• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Keluarga .1 Definisi

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 27-32)

Keluarga merupakan suatu kesatuan yang utuh yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi. Para anggota keluarga biasanya hidup bersama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran sosial seperti suami-istri, ayah-ibu, anak laki-laki dan perempuan, saudara-saudari. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama yaitu kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri (Harnilawati, 2013).

2.4.2 Struktur Keluarga

Menurut Harnilawati (2013) struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat. Struktur keluarga terdiri dari :

a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu tersusun melalui jalur garis ayah.

b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.

d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

e. Keluarga kawin adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan denga suami atau istri.

2.4.3 Tipe Keluarga

Menurut Friedman (dalam Ali, 2009) mengemukakan bahwa tipe keluarga terdiri dari beberapa macam, antara lain :

a. Nuclear Family (keluarga inti) : terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungjawabnya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari sanak keluarga lainnya.

b. Extended family (keluarga besar) : satu keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang satu sama lain.

c. Single parent family : satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga (ayah/ibu) dan hidup bersama dengan anak-anak yang masih bergantung kepadanya.

d. Nuclear dyed : keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal dalam satu rumah yang sama.

e. Blended family : suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan, yang masing-masing pernah menikah dan membawa anak hasil perkawinan terdahulu.

f. Three generation family : keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu kakek, nenek, bapak, ibu, dan anak dalam satu rumah.

g. Single adult living alone : bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu orang dewasa yang hidup dalam rumahnya.

h. Middle age atau elderly couple : keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri paruh baya.

2.4.4 Fungsi Keluarga

Menurut Friedman (dalam Ali, 2009) mengemukakan keluarga dibagi menjadi beberapa fungsi, antara lain :

a. Fungsi afektif : berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan dasar kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Anggota keluarga mengembangkan gambaran diri yang positif, peran dijalankan dengan baik, dan penuh rasa kasih sayang.

b. Fungsi sosialisasi : proses perkembangan dan perubahan yang dialalui individu menghasilkan interaksi sosial, dan individu tersebut melaksanakan perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu melaksanakan sosialisasi dengan anggota keluarga dan belajar disiplin, norma budaya, dan perilaku melalui interaksi dalam keluarga, sehingga individu mampu berperan di dalam masyarakat.

c. Fungsi reproduksi : fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.

d. Fungsi ekonomi : fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti makanan, pakaian, perumahan, dan lain-lain.

e. Fungsi perawatan keluarga : keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan, dan asuhan kesehatan/keperawatan. Kemampuan keluarga melakukan asuhan keperawatan atau pemeliharaan kesehatan mempegaruhi status kesehatan. Tugas-tugas keluarga dalam memelihara kesehatan terdiri atas :

- Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga.

- Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat.

- Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit.

- Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

- Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas kesehatan

Menurut Undang-Undang No.10 (1992 dalam Ali, 2009) membagi fungsi keluarga, antara lain :

a. Fungsi kagamaan : membina norma/ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh anggota keluarga.

b. Fungsi budaya : membina tugas keluarga sebagai sarana untuk meneruskan norma budaya, masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan.

c. Fungsi cinta kasih : menumbuhkan potensi simbol cinta kasih sayang yang telah ada dianggota keluarga dalam simbol nyata, seperti ucapan dan tingkah laku secara optimal dan terus-menerus.

d. Fungsi perlindungan : memenuhi kebutuhan akan rasa aman di antara anggota keluarga, bebas dari rasa tidak aman yang tumbuh dari dalam maupun dari luar keluarga.

e. Fungsi sosialisasi : menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak yang pertama dan utama.

f. Fungsi pelestarian lingkungan : membina kesadaran dan praktik pelestarian lingkungan internal keluarga, membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan hidup eksternal keluarga, membina kesadaran, sikap, dan perilaku pelestraian lingkungan hidup yang serasi, dan seimbang antara lingkungan keluarga dan lingkungan hidup sekitarnya.

2.4.5 Peran Keluarga

Menurut Ali (2009) mengemukakan bahwa peran keluarga terbagi atas tiga, yaitu :

a. Peran Formal : membentuk peran dasar sebagai suami istri yaitu sebagai provider, pengatur rumah tangga, perawatan anak, sosialisasi anak, rekreasi, persaudaraan, terapeutik, dan peran seksual.

b. Peran Informal : meliputi beberapa hal yaitu pengharmonis, inisiater-kontributor, pendamai (Compromizer), perawat keluarga, koordinator keluarga

c. Peran Perkawinan : Kebutuhan keluarga dalam membangun hubungan yang kuat dan kokoh serta anaka-anak terutama dapat mempengaruhi hubungan keluarga yang memuaskan.

2.4.6 Perilaku Kesehatan Keluarga

Menurut Harnilawati (2013) perilaku kesehatan keluarga terdiri atas :

a. Health Maintenance (perilaku pemeliharaan kesehatan) yaitu perilaku seseorang/keluarga untuk memelihara kesehatan, misalnya perilaku pencegahan penyakit, perilaku peningkatan kesehatan, perilaku mempertahankan nutrisi yang baik.

b. Health Seeking Behavior (perilaku pencarian dan penggunaan fasilitas kesehatan) yaitu perilaku seseorang/keluarga pada saat anggota keluarga sakit atau mengalami masalah kesehatan, dimulai dari saat mengobati sendiri sampai mencari pengobatan di layanan kesehatan.

c. Perilaku Kesehatan Lingkungan yaitu perilaku keluarga dalam melakukan hidup sehat, misalnya makan dengan menu seimbang, olahraga teratur, tidak merokok, tidak minuman keras, istirahat cukup, pengendalian stres, gaya hidup positif, dan perilaku saat sakit yaitu bagaimana respon terhadap penyakit/kondisi sakit, apakah memiliki pengetahuan dan persepsi yang tepat tentang sakit dan tindak lanjut apa yang harus dilakukan.

2.5 Faktor Penghambat Keluarga Untuk Mencegah Penularan TB Paru

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 27-32)

Dokumen terkait