• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Token Ekonomi

2.3.1 Konsep Kedisiplinan

Secara umum disiplin mengarah pada sikap taat dan tertib terhadap peraturan yang ada. Artinya bila seseorang berperilaku disiplin maka ia akan taat dan patuh pada peraturan yang ada pada lingkungannya.

Kata disiplin sering diungkapkan orang bilamana seorang melihat orang tua yang keras dan penuh peraturan dalam mendidik anaknya, atau melihat suatu sekolah yang menerapkan tata tertib sekolah secara ketat dan tanpa kompromi. Banyak anggota masyarakat yang sering salah mengartikan arti disiplin dalam kehidupan sehari-hari, disiplin sering diartikan bilamana salah harus dihukum dengan hukuman fisik, misal: dipukul, dicambuk, dan lain-lain.

Disiplin berasal dari kata disciple artinya orang yang belajar secara sukarela mengikuti seorang pemimpin, apakah itu orang tua, guru, atau orang dewasa lainnya yang berwenang mengatur kehidupan bermasyarakat. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (Sujiono 2005: 28) disiplin adalah tata tertib yang umumnya terjadi di sekolah atau di pedidikan militer.

Menurut Riberu (Wantah 2005: 139) Istilah disiplin diturunkan dari kata latin disciplina yang berkaitan dengan langsung dua istilah lain, yaitu discere (belajar) dan discipulus (murid). Disciplina dapat berarti apa yang disampaikan oleh seorang guru kepada murid. Disiplin diartikan sebagai penataan perilaku, dan peri hidup sesuai dengan ajaran yang dianut. Penataan perilaku yang dimaksud yaitu kesetiaan dan

kepatuhan seseorang terhadap penataan perilaku yang umumnya dibuat dalam bentuk tata tertib atau peraturan harian.

Menurut Anonimous (Wantah 2005: 140) disiplin adalah suatu cara untuk membantu anak agar dapat mengembangkan pengendalian diri. Dengan menggunakan disiplin anak dapat memperoleh suatu batasan untuk memperbaiki tingkahlaku yang salah. Disiplin juga mendorong, membimbing, dan membantu anak agar memperoleh perasaan puas karena kesetiaan, kepatuhan dan mengajarkan kepada anak bagaimana berpikir secara teratur.

Konsep populer dari disiplin adalah sama dengan hukuman. Menurut konsep ini, disiplin digunakan hanya bila anak melanggar peraturan dan perintah yang diberikan orang tua, guru atau orang dewasa yang berwenang mengatur kehidupan bermasyarakat, tempat anak itu tinggal. Keyakinan bahwa anak-anak memerlukan disiplin dari dulu sudah ada, tetapi terdapat perubahan dalam sikap mengenai mengapa mereka memerlukannya.

Pada masa lampau dianggap bahwa disiplin perlu untuk menjamin anak menganut standar yang ditetapkan masyarakat dan yang harus dipatuhi anak agar tidak ditolak masyarakat. Sekarang telah diterima bahwa anak membutuhkan disiplin, bila mereka ingin bahagia, dan menjadi orang yang baik maka melalui disiplinlah mereka dapat berperilaku dengan cara yang diterima masyarakat.

Disiplin perlu untuk perkembangan anak, karena memenuhi beberapa kebutuhan tertentu, dengan demikian disiplin memperbesar kebahagiaan dan penyesuaian pribadi anak dengan sosial anak. Bila disiplin diharapkan mampu

mendidik anak untuk berperilaku sesuai dengan standar yang ditetapkan kelompok sosial maka mereka harus mempunyai unsur-unsur pokok dalam kedisiplinan.

Adapun cara mendisiplinkan yang digunakan yaitu peraturan sebagai pedoman dalam berperilaku, konsisten dalam peraturan tersebut, hukuman untuk pelanggaran peraturan dan hadiah atau penghargaan untuk perilaku baik yang sejalan dengan peraturan yang berlaku (Hurlock 1978: 82).

Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai–nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap siswa. Konsep disiplin berkaitan dengan tata tertib, aturan, atau norma dalam kehidupan bersama yang melibatkan orang banyak.

Menurut Moeliono (1993: 208) disiplin artinya adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, aturan, atau norma, dan lain sebagainya. Sedangkan pengertian siswa adalah pelajar atau anak (orang) yang melakukan aktifitas belajar (Ibid: 849). Dengan demikian disiplin siswa adalah ketaatan (kepatuhan) dari siswa kepada aturan, tata tertib atau norma di sekolah yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar.

Dari pengertian tersebut, kedisiplinan siswa dapat dilihat dari ketaatan (kepatuhan) siswa terhadap aturan (tata tertib) yang berkaitan dengan jam belajar di sekolah, yang meliputi jam masuk sekolah dan keluar sekolah, kepatuhan siswa

dalam berpakaian, kepatuhan siswa dalam mengikuti kegiatan sekolah, dan lain sebagainya. Semua aktifitas siswa yang dilihat kepatuhannya adalah berkaitan dengan aktifitas pendidikan di sekolah, yang juga dikaitkan dengan kehidupan di lingkungan luar sekolah.

Pengertian disiplin seringkali dikacaukan dengan pengertian tertib. Meskipun keduanya sama-sama menunjukkan keberaturan, namun muatan geneologisnya berbeda. Kalau disiplin adalah perilaku manusia yang muncul atas dasar justifikasi moralitas, ini berarti disiplin merupakan hasil proses kebudayaan (civilas dei), maka sebaliknya, tertib adalah perilaku manusia yang dibangun atas dasar justifikasi kemasyarakatan.

Dengan demikian ketertiban adalah produk peradaban atau hasil kontrak sosial dalam kebersamaan. Secara filosofis, perilaku disiplin muncul karena hasil proses penyadaran dan kesadaran yang hakiki melalui proses perenungan kemanusiaan sehingga mustahil jika dalam komunitas religius muncul perilaku tidak disiplin. Sebaliknya, perilaku tertib adalah hasil proses inteleklualitas manusia melalui proses berpikir tesis, sintesis dan antitesis, untuk mengatur hubungan kemasyarakatan yang mengandung dimensi sosiologis bukan humanitis.

Maka dari itu, sanksi yang diberikan pada mereka yang tidak disiplin biasanya merupakan sanksi moral lantaran mereka melanggar kaidah moralitas bukan sanksi hukum. Sebaliknya pada mereka yang tidak tertib diberikan sanksi hukum karena mereka melawan kontrak-kontrak sosial yang telah disepakati bersama sebagai aturan main dalam kemasyarakatan. Proses kesadaran dan penyadaran manusia untuk

menghasilkan perilaku disiplin juga dipengaruhi oleh faktor ekologis atau tata ruang kewilayahan di mana mereka tinggal.

Konsep disiplin sekarang ini cenderung berkembang dan memiliki cakupan yang amat luas, meliputi disiplin dalam dimensi yang merupakan faktor penyebab munculnya perilaku tidak disiplin. Melalui metode eksplanatori yang serba terbatas rnenemukan bahwa sekalipun anak-anak tinggal di wilayah yang kumuh didukung pekerjaan, pendidikan dan penghasilan orang tuanya yang rendah, tetap saja ini menunjukkan mereka berperilaku disiplin.

Anak berperilaku disiplin pada kenyataannya tidak ditentukan oleh bekerjannya variabel-variabel tersebut, tapi rnelalui proses internalisasi yang berlangsung dalam keluarga. Sekalipun orang tua rendah dalam pendidikan, penghasilan, dan pekerjaan yang tidak menentu, tapi ia bersedia memberikan contoh perilaku yang baik dalam kesehariannya, maka inilah yang mempengaruhi proses pembentukan kesadaran untuk berperilaku disiplin.

Dari pengertian disiplin diatas dapat disimpulkan bahwa pokok utama disiplin adalah peraturan. Adapun yang dimaksud dengan peraturan adalah pola tertentu yang ditetapkan untuk mengatur perilaku seseorang. Agar peraturan dapat berlangsung dengan efektif, maka peraturan harus dapat dimengerti, diingat, dan diterima oleh anak.

Dokumen terkait