• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Konsep Kekambuhan .1Pengertian .1Pengertian

Kambuh merupakan keadaan pasien dimana muncul gejala yang sama seperti sebelumnya dan mengakibatkan pasien harus dirawat kembali (Andri, 2008). Kekambuhan pasien skizofrenia adalah istilah yang secara relatif merefleksikan perburukan gejala atau perilaku yang membahayakan pasien dan atau lingkungannya. Tingkat kekambuhan sering di ukur dengan menilai waktu

32

antara lepas rawat dari perawatan terakhir sampai perawatan berikutnya dan jumlah rawat inap pada periode tertentu (Pratt, 2006).

Kekambuhan pasien skizofrenia adalah munculnya kembali gejala-gejala pisikotik yang nyata. Angka kekambuhan secara positif hubungan dengan beberapa kali masuk Rumah Sakit (RS), lamanya dan perjalanan penyakit. Penderita-penderita yang kambuh biasanya sebelum keluar dari RS mempunyai karakteristik hiperaktif, tidak mau minum obat dan memiliki sedikit keterampilan sosial (Akbar, 2008).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan kekambuhan pasien skizofrenia adalah kembalinya suatu penyakit setelah nampaknya mereda. Kekambuhan menunjukkan kembalinya gejala-gejala penyakit yang sebelumnya cukup parah dan menganggu aktifitas sehari-hari dan memerlukan rawat inap dan rawat jalan yang tidak terjadwal.

2.5.2 Frekuensi Kekambuhan Skizofrenia

Frekuensi kekambuhan dinilai dari banyaknya jumlah kekambuhan yang dialami pasien dalam kurun waktu tertentu. Sebuah studi yang dilakukan di Hongkong oleh Christy (2011) menemukan bahwa dari 93 pasien psikosis, tingkat kekambuhan adalah 21% pada tahun pertama, 33% pada tahun kedua, dan 40% pada tahun ketiga. Penelitian lain di wilayah kerja Puskesmas Mantup Lamongan menyatakan bahwa kekambuhan skizofrenia adalah 1-2 kali dalam satu tahun.

33

Menurut Nurdiana (2007) dalam Nifu (2012) kejadian kekambuhan skizofrenia dapat dikategorikan menjadi kategori rendah, tinggi dan sedang. Dikatakan kategori rendah apabila klien tidak pernah kambuh dalam waktu satu tahun, sedang apabila klien kambuh satu kali dalam waktu kurang dari satu tahun dan tinggi apabila klien kambuh lebih dari dua kali dalam satu tahun.

2.5.3 Tanda dan Gejala Kekambuhan

Menurut Samsara (2010), beberapa tanda dan gejala awal kekambuhan yang perlu dikenali oleh anggota keluarga :

1. Mulai menarik diri dari lingkungan : tidak mau bergaul, mengurung diri di dalam kamar, asyik dengan kegiatan pribadi

2. Mengabaikan perawatan diri, tidak mau mandi, membiarkan rambut kotor dan kuku tidak kotor dan tidak dirawat

3. Perilaku aneh dan tidak biasanya seperti bicara dan tertawa sendiri

4. Mendengar suara yang tidak ada sumbernya, adanya idea tau pikiran yang aneh-aneh

5. Susah tidur, malam lebih banyak terjaga, mondar-mandir dan mengerjakan sesuatu yang tidak jelas

6. Emosi berubah, mudah marah, ketakutan dan gelisah 7. Susah untuk konsentrasi

8. Mudah lupa

34

10.Perasaan takut kepada orang lain, barang dan tempat yang biasaanya serta curiga yang terlau berlebihan

11.Merasakan orang lain membicarakan dan mentertawakan dirinya

2.5.4 Tahap-Tahap Kekambuhan

Menurut Stuart dan Sundeen (2005), relaps dibagi menjadi 4 tahap, yaitu : 1. Overextension

Tahap ini menunjukkan ketegangan yang berlebihan. Pasien mengeluh perasaannya terbebani. Gejala dari cemas makin intensif dan energi yang besar digunakan untuk mengatasi hal ini.

2. Restricted Consciousnes

Tahap ini menunjukkan pada kesadaran yang terbatas. Gejala yang sebelumnya cemas digantikan oleh depresi

3. Disinhibition

Penampilan pertama pada tahap ini adalah adanya hipomania dan biasanya meliputi munculnya halusinasi (Halusinasi tahap 1 dan II) dan delusi, dimana pasien tidak lagi mengontrol defense makanisme sebelumnya telah gagal disini. Hipomania awal ditandai dengan mood yang tinggi. Kegembiraan optimisme dan percaya diri. Gejala lain dari hipomania ini adalah percaya diri yang berlebihan, waham kebesaran, mudah marah, senang dan bersukaria dalam menghambur-hamburkan uang, euphoria.

35

4. Psikotic Disorganization

Pada saat ini gejala psikotik sangat jelas dilihat. Tahap ini diuraikan sebagai berikut :

a. Pasien tak lagi mengenal lingkungan/orang yang familiar dan mungkin menuduh anggota keluarga menjadi penipu. Agitasi yang ekstrim mungkin terjadi, fase ini dikenal sebagai penghancuran dari dunia luar.

b. Pasien kehilangan identitas dan mungkin melihat dirinya sendiri sebagai pihak orang ke-3. Fase ini menunjukkan kehancuran pada diri.

c. Total Fragmentation adalah kehilangan kemampuan untuk membedakan realitas dari psikosis dan kemungkinan dikenal sebagai loudly psychotic

d. Psychotic Resolution

Tahap ini terjadi di rumah sakit. pasien diobati dan masih mengalami psikosis tetapi gejala berhenti atau diam.

2.5.5 Faktor yang Mempengaruhi Kekambuhan

Ada beberapa hal yang bisa memicu kekambuhan skizofrenia, antara lain tidak minum obat dan tidak kontrol ke dokter secara teratur, menghentikan sendiri obat tanpa persetujuan dari dokter, kurangnya dukungan dari keluarga dan masyarakat, serta adanya masalah kehidupan yang berat yang membuat stress (Akbar, 2008).

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kekambuhan skizofrenia, meliputi faktor individu, faktor terapi dan faktor lingkungan. Faktor individu merupakan faktor yang berasal dari dalam diri pasien, salah satunya adalah

36

kepercayaan pasien terhadap pengobatan. Kepercayaan terhadap pengobatan merupakan satu hal yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kekambuhan, karena hal ini akan berdampak terhadap kepatuhan klien dalam menjalani pengobatan (Chi Mei dalam Inneke, 2011). Faktor terapi yang dimaksud adalah faktor yang berasal dari terapis. Dokter berperan dalam pengobatan klien, memberikan obat dengan efek samping merugikan yang minimal. Efek samping yang umum dan penting adalah efek samping pada ekstrapiramidal, gangguan seksual, dan penambahan berat badan. Pasien yang tidak mengalami efek samping terhadap pengobatannya kemungkinan lebih mau melanjutkan pengobatan (Loebis dalam Inneke, 2011). Selain itu, tenaga kesehatan seharusnya membangun hubungan terapeutik dengan pasien. Pasien dan keluarga harus diberi informasi tentang penyakitnya. Faktor terakhir adalah faktor lingkungan, yang termasuk di dalamnya adalah keluarga, teman dan masyarakat luas. Penerimaan lingkungan sosial terhadap keberadaan pasien skizofrenia secara langsung akan mempengaruhi kesehatan mental pasien. Sebaliknya stigma negatif serta isolasi dari lingkungan sosial akan memicu stress pasien yang akan berujung pada kambuhnya skizofrenia.

2.5.6 Peran Keluarga dalam Mencegah Kekambuhan

Menurut Samsara (2010), beberapa hal yang perlu diperhatikan keluarga untuk mencegah kekambuhan antara lain :

37

2) Memotivasi dan membawa anggota keluarganya yang menderita skizofrenia untuk kontrol ke dokter secara teratur

3) Memberikan dukungan dan rasa aman serta kehangatan

4) Menerima orang dengan skizofrenia apa adanya, tidak menyalahkan, mengkritik, membanding-bandingkan atau mengucilkan

5) Melibatkan anggota keluarganya yang menderita skizofrenia pada berbagai kegiatan atau pekerjaan yang seusia dengan kemampuannya

Dokumen terkait