EFEKTIVITAS PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN
ISLAMIC COURSEWARE DALAM MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR KOGNITIF MATERI AKHLAK TERPUJI DALAM
PERGAULAN REMAJA DI KELAS XI MA ZAINURRAHMAN
CIKEUSAL KETANGGUNGAN BREBES
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh :
ALBAB ADIB MUHAMMAD NIM : 063111131
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
ABSTRAK
Albab Adib Muhammad (NIM. 063111131). Efektivitas Penerapan Media
Pembelajaran Islamic Courseware dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Materi Akhlak Terpuji dalam Pergaulan Remaja di Kelas XI MA Zainurrahman Cikeusal Ketanggungan Brebes Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan media pembelajaran Islamic courseware dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran akidah akhlak materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja di kelas XI MA Zainurrahman Cikeusal Ketanggungan Brebes tahun ajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif eksperimen dengan desain penelitian “Posttest-Only Control Design”, karena bertujuan untuk menganalisis dari adanya pengaruh treatment, yakni penggunaan media pembelajaran Islamic Courseware pada kelas eksperimen. Teknik analisis terhadap data penelitian menggunakan metode komparasional dengan teknik analisis uji t. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI MA Zainurrahman Cikeusal Ketanggungan Brebes, yang berjumlah 43 siswa. Pengumpulan data menggunakan instrument test untuk memperoleh data tentang hasil belajar instrument test sebelum digunakan untuk mendapatkan data yang obyektif terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk pengujian validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran, dan menggunakan metode dokumentasi sebagai pelengkap.
Data penelitian yang sudah terkumpul dianalisis menggunakan teknik statistik. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa dari hasil test yang telah dilakukan diperoleh rata-rata hasil belajar (post test) pada kelas eksperimen yang menggunakan media pembelajaran Islamic courseware adalah 78.09, sedangkan rata-rata hasil belajar (post test) pada kelas kontrol yang tidak menggunakan media Islamic courseware adalah 68.95. Berdasarkan hasil uji komparasi (uji t-test) yaitu diperoleh thitung = 4.361 dan ttabel = 1.68.karena thitung > ttabel berarti Ho
ditolak, terlihat bahwa hasil belajar kedua kelompok berbeda secara signifikan. Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar akidah akhlak materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, yang artinya bahwa penerapan media pembelajaran Islamic courseware efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI MA Zainurrahman Cikeusal Ketanggungan Brebes.
Berdasarkan hasil ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para akademika, para mahasiswa, para tenaga pengajar mata kuliah jurusan dan program studi di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang terutama dalam memberi dorongan kepada mahasiswa agar senantiasa meningkatkan motivasi berprestasi secara memadai.
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 31 Mei 2012 Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu‟alaikum Wr. Wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Efektivitas Penerapan Media Pembelajaran Islamic
Courseware dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif
Materi Akhlak Terpuji dalam Pergaulan Remaja di Kelas XI MA Zainurrahman Cikeusal Ketanggungan Brebes Tahun Ajaran 2011/2012
Nama : Albab Adib Muhammad
NIM : 063111131
Jurusan/Prodi : PAI
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah. Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.
Pembimbing I,
H. Mursid, M. Ag
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 31 Mei 2012 Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu‟alaikum Wr. Wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Efektivitas Penerapan Media Pembelajaran Islamic
Courseware dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif
Materi Akhlak Terpuji dalam Pergaulan Remaja di Kelas XI MA Zainurrahman Cikeusal Ketanggungan Brebes Tahun Ajaran 2011/2012
Nama : Albab Adib Muhammad
NIM : 063111131
Jurusan/Prodi : PAI
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah. Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.
Pembimbing II,
Drs. H. Abdul Wahid, M.Ag. NIP. 19691114 199403 1 003
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Prof. Dr. Hamka Telp./Fax. (024) 7601291. 7615387 Semarang 50185
PENGESAHAN
Skripsi Saudara : Albab Adib Muhammad Nomor Induk : 063111131
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Efektivitas Penerapan Media Pembelajaran Islamic Courseware dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Materi Akhlak Terpuji dalam Pergaulan Remaja di Kelas XI MA Zainurrahman Cikeusal Ketanggungan Brebes Tahun Ajaran 2011/2012
telah diujikan dalam sidang munaqasah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S.1) dalam Ilmu Pendidikan Islam.
Semarang, Juni 2012 DEWAN PENGUJI
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Drs. Darmuin, M.Ag Hj. Nur Asiyah, S.Ag, M.S.I
NIP. 19640424 199303 1 003 NIP. 19710926 199803 2 002
Penguji I Penguji II
Dr. Musthofa, M.Ag Ahmad Muthohar, M.Ag
NIP. 19710403 199603 1 002 NIP. 19691107 199603 1 001
Pembimbing I Pembimbing II
H. Mursid, M.Ag Drs. H. Abdul Wahid, M.Ag
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Albab Adib Muhammad
NIM : 063111131
Jurusan/ Program Studi : PAI (Pendidikan Agama Islam)
menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 31 Mei 2012 Saya yang menyatakan,
Albab Adib Muhammad NIM. 063111131
PERSEMBAHAN
Dengan Mengucapkan Syukur kepada Allah SWT, Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang senantiasa memberikan kepercayaan, dukungan, do’a dan restunya, serta kasih sayang yang tak terhingga sehingga menjadikanku seperti ini.
2. Kakak dan Adikku yang telah memberi semangat dalam perjuanganku menggapai harapan.
3. Alm. nenekku tercinta Hj. Malihah yang senantiasa mendo'akan dan memberikan wejangan istimewa. Semoga Allah SWT. memberikan tempat yang istimewa di samping-Nya. Amin.
4. Sahabat-sahabatiku Sindikat Rongewunem (Almapaba 2006), kebersamaan kita dalam suka dan duka akan menjadi kenangan yang senantiasa menjaga ikatan kekeluargaan.
5. Keluarga besar PMII Rayon Tarbiyah, PMII Komisariat Walisongo, PMII Cabang Kota Semarang.
6. Kawan-kawan “Balapikir" KSMW (Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo), Kang Dul Badri (M. Abdullah Badri), sahabat dan teman diskusi yang selalu memberikan pencerahan.
7. Para penghuni Villa Kahyangan (Mz Teguh “Bobo” Wibowo, sang Jenderal Buaya Abdulloh Hadziq, Pak Guru yang super sibuk Muh. Wiji Marjuki, mas artis M. Abdul Ghoni, Faisol Yusuf “Ketek” AM., “Opik” Ainur Rofiq, yang sekarang digantikan posisinya oleh “Dek Qoqo” Qowimul Adib.
8. Penghuni IRCOS (Ikatan Remaja Kos-kosan), sesepuh mas Suroso, Akhwan Ahadi Ihsan, Kak Hafidz Afrizal, dkk.
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang berkat limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Efektivitas Penerapan Media Pembelajaran Islamic Courseware dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Materi Akhlak Terpuji dalam Pergaulan Remaja di Kelas XI MA Zainurrahman Cikeusal Ketanggungan Brebes Tahun Ajaran 2011/2012” dapat disajikan, shalawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada Rasulullah SAW yang telah menuntun manusia ke jalan yang telah diridhai Allah.
Selanjutnya penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu demi kelancaran dalam penulisan skripsi ini, terutama kepada: 1. Bapak Dr. Sudja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
2. Bapak Nasirudin, M.Ag., selaku Ketua Jurusan PAI, dan bapak H. Mursid, M.Ag., selaku Sekretaris Jurusan PAI IAIN Walisongo Semarang.
3. Bapak H. Mursid, M.Ag., selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penulisan skripsi.
4. Bapak Drs. H. Abdul Wahid, M.Ag., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penulisan skripsi.
5. Bapak dan Ibu dosen serta segenap karyawan/wati yang secara langsung ikut berpartisipasi.
6. Kepala MA Zainurrahman yang telah memberikan izin mengadakan penelitian.
7. Ayahanda dan Ibunda tercinta, yang telah membesarkan, mendidik, dan menyayangi dengan sepenuh hati.
8. Seluruh anggota keluarga yang telah memberi dukungan yang sangat berharga.
9. Sahabat-sahabatiku mahasiswa PAI 2006 tercinta yang selalu memberi dukungan serta do’a sehingga terselesaikannya skripsi ini.
Teriring doa semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan dari semuanya dengan sebaik-baik balasan.
Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Semarang, Mei 2012
Albab Adib Muhammad NIM. 063111131
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRAK ... ii
NOTA PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN PENGUJI ... v
PERNYATAAN KEASLIAN ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II : MEDIA PEMBELAJARAN ISLAMIC COURSEWARE DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK A. Media Pembelajaran ... 9
1. Pengertian Media Pembelajaran ... 9
2. Islamic Courseware ... 11
3. Islamic Courseware sebagai Media Pembelajaran Akidah Akhlak ... 12 B. Belajar ... 14 1. Pengertian Belajar ... 14 2. Prinsip-prinsip Belajar ... 16 3. Unsur-unsur Belajar ... 17 4. Teori-teori Belajar ... 18
C. Hasil Belajar ... 20
1. Pengertian Hasil Belajar ... 20
2. Ruang Lingkup Hasil Belajar ... 20
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 20
D. Pembelajaran Akidah Akhlak ... 22
E. Kajian Pustaka ... 23
F. Rumusan Hipotesis ... 25
BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 26
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 28
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28
D. Variabel dan Indikator ... 28
E. Metode Penentuan Subyek ... 29
F. Teknik Pengumpulan Data ... 30
1. Metode Pengumpulan Data ... 30
2. Alat Pengumpulan Data ... 31
G. Teknik Analisis Data ... 35
1. Analisis Tahap Awal Penelitian ... 35
2. Analisis Tahap Akhir Penelitian ... 39
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 42
B. Analisis Data ... 45
C. Pengajuan Hipotesis ... 58
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 59
E. Keterbatasan Penelitian ... 60
BAB V : PENUTUP A. Simpulan ... 62
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 : Data Nilai Pre Test dan Post Test ... 47
Tabel 4.2 : Tabel Penolong Menghitung Standar Deviasi Kelas Eksperimen ... 48
Tabel 4.3 : Daftar nilai frekuensi observasi Kelas Eksperimen ... 49
Tabel 4.4 : Tabel Penolong Menghitung Standar Deviasi Kelas Kontrol ... 51
Tabel 4.5 : Daftar nilai frekuensi observasi Kelas Kontrol ... 52
Tabel 4.6 : Hasil Perhitungan chi kuadrat Nilai Awal ... 52
Tabel 4.7 : Sumber Data Homogenitas ... 53
Tabel 4.8 : Data Uji Bartlett ... 53
Tabel 4.9 : Sumber Data Perhitungan Varians ... 54
Tabel 4.10 : Hasil Uji Kesamaan Dua rata-rata ... 55
Tabel 4.11 : Analisis Perhitungan Validitas Butir Soal ... 55
Tabel 4.12 : Data Validitas Butir Soal ... 56
Tabel 4.13 : Perhitungan Koefisien Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 57
Tabel 4.14 : Data Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 58
Tabel 4.15 : Perhitungan Koefisien Daya Pembeda Butir Soal ... 58
Tabel 4.16 : Data Daya Beda Butir Soal ... 59
Tabel 4.17 : Data Hasil Uji Normalitas Data Akhir ... 59
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Data Umum tentang MA Zainurrahman
2. Tinjauan Materi Akhlak Terpuji dalam Pergaulan Remaja 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
4. Kisi-Kisi Soal Uji Coba 5. Soal Tes Uji Coba 6. Lembar Jawaban
7. Kunci Jawaban Soal Tes Uji Coba 8. Data Nilai Awal
9. Uji Normalitas Nilai Awal Kelas Eksperimen 10.Uji Normalitas Nilai Awal Kelas Kontrol 11.Homogenitas Data Awal
12.Uji Kesamaan Rata-rata Nilai Awal
13.Analisis Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, dan Taraf Kesukaran Butir Soal 14.Contoh Hasil Perhitungan Validitas Soal
15.Contoh Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal 16.Contoh Hasil Perhitungan Taraf Kesukaran 17.Contoh Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal 18.Data Nilai Post Test
19.Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas Eksperimen 20.Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas Kontrol 21.Uji Homogenitas Post Test
22.Uji Perbedaan Rata-Rata Pihak Kanan Post Test 23.Daftar Distribusi Z
24.Daftar Kritik Uji t 25.Tabel Nilai Chi Kuadrat
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi karena pada diri setiap orang disebabkan adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.1 Pendidikan merupakan suatu usaha menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran, maka dalam pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan yang integral.2
Allah SWT mengutus para Rasul setelah Adam A.S kepada umat manusia untuk membimbing mereka dari kondisi yang gelap kepada kondisi terang-benderang, dari kondisi serba tidak berperadaban menjadi berperadaban melalui al-Kitab, al-Hikmah, dan pendidikan. Maksud ini ditegaskan oleh Allah SWT di dalam firman-Nya sebagai berikut:3
Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sesungguh, Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Al-Baqarah: 129).4
1 Azhar Arsyad, dkk, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), Cet.
5, hlm. 1.
2 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2000), hlm. 22. 3
Hery Noer Aly dan Munzier S, Watak Pendidikan Islam, (Jakarta: Friska Agung Insani, 2003), hlm.12.
4 Mahmud Yunus, Tafsir Qur‟an Karim 30 Juz, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1973),
Seorang pendidik sebagai pihak pengajar idealnya dapat mengendalikan, memimpin dan mengarahkan siswa, sebaliknya peserta didik juga dituntut keaktifannya dalam kegiatan belajar mengajar sehingga terjadi hubungan timbal balik yang signifikan antara pendidik dan peserta didik. Proses pembelajaran tidak cukup hanya dengan interaksi antara peserta didik dengan pendidik, belajar dengan lingkungan merupakan hal yang tidak dapat dikesampingkan. Karena pada dasarnya pendidikan lebih menekankan pada pendekatan ketrampilan proses sehingga peserta didik menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori dan sikap ilmu di pihak peserta didik yang dapat berpengaruh positif terhadap kualitasnya.
Belajar merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dengan bergairahnya belajar, siswa dapat mencapai tujuan pengajaran dengan mudah, sebab bukan guru yang memaksakan siswa untuk mencapai tujuan, melainkan siswalah yang berperan aktif untuk mencapai tujuan pembelajaran.5
Dalam Undang-undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 disebutkan bahwa “pendidikan nasional bertujuan bertambahnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”.6
Dalam proses pembelajaran umumnya peserta didik membuat catatan dalam bentuk tulisan panjang yang mencakup seluruh isi materi pelajaran, sehingga catatan terlihat sangat monoton dan membosankan. Dan ketika dilakukan ulangan atau mengerjakan soal latihan siswa akan mengeluarkan energi yang sangat besar untuk dapat mengingat dan menuliskan kembali
5 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2002), hlm. 3.
6 Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam
Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, (Jakarta: Indonesia Legal Center Publishing, 2008), hlm. 114.
catatan-catatan yang pernah dibuatnya. Tentu saja, hal tersebut merupakan pekerjaan yang sangat melelahkan dan siswa hanya mampu mengingat sebagian kecil saja materi yang diajarkan.
Selain itu, para peserta didik meskipun mendapatkan nilai yang tinggi dalam sejumlah mata pelajaran, namun mereka tampak kurang mampu menerapkan perolehannya, baik berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap ke situasi yang lain. Proses belajar mengajar pada dasarnya adalah proses transfer pengetahuan (transfer of knowledge) dan nilai (transfer of value) dari apa yang disampaikan oleh pendidik. Cara penyampaian serta media yang digunakan sangat berpengaruh terhadap pencapaian meaningful learning atau pembelajaran yang penuh makna.
David Paulus Ausubel, seorang psikolog Amerika yang mencetuskan gagasan tentang teori belajar meaningful learning menyatakan bahwa pembelajaran bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep yang terdapat dalam struktur kognitif peserta didik. Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa pembelajaran ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi, atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif peserta didik.7
Era globalisasi memberikan dampak yang signifikan dalam dunia pendidikan, secara umum atau khusus dunia pendidikan Islam. Perkembangan zaman yang semakin modern diharapkan pula akan mampu mengangkat mutu dalam proses pembelajaran itu sendiri. Dengan laju perkembangan yang progresif dalam ilmu pendidikan dan teknologi, seperti halnya perkembangan pesat dalam berbagai peralatan canggih baik berupa perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software), hendaknya dapat dimanfaatkan sebaik mungkin dalam proses pembelajaran.
Kegiatan belajar mengajar yang sebelumnya selalu menggunakan metode-metode konvensional serta media yang sederhana diharapkan mampu
7 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta:
beradaptasi dengan perubahan yang ada. Contoh kecilnya ketika pada umumnya pembelajaran masih menggunakan metode ceramah dengan alat bantu sederhana dan seadainya, maka dengan semakin maju dan berkembangnya teknologi bisa menerapkan media-media berbasis teknologi tersebut dalam kegiatan belajar belajar. Media yang digunakan bisa berupa audiovisual gerak, video, cetak atau beberapa teknologi berbasis komputer lainnya.
Seorang pendidik -khususnya guru agama- hendaknya menyadari bahwa pendidikan agama bukanlah sekedar mentransferkan pengetahuan agama dan melatih keterampilan anak-anak dalam melaksanakan ibadah atau hanya membangun intelektual dan menyuburkan perasaan keagamaannya saja. Akan tetapi, guru berusaha melahirkan peserta didik yang beriman, berilmu dan beramal shaleh. Dengan menyadari perannya, maka seorang guru harus bertindak sebagai pendidik yang sebenarnya dan mencerminkan perilaku keseharian dan kepribadian sekaligus spiritualisme dalam hubungan antara manusia dan Khalik.
Dalam prakteknya Akidah akhlak adalah salah satu mata pelajaran yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai keislaman; pengejawantahannya adalah penanaman nilai-nilai akhlak pada peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran tentang nilai biasanya dilakukan oleh guru dengan metode ceramah. Dengan metode yang demikian peserta didik akan mudah lupa dengan apa yang disampaikan oleh guru. Untuk mempermudah peserta didik mengingat apa yang disampaikan guru serta untuk mempermudah peserta didik dalam mempelajari mata pelajaran akidah akhlak adalah dengan membuatkan media pembelajaran melalui pemanfaatan multimedia (multimedia learning).
Multimedia learning ini bisa menggunakan media pembelajaran Islamic courseware. Yakni sebuah software pembelajaran berbasis powerpoint yang didesain sedemikian rupa, dan dikombinasikan dengan beberapa software lainnya seperti corel draw, adobe photoshop, dan beberapa software pendukung lainnya. Melalui program inilah diharapkan proses pembelajaran
yang penuh makna dapat terwujud. Selain itu, nilai-nilai pendidikan agama yang dibekalkan kepada siswa tersebut dapat menghasilkan kemampuan intelektual atau ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi dengan tetap berbasis pada nilai keimanan, akhlak, psikologis, dan sosial yang tinggi pula, sehingga siswa mampu menghadapi berbagai macam persoalan yang terus berkembang di masyarakat.8
Di lain pihak kondisi masyarakat yang hidup di sekitar MA Zainurrahman pada umumnya adalah masyarakat menengah ke bawah. Akan tetapi, meskipun begitu motivasi belajar masyarakat bisa dikatakan cukup baik dan perlu ditumbuhkembangkan. Adapun mereka yang mampu lebih memilih menyekolahkan anaknya di lembaga pendidikan yang lebih ternama.
Berdasarkan studi langsung di lapangan yang dilakukan di MA Zainurrahman, terdapat beberapa kelemahan dalam penerapan media pembelajaran berbasis multimedia, terutama dalam mata pelajaran Akidah Akhlak. Hal ini berdampak terhadap hasil belajar yang diperoleh peserta didik yang berada pada taraf rendah, sehingga perlu ditingkatkan lagi. Itu terbukti dari hasil tes formatif pada semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 yang menunjukkan bahwa masih banyak nilai peserta didik yang berada di bawah KKM yaitu 70 untuk mata pelajaran akidah akhlak.9
Sementara ini peneliti menduga bahwa penyebab hasil belajar peserta didik di kelas XI MA Zainurrahman Cikeusal Ketanggungan Brebes masih rendah adalah sebagai berikut:
1. Sistem pembelajaran masih konvensional, di mana proses pembelajaran didominasi oleh guru, peserta didik hanya duduk mendengarkan dan mengerjakan perintah guru.
2. Guru menganggap bahwa di dalam kelas peserta didik memiliki kesamaan, baik dari kesiapan belajar, motivasi belajar, dan sebagainya.
8
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV. Misaka Galiza, 2003), hlm. 10.
9 Hasil dokumentasi MA Zainurrahman Cikeusal Ketanggungan Brebes, yang diperoleh
3. Model pembelajaran yang kurang bervariasi, serta minimnya penggunaan media pembelajaran yang dapat membantu proses kelancaran pembelajaran.
4. Tidak semua peserta didik mempunyai buku pegangan mata pelajaran akidah akhlak, bahkan sebagian besar dari mereka tidak memilikinya.
Proses pembelajaran seperti di atas hanya akan membuat peserta didik mudah lupa, karena yang aktif hanya guru. Sedangkan peserta didik hanya bertindak sebagai pihak yang pasif, duduk dan diam mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru. Hal seperti itu tentu tidak akan menimbulkan kesan yang mendalam pada diri peserta didik dalam proses pembelajaran. Sehingga materi yang sudah dipelajari akan mudah lupa.
Melalui media pembelajaran Islamic courseware inilah diharapkan ada pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar peserta didik, dan motivasi serta minat belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran semakin tinggi. Di samping itu dengan adanya media pembelajaran ini, guru diharapkan akan lebih termotivasi untuk lebih berani dalam membuat inovasi-inovasi dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran.
Sehubungan dengan itu, peneliti menawarkan sebuah penelitian pada pembelajaran akidah akhlak materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja. Materi tersebut diambil sebagai salah satu contoh materi pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran Islamic courseware di kelas XI MA Zainurrahman Cikeusal Ketanggungan Brebes.
B. Rumusan Masalah
Agar penelitian ini dapat terarah dengan baik serta mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: Seberapa efektif penerapan media pembelajaran Islamic Courseware untuk meningkatkan hasil belajar kognitif pada mata pelajaran Akidah Akhlak materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja di kelas XI MA Zainurrahman Cikeusal Ketanggungan Brebes tahun ajaran 2011/2012?
C. Manfaat Penelitian
Secara umum manfaat penelitian dengan judul “Efektivitas Penerapan Media Pembelajaran Islamic Courseware dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Materi Akhlak Terpuji dalam Pergaulan Remaja di Kelas XI MA Zainurrahman Cikeusal Ketanggungan Brebes Tahun Ajaran 2011/2012” adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peserta Didik
a. Dapat menciptakan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. b. Dapat meningkatkan aktivitas, kreatifitas, dan hasil belajar siswa. 2. Bagi Guru
a. Dapat digunakan sebagai perbaikan dalam proses belajar mengajar dalam hal pemilihan media pembelajaran yang aplikatif serta merangsang peran serta siswa.
b. Dapat dijadikan alternatif sekaligus solusi bagi guru dalam hal pengelolaan suatu pembelajaran demi meningkatkan kesiapan serta hasil belajar siswa.
3. Bagi Sekolah
Memberi masukan dalam proses penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di kelas. Sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya dalam mata pelajaran aqidah akhlak.
4. Bagi Peneliti
a. Mengetahui efektivitas pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran Islamic courseware, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya dalam mata pelajaran aqidah akhlak. b. Mendapatkan gambaran hasil belajar pada mata pelajaran aqidah
akhlak dengan menggunakan media pembelajaran Islamic courseware serta memberi bekal bagi peneliti agar siap untuk terjun dalam dunia pendidikan secara langsung.
BAB II
MEDIA PEMBELAJARAN ISLAMIC COURSEWARE
DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK
A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Gerlach dan Ely (1971), seperti dikutip Azhar Asyhad dalam Media Pembelajaran menyatakan “A medium, concerved is any person, material or event that establishes condition which enable the learner to acquire knowledge, skill and attitude”. Media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.10
Dalam perspektif yang lain Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006) mendefinisikan media sebagai wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.11 Sedangkan menurut Association for Education and Communication Technology (AECT), media didefinisikan sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk suatu proses penyaluran pesan/informasi.12
Ahmad Rohani (1997) memberikan istilah terhadap media yang khusus digunakan untuk mempermudah proses pembelajaran sebagai media instruksional edukatif. Media berfungsi sebagai sarana yang membantu proses komunikasi, karena pada dasarnya proses pembelajaran adalah proses komunikasi antara pendidik dan peserta didik.13
10 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005),
hlm.3.
11 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006). hlm. 120.
12 Arif S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996), cet. 4, hlm. 6. 13
Adapun yang dimaksud dengan pembelajaran, menurut Zainal Arifin dalam bukunya Evaluasi Pembelajaran (2011), menyatakan bahwa:
“Pembelajaran dalam arti luas adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik, yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik, sumber belajar dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar peserta didik, baik di kelas maupun di luar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak, untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan”.14
Pembelajaran harus bersifat interaktif dan komunikatif. Artinya kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang bersifat multiarah antara guru, peserta didik, sumber belajar, dan lingkungan yang saling memengaruhi, tidak didominasi oleh satu komponen saja. Serta komunikasi yang dibangun antara peserta didik dengan guru, atau sebaliknya, antar sesama peserta didik dan sesama guru harus dapat saling memberi dan menerima serta memahami.15
Media merupakan salah satu sarana untuk mempermudah penyampaian materi dari pendidik kepada peserta didik. Oleh karena itu, kedua faktor tersebut sangat saling berhubungan, sebab jika salah satu saja tidak terpenuhi, sudah barang tentu akan berdampak pada hasil akhir yang diperoleh tidak maksimal. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran media memiliki arti yang cukup penting, karena melalui media kerumitan atau ketidakjelasan bahan pelajaran atau materi yang disampaikan dapat diminimalisir.
Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan menggunakan media, bahkan media dapat mengkronketkan keabstrakan bahan ajar yang disampaikan kepada peserta didik, sehingga peserta didik akan mendapatkan gambaran yang jelas tentang bahan ajar yang disampaikan. Melalui penggunan media pembelajaran diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar
14 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), cet.
3, hlm. 10. 15
mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi minat dan hasil belajar siswa.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa media sebagai alat atau perantara yang digunakan oleh seorang guru dalam rangka agar siswa lebih mampu berfikir sehingga dapat mengenal dan memahami apa yang telah dipelajari dengan lebih baik. Selain itu, media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang berfungsi menyalurkan pesan dan informasi yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga memungkinkan siswa untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam proses belajar mengajar.
2. Islamic Courseware
Islamic Courseware merupakan sebuah piranti lunak atau program komputer yang didesain untuk digunakan sebagai media pembelajaran akidah akhlak dalam rangka meningkatkan hasil belajara peserta didik pada suatu materi tertentu.
Pada dasarnya, Islamic Courseware termasuk media pembelajaran yang dibuat menggunakan aplikasi program Microsoft Powerpoint. program Microsoft Powerpoint adalah salah satu program Microsoft Office yang digunakan untuk membuat atau mendesain suatu presentasi.16 Keuntungan dalam pembuatannya adalah tidak serumit seperti Visual Basic, Macromedia flash atau Dream weaver, di mana harus benar-benar mengerti bahasa pemograman komputer seperti javascript dan lain-lain. Di dalam pembuatannya sendiri, tak jauh beda seperti halnya kita membuat presentasi powerpoint, hanya bedanya pada penyimpanan hasil akhirnya saja sebagai file powerpoint show, atau disingkat pps. Langkah-langkahnya adalah memasukkan Teks, Gambar, Suara dan Video, membuat tampilan menarik, membuat hyperlink, menyimpan file pada format pps (powerpoint show). Keuntungan lainnya adalah kita tidak perlu membeli piranti lunak karena sudah berada di dalam Microsoft Office.
16 Heni A. Puspitosari, Having Fun with Microsoft Powerpoint 2007, (Yogyakarta:
3. Islamic Courseware sebagaiMedia Pembelajaran Akidah Akhlak
Pemanfaatan Islamic Courseware dalam pembelajaran akidah akhlak merupakan rangkaian proses pembelajaran interaktif, yang berlangsung di laboratorium komputer sekolah dalam pembelajaran akidah akhlak pada materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja, di mana dalam program Islamic Courseware ditanamkan menu-menu yang mengantarkan pada materi akidah akhlak dengan menggunakan program Islamic Courseware sebagai media pembelajarannya.
Model belajar mengajar dengan memanfaatkan media pembelajaran interaktif, tentu saja tidak lepas dari penggunaan perangkat komputer. Sedangkan penggunaan perangkat komputer sebagai media pengajaran sendiri dikenal dengan nama pengajaran dengan bantuan komputer atau Computer Assisted Instruction (CAI), yaitu pemanfaatan komputer untuk penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya.17
Sedangkan penggunaan komputer dalam pendidikan menuntut guru mempunyai kompetensi mengajar dengan alat teknologi pendidikan modern ini. Heinich dkk. sebagaimana Azhar Asyhad dalam media pembelajaran, mengemukakan sejumlah kelebihan yang ada pada media komputer sebagai media pembelajaran antara lain:
1. Memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya dalam memahami materi pelajaran.
2. Siswa dapat mengontrol sendiri aktivitas belajarnya.
3. Komputer dapat diprogram agar mampu memberikan umpan balik terhadap hasil belajar
4. Komputer dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran yang bersifat individual.
5. Komputer dapat menyampaikan materi pelajaran dengan tingkat realisme yang tinggi.
6. Komputer dapat menayangkan kembali hasil belajar siswa dan materi pelajaran yang telah lalu untuk menambah pemahaman siswa.18
17 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, .... hlm. 93.
18 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),
Islamic Courseware merupakan media pembelajaran yang berisi materi yang sesuai dengan pembelajaran dan dilengkapi dengan menu dalam bentuk tombol yang akan mengarahkan pengguna pada sub-sub materi sesuai kebutuhan pembelajaran yang diadakan. Sumber belajar dalam kajian ini adalah materi serta konsep-konsep dalam mata pelajaran akidah akhlak materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja, yang sudah ditanamkan di dalam program Islamic Courseware.
Selain itu juga dilengkapi dengan soal latihan untuk mengetahui kemampuan dan seberapa jauh peningkatan hasil belajar peserta didik setelah menggunakan Islamic Courseware ini, di mana tiap soal harus dijawab oleh pengguna kemudian peserta didik akan menganalisis jawaban yang diberikan untuk mengetahui kebenarannya.
Di dalam proses pembelajaran yang interaktif, guru tidak hanya berperan sebagai penyampai materi, tetapi juga menerima umpan balik dari siswa dan memberikan penguatan reinforcement terhadap hasil belajar yang telah mereka tempuh. Heinich dkk. (1992) mengajukan model perencanaan menggunakan media yang efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE. Model ini menyarankan enam kegiatan utama dalam perencanaan pengajaran sebagai berikut:
1. Menganalisis karekteristik umum kelompok sasaran, baik dari segi pengetahuan, keterampilan, dan sikap awal.
2. Menyatakan atau merumuskan tujuan pengajaran. Tujuan ini akan mempengaruhi pemilihan media dan urut-urutan penyajian dan kegiatan belajar.
3. Memilih, momodifikasi, atau merancang dan mengembangkan materi dan media yang tepat, dengan pertimbangan efektivitas dan efisiensi waktu.
4. Menggunakan materi dan media. Setelah materi dan media yang tepat diperlukan persiapan bagaimana dan berapa banyak waktu yang diperlukan untuk menggunakannya.
5. Meminta tanggapan dari siswa. Guru sebaiknya mendorong siswa memberikan respon dan umpan balik mengenai keefektivan proses belajar mengajar dengan media yang digunakan.
6. Mengevaluasi proses belajar. Tujuan utama evaluasi di sini adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa mengenai
tujuan pengajaran, keefektivan media, pendekatan, dan guru sendiri.19
Dengan penggunaan program aplikasi pembelajaran interaktif ini diharapkan akan memperjelas penyampaian materi serta makna dan kesan yang pada peserta didik, sehingga mereka akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Namun di samping itu, pemanfaatan media dalam proses belajar mengajar tentu saja mempunyai kelebihan dan kelemahaanya. Adapun kelebihan dan kekurangan dari jenis media pembelajaran seperti ini adalah sebagai berikut:
a) Kelebihannya yaitu :
1) Media ganda. Teks, audio, grafis, gambar diam, dan media gambar hidup dapat dikombinasikan dalam satu sistem yang mudah digunakan
2) Partisipasi pembelajaran. Dalam hal ini adanya interaksi melalui media video audio dalam kegiatan pembelajaran 3) Individualisasi.
b) Kelemahannya yaitu:
1) Hanya akan berfungsi untuk hal-hal sebagaimana yang telah diprogramkan
2) Memerlukan peralatan komputer multimedia
3) Perlu kemampuan pengoperasian, untuk itu perlu ditambahkan petunjuk pemanfaatan
4) Pengembangannya memerlukan waktu yang cukup lama20
B. Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia yang mencakup segala yang dipikirkan dan dikerjakan, dan sebaiknya belajar ini dibiasakan sejak manusia masih kecil. Begitu pentingnya belajar bagi manusia, Allah SWT menempatkan perintah belajar pada tempat pertama kali, sebagaimana ayat yang pertama kali turun adalah perintah untuk membaca. Hal ini dinyatakan dalam surat Al-Alaq ayat 1-5. Yaitu:
19 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, .... hlm. 65-67.
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq: 1-5)21Ada beberapa definisi tentang belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain dapat diuraikan sebagai berikut :
a) Menurut Cronbach, seperti yang dikutip dalam interaksi dan motivasi belajar mengajar (Sardiman A.M. : 2006): “learning is how by a in behavior as result of experience”. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa belajar yang efektif adalah melalui pengalaman dalam proses pembelajaran, seseorang berinteraksi langsung dengan objek belajar dengan menggunakan semua alat inderanya.22
b) Lyle E. Bourne dan JR., Bruce R. Ekstrand dalam psikologi pendidikan (Mustaqim : 2001), menyatakan: “learning as a relatively permanent change in behaviour traceable to experience and practice”. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang diakibatkan oleh pengalaman dan latihan.23
c) Slameto, sebagaimana dikutip Syaiful Bahri Djamarah dalam psikologi belajar juga merumuskan belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
21 Mahmud Yunus, Tafsir Qur‟an Karim 30 Juz, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1973),
hlm. 910.
22 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Grafindo
Persada, 2006), hlm. 20. 23
yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. 24
d) Menurut Clifford T. Morgan dapat dijelaskan sebagai berikut “Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of post experience”. Belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman yang lalu.25 e) Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid dalam kitab
at-Tarbiyah wa Thuruqut at-Tadris, mendefinisikan belajar sebagai berikut:
ٍةَقِباَس ٍةَرْ بِخ ىَلَع ُأَرْطُي ِمِّلَعَ تُمْلا ِنْهِذ ِفِ ُرْ يِيْغَ ت َوُه َمُّلَعَّ تلا َّنِا
اًدْيِدَج اًرْ يِيْغَ ت اَهْ يِف ُثُدْحَيَ ف
26”Belajar adalah perubahan tingkah laku pada hati (jiwa) si pelajar berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki menuju perubahan baru”.
Dari beberapa rumusan para ahli di atas, dapat dirumuskan bahwa belajar merupakan proses perubahan perilaku berdasarkan pengalaman dan latihan dalam interaksinya dengan lingkungan. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi: pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, kebiasaannya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, daya pikir, dan aspek lain yang ada pada individu.
2. Prinsip-prinsip Belajar
Belajar memiliki beberapa prinsip yang mencakup tiga ranah pembelajaran; afektif, kognitif, dan psikomotorik. Berikut adalah prinsip-prinsip belajar yaitu:
Pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri:
24 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2011), cet.
Ke-3, hlm. 13.
25 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, ... hlm. 33.
26 Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, at-Tarbiyah wa Thuruqut at-Tadris,
a) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari.
b) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya. c) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.
d) Positif atau berakumulasi.
e) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan. f) Permanen atau tetap, sebagaimana dikatakan oleh Wittig yang
dikutip dalam bukunya Agus Suprijono, belajar sebagai any relatively permanent change in an organism‟s behavioral repertoire that occurs as a result of experience.
g) Betujuan dan terarah.
h) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.
Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar dalah proses sistematik yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar.
Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman-pengalamam pada dasarnya adalah hasil dari interaksi peserta didik dengan lingkungannya.27
3. Unsur-unsur Belajar
Belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang saling berkaitan mengkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku. Beberapa unsur yang dimaksud adalah:
a) Motivasi Siswa
Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadi suatu perbuatan atau tindakan tertentu.
b) Bahan Belajar
Bahan belajar merupakan suatu unsur belajar yang penting mendapat perhatian oleh guru.
c) Alat Bantu Belajar
Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa melakukan perbuatan belajar, sehingga kegiatan belajar menjadi lebih efisien dan efektif. d) Suasana Belajar
Suasana belajar penting artinya bagi kegiatan belajar mengajar. Suasana yang menyenangkan dapat menumbuhkan kegairahan belajar, sedangkan suasana yang kacau, ramai, tak tenang, dan banyak gangguan, sudah tentu tidak menunjang kegiatan belajar yang efektif.
e) Kondisi Subjek Belajar
27 Agus Suprijono, Cooperative Learning; Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:
Kondisi subjek belajar turut menentukan kegiatan dan keberhasilan belajar. Siswa dapat belajar secara efisien dan efektif apabila berbadan sehat, memiliki inteligensi yang memadai, siap untuk melakukan kegiatan belajar, memiliki bakat khusus, dan pengalaman yang bertalian dengan pelajaran, serta memiliki minat untuk belajar.28
4. Teori-teori Belajar
a) Teori Belajar menurut Piaget
Menurut Piaget, proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangan sesuai dengan umurnya. Pola dan tahap ini bersifat hirarkhis, artinya harus dilalui berdasarkan urutan tertentu dan seseorang tidak dapat belajar sesuatu yang berada di luar tahap kognitifnya.29
Kesalahan yang biasanya terjadi dalam proses pembelajaran adalah guru selalu membuat satu pemahaman bahwa peserta didik memiliki situasi dan kondisi yang sama, baik motivasi belajar, tingkat kecerdasan ataupun daya tangkap terhadap pemahaman materi.
Melalui media pembelajaran Islamic courseware inilah diharapakan kesalahan itu mampu diminimalisir, dengan asumsi bahwa media pembelajaran ini dapat meningkatkan motivasi dan respon peserta didik dalam proses pembelajaran, serta terciptanya suasana belajar yang interaktif dan komunikatif. Ketika ada beberapa anak yang memiliki tingkat pemahaman yang lebih lambat, mereka bisa mempelajarinya kembali pada ruang dan waktu yang tidak harus sama dan dengan beberapa tahapan yang dibiasakan.
b) Teori Belajar menurut J. Bruner
Belajar menurut Bruner tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi
28
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 50-52.
29 C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm.
sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah.30
Proses pembelajaran tidak semata-mata harus selalu terpaku pada kurikulum serta beberapa aturan terikat lainnya. Itu artinya bahwa unsur-unsur tersebut harus lebih bisa menyesuaikan dengan kondisi peserta didik serta lingkungan di sekitarnya. Karena tidak semua peserta didik berangkat dari satu pemahaman yang sama. Melalui media inilah diharapkan kendala yang terjadi pada peserta didik hubungannya dengan proses pembelajaran akan dapat diatasi.
c) Teori dari R. Gagne
Terhadap masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi, yaitu:
1) Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku;
2) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.31
Berangkat dari teori Gagne tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar mengajar pendidik diharapkan bisa menjadi motivator. Dengan kreativitas seorang pendidik, pelajaran akan lebih mudah diterima oleh peserta didik. Media pembelajaran Islamic courseware ini paling tidak menjadi alternatif bagi pendidik untuk mentransfer pengetahuan dengan cara yang lebih menyenangkan. d) Teori belajar bermakna David Ausubel
Menurut David Ausubel dijelaskan bahwa proses pembelajaran bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif peserta didik.32 Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa pembelajaran ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi, atau situasi baru dengan
30 Ibid., hlm. 42.
31 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, …. hlm. 22.
komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif peserta didik.
C. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Nana Sudjana hasil belajar didefinisikan sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar pada hakikatnya merupakan kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.33
2. Ruang Lingkup Hasil Belajar
Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah yaitu: ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
a) Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, sintesis, dan evaluasi.
b) Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.
c) Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan persetual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif serta interpretatif.34
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar peserta didik di sekolah, secara garis besar faktor tersebut adalah:
33 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009), cet. 14, hlm. 22. 34
a) Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa)
Yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani peserta didik seperti mata, telinga, bakat dan minat peserta didik.35 Faktor internal meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis, yang setidak-tidaknya ada lima faktor yang tergolong faktor psikologis yaitu, intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi siswa.36
Seperti yang kita ketahui, manusia tidak akan memperoleh sebuah keberhasilan saat dalam dirinya sendirinya tidak mau berubah menjadi lebih baik, lebih-lebih muncul sifat pesimis dalam bertindak. Hal ini dapat mempengaruhi segala aktifitas yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
b) Faktor Eksternal (faktor yang ada di luar diri siswa)
Yang termasuk faktor eksternal siswa di antaranya yaitu: lingkungan sosial yang mempengaruhi kegiatan belajar siswa, lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Sedangkan lingkungan non-sosial yaitu berupa gedung dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, serta keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.37
Keberadaan lingkungan sekitar tentunya harus diperhatikan, ini tidak lepas dari kenyamanan seseorang. Saat kondisi lingkungan sekitar aman dan nyaman dapat dipastikan kita memperoleh sebuah hasil yang maksimal, jika dibandingkan saat kondisi disamping kita sebaliknya.
c) Faktor Pendekatan belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini
35
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003), hlm. 132.
36 Ibid., hlm. 133.
37
berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu (Lowson, 1991).38 Pendekatan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dalam taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa selain faktor internal dan eksternal. Contohnya dengan adanya belajar bersama maka hasilnya akan lebih berkesan, oleh karena itu hasil belajar peserta didik akan lebih mudah untuk ditingkatkan.
Dalam pembelajaran tidak lepas dari tujuan awal dari pembelajara itu sendiri, yaitu terkait dengan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik. Namun perlu diperhatikan berhasil dan tidak pembelajaran itu sendiri tidak terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal maupun eksternal, serta pendekatan yang dilakukan. Oleh karena itu, harus ada upaya agar pencapaian itu dapat maksimal.
Islamic courseware sebagai media pembelajaran yang didesain dengan perpaduan teknologi diharapkan mampu menjadi alat untuk mempermudah proses pembelajaran. Sehingga peserta didik tidak merasa bosan dengan pembelajaran yang sedang berlangsung.
D. Pembelajaran Akidah Akhlak
Pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.39
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik, yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik, sumber belajar dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan
38
Ibid., hlm. 139.
39 Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam
Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, (Jakarta: Indonesia Legal Center Publishing, 2008), hlm. 113.
belajar peserta didik baik di kelas maupun di luar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak, untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan.40
Sedangkan yang dimaksud dengan akidah akhlak adalah “salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari akidah dan akhlak yang telah dipelajari oleh peserta didik di Madrasah Tsanawiyah (MTs)/SMP”.41
Pembelajaran akidah akhlak merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang menitikberatkan pada akidah akhlak sebagai materi pembelajarannya.
Adapun tujuan pembelajaran akidah akhlak adalah:
a) Menumbuhkembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang aqidah akhlak sehingga menjadi manusia muslim yang berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT;
b) Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manfestasi dari ajaran dan nilai-nilai aqidah Islam.42
E. Kajian Pustaka
Penelitian tentang penggunaan media-media pembelajaran (multimedia learning) dalam kegiatan belajar mengajar telah banyak dilakukan. Yang menjadi perbedaan antara satu dengan lainnya hanya bentuk media elektronik yang digunakan, bisa berbentuk audiovisual gerak, cetak, video ataupun media komputer lainnya. Dalam hal ini peneliti lebih spesifik melakukan penelitian dengan menggunakan media pembelajaran Islamic courseware, yang di dalamnya terdapat unsur-unsur audio-visual dan atau video. Penelitian-penelitian yang telah ada diharapkan bisa menjadi pembanding sekaligus referensi yang relevan dengan permasalahan yang peneliti angkat, sekaligus
40 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, , … hlm. 10.
41
Kementerian Agama Republik Indonesia, Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran Akidah Akhlak Madrasah Aliyah Program IPA, IPS, dan Bahasa, (Jakarta: Dirjen Pendis Kemenag, 2010), hlm. v.
42 Ibid.
sebagai bahan pertimbangan untuk membandingkan masalah-masalah yang diteliti baik dari segi metode dan objek penelitian.
Pertama Ati Hamidah (NIM 033111181). “Efektivitas Media Audio dalam Pembelajaran Akidah Akhlak (Studi Tindakan Pada Siswa Kelas VIII di MTs N 2 Semarang Tahun Ajaran 2008-2009)”. Penelitian ini merupakan studi tindakan (action research) dengan menggunakan instrumen observasi. Lebih spesifik peneliti menggunakan media pembelajaran berupa audio dalam kegiatan belajar mengajar, dengan tujuan penerapan media tersebut mampu meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran yang diajarkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan dari penggunaan media audio menunjukkan adanya relevansi yang signifikan terhadap peningkatan pemahaman peserta didik dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Akidah Akhlak siswa kelas VIII di MTs N 2 Semarang. Hal ini dapat dilihat dari skor efektivitas yang dihasilkan mencapai standar kelulusan.
Kedua Abdul Basith (NIM 3101205). “Pengaruh Penggunaan Multimedia Terhadap Minat Belajar Siswa dalam Materi Ibadah Haji di Madrasah Aliyah NU Banat Kudus”. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang kemudian data hasil dari lapangan diperoleh dengan menggunakan metode survei serta menggunakan teknik analisis korelasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan atau pengaruh yang signifikan antara penggunaan multimedia terhadap minat belajar siswa. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi atau pengaruh yang cukup signifikan antara keduanya. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh dalam penelitian dengan pencapaian skor pada interval yang memenuhi standar kelulusan.
Adapun pada penulisan skripsi ini peneliti lebih menitikberatkan pada kajian tentang penerapan media pembelajaran Islamic courseware dalam proses pembelajaran peserta didik, yang difokuskan pada mata pelajaran akidah akhlak materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja di Kelas XI MA Zainurrahman Cikeusal Ketanggungan Brebes. Dengan adanya penerapan
media pembelajaran tersebut diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik.
F. Rumusan Hipotesis
Hipotesis berasal dari dua penggalan kata yaitu “hypo” yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.43
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya.44 Bisa juga dikatakan bahwa hipotesis merupakan dugaan yang mungkin benar dan mungkin juga salah. Artinya bahwa hipotesis sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dari hasil penelitian.
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara yang harus dibuktikan kebenarannya. Dalam hal ini, maka peneliti mengajukan hipotesis bahwa penerapan media pembelajaran Islamic courseware efektif untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Akidah Akhlak materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja di Kelas XI MA Zainurrahman Cikeusal Ketanggungan Brebes Tahun Ajaran 2011/2012.
43 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), cet. 14, hlm. 110. 44
R
1X O
1R
2O
2 Keterangan: R1 : kelompok Eksperimen R2 : kelompok kontrol X : treatmentO1 : hasil pengukuran pada kelompok eksperimen
O2 : hasil pengukuran pada kelompok kontrol BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian adalah salah satu media yang digunakan dalam menulis dengan prosedur yang telah ditentukan. Penelitian pada hakekatnya adalah suatu upaya dan bukan hanya sekedar pengamatan yang diteliti dari suatu objek yang sudah tetap (fixed) tingkat kebenarannya, sebab kebenaran di sini bersifat tentatif.45
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam hal ini adalah penelitian kuantitatif yang lebih bersifat pada jenis penelitian kuantitatif eksperimen. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang tidak mementingkan kedalaman data, yang penting dapat merekam data sebanyak-banyaknya dari populasi yang luas.46 Pada umumnya penelitian ini identik dengan pendekatan deduktif yang berangkat dari persoalan umum (teori) ke hal khusus sehingga penelitian ini harus ada landasan teorinya.
Metode penelitian kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode eksperimen yang berdesain “Posttest-Only Control Design”, karena dalam tujuan penelitian ini untuk mencari pengaruh treatment. Adapun pola desain penelitian ini sebagai berikut.47
45 Masyhuri dan M. Zainuddin, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif,
(Bandung: PT. Refika Aditama, 2009), hlm. 8.
46 Ibid., hlm. 13.
47 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Data nilai ulangan harian pelajaran akidah akhlak pada materi akhlak terpuji adil, rida, amal saleh, persatuan dan kerukunan di kelas XI MA Zainurrahman Cikeusal
Ketanggungan Brebes
Kelas XI A dengan media pembelajaran Islamic courseware
sebagai kelas eksperimen
Kelas XI B dengan model
pembelajaran Konvensional
sebagai kelas kontrol
PBM pada materi pokok akhlak terpuji dalam pergaulan remaja
Tes tentang materi pokok akhlak terpuji dalam pergaulan remaja
Analisis tes tentang materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja
Membandingkan tes tentang materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja dari kelas
eksperimen dengan kelas kontrol
Menyusun hasil penelitian
Skema penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Kelas eksperimen diterapkan pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan media pembelajaran Islamic courseware. Sedangkan kelas kontrol dibiarkan tanpa diperlakukan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran Islamic courseware. Setelah proses belajar mengajar selesai, untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dilakukan posttest di kedua kelas sampel dengan menggunakan soal evaluasi yang sama.
Dari hasil skor posttest kedua kelas sampel dilakukan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji perbedaan rata-rata atau uji t pihak kanan dari skor pencapaian tersebut untuk mengetahui apakah perbedaan skor pencapaian pada kedua kelas sampel itu signifikan atau tidak secara statistik.