2. TINJAUAN PUSTAKA
2.4. Kerentanan Pulau-Pulau Kecil
2.4.1. Konsep Kerentanan
Kerentanan memiliki banyak pengertian, baik ditinjau dari aspek maupun dari sisi cakupan. Menurut Ford (2002), pengertian kerentanan mengandung dua aspek, yaitu yang terkait dengan sifatnya (relative nature) dan terkait dengan
cakupan atau skala. Terkait dengan sifatnya, kerentanan adalah suatu entitas dari suatu sistem yang menggambarkan kondisinya, sedangkan dilihat dari skalanya, kerentanan digunakan dalam berbagai skala yang berbeda, seperti rumah tangga, komunitas, ataupun negara. Pada Tabel 4 disajikan beberapa pengertian kerentanan.
Tabel 4. Beberapa pengertian kerentanan
Nama Tahun Pengertian
Timmerman 1981 Derajat atau tingkatan pada suatu sistem bertindak terhadap suatu kejadian yang tidak baik.
Susman et al. 1983 Derajat atau tingkat pada suatu kelas sosial yang berbeda
dalam hal resiko baik suatu kejadian fisik maupun efek dari sistem sosial
Kates et al. 1985 Kapasitas yang dapat diadaptasi dari suatu gangguan atau
reaksi terhadap kondisi yang kurang baik UN Department
of Humanitarian Affairs
1992 Tingkat kehilangan (0-100%) yang dihasilkan dari suatu potensi dampak fenomena alam
Cutter 1993 Kecenderungan yang dialami oleh individu atau kelompok yang akan terekspose terhadap suatu bahaya Watts dan
Bohle
1993 Kerentanan didefinisikan sebagai fungsi dari keterbukaan, kapasitas dan potensial, dimana respon terhadap kerentanan untuk mereduksi keterbukaan dan meningkatkan kemampuan mengatasi, dan atau menguatkan potensi pemulihan
Blaikie et al. 1994 Karakteristik dari seseorang atau sekumpulan orang
terkait dengan kemampuannya untuk mengantisipasi mengatasi, resisten dan memulihkan diri dari dampak bencana alam
Bohle et al. 1994 Suatu ukuran secara agregate kesejahteraan manusia
yang terintegrasi antara lingkungan, sosial, ekonomi dan politik dalam mengatasi gangguan
Dow dan Downing
1995 Perbedaan kepekaan dari keadaan yang berpengaruh terhadap kondisi rentan, seperti faktor biofisik, demografi, ekonomi, sosial, dan teknologi
Smith 1996 Konsep kerentanan diisyaratkan ukuran resiko kombinasi dari kemampuan ekonomi dan sosial untuk mengatasi dampak kejadian
Vogel 1998 Karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang terkait dengan kapasitasnya dalam mengantisipasi, mengatasi, bertahan, dan memulihkan diri dari dampak perubahan iklim
Adger dan Kelly
1999 Kondisi individu atau kelompok masyarakat dalam kaitannya dengan kemampuannya mengatasi dan beradaptasi terhadap berbagai tekanan eksternal yang mengganggu kehidupan mereka.
Nama Tahun Pengertian Karsperson et
al.
2001 Tingkatan pada suatu sistem yang dipengaruhi oleh keterbukaan atau gangguan/tekanan dan kemampuan untuk mengatasi atau memulihkan diri terhadap gangguan
Liechenko and O’Brien
2002 Dinamika kerentanan adalah proses-proses ekonomi nasional dan internasional yang mempengaruhi kapasitas individu dalam mengatasi, merespon dan beradaptasi terhadap gangguan (shocks) alam dan sosial ekonomi Sumber : Disadur dari Ford (2002)
Istilah kerentanan merujuk pada kemudahan mengalami dampak dari faktor eksternal. Kerentanan adalah kecenderungan suatu entitas mengalami kerusakan (SOPAC 2005). Entitas dapat berupa fisik (manusia, ekosistem, garis pantai) atau konsep yang abstrak (seperti komunitas, ekonomi, negara dan sebagainya) yang dapat dirusak. Kerentanan dapat bersifat tunggal dan komplek yang disebut overall vulnerability, yaitu suatu hasil dari banyak kerentanan yang bekerja bersama-sama. Bahaya atau resiko (hazard) adalah sesuatu atau proses yang dapat menyebabkan kerusakan, tetapi hanya dapat didefinisikan dalam istilah dari suatu entitas yang dirusak, seperti badai siklon adalah suatu bahaya bagi sebuah pulau kecil. Kerentanan memiliki makna yang beragam (Campbell 2009), sebagaimana disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Sinonim dan antonim kata kerentanan
Synonym Antonym
Inggris Indonesia Inggris Indonesia
weak lemah strong kuat
powerless sangat lemah powerfull sangat kuat insecure tidak terjamin secure terjamin
passive pasif active aktif
expose terbuka covered tertutup
unprotected tidak terlindung protected terlindung
unstable tidak stabil stable stabil
risk beresiko safety aman
constrained/limited terbatas free/unlimited tidak terbatas
fragile rapuh robust tegap
small sempit large luas
peripheral tidak memusat central terpusat marginal terpinggirkan impotant penting dependent tidak bebas independent bebas Sumber: Campbell (2009)
Perkembangan kajian kerentanan terhadap perubahan iklim telah melalui 4 (empat) tahapan, yaitu dimulai dengan kajian dampak (impact assessment), kemudian kajian kerentanan generasi pertama (vulnerability assessment first-generation), kajian kerentanan generasi kedua (vulnerability assessment scond-generation), dan kajian adaptasi kebijakan (vulnerability policy assessment) (Fussel dan Klein 2006). Kajian kerentanan generasi pertama dicirikan oleh adanya evaluasi dampak iklim dalam bentuk relevansinya dengan masyarakat yang baru mempertimbangkan potensi adaptasi masyarakat di suatu wilayah. Adapun novelty atau kebaharuan dari kajian kerentanan generasi kedua adalah penilaian terhadap kapasitas individu/orang yang sudah bergeser dari sekedar penilaian potensi kapasitas adaptif pada generasi pertama menjadi sebuah kelayakan adaptasi dari masyarakat terhadap perubahan iklim (Fussel dan Klein 2006). Dengan kata lain, kelayakan adaptasi sudah mampu memperhitungkan kapasitas adaptasi masyarakat terhadap kerentanan. Perbedaan dan karakteristik setiap tahapan perkembangan kajian kerentanan disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Karakteristik 4 tahapan perkembangan kajian kerentanan terhadap perubahan iklim Kajian dampak Kajian Kerentanan Kajian Kebi-jakan Adaptasi Generasi
Pertama Generasi kedua
Fokus utama kebijakan Kebijakan mitigasi Kebijakan mitigasi Alokasi sumberdaya Kebijakan adaptasi
Pendekatan analisis Positif Positif Positif Normatif
Hasil utama Dampak
potensi Adaptasi awal (pre-adaptation) Adaptasi akhir (post-adaptation) Rekomendasi strategi adaptasi Waktu Jangka panjang
Jangka panjang Sedang-jangka panjang
Pendek – jangka panjang
Skala ruang Nasional ke
global
Nasional ke global
Lokal ke global Lokal ke nasional Pertimbangan iklim,
non-iklim dan adaptasi
Kecil Parsial Penuh Penuh
Integrasi antara ilmu sosial dan alam
Rendah Rendah ke sedang Sedang ke
tinggi
Tinggi Keterlibatan
stakeholder
Rendah Rendah Sedang Tinggi
Sumber : Fussel dan Klein (2006)
Kerentanan adalah tingkatan dari suatu sistem terhadap kemudahan sistem tersebut terkena dampak atau ketidak mampuan mengatasi dampak dari perubahan
iklim termasuk iklim yang berubah-ubah dan ekstrim. Kerentanan merupakan fungsi dari karakter, magnitude, laju dari variasi iklim karena terekspose, sensitivitas dan kapasitas adaptasinya (McCarthy et al. 2001). Adapun Karperson et al. (2003) dan Turner et al. (2003) menyebutkan bahwa kerentanan adalah tingkat dimana manusia dan sistem alam akan mengalami kerugian karena gangguan atau tekanan dari luar. Sebagai contoh, kerentanan wilayah pesisir terhadap perubahan iklim dan kenaikan muka laut adalah tingkat ketidakmampuan wilayah pesisir untuk mengatasi dampak dari perubahan iklim dan kenaikan muka laut (IPCC-CZMS 1992).
Faktor geografi juga merupakan salah satu penyebab kerentanan lingkungan pulau-pulau kecil. Secara geografi pulau-pulau kecil dapat memiliki kerentanan yang tinggi terhadap gangguan alam, atau karena letaknya yang tidak strategis, sehingga pulau-pulau kecil memiliki kerentanan lokasi. Karena posisi pulau-pulau kecil juga dapat meningkatkan kerentanan karena berada pada zona seperti topan dan daerah tercemar. Kerentanan pulau-pulau kecil karena posisi/letak disebut sebagai kerentanan ruang (vulnerability of space) (Turvey 2007). Kajian kerentanan ruang dimaksudkan untuk mengetahui mengapa suatu lokasi pulau-pulau kecil lebih rentan dari lokasi lainnya. Istilah ruang ini memiliki makna geografi seperti lokasi, ukuran dari pulau-pulau kecil, lingkungan fisik dimana manusia hidup, biofisik, interaksi sistem ekonomi dan politik.
Dolan dan Walker (2003) mengemukan terdapat 3 karakteristik dari kerentanan. Pertama; kerentanan dicirikan oleh ketersingkapan suatu sistem terhadap bencana alam (misalnya banjir di wilayah pesisir) dan bagaimana bencana tersebut mempengaruhi kehidupan manusia dan infrastruktur yang ada di wilayah tersebut. Kedua; dari sudut pandang hubungannya terhadap manusia, kerentanan bukan hanya dilihat sebagai hubungan fisik semata. Dalam hal ini, kerentanan ditentukan oleh ketidakwajaran dari distribusi dampak/efek negatif dan resiko di antara kelompok masyarakat yang ada di suatu wilayah, dan kerentanan adalah hasil dari proses sosial dan struktur yang memiliki hambatan terhadap akses sumberdaya. Ketiga; dari perspektif keterpaduan antara kejadian/peristiwa secara fisik dan fenomena sosial yang menyebabkan
ketersingkapan terhadap resiko dan keterbatasan kapasitas masyarakat dalam merespon bencana alam yang muncul.