B. Kekurangan Akuisisi
2.1.8 Konsep Kinerja Karyawan
Kinerja karyawan merupakan hasil kerja atau karya yang dihasilkan oleh masing-masing karyawan untuk membantu perusahaan dalam mencapai dan mewujudkan tujuan perusahaan. Pada dasarnya kinerja dari seseorang merupakan hal yang bersifat individu karena masing-masing dari karyawan memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Menurut Malayu (2007), unsur-unsur yang dinilai dalam penilaian prestasi kerja karyawan:
a. Kesetiaan
Penilai mengukur kesetiaan karyawan terhadap pekerjaannya, jabatannya, dan organisasi. Kesetiaan ini dicerminkan oleh kesediaan karyawan menjaga dan membela organisasi di dalam maupun di luar pekerjaan dari rongrongan orang yang tidak bertanggung jawab.
b. Prestasi Kerja
Penilai menilai hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dapat dihasilkan karyawan tersebut dari uraian pekerjaannya.
c. Kejujuran
Penilai menilai kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugasnya memenuhi perjanjian baik bagi dirinya sendiri maupun terhadap orang lain seperti kepada para bawahannya.
d. Kedisiplinan
Penilai menilai disiplin karyawan dalam mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan melakukan pekerjaannya sesuai dengan instruksi yang diberikan kepadanya.
e. Kreativitas
Penilai menilai kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreatifitas nya untuk menyelesaikan pekerjaannya, sehingga bekerja lebih berdayaguna dan berhasil berguna.
f. Kerjasama
Penilai menilai kesediaan karyawan berpartisipasi dan bekerjasama dengan karyawan lainnya secara vertikal atau horizontal di dalam maupun di luar pekerjaan sehingga hasil pekerjaan akan semakin baik.
g. Kepemimpinan
Penilai menilai kemampuan untuk memimpin, berpengaruh, mempunyai pribadi yang kuat, dihormati, berwibawa, dan dapat memotivasi orang lain atau bawahannya untuk bekerja secara efektif.
h. Kepribadian
Penilai menilai karyawan dari sikap perilaku, kesopanan, periang, disukai, memberi kesan yang menyenangkan, memperlihatkan sikap yang baik, serta berpenampilan simpatik dan wajar.
i. Prakarsa
Penilai menilai kemampuan berfikir yang orisinal dan berdasarkan inisiatif sendiri untuk menganalisis, menilai, menciptakan, memberikan alasan, mendapatkan kesimpulan dan membuat keputusan penyelesaian masalah yang dihadapinya.
j. Kecakapan
Penilai menilai kecakapan karyawan dalam menyatukan dan menyelaraskan bermacam-macam elemen yang semuanya terlibat di dalam penyusunan kebijaksanaan dan di dalam situasi manajemen.
k. Tanggung Jawab
Penilai menilai kesediaan karyawan dalam mempertanggungjawabkan kebijaksanaannya, pekerjaan, dan hasil kerjanya, sarana dan prasarana yang dipergunakannya, serta perilaku kerjanya.
Kinerja merupakan hasil kerja atau karya yang dihasilkan oleh masing-masing karyawan untuk membantu badan usaha dalam mencapai dan mewujudkan tujuan badan usaha. Pada dasarnya kinerja dari seseorang merupakan hal yang bersifat individu karena masing-masing dari karyawan memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Kinerja seseorangtergantung pada kombinasi dari kemampuan, usaha,dan kesempatan yang diperoleh (Dale, Manajemen Sumber
Kinerja (performance )menjadi isu dunia saat ini. Hal tersebut terjadi sebagai konsekuensi tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan akan pelayanan prima atau pelayanan yang bermutu tinggi. Mutu tidak terpisahkan dari standard, karena kinerja di ukur berdasarkan standard.
2.1.9.1 Pengukuran Indikator Kinerja
Indikator adalah pengukuran kuantitatif, umumnya pengukuran kuantitif meliputi numerator dan denominator. Numerator adalah suatu data pembilang dari suatu peristiwa (events) yang sudah diukur. Denominator data penyebut adalah jumlah target sasaran atau jumlah seluruh pasien yang menjadi sasaran pemberian asuhan/layanan.
Cara pengukuran ini disebut dengan proprosi. Tetapi dalam kondisi tertentu indikator tanpa denominator (hanya data pembilang) sangat berarti untuk kejadian jarang atau langka tetapi penting. Indikator dapat dikategorikan serius dari peristiwa yang diukur. Bila peristiwa tersebut dinilai sangat berbahaya atau berdampak luas, walaupun frekuensinya rendah, maka diperlukan pengawasan atau monitoring yang lebih intens untuk perbaikan yang lebih cepat.
2.1.9.2 Pengumpulan Data Indikator
Pengumpulan data indikator merupakan tulang punggung dari program pengukuran kinerja. Hal tersebut hanya dapat dikembangkan melalui sistem manajemen informasi yang tepat dimana pengumpulan data, pengorganisasian, serta reaksi terhadap data kinerja direncanakan dan di organisir secara sistematik,
sehingga dapat memberikan makna terhadap perubahan dan peningkatan mutu perusahaan.
Ada 6 sasaran kunci pengumpulan data kinerja :
1. Menata sistem informasi yang akurat yang mendasari keputusan mendatang,
2. Menghindari aspek hukum yang berkaitan dengan pengukuran dan hasil data yang dikumpulkan,
3. Menemukan lingkungan tepat yang dapat memberikan peluang untuk melakukan tindakan,
4. Menumbuhkan motivasi staff dan merencanakan peningkatan kinerja itu sendiri,
5. Mengumpulkan data interval secara reguler terhadap proses-proses kritis, dalam upaya mempertahankan kinerja yang sudah meningkat,
6. Mengumpulkan data obyektif dan subyektif.
Rancangan sistem pengumpulan data kinerja untuk mencapai sasaran harus mempertimbangkan masalah atau issues yang ada. Seperti siapa yang harus mengumpulkan data, apa tujuan pengumpulan data, apa sumber datanya, berapa banyak data yang harus dikumpulkan, apa alat yang akan digunakan, penyimpangan apa yang terjadi.
Indikator diarahkan pada tindakan. Pada banyak organisasi, informasi yang diperoleh dari indikator akan memerlukan tindak lanjut melalui investigasi seperti kunjungan supervisi untuk mengumpulkan lebih banyak data kualitatif, survey
2.1.9.3 Indikator Pertanyaan Kuisioner
Pertanyaan yang digunakan pada pembahasan ini meliputi tingkat hasil kerja, kecekatan, tanggung jawab, serta sikap. Setiap pertanyaan dituangkan dalam bentuk pernyataan dalam kuisioner yang akan dijawab oleh koordinator masing-masing untuk setiap karyawannya. Setiap pernyataan memiliki 5 tanggapan yang akan dipilih yaitu:
Sangat baik : 5 point Baik : 4 point Cukup : 3 point Kurang : 2 point Sangat kurang : 1 point
Tanggapan yang diberikan merupakan hasil penilaian dari setiap koordinator terhadap setiap karyawan yang dijadikan sampel (karyawan operasional yang telah memiliki masa kerja sebelum dan sesudah terjadinya merger dan akuisisi).
1. Pernyataan mengenai kecakapan kerja dinilai dari seberapa baik karyawan tersebut melaksanakan tugas yang diberikan atasan sebelum dan sesudah terjadinya merger
2. Pernyataan mengenai keterampilan dalam menyelesaikan tugas dinilai dari seberapa besar inovasi dari setiap karyawan dalam menyelesaikan tugasnya agar lebih efektif dan efisien dengan fasilitas yang ada
3. Pernyataan kecekatan dinilai dari seberapa cepat karyawan tersebut menyelesaikan tugasnya untuk dipergunakan oleh perusahaan
4. Pernyataan daya guna dan hasil guna dinilai dari seberapa besar volume hasil kerja setiap karyawan dan seberapa besar manfaatnya bagi perusahaan
5. Pernyataan tanggung jawab dinilai dari seberapa baik sikap karyawan tersebut dalam menanggungjawabi hasil kerja yang telah ia berikan.
2.2 Kerangka Konseptual