalah bukti kesempurnaan iman, sebagaimana hadis RasulullahSAW : “ Sesungguhnya orang
mukmin yang paling mulia adalah orang yang paling baik akhlaknya, dan
sebaik-baiknya kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya” (Assegaf, 2011:42). Sesungguhnya pendidikan akhlak menjadikan bagian yang penting
pula dalam substansi pendidikan Islam, sehingga Al-Qur‟an dianggapnya sebagai rujukan terpenting bagi seorang muslim, rumah tangga Islam, masyarakat Islam,
dan umat manusia seluruhnya. Ahlak adalah buahnya Islam yang diperuntukkan
bagi seorang individu dan umat manusia dan akhlak menjadikan kehidupan ini
menjadi manis dan elok (Hafidz dan Kastolani, 2009:107).
Akhlak bersangkut paud dengan gejala jiwa sehingga dapat menimbulkan
perilaku.Bilamana perilaku yang timbul ini adalah baik, maka dikatakan
dalam akhlak mengikuti ketentuan agama, sedangkan moral berdasarkan budaya
masyarakat dan akal pikiran manusia (Assegaf, 2011: 44).
Islam telah menjadikan Rasulullah sebagai sumber tauladan yang baik
dalam akhlak, sebagaimana seorang mukmin meneladaninya dalam Qs al-Ahzab
ayat 21: bagimu, bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah“ (Qs.Al-Ahzab:21)
Untuk menjadi manusia sholeh yang dapat meraih surga dan ampunan
Allah, kita tidak harus menjadi sosok yang suci seperti malaikat, tidak sama
sekali. Bahkan pada ayat-ayat AllahSWT berbicara tentang ketakwaan dan
kesolehan dalam dimensi duniawi dan materi yaitu dengan berinfak, menahan
amarah, memberi maaf, berbuat baik kepada sesama. Jika pun karena kehilafan
dan kelalaian kita melakukan amalan yang tercela atau maksiat , maka kita masih
mendapatkan ampunan dari Allah yaitu dengan cara ingat kepada-Nya dan
bertaubat dengan hati yang tulus. Ini bukan pekerjaan yang berat jika kita mau
Itulah yang Allah perintahkan kepada kita, dan ayat-ayat dengan arahan
seperti ini bertebaran dalam mushaf Al-Qur‟an. Jika kita mencermati lebih dalam dan membaca teks dalil secara komprehensif maka kita akan memahami bahwa
ajaran Islam diturunkan oleh Allah SWT ke dunia ini benar-benar untuk
membentuk perilaku manusia yang shaleh. Kesalehan sikap adalah tingkahlaku
yang tidak hanya membuat Allah SWT ridha, namun juga menyenangkan
saudara-saudara kita orang beriman, bahkan menyenangkan semua umat
manusia. Banyak dijumpai orang-orang muslim yang memegang teguh aturan
ibadah secara ketat, namun sering kali akhlak tidak dapat mendapat perhatian
serius. Seperti kejujuran, keadilan, ketawadhu‟an, dan sikap-sikap perilaku terpuji lainya kurang diamalkan secara baik. Dengan ini masyarakat Islam yang
ada sering kali tidak mencerminkan masyarakat yang terbimbing dengan
nilai-nilai luhur akhlakul karimah (Ahmadi, 2004:6)
Berkenaan dengan itu maka upaya menegakkan akhlak mulia bangsa
merupakan suatu keharusan mutlak. Sebab akhlak yang mulia akan menjadi pilar
utama untuk tumbuh dan berkembangnya peradaban suatu bangsa. Kemampuan
suatu bangsa untuk bertahan hidup ditentukan oleh sejauh mana rakyat dari
bangsa tersebut menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak atau moral.Semakin baik
akhlak dan moral suatu bangsa, semakin baik pula bangsa yang bersangkutan
atau sebaliknya (Munawar, 2005:25).Bagi sebuah bangsa yang beradab, akhlak
Al-Syauqi bersyair “Suatu bangsa itu tetap eksis selama akhlaknya tetap baik, bila akhlak mereka sudah rusak, maka sirnalah bangsa itu” (Assegaf, 2011: 46).
Dengan demikian akhlak mulia seharusnya ditanamkan sejak dini melalui
pendidikan agama dan diawali dalam lingkungan keluarga melalui pembiasaan
(Munawar, 2005:26).
Kebenaran Al-Qur‟an adalah kebenaran yang tidak akan kropos dimakan zaman. Ia adalah kebenaran mutlak, bukan kebenaran relatif. Dengan Al-Qur‟an, anak-anak tidak hanya akan cerdas secara spiritual saja, dengan Al-Qur‟an kita akan mendapatkan kebahagiaan hidup diakhirat kelak. Hal tersebut tidak
diragukan lagi bila segala sesuatu menyangkut ucapan dan perbuatan didasarkan
pada Al-Qur‟an (Tafsir, 2008:25)
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, dalam Al-Quran Surat An-Nahl
ayat 90 terdapat pendidikan akhlak yang harus diterapkan dalam diri manusia
sebagai bekal hidupnya. Berdasarkan fenomena diatas maka penulis ingin
melakukan penelitian dengan mengambil judul “Konsep Pendidikan Akhlak
dalam Al-Qur’an (Surat An-Nahl ayat 90) terhadap Kurikulum Akidah
Akhlak di Madrasah Tsanawiyah”
B. Rumusan Masalah
Mengacu pada uraian di atas maka selanjutnya penulis merumuskan
1. Bagaimana konsep pendidikan Akhlak yang terdapat dalam Al-Qur‟an Surat An-Nahl Ayat 90?
2. Bagaimana relevansi pendidikan Akhlak dalam Al-Qur‟an Surat An-Nahl Ayat 90 terhadap kurikulum Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah?
C. Tujuan Penelitian
Dari uraian di atas penulis berharap beberapa tujuan di antaranya yaitu :
1. Untuk menjelaskan konsep pendidikan Ahlak yang terdapat dalam Al-Quran
Surat An-Nahl Ayat 90?
2. Untuk mengetahui relevansi pendidikan Akhlak dalam Al-Qur‟an Surat An -Nahl Ayat 90 terhadap kurikulum Akidah Akhlakdi Madrasah Tsanawiyah?
D. Kegunaan/Manfaat Penelitian
Demikian uraian di atas, diharapakn memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat secarateoritis, dapat berguna
sebagai sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan khususnya
pendidikan Islam yang terkandung dalam Al-Qur‟an surat An-Nahl ayat 90.
b. Penelitian ini semoga dapat memberikan kontribusi positif
(memperbaiki dan mengembangkan) bagi individu agar memiliki akhlak
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pembaca
Memberikan pengetahuan mengenai betapa pentingnya akhlak yang
harus diterapkan dalam kehidupan, Bisa mengetahui penafsiran ayat dari
Qs An-Nahl ayat 90.
b. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan penulis mengenai konsep pendidikan dalam
Al-Quran yang terdapat dalam Surat An-Nahl ayat 90, memberikan
wawasan penafsirannya dalam ayat tersebut.
E. Metode Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini digunakan beberapa tekhnik untuk sampai
pada tujuan penelitian. Teknik tersebut meliputi :
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis ialah penelitian kepustakaan (Library
research) karena semua yang digali adalah bersumber dari pustaka (Hadi,
1981:3).
Adapun sumber data yang digunakan penulis adalah:
Sumber data primer merupakan sumber data yang berkaitan
langsung dengan penelitian yaitu Al-Qur‟an surat An –Nahl ayat 90 beserta tafsirannya.Menurut para mufasir diantaranya Tafsir An-Nur karya Tengku
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Ringkasan tafsir Ibnu Katsir karya
Muhammad Nasib Ar-Rifa‟i, tafsir Al-Azhar karya prof Dr Hamka dan Tafsir Al- Maraghi karya Ahmad Musthafa Al-Maraghi.
b. Sumber Data Sekunder
Yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber data
primer. Adapun sumber data sekunder dalam penulisan skripsi ini adalah
buku-buku atau karya ilmiah lain yang isinya dapat melengkapi data
penelitian yang penulis teliti, terutama buku-buku yang berkenaan dengan
akhlak.
2. Metode Analisis Data
Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, langkah selanjutnya adalah
menganalisis data dengan menggunakan metode tahlili. Metode tahlili
dapat diartikan sebagai cara menjelaskan arti dan maksud ayat-ayat
al-Qur‟an, dengan menjelaskan ayat demi ayat sesuai urutan-urutannya di dalam mushhaf, melalui penafsiran kosa kata (ma‟an al-mufradat), penjelasan asbab al-nuzul (sebab-sebab turunya suatu ayat), munasabat
kandungan ayat tersebut, sesuai keahlian dan kecenderungan seorang
mufassir (Harahap, 2000: 17).
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dengan membaca buku-buku, makalah, dan
mencari di website yang berkaitan dengan pembahasan tersebut.hal-hal
yang variabel yang berupa catatan, buku dan sebagainnya (Arikunto, 2010:
274).
Karena obyek dalam penelitian adalah ayat-ayat Al-Qur‟an, maka penulis menelaah dan memahami ayat-ayat yang dipilih sebagai bahan
penelitian. Disamping itu juga, penulis memilih sumber-sumber yang lain
yang dianggap representatif terhadap penelitian ini.
F. Penegasan Istilah
1. Konsep Pendidikan Akhlak
Konsep ialah rancangan, gambaran, ide yang diabstrakkan dari peristiwa
konkret (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:588).Menurut Henderson,
pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan,
sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan
fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir (Sadullah, 2014:5)
Menurut Marimba pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara
sadar oleh sipendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani siterdidik
Menurut bahasa akhlak (akhlak) ialah bentuk jamak dari khuluq yang
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.Menurut istilah ialah
sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang muncul spontan dalam tingkah
laku kehidupan sehari-hari (Budihardjo, 2012:5).
Jadi yang dimaksud konsep pendidikan akhlak disini yaitu suatu
rancangan, gambaran,ide yang digunakan dalam pendidikan akhlak manusia
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Al-Qur‟an
Al-Qur‟an secara bahasa berarti himpunan, kumpulan dan bacaan sedangkan menurut istilah adalah kalam Allah, merupakan mukjizat,
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril, ditulis
dalam mushaf, dinukilkan secara mutawatir sebagai ibadah bagi orang
yang membacannya, diawali dengan surat al-fatihah dan diakhiri dengan
surat An-Nas (Budiharjo, 2012:3)
3. Surat An-Nahl
Surat An-Nahl terdiri dari 128 ayat, banyak ulama‟ yang menilai surat ini makiyah, yakni turun sebelum Nabi Muhammad SAW berhijrah ke
Madinah. Ada juga yang mengecualikan beberapa ayat, misalnya
ayat-ayat yang berbicara tentang hijrah dan ayat-ayat 126 beserta dua ayat-ayat
berikutnya yang memerintahkan Nabi SAW.Agar jangan membalas
nahl/lebah yang disebut pada ayat 68 surat ini. Kata tersebut hanya
ditemukan sekali dalam Al-Qur‟an yakni pada ayat tersebut. Ada juga
ulama‟ yang menamainya dengan surat An-Ni‟am karena sekian banyak nikmat-nikmat Allah SWT yang diuraikan disini, seperti hujan, matahari,
aneka buah-buahan, tumbuhan dan sekian banyak kenikmatan yang
lainnya.
Dalam surat ini bertujuan membuktikan kekuasaan Allah SWT,
keluasan ilmu- Nya dan bahwa yang berwenang penuh menetapkan
agama adalah Allah SWT semata. Dia bebas bertindak sesuai
kehendak-Nya.Dengan demikian, manusia seharusnya menerima tuntunan-Nya dan
menyadari bahwa itulah jalan kebahagiaan yang harus ditempuh.Disini
penulis hanya mengkaji satu ayat dari surat An-Nahl yaitu ayat 90,
Karena dalam ayat 90 tersebut ada kaitannya dengan akhlak manusia
(Shihab, 2012:143).
4. Kurikulum ialah kegiatan terencana, kegiatan yang direncanakan, tentang
hal-hal yang akan diajarkanatau dengan kata lain suatu yang disusun dan
didesain agar terciptanya keberlangsungan proses pendidikan yang
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penjelasan terhadap pokok-pokok permasalahan
yang akan dikaji maka perlu adanya sistematika penulisan sehingga
pembahasan akan lebih sistematis dan runtut.
Pada halaman pembuka mencakup halam judul, halaman nota
pembimbing, halaman pengesahan, halaman pernyataan keaslian
tulisan,halaman motto, halaman persembahan, abstrak dan daftar isi.
BabI Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode
penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi.
BabII berisi tentang Kompilasi Ayat tentang surat An-Nahl, Kosa kata
(mufrodat) dan pokok-pokok isi kandungannya surat An-Nahl ayat 90
serta Penafsirannya menurut beberapa Mufasir.
Bab III Asbabun Nuzul dan Munasabah berisi tentang sejarah
turunnya suarat An-Nahl, tema dan tujuan utama surat An-Nahl,
hubungan surat An-Nahl dengan surat sebelumnya (Surat Al-Hijr) dan
surat sesudahnya (Surat Al-Isra‟).
Bab IV Pembahasan pada bab ini membahas tentang pendidikan
Akhlak dalam Surat An-Nahl ayat 90 dan Relevansi Surat An-Nahl ayat
90 dengan kurikulum Akidah akhlak yang ada di madrasah tsanawiyah
Bab V Pada bab terakhir yaitu penutup yang meliputi kesimpulan dan
BAB II
KOMPILASI AYATA. Redaksi Surat An-Nahl Ayat 90
Sesuai dengan judul bab ini, maka penulis menyajikan kompilasi
ayat-ayat yang menjadi tema pembahasan dalam skripsi ini. Adapun ayat-ayat yang dikaji
adalah ayat 90 dari surat An-Nahl:
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan dan Dia melarang (Melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan, Dia memberi pengajaran kepada kamu agar kamu dapat mengambil pelajaran” (Al-Qur‟an dan Terjemahnya, 2010 : 420)
B. Arti Kosa Kata ( Mufrodat)
Setelah menyajikan teks ayat dan terjemahnya, perlu bagi penulis untuk
menyajikan beberapa kosakata penting terkait dengan ayat tersebut . Kosa kata
dengan keadilan (Dia) menyuruh Allah Sesungguhnya
Hubungan kerabat yang punya
dan memberikan
bantuan dan kebaikan
Dan mungkar Perbuatan keji Dari dan (Dia) melarang
ingat/kalian mengerti
agar kalian Diamengajar
kalian
Dan kedurhakaan
(Departemen Agama RI, 2007: 277)
1. لدعي– لدع
Adala-ya‟dilu yang memiliki arti keadilan(Yunus,1990:258) ngadlun: keadilan (Bakry,1953:2) Kata „adl adalah bentuk msdar adala-ya‟dilu
makna yang bertolak belakang yakni menyimpang atau lurus, sama dan
bengkok atau berbeda. Jadi seorang „adl adalah berjalan lurus. Pada dasarnya pula seorang yang „adl berpihak kepada yang benar karena
semuanya harus sama-sama memperoleh haknya(Shihab, 2007:5). Dalam
hal ini لدعلا / al-adlu secara bahasa berarti persamaan dalam segala perkara,
tidak lebih dan tidak kurang. Disinidimaksudkankesetimpalandalam
kebaikandankeburukan(Maraghi,1987:233)
2. ًاٌْسُح– ُيُسْحَي- َيُسَح
Khasuna - yahsunu-khusnan yang memiliki arti baik,
bagus(Yunus,1990:103) Ihsan yang artinya Perbaikan (Bakry,1953:25)
kata al-Ihsan memiliki arti membalas kebaikan dengan yang lebih banyak
dari padanya, dan memebalas kejahatan dengan memberi
maaf(Maraghi,1987:233) al-ihsan menurut Ar-Raghib Al-Asfahani
digunakan untuk dua hal pertama memberi nikmat kepada pihak lain,dan
kedua perbuatan baik (Shihab, 2002:699)
3. ءاتيا/ Ita‟i
Kata ( ءاتيا ) Ita‟i/ yang memiliki arti Pemberian terambil dari kata kerja ataa- yu‟tii yang makna kata ita‟ii merupakan bentuk masdar dari
kata kerja tersebut kata ita‟i merupakan sesuatu yang dampak dan
ganjarannya tidak tergambarkan atau terlukiskan karena ia dinilai Allah
4. ًَتْرُق- ْةَتاَرَق
ْةَتاَرَق
-ًَتْرُق yang memiliki arti keluarga, kaum kerabat,
karib(Yunus,1990:335) Kata muqarabiinييترقه / berarti orang-orang yang
didekatkan, jamak dari kata al-muqarrab, bentuk isim maf‟ul dari kata qarraba. Kata dasarnya adalah qaruba–yaqrobu–qurb-dan qurban/ –برق
برقي – برق -
ىاترق berarti dekat, mendekat, berdekatan dengan. Kedekatan
yang terkandung pada arti asalnya meliputi kedekatandari segi
tempat,waktu,nisbat dan kedudukan, pemeliharaan, penjagaan dan
kemampuan(Shihab,2007:644)
5. ( اهٌي- اهً)
Naha adalah bentuk fiil madhi, bentuk mudhari‟nya yanha
dan masdarnya adalah nahyan.Kata naha yang memiliki arti melarang
supaya tidak melampaui batas.Kata naha digunakan dengan arti menahan
diri dari hawa nafsu. Jadi maksud naha dalam kata ini ialah Allah
melarang manusia untuk tidak melampaui batas atau menahan hawa
nafsunya(Shihab, 2007:692)
6. ءاَشْحى ََ َف– شحاىف- هشح اَف
ءاَشْحى ََ َف – شحاىف -هشحاَفyang memiliki arti zina dosa yang sangat
keji (Yunus,1990:308) Kata fahisyah adalah bentuk kata sifat yang
terambil dari akar kata yang terdiri atas tiga huruf yaitu fa-ha- syin, Ibnu
akar tersebut menunjukkan pada arti hal-hal yang buruk. Demikian pula
Ibnu manzhur di dalam kitabnya, Lisanul „Arab mengatakan bahwa segala karakter yang buruk, baik perbuatan maupun perkataan disebut al-fukhsy.
Kata al-fukhsy, al-fakhisyah dan al-fakhisy banyak digunakan di
dalam hadis dengan makna yang menunjukkan pada maksiat dan dosa
yang amat keji yang mudharatnya sangat besar. Ibnu katsir mengatakan
bahwa kebanyakan kata tersebut digunakan di dalam arti zina. Kata
al-fakhsya‟ digunakan untuk dua macam redaksi yaitu ada dalam bentuk
positif(yang tidak didahului kata “tidak”) dan ada di dalam bentuk negatif (yang didahului oleh kata “tidak”). Di dalam bentuk positif dikatakan Allah melarang perbuatan al-fakhsya‟ dan al-munkar (Shihab dkk, 2007:202) al-fakhsya‟ dalam ayat ini maksudnya ialah perkataan dan perbuatan yang buruk termasuk di dalam perbuatan yang zina, minum
khamar, rakus, tamak, mencuri serta perbuatan lain yang
tercela(Maraghi,1987:234)
7. )ركٌولا) Al-Munkar
Dari segi bahasa berarti sesuatu yang tidak dikenal sehingga
diingkari atau yang memiliki arti ingkar. Ibnu Taymiyah
mendefinisikan munkar dari segi pandangan syariat sebagai “Segala
dorongan-dorongan kekuatan emosional, seperti memukul dengan
keras,membunuh dan menganiaya manusia(Maraghi, 1987:234)
8. ) يغثلا ) Al-Baghyu
Baghi yang memiliki arti kedurhakaan/menyombongkan,
terambil dari kata bagha yang berarti meminta /menuntut, kemudian
maknannya menyempit sehingga pada umumnya ia digunakan dalam
arti menuntut hak pihak orang lain tanpa hak dan dengan cara aniaya
atau tidak wajar. Kata tersebut mencakup segala pelanggaran hak
dalam bidang interaksi sosial, baik pelanggaran itu lahir tanpa sebab
seperti perampokan, pencurian dan lain sebagainnya(Shihab,
2002:702) yang dimaksud dalam ayat ini ialah menyombongkan diri
kepada manusia yang melakukan kedzaliman dan
permusuhan(Maraghi, 1987:234).
9. Al-Wadh‟u
Al-wadh‟u yang memiliki arti mengajar atau pembelajaran, yang dimaksud al-wadh‟u dalam ayat ini yaitu pengingatan akan kebaikan dengan memberi nasehat dan petunjuk(Maraghi, 1987:234)
10. )ركذ )Dzakara
Dzikir yang memiliki arti mengingat-ingat apa yang telah
diketahui sebelumnya. Kata ad-dzikr merupakan salah satu nama kitab
supayamenjadikanpelajaran atau petunjuk bagi kita semua(Shihab,
2007:191)
C. Pokok Kandungan Surat An-Nahl ayat 90
Setelah menyajikan teks ayat dan terjemahnya, selanjutnya penulis akan
menyajikan beberapa pokok kandungan ayat 90 dari surat An-Nahl.
“Sesunguhnya Allah menyuruh (Kamu) berlaku adil dan berbuat
kebijakan dan dia melarang (Melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepada kamu agar kamu dapat mengambil pelajaran (Q.S An-Nahl ayat, 90)
1. Kandungan Al-Lubab Quraish Shihab
Allah secara terus menerus memerintahkan siapapun diantara
hamba-hamba untuk berlaku adil dalam sikap, ucapan, tindakkan alau terhadap diri
sendiri.Juga menganjurkan berbuat ihsan yakni yang lebih utama dari pada
keadilan dan juga pemberian apapun yang dibutuhkan dan sepanjang
segala macam dosa, lebih-lebih perbuatan keji yang amat dicela oleh agama
dan akal sehat seperti zina.
Demikian juga kemungkaran yakni hal-hal yang yang bertentangan
dengan adat istiadat yang sesuai dengan nilai-nilai agama, dan melarang juga
penganiayaan yakni segala sesuatu yang melampaui batas kewajaran.Demikian
Allah memberi pengajaran dan bimbingan menyangkut segala aspek kebajikan
agar manusia selalu ingat dan mengambil pelajaran yang berharga (Shihab,
2012:187)
2. Kandungan dari Tafsir Ibnu Katsir
Allah Ta‟ala menerangkan bahwa dia menyuruh hamba-hambanya berlaku adil, yaitu bersikap tengah-tengah atau seimbang, serta dianjurkan
berbuat ihsan. Firman Allah “Dan memberi kepada kaum Kerabat” berarti menyuruh supaya bersilaturrahimkepada kerabat. Dan Allah melarang dari
perbuatan keji dan kemungkaran “Fawakhisy” ialah berbagai perbuatan yang diharamkan.
Munkarat berarti perbuatan haramyang dilakukanseseorang dengan
terang-terangan”. Dia memeberi pengajaran kepada kamu yakni dia menyuruhmu kepada kebaikan dan melarangmu dari keburukan, agar kamu
3. Kandungan Tafsir Al-Maraghi
Kata adil sebagaimana terdapat pada ayat tersebut menurut Al-Maraghi
adalah Al-Musawah fi kull syai‟in bi laa ziyadatah wala nuqsban fih(Memperlakukan segala sesuatusecara sama tanpa menambah dan
Sedangkan yang dimaksud adil dalam ayat tersebut ialah al-mukafa‟ah fi al -Khair wa al-syarr (memenuhi yang baik dan yang buruk).
Sedangkan kata ihsan lebih tinggi dari pada kata Al-Khair adapun kata itai
dzilqurba berarti memberikan hak kaum kerabat dengan cara bersilaturrahmi
dan berbuat baik. Kata Al-fakhsya‟ berarti sesuatu berupa ucapan dan perbuatan yang dinilai buruk seperti berbuat zina, meminum khamr.Sedangkan kata
Al-Munkar adalah sesuatu yang timbul karena desakan amarah dengan kuat seperti
memukul dengan bengis. Adapun kata al-baghy berarti merasa lebih tinggi dari
orang lain dan memaksa orang lain dengan cara memusuhi dan berbuat dzalim.
Dan kata al-wa‟dz berarti mengingatkan orang lain agar berbuat baik dengan memberikan nasehat dan petunjuk(Maraghi, 1992:240)
Kesimpulan yang dapat diambil dari ayat tersebut ialah bahwa Allah
menyuruh manusia agar berbuat adil yaitu menunaikan kadar kewajiban
berbuat baik dan terbaik dengan meningkatkan kepatuhan dan menjunjung
tinggi perintah Tuhan, berbuat kasih sayang pada ciptaan-Nya dengan
Selanjutnya kata adil digunakan untuk kegiatan yang lebih khusus.Kata
adil dihubungkan dengan tugas seorang hakim yang memutuskan suatu
perkara. Allah berfirman:
Artinya:“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimannya, dan (Menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memeberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepada kamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi maha
melihat”(Qs.An-Nisa ayat 58)
4. Tafsir al-Azhar Tiga perintah tiga larangan
Sesungguhya Allah memerintahkan berlaku adil dan berbuat ihsan dan
memberi kepada keluarga yang terdekat”. Tiga hal yang diperintahkan Allah supaya dilakukan sepanjang waktu sebagai alamat dari ta‟at kepada tuhan.
Pertama jalan Adil: yaitu menimbang yang sama berat, menyalahkan yang
salah dan membenarkan mana yang benar, mengembalikan hak kepada yang
yang mempunyai dan jangan berlaku dzalim/ aniaya. Lawan dari adil ialah
dzalim, yaitu memungkiri kebenaran karena kehendak mencari keuntungan
Yang selanjutnya yaitu Ihsan yang artinya selalu mempertinggi mutu
amalan, berbuat yang lebih baik dari pada yang sudah-sudah. Ihsan yang
kedua ialah kepada sesama mahluk yaitu berbuat lebih tinggi lagi dari
keadila.Al-Qurtubi menulis dalam tafsirnya,maka sesungguhnyaAllah suka
sekali hambanya berbuat Ihsan sesama mahluk, sampaipun kepada burung
yang engkau pelihara dalam sangkarnya, dan kucing di dalam rumah.
“Dan melarang dari pada yang keji- keji yang dibenci dan aniaya” inilah tiga larangan Allah yang sepantasnya dijauhi oleh orang yang beriman
kepada Allah. Allah melarang segala perbuatan yang keji-keji yaitu dosa yang
amat merusak pergaulan dan keturunan. Yang di dalam Al-Quran biasa
disebut dengan al-fahsya‟ yang dituju ialah segala yang berhubungan dengan zina. Segala pintu yang menuju kepada zina, baik berhubungan dengan
pakaian yang memabukkan aurat, atau cara-cara lain yang menimbulkan nafsu
syahwat yang menuju ke perbuatan zina.“DiberiNya nasehat kepada kamu,
supaya kamu ingat”. Ketiga perintah yang waib kamu kerjakan itu dan larangan yang wajib kamu jauhi itu ialah untuk keselamatan dirimu sendiri
supaya kamu selamat dalam pergaulan hidup (Hamka, 1983:280)
5. Tafsir Al-Quranul majid An-Nuur
Allah menyuruh manusia berlaku adil dan ihsan serta teteap berjalan
imbang ,tidak melampaui batas, dan tidak menguranginnya. Selain itu Allah
mahluk-Nya.Martabat ihsan yang tertinggi adalah berbuat ihsan kepada orang yang
berbuat buruk kepada kita.Nabi telah memerintahakan kita untuk berbuat
ihsan. Diriwayatkan dari As-Sya‟bi bahwasannya Nabi bersabda:
يه ًلإ يسحت ىأ ى اسحلاأ سيل كىيلا ءاسأ يه ًلا يسحت ىأ : ى اسحلاآ
كيلإ يسحا
“ Ihsan adalah kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk
kepadamu dan bukanlah ihsan itu kamu berbuat baik kepada orang yang
berbuat baik kepadamu”.Waiitaaidzil qurba yang artinya dan memberikan
pertolongan kepada kerabat. Memberi apa yang diperlukan kepada para kerabat.
Ayat ini menunjukkan tugas menghubungi rahim (Menjalin hubungan
persaudaraan) serta kerabat,dan mendorong kita memberi sedekah mereka.
Masuk kedalam pengertian kerabat disini adalah kerabat yang dekat dan kerabat
yang jauh.Karenannya, kita dituntut oleh agama supaya memberikan
pertolongan yang mereka butuhkan. Allah menyuruhmu untuk berlaku adil,
berbuat ihsan, dan memberi pertolongan kepada kaum kerabat.Selain itu Allah
mencegah kamu untuk berbuat keji, munkar, dan zalim. Tujuannya supaya
kamu mengambil pelajaran dengan perintah tersebut, lalukamu mengamalkan
apa yang mendatangkan keridhaan Allah dan mendatangkan kebaikan didunia
dan diakhirat(Ashiddieqy, 2000:581)
Kesimpulan dari pendapat beberapa mufasir tadi ialah
a. Al-Lubab Quraish Shihab
Allah selalu memerintahkan hambanya untuk selalu bersikap adil,dalam sikap
/ucapan,tindakan, anjuran berbuat ihsan, memberi yang dibutuhkan kepada
kerabat. Allah melarang berbuat keji, penganiayaan, segala yang melewati
kewajaran dan Allah memberikan pelajaran dari setiap peristiwa yang terjadi.
b. Tafsir Ibnu Katsir
Allah menyuruh hambanya untuk berlaku adil, sikap tengah-tengah, seimbang,
berbuat ihsan, bersilaturrahim kepada kerabat, merlarang perbuatan keji dan
mungkar (Fawakhisy) perbuatan yang diharamkan, dan memberi pengajaran
yakni amar ma‟ruf nahi mungkar agar kamu bisa mengambil pelajarannya.
c. Tafsir Al-Maraghi
Allah menyuruh manusia agar berbuat adil yaitu menunaikan kadar kewajiban
berbuat baik dan terbaik dengan meningkatkan kepatuhan dan menjunjung
tinggi perintah Tuhan, berbuat kasih sayang kepada ciptaan-Nya dengan
bersilaturahmi kepada mereka.
d. Tafsir Al-Azhar
Allah menyuruh manusia untuk melaksanakan tiga perintah dan tiga larangan yaitu berlaku adil, ihsan, memberi kepada keluarga terdekat dan melarang dari yang keji, penganiayaan, dan zina
e. Tafsir Al- Qur‟annul majid An-Nurr
BAB III
A. Asbabun Nuzul dan Munasabah
1. Asbabun Nuzul
Kata asbab merupakan jamak taksir dari sabab yang artinya
“sebab”.Menurut lisan al-Arab diartikan saluran, yaitu segala sesuatu yang menghubungkan satu benda ke benda lainya (Efendi, Fathurrohman,
2014:77) Kata nuzul adalah isim masdar dari nazala yang berarti menurunkan sesuatu atau kejadian sesuatu (Budiharjo, 2012:21).
Secara Etimologi kata Asbab an-nuzul berarti turunnya ayat-ayat
al-Quran yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Muhammad SAW secara
berangsur-angsur yang bertujuan untuk memperbaiki akidah, ibadah, akhlak
dan pergaulan manusia yang sudah menyimpang dari kebenaran. Asbab
an-nuzul (sebab turun ayat) disini dimaksudkan sebab-sebab yang secara khusus
berkaitan dengan turunnya ayat-ayat tertentu.Sedangkan menurut sebagian
ulama‟seperti imam Asy-Sya‟bi mengatakan turunnya Al-qur‟an ke Baitul izzah pertama-tama dimulai pada malam lailatul qadar.Setelah ini diturunkan
secara berangsur-angsur.Sedikit demi sedikit dalam berbagai kesempatan
Dalam suarat An-Nahl ayat 90 disini penulis tidak menemukan
asbabun nuzulnya akan tetapi dalam ayat 91-92 ada munasabah atau
hubungannya dengan asbabun nuzul dari ayat 90.
Ketika itu Rasulullah, apabila menerima seseorang memeluk agama
islam langsung dibaiat (Diadakan janji setia). Sehubungan dengan itu, maka
Allah SWT Menurunkan ayat 91 dan 92 sebagai ketegasan bahwa bagi
mereka yang sudah berbaiat dengan Rasulullah SAW janganlah sekali-kali
mengingkari baiat itu. Jangan seperti wanita yang merajut intalan benang
dengan kokoh kemudian merusaknya kembali.Sungguh perbuatan sia-sia.Ini
gambaran bagi orang-orang yang sudah baiat kemudian kembali kepada
kekufuran.
Ayat ke-91 diturunkan untuk memeberi perintah agar kaum muslimin
berbaiat kepada Rasulullah SAW. Yakni berjanji setia untuk
mempertahankan panji-panji islam dan memeluk islam dengan penuh
konsekuen. Saidah Al-Ashdiyah, seorang majnun (gila) yang pekerjannya
hanya menggulung dan mengurai rambut terus menerus, tidak bosan
melakukan bongkar pasang. Sehubungan dengan itu maka Allah SWT
menurunkanayat ke 92 sebagai perumpamaan bagi orang-orang yang telah
mengikuti perjanjian kemudian mengingkarinya. Mereka tidak lebih dalah
orang yang majnunn(Gila) yang menggelung rambut kemudian
2. Munasabah
Kata Munasabah berasal dari kataةثساٌه - ةساٌي - ةساً merupakan
bentuk tsulasi mujaradnya ةساً yang berarti hubungan sesuatu dengan
sesuatu yang lain (Ahmad Bin Faris Bin Zakariyah, V, 1976:423)
munasabah berarti muqorobah ( ةتراقه( atau kedekatan dan kemiripan.
Dengan demikian munasabah menurut istilah ialah adanya kecocokan,
kepantasan dan keserasian antara ayat dengan ayat antara surat dengan surat
(Budiharjo, 2012: 39)
Munasabah secara etimologi berarti kedekatan (almuqarrabah) dan
kemiripan atau keserupaan (Al-Musyakalah).Ia juga bisa berarti hubungan
atau persesuaian. Secara terminologi munasabah adalah Ilmu Al-Qur‟an yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar ayat atau surat dalam
Al-qur‟an secara keseluruhan dan latar belakang penempatan tertibnya ayat dan
suratnya. Menurut shihab seperti yang dikutib Baidan bahwa munasabah
adalah kemirip-miripan yang terdapat pada hal-hal tertentu dalam al-qur‟an baik surat maupun ayat-ayatnya yang menghubungkan uraian satu dengan
yang lainnya (Baidan,2010:184-185)Munasabah dibagi menjadi tujuh
macam yaitu:
b. Hubungan antara satu ayat dengan ayat setelahya.
c. Hubungan antara akhiran ayat dengan awal ayat (Said, 2014:xxii)
d. Tartib surah-surah dalam Alqur‟an dan hikmah dibalik peletakan satu surah pada tempatnya.
e. Hubungan antara pembukaan surah dengan akhir surah sebelumnya.
f. Hubungan antara awal surah dengan isi surah.
Dari berbagai macam munasabah diatas, disini penulis hanya akan
menerapkan munasabah antara Ayat dan Surat yaitu antara ayat sebelumnya
(An-Nahl ayat 89) dan sesudahnya (An-Nahl ayat 91) serta Surat
sebelum(Al-Hijr) dan sesudahnya (Al-Isra‟). 1) Munasabah Ayat
Surat An-Nahl ayat 90 memiliki munasabah (Korelasi) dengan ayat
sebelum dan sesudahnya. Dalam surat An-Nahl ayat 89 menjelaskan tentang
kesaksian para nabi terhadap umatnya dihari kebangkitan, dan Nabi
Muhammad SAW akan bersaksi atas umat yang sekarang ini dan juga akan
bersaksi atas seluruh umat manusia. Dan diturunkan Al-Qur‟an yang menjelaskan segala sesuatu dan menjadi petunjuk untuk manusia (Imani,
2005: 633).
Kemudian dilanjutkan ayat 90, dijelaskan bahwa Allah memerintahkan
memaafkan anggota-anggota keluarga dan orang yang ada disekitar kita.
Setelah itu dijelaskan lagi mengenai tiga prinsip negatif yang harus dijauhi
manusia diantaranya adalah: perbuatan keji (fakhsya) mengisyaratkan pada
dosa-dosa yang laten dan tersembunyi, sedangkan kata munkar (perbuatan
menjijikkan)merujuk pada perbuatan dosa terang-terangan, sementara baghy
(keangkuhan) merujuk pada apapun pelanggaran yang dilakukan terhadap
hak-hak diri sendiri serta penindasan dan pengagu1ngan diri sendiri dalam
kaitannya dengan orang lain (Imani,2005:637)
Di akhir ayat ditekankan kembali agar manusia menjalankan
prinsip-prinsip tersebut yaitu prinsip-prinsip kebangkitan kembali prinsip-prinsip keadilan,
kemurahan hati, dan penyimpangan berupa perbuatan keji, mungkar, serta
menciptakan kehidupan dunia yang tenang dari segala jenis malapetaka dan
kerusakan (Imani,2005:638)
Dilanjutkan pada ayat 91, bahwa Allah menyuruh manusia untuk
menepati janji dan melarang membatalkan sumpah yang sudah
diikrarkan.Masalah sumpah (ayman, jamak dari yamin) yang disebutkan
dalam ayat tersebut memiliki makna yang mencakup baik sumpah yang
dilakukan manusia dengan Allah maupun mereka lakukan dengan sesamanya
dengan namaAllah. Dengan kata lain setiap jenis komitmen yang dibuat atas
namaAllah dan dengan sumpah yang menyertakan nama-namaNya (Imani,
2) Munasabah Surat
a) Munasabah surat An-Nahl dengan surat sebelumnya (Al-Hijr)
Sebagaimana umumnya surah-surah yang turun di mekah sebelum
hijrah berisi soal-soal ketauhidan, kerasulan, dan hari kiamat, begitu pula
kedua surah ini. Pada bagian akhir surat al-Hijr (ayat 92-93),
Allahmenyatakan bahwa manusia akan dimitai pertanggung jawabannya
pada hari kiamat atas apa yang dikerjakannya di dunia. Pada wal surat
An-Nahl Allah menegaslan kepastian datangnya hari kiamat. Pada bagian
pertama surat Al-Hijr, Allah menerangkan tentang kebenaran al-qur‟an serta jaminan-Nya untuk memeliharanya, sedang dalam surat An-Nahl
terdapat ancaman bagi mereka yang mendustakan kebenaran Al-Qur‟an itu (Departemen agama RI, 2009:278 )
b) Surat An-Nahl dengan Surat Sesudahnya(Al-Isra‟)
Dalam Suarat An-Nahl Allah menyebutkan perselisihan orang-orang
yahudi tentang hari sabat, kemudian dalam surat al-Isra‟ dijelaskan syarat orang yahudi yang ditetapkan bagi mereka dalam Taurat.
Sesudah Allah SWT Menganjurkan kepada Nabi Muhammad SAW
dalam Surat An-Nahl agar bersabar dan melarang bliau bersedih atau
Al-Isra‟ Allah menerangkan kemuliaan Nabi Muhammad serta martabatnya yang tinggi dihadapan Allah swt.
Dalam surat An-Nahl Allah menerangkan bermacam-macam
nikmat-Nya. Dimana kebanyakan manusia tidak menyukainya. Dalam surat
al-Isra‟ disebutkan lagi nikmat Allah yang lebih besar yang diberikan kepada Bani Israil, tetapi mereka tidak menyukainnya bahkan mereka
berbuat kerusakan di muka bumi.Dalam surat an-nahl Allah mengatakan
bahwa madu yang keluar dari lebah merupakan minuman yang
BAB IV
PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QURAN
SURAT AN-NAHL AYAT 90 DAN RELEVANSINYA
A. Konsep Pendidikan Akhlak
Kata konsep dalam kamus besar bahasa indonesia artinya rancangan,ide,
pikiran (KBBI, 2005:588) Pendidikan berasal dari kata raba - yarbu yang
berarti bertambah/tumbuh karena pendidikan juga mengandung misi untuk
menambah bekal pengetahuan kepada anak didik dan menumbuhkan potensi
yang dimilikinya. Keduanya dari kata rabiya-yarba yang berarti menjadi besar
karena pendidikan juga mengandung misi untuk membesarkan jiwa dan
membesarkan wawasan seseorang(Nata,1997:7).
Dalam Undang-undang No.20 tahun 20003 tentang sistem pendidikan
nasional menyebutkan: “Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara” (Undang-undang sistem pendidikan nasional 2008:3).
Dari berbgai definisi tentang pendidikan diatas dapat disimpulkan
menciptakan suatu keadaan atau situasitertentu pembentukan karakter,
kepribadian, dan kemampuan anak-anak dalam menuju kedewasaan / Suatu
bimbingan belajar secara sadar oleh sipendidik terhadap anak didik dalam
mengembangankan potensi, kepribadian dan kemampuan anak menuju
kedewasaan.
Secara istilah akhlak adalah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir
yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya (Asmaran, 2002:1)
Menurut Al-Ghazali yang dikutip oleh Zainuddin kata akhlak ialah ibarat sifat
atau keadaan dari perilaku yang konstan (tetap) dan meresap dalam jiwa, dari
padanya tumbuh perbuatan-perbuatan dengan wajar dan mudah, tanpa
memerlukan pikiran dan pertimbangan(Zainuddin dkk, 1991:102). Akhlak
merupakan perilaku yang timbul dari hati perpaduan antara hati nurani, pikiran,
perasaan, bawaan dan kebiasaan yang menyatu , membentuk suatu kesatuan
tindakan yang dihayati dalam kenyatan hidup keseharian.Indikator akhlak yang
bersumber dari Al-Qur‟an:
a. Kebaikan bersifat mutlak (al-khairiyyah al-mutlaq)yaitu kebaikan yang terkandung dalam akhlak merupakan kebaikan murni dalam lingkungan
keadaan, waktu dan tempat apa saja.
b. Kebaikan yang bersifat menyeluruh (as-Shalahiyah al-ammah ) yaitu kebaikan
c. Implementasi bersifat wajib (al-izam al-mustajab) yaitu merupakan hukum tingkah laku yang harus dilaksanakan sehingga ada sanksi hukum.
d. Pengawasan bersifat menyeluruh (al-raqabah al-muhittah) yaitu melibatkan pengawasan Allah SWT dan manusia lainnya, karena sumbernya dari Allah
SWT (Makbullah, 2013:141).
Menurut Al-Abrasy Pendidikan akhlak adalah jiwa dari pendidikan
Islam, Usaha maksimal untuk mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah
tujuan sebenarnya dari proses pendidikan Islam. Oleh karena itu pendidikan
Akhlak menepati posisi yang sangat penting dalam pendidikan Islam, sehingga
setiap aspek proses pendidikan Islam selalu dikaitkan dengan pembinaan akhlak
yang mulia(Makbullah, 2013:142)
Dilihat dari ruang lingkupnya akhlak dibagi menjadi dua yaitu akhlak
terhadap Allah SWT dan akhlak terhadap mahluk ciptaan Allah (Zuchdi dkk,
2009:88)
B. Macam-Macam Akhlak
1. Akhlak kepada Allah
Hubungan hamba denganAllah bersifat vertikal (atas-bawah).Allah
berada diatas sedangkan hambanya berada dibawah. Atas dan bawah ini bukan
pemahaman secara hakiki, akan tetapi lebih pada makna majazi, dalam arti
hamba yang menyembah dan Allah yang disembah. Hamba beribadah kepada
tuhannya, sementara Allah tidak memiliki kewajiban apapun kepada hambanya.
Dibawah ini terdapat beberapa akhlak kepada Allah:
beribadah kepada Allah, merendahkan diri kepada Allahyang disertai
mahabah(kecintaan)yang tinggi kepada-Nya, Cinta kepada Allah, mengesakan
Allah, Nabi Muhammad saw diutus oleh Allah kepada manusia dengan misi
menyampaikan kalimat tauhid, yaitu menyembah kepada Allah semata dan
tidak menyembah kepada selainNya, bersyukur kepada Allah dan yang terakhir
takut kepada Allah (Salamullah, 2008:22)
2. Akhlak kepada Rasulullah
Diantara akhlak utama lainya yang perlu kita tunjukkan kepada
Rasulullah adalah sebagai berikut: mengimani dan menjalankan ajaran
Rosulullah,mencintai Rasulullah cinta kadang tidak bisa dipendam dalam hati,
ia perlu diwujudkan dalam bentuk ekspresi, baik dengan ucapan maupun
perbuatan, dengan tindakan konkret diantaranya menjalankan ajaran
Rasulullah, mencintai ahli bait Rasulullah, meneladani akhlak Rasulullah dan
mengikuti sunah Rasulullah dan lain sebagainya (Salamullah, 2008:51)
3. Akhlak kepada Orang tua
Di dalam Al-Qur‟an Allah memberikan penjelasan kepada kita mengenai akhlak berinteraksi dengan orang tua, Kita bisa membaca nasihat yang
diuraikan oleh lukman al-hakim kepada anaknya (Qs. Al-Luqman ayat 14-15)
berbuat baik kepada kedua orang tua. Mereka berdualah yang telah banyak
berjasa kepada kita, mulai kita masih kecil sampai kita dewasa (Salamullah,
2008:64-65)
4. Akhlak kepada kerabat
Kerabat adalah orang yang mempunyai pertalian keluarga dengan kita,
baik melalui jalur hubungan darah maupun perkawinan. Kerabat yang melalui
jalur hubungan darah dinamakan keluarga dalam sedangkan kerabat yang
melalui jalur perkawinan disebut keluarga luar. Di dalamIslam ada juga kerabat
yang mnyerupai hubungan darah yaitu kerabat sesusuan. Disini sudah
digariskan beberapa akhlak dalam menjaga ikatan kerabat ini: sering
bersilaturrahim, mengetahui silsilah atau nasab kerabat, berbuat baik kepada
kerabat, berlaku adil (Salamullah, 2008:25-26)
5. Akhlak kepada diri sendiri
Setiap muslim menyakini bahwa nasib hidupnya diakhirat ditentukan oleh
perilaku selama dia berada didunia. Dengan mengerjakan kebaikan, berarti ia
telah menanamkan benih yang baik. Atau malah sebaliknya karena itu seorang
muslim mesti menata langkah dan perilakunnya. Inilah yang dimaksud dengan
berakhlak kepada diri sendiri.
C. Unsur-unsur pendidikan Akhlak
1. Pendidik
seorang yang memberi atau melaksanakan tugas mendidik yaitu secara
sadar bertanggung jawab dalam membimbing anak untuk mencapai
kedewasaan. Penggolongan pendidik ditinjau dari statusnya ada 2 yaitu:
Orangmerupakan pendidik yang pertama dan utama. Kedua,
Orang dewasa yang lain yang bertanggung jawab dalam membimbing
anak untuk mencapai kedewasaan. Mereka itu hakikatnya dalah wakil
dari orang tua katakanlah pendidik yang kedua setelah orang tua
walaupun tanggung jawabnya tidak setingkat dengan orang tua namun
perananya dalam menghantarkan anak didik dalam mencapai
kedewasaannya tidak kalah pentingnya(Achmadi, 1983:37)
2. Peserta didik
Peserta didik ialah sebagi obyek pendidikan karena mereka
dikenai pendidikan dalam arti dibantu,dibimbing, diarahkan ketujuan
pendidikan. Dikatakan subyek pendidikan karena mereka sebagai person
(pribadi) yang berdiri sendiri, yang memiliki potensi untuk
mengembangkan dirinya sendiri, sedang fungsi pendidikan sekedar
memberi stimulasi agar perkembangannya terarah sesuai dengan tujuan
pendidikan (Achmadi, 1983:17 )
3. Metode pendidikan akhlak
Menurut Al-Ghazali metode yang digunakan antara lain yaitu
pembiasaan (drill), pembentukan kepribadian itu dilakukan secara
berangsur-angsur atau bertahap agar bisa mencapai hasil yang maksimal.
Metode pendidikan Islam bersumber pada Al-qur‟an dan al-hadis. Terkait dengan metode pendidikan Islam yang dikemukakan oleh
an-nahlawi diantaranya sebagai berikut:
a. Metode Qishah (Kisah)
Kisah berasal dari kata qashasha-yaqushashu-qishashatan
mengandung arti “potongan berita yang diikuti“dan“pelacak Jejak”.Menurut Sayid Qutub yang dikutip oleh Gunawan Kisah atau
cerita sebagai suatu metode pendidikan mempunyai daya tarik yang
menyentuh perasaan hati seseorang. Islam menyadari sifat alamiyah
manusia untuk menyenangi cerita dan menyadari pengaruhnya sangat
besar terhadap perasaan oleh karena itu Islam menyuguhkan
kisah-kisah untuk dijadikan salah satu metode dalam proses pendidikan
(Gunawan, 2014:262). Terdapat banyak kisah yang ditampilkann
dalam Al-Qur‟an yang semuanya dapat diambil hikmah dan pelajarannya, terutama tentang kisah-kisah manusia terdahulun yang
telah Allah binasakan. Contoh dalam surah Al-Baqarah ayat 30
sampai 39 yang berisi kisah tentang dialog Allah dengan para
malaikat.
Dalam menanamkan nilai-nilai keIslaman kepeserta didik,
keteladanan merupakan metode yang lebih efektif dan efisien. Karena
peserta didik pada umumnya cenderung meneladani(meniru) guru
atau pendidik.
c. Metode (Mau‟idzhah) Nasehat
Menurut Abdulrahman An-Nahlawi (1996:390) terdapat istilah
perbedaan makna antara ibrah dan mau‟idzhah. Ibrah merupakan suatu
kondisi psikis yang menyampaikan manusia kepada intisari sesuatu
yang disaksikan dihadapi dengan menggunakan nalar yang
mnyebabkan hati megakuinya. Adapun kata mauid‟zah berarti nasehat yang lembut yang diterima oleh hati dengan cara menjelaskan pahala
atau ancamannya.
Nasihat sangat berpengaruh terhadap jiwa manusia, terlebih
apanila nasihat itu keluar dari seseorang yang dicintainya. Berkaitan
dengan metode mau‟idzhah (nasihat) Al-Qur‟an menggunakan kalimat-kalimat yang menarik dan menyetuh hati untuk mengarahkan
manusia kepada jalan yang benar. Tetapi nasihat yang disampaikan
selalu disertai dengan panutan atau teladan yang dari sipemberi atau
penyampai nasihat itu(Gunawan, 2014:271)
d. Metode Pembiasaan
Pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara
pembiasaan ini berintikan pengalaman karena yang dibiasakan itu
adalah sesuatu yang diamalkan dan inti kebiasaan adalah
pengulangan.pembiasaan menempatkan manusia sebagai sesuatu yang
istimewa yang dapat menghemat kekuatan, karena akan menjadi
kebiasaan yang melekat dan spontan, agar kegiatan itu dapat dilakukan
dalam setiap pekerjaan. Metode ini sangat efektif dalam rangka
pembinaan karakter dan kepribadian anak (Gunawan, 2014:267).
Contoh: orang tua membiasakan anak –anaknya untuk bangun pagi, maka bangun pagi itu akan menjadikan kebiasaan yang baik untuk
anakn tersebut, untuk menguatkan hafalan-hafalan pada anak didik dan
untuk penanaman sikap beragama dsengan cara menghafal doa dan
ayat pilihan.
4. Lingkungan pendidikan
Pengertian lingkungan Pendidikan adalah latar atau tempat
berlangsungnya suatu proses belajar mengajar atau suatu proses
pendidikan disebut dengan lingkungan pendidikan. Secara umum fungsi
lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi
dalam berbagai lingkungan sekitarnya (Fisik, sosial, dan budaya) (Tirta
rahardja, 2000: 163) Lingkungan pendidikan antara lain yaitu:
Pola hidup dan tata pergaulan dalam keluarga biasanya banyak
ditentukan oleh pola kepemimpinan orang tua (Bapak /Ibu).Di sini
pendidikan berlangsung dengan sendirinya sesuai dengan tatanan
pergaulan yang berlaku di dalamnya.Lingkungan keluarga merupakan
lingkungan pendidikan yang pertama dan utama.Orang tua yang
berpandangan demokratis biasanya mampu menciptakan suasana
hubungan keluarga yang harmonis, saling hormat menghormati dan tau
tanggung jawab masing-masing. Ditambah lagi bila suasana keluarga
tersebut suasanannya akademis (terpelajar) akan mendorong anak
untuk giat belajar (Achmadi, 1983:63)
b. Lingkungan sekolah
Kita sudah mendengar bahwasuatu sekolah yang sudah faforit
menjadi rebutan calon siswa tau orang tua yang ingin menyekolahkan
anaknya . sekolah merupakan lingkungan kedua dalam pendidikan
karena biasanya orang tua ingin menyekolahkan ankanya agar kelak
ketika mereka dewasa nasibnya lebih baik dari orang tua mereka.
Dengan sekolah juga anak akan lebih baik dan menjadi lebih maju.
c. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan Masyarakat merupakan lingkungan pendidikan yang
1) lingkungan taman-taman bermain diluar lingkungan keluarga dan
sekolah
2) Pola hidup dan tata pergaulan masyarakat dilingkungan anak yang
selalu diamati dan diketahui anak.
3) Kesenian dan kesusastraan yang tumbuh di dalam masyarakat
4) Media massa atau lat-alat komunikasi
5. Kurikulum
Dalam Ajaran Islam kurikulum dikenal sebagai suasana mata
pelajaran yang harus diajarkan kepada peserta didik. Dengan kata lain,
bahwa pengertian kurikulum dalam Islam lebih bersifat tradisional
yaitu:
a. Sebagai program studi yang harus dipelajari
b. Sebagai konten, yaitu data atau informasi yang tertera dalam buku-buku
kelas tanpa dilengkapi dengan data atau informasi lain yang
memungkinkan timbulnya kegiatan belajar.
c. Sebagai kegiatan terencana yakni kegiatan yang direncanakan tentang
hal-hal yang akan diajarkan (Nata, 2013:123)
Ciri-Ciri dan Prinsip Kurikulum Menurut Omar Mohammad al-Toumy
al-Syaibani, bahwa kurikulum pendidikan dasar memiliki cirri-ciri sebagai
berikut: Pertama menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan.
cakupannya dan menyeluruh kandungannya, yaitu kurikulum yang
benar-benar mencerminkan semangat, pemikiran dan ajaran yang menyeluruh.
Ketiga bersikap seimbang diantara berbagai ilmu yang dikandung dalam
kurikulum yang akan digunakan. Keempat bersifat menyeluruh dalam menata
seluruh mata pelajaran yang diperlukan oleh anak didik. Kelima kurikulum
yang disusun selalu disesuaikan dengan minat dan bakat anak didik(Nata,
2013: 127)
Kurikulum pendidikan agama ialah bahan-bahan pendidikan agama
berupa kegiatan, pengetahuan, dan pengalaman yang dengan sengaja dan
sistimatis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan agama(Zuhairini, 1977:59)
6. Tujuan pendidikan Akhlak
Tujuan Pendidikan ialah perubahan yang diharapkan pada subjek
didik setelah mengalami proses pendidikan baik tingkah laku individu dan
kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dari alam sekitarnya
dimana individu itu hidup. Adapun tujuan atau cita-cita pendidikan antara
suatu Negara dengan Negara lain itu tentu berbeda. Hal ini disebabkan karena
sumber-sumber yang dianut sebagai dasar penentuan cita-cita itu
berbeda(Maunah, 2009:29)
Faktor yang memepengaruhi pendidikan umum, Menurut ya‟ kub (1991:5) mengatakan bahwa ada dua faktor utama yang mempengaruhi akhlak
yaitu faktor internal dan eksternal:
a. Faktor internal
Yang dimaksud faktor internal ialah faktor yang datang dari diri
sendiri yaitu fitrah yang suci yang merupakan bakat bawaan sejak manusia
lahir dan mengandung pengertian tentang kesucian anak yang lahir dari
pengaruh-pengaruh luar.
b. Faktor eksternal
Adalah factor yang mempengruhi kelakuan atau perbuatan manusia
yang meliputi:Pengaruh keluarga, Pengaruh sekolah dan Pengaruh
MasyarakatFaktor yang mempengaruhi pendidikan akhlak:Faktor
Lingkungan, faktor individu, faktor sekolah dan pengaruh masyarakat
D. Macam-Macam akhlak dalam Al-qur’an
Akhlak dalam Al-Qur‟an ada dua yaitu akhlak terpuji (Mahmudah) dan Akhlak Tercela (madzmumah) yang akan dijelaskan dibawah ini:
1. Akhlak Terpuji (Mahmudah)
Yaitu suatu akhlak atau tingkah laku yang baik yang tidak melanggar
a. Lemah lembut adalah suatu akhlak yang penting untuk menekan gejolak
nafsudan amarah adalah kelembutan atau kasih sayangterhadap segala
hal, kehati-hatian dalam bertindak, dan kesabaran dalam menilai segala
sesuatu. Tiga sifat mulia ini tersirat dalam firman Allah yaitu orang-orang
yang menafkahkan hartannya, baiksaat apang ataupun sempit,
orang-orangyang menahan amarahnya, dan memaafkam kesalahan orang. Allah
menyukai orang-orang berbuat kebajikan(Qs.Ali Imran:134)
b. Amanah adalah suatu sifat yang sangat mulia, ia merupakan sifat yang
mengindikasikan pemiliknya sebagai sosok yang berkeyakinan dan
berkebribadian kuat, teguh, serta bisa diandalkan. Allah SWT
memerintahkan agar menyampaikan amanah kepadapemiliknya sehingga
tercipta rasa saling percaya dan muamalah yang baik diantara
manusia(Zuhaili, 2013:371)
c. Menepati janji adalah identitas mulia bagi seorang mukmin. Ketika
seseorang menepati janji secara tidak langsung ia telah menghormati
janji-janjinya, komitmen dengan ucapannyadan mempercayakan
sepenuhnya kepada teman yang diajak membuat kesepakatan atau
perjanjian.
2. Akhlak tercela (Madzmumah)
Yaitu siatu akhlak yang tidak baik, akhlak yang tidak disukai Allah
a. Sombong ialah penyakit mental yang berbahaya, ia tumbuh dalam diri
seseorang yang senantiasa melihat kekurangan orang lain. Terkadang,
penyakit sombong ini dapat menjerumuskan seseorang dalam kekafiran
atau kesesatan serta menjatuhkan pada kenistaan (Zuhaili,2013:346)
b. Dengki ialah menunjukkan budi pekerti yang yang buruk dan
ketidaksukaan terhadap orang lain. Dengki menebar kejahatan dan
menjerumuskan ke berbagai kebinasaan, serta mengandung kesempitan
jiwa, rasa iri dan kebencian. Faktor penyebab kedengkianantara
lain:kesombongan, permusuhan, kebencian,kekaguman pada diri sendiri,
kekeruhan jiwa, kikir,suka perpecahan, memiliki cara pandang yang
tidak sehat (Zuhaili, 2013:339)
E. Nilai-nilai pendidikan Akhlak dalam Surat An-Nahl ayat 90
Berkaitan dengan pendapat para mufasirin yang telah dijelaskan diatas
atau dalam bab sebelumnya maka Al-Qur‟an Surat An-Nahl ayat 90 terdapat beberapa nilai – nilai pendidikan yang harus dimiliki oleh manusia yang diaplikasikan dalam kehidupan baik terhadap dirinya, keluarganya,
masyarakat dan negara. Nilai-Nilai tersebut diataranya:
1. Keadilan
Kata adil berasaldari bahasa arab artinya meletakkan, sesuatu pada