• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : KERANGKA TEORI

B. Konsep Kinerja Guru

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian kinerja adalah “sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja”.11

Menurut

Hadari Nawawi mendefinisikan kinerja sebagai “prestasi seseorang dalam suatu biadang atau keahlian tertentu, dalam melaksanakan tugasnya atau

pekerjaannya yang didelegasikan dari atasan dengan efektif dan efisien”.12 Adapun yang dimaksud dengan kinerja menurut A. A. Anwar Prabu

Mangkunegara adalah” hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya”.13

Jadi yang dimaksud dengan kinerja menurut keterangan di atas adalah prestasi kerja dari seorang pegawai yang mempunyai kualitas atau mutu serta kuantitas atau jumlah yang diharapkan.

Dari beberapa pengertian tentang kinerja tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja yang telah dicapaioleh seseorang. Kinerja atau prestasi kerja merupakan hasil akhir darisuatu aktifitas yang telah dilakukan seseorang untuk meraih suatu tujuan. Pencapaian hasil kerja ini juga sebagai bentuk perbandingan hasil kerja seseorang dengan standar yang telah ditetapkan. Apabila hasil kerja yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan standar kerja atau bahkan melebihi standar maka dapat dikatakan kinerja itu mencapai prestasi yang baik.

Kinerja yang dimaksudkan, diharapkan memiliki atau menghasilkan mutu yang baik dan tetap melihat jumlah yang akan diraihnya. Suatu pekerjaan harus dapat dilihat secara mutu terpenuhi maupun dari segi jumlah yang akan diraih dapat sesuai dengan yang direncanakan.

1111

Tim penyusun kamus pusat bahasa, Kamus besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002) , edisi ke-3, h. 570

12

Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1996), Cet. XIII, h. 34

13

A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen sumber Daya Manusia perusahaan, (Bandung: PT. remaja Rosdakarya), h. 67

Setiap individu yang diberi tugas atau kepercayaan untuk bekerja pada suatu organisasi tertentu diharapkan mampu menunjukkan kinerja yang memuaskan dan memberikan konstribusi yang maksimal terhadap pencapaian tujuan organisasi tersebut.

Dari beberapa penjelasan tentang pengertian kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa Kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya.Kinerja dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

E.Mulyasa mengungkapkan kinerja atau Performance dapat diartikan

sebagai “Prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja”.14

Untuk lebih memahami tentang kinerja tenaga kependidikan atau guru, berikut ini disajikan beberapa pendapat menurut pengertian operasionalnya dikutip oleh E. Mulyasa.

1) Model Vroomain

Vroom mengemukakan bahwa, “performance = (ability x

motivation)”. Menurut model ini kinerja seseorang merupakan fungsi

perkalian antara kemampuan dengan motivasi. Hubungan poerkalian tersebut mengandung arti bahwa: jika kinerja seseorang rendah pada salah satu komponen, maka prestasi kerjanya akan rendah pula. Kinerja seseorang yang rendah merupakan hasil dari motivasi yang rendah dengan kemampuan yang rendah.

2) Model Lower dan Porter

Lowler dan porter (1976) mengemukakan bahwa: “performance =

Effort x Role Perceptions”. Effort adalah banyaknya energi yang

dikeluarkan oleh seorang tenaga kependidikan atau guru dalam situasi tertentu, abilities adalah karakteristik individu seperti intelegensi,

14

E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. Ke 6, h. 136

keterampilan, sifat sebagai kekuatan yang potensial untuk berbuat dan melakukan sesuatu. Sedangkan role perception adalah kecocokan antara usaha yang dilakukan seseorang dengan pandangan atasan langsung tentang tugas yang seharusnya dikerjakan. Hal yang baru dalam model ini

adalah “role perception”, sebagai jenis perilaku yang paling cocok

dilakukan individu untuk mencapai tujuan dan keberhasilan yang diiinginkan.

3) Model Ander dan Butzin

Ander dan Butzin mengajukan model kinerja sebagai berikut:

future performance = past performance + (Motivation x Ability)”. Jika

semua teori tentang kinerja dikaji, maka didalamnya melibatkandua komponen utama yaitu ability (kemampuan) dan motivasi.

Kinerja mempunyai hubungan yang erat dengan produktivitas karena merupakan indikator dalam menentukan usaha untuk mencapai tingkat produktifitas organisasi yang tinggi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka uasaha untuk mengadakan penilaian terhadap kinerja organisasi merupakan hal yang penting. Membahas tentang kinerja guru erat hubungannya dengan cara mengadakan penilaian terhadap pekerjaan seseorang sehingga perlu ditetapkan standar kinerja.

2. Komponen Kinerja Guru

Menurut peraturan pemerintah pasal 28 no. 19 tahun 2005 tentang standar

nasional pendidikan bahwa “kompetensi segabai agen pembelajaran pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial”.15

15

Peraturan pemerintah RI No. 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan,

Kinerja guru tidak dapat dilepaskan dari standar kompetensi yang mencakup empat hal yaitu, “kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial”.16

a. Kompetensi pedagogik

Kompetensi pedagogik “merupakan kemampuan mengelola

pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya”.17

Jadi, kompetensi pedagogik adalah kemampuan dan kecerdasan yang harus dimiliki seorang guru dalam memahami, mengetahui, dan menggali potensi yang dimiliki olah siswa, serta guru dituntut untuk membantu mengembangkannya melalui pembelajaran dan pendidikan. b. Kompetensi kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan “kemampuan pribadi guru

dalam melaksanakan proses belajar mengajaratau tugasnya sebagai

guru”18

. Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan merinci kemampuan pribadi guru meliputi:

1) Kemantapan dan integrasi pribadi

2) Peka terhadap perubahan dan pembaharuan 3) Berfikir alternatif

4) Adil, jujur, dan objektif

5) Disiplin dalam melaksanakan tugas 6) Ulet dan tekun bekerja

7) Berusaha memperoleh hasil kerja yang sebaik-baiknya

8) Simpatik dan menarik, luwes dan bijaksana dan sederhana dalam bertindak

16

Cece Wijaya. A. Tabrani Rusyyan, Kemampuan dasar guru dalam proses belajar mengajar, (Bandung: Remaja rosdakarya), h. 21

17

Peraturan pemerintah RI No. 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: Asa Mandiri 2006), Cet. III, h. 114

18

Cece Wijaya. A. Tabrani Rusyyan, Kemampuan dasar guru dalam proses belajar mengajar, (Bandung: Remaja rosdakarya), h. 21

9) Memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas 10) Berwibawa.19

Jadi kemampuan pribadi atau dapat disebut juga kompetensi kepribadian dapat menjadikan seorang guru dapat mengelola dan berinteraksi secara baik dengan siswa, serta mengelola dalam proses belajar mengajar, guru juga harus mempunyai kepribadian yang utuh karena bagaimana pun guru menjadi suri tauladan untuk anak didiknya. c. Kompetensi profesional

Kompetensi profesional merupakan “kemampuan penguasaan

materi pembelajaran secara luas dan mendalan yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan

dalam standar nasional pendidikan”20 .

Ada beberapa kemampuan profesional mengajar guru dalam pembelajaran yang harus dimiliki oleh guru, antara lain:

1) Merencanakan sistem pembelajaran a) Merumuskan tujuan

b) Memilih prioritas materi yang akan diajarkan c) Memilih dan menggunakan sumber daya yang ada d) Memilih dan menggunakan media pembelajaran 2) Melaksanakan system pembelajaran

a) Memilih dan menyusun jenis evaluasi

b) Menyajikan urutan pembelajaran secara tepat 3) Mengevaluasi sistem pembelajaran

a) Memilih dan menyusun jenis evaluasi

b) Melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang proses c) Mengadministrasikan hasil evaluasi.21

19

Cece Wijaya. A. Tabrani Rusyyan, Kemampuan dasar guru dalam proses belajar mengajar, (Bandung: Remaja rosdakarya), h. 21

20

Peraturan pemerintah RI No. 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan,

(Jakarta: Asa Mandiri 2006), Cet. III, h. 114

21

Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, Problema, solusi dan Reformasi pendidikan di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 20087), h. 19

Perencanaan merupakan fungsi sentral dari manajemen pembelajaran, perencanaan pembelajaran harus dimiliki oleh setiap guru sebagai pendidik dan pengajar. Guru sebagai manajer pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengelola berbagai sumber, baik sumber daya, sumber dana, maupun sumber belajar untuk membentuk kompetensi dasar dan mencapai tujuan pembelajaran.22

Oleh karena itu sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru di tuntut untuk membuat perencanaan pembelajaran. Fungsi perencanaan adalah untuk mempermudah guru dalam melaksanakan tugas selanjutnya. Setelah guru membuat rencana pembelajaran, maka tugas guru selanjutnya adalah melaksanakan pembelajaran yang merupakan salah satu aktifitas inti di sekolah. Guru harus menunjukkan penampilan terbaik bagi para siswanya. Penjelasan mudah dipahami, penguasaan keilmuan yang benar, menguasai metodologi, dan seni pengendalian siswa. Seorang guru juga sebaiknya mampu menjadi teman belajar yang baik bagi para siswanya sehingga siswa merasa senang dan termotivasi belajar bersamanya.

Kemampuan profesional yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai tenaga pendidik dan pengajar menurut Muhibbin Syah dalam buku karya Pupuh Fathurohman yaitu:

1) Menguasai bahan materi ajar

2) Mengelola program belajar mengajar 3) Mengelola kelas

4) Menggunakan sumber media pengajaran 5) Menguasai landasan kependidikan 6) Mengelola interaksi belajar mengajar

7) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran

8) Mengenal fungsi dan program pelayananbimbingan dan penyuluhan

22

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 77

9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

10) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna kepentingan pengajaran.23

Kompetensi profesional guru penting dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa, karena proses belajar mengajar dan hasil belajar yang diperoleh siswa tidak hanya ditentukan oleh sekolah, pola dan struktur, serta kurikulumnya, akan tetapi ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengajar dan membimbing siswanya.

d. Kompetensi sosial

Kompetensi sosial “merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk dapat berkomunikasi dan bergaul dengan masyarakat secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, orang tua atau walipeserta didik dan masyarakat sekitarnya”.24

Kompetensi sosial adalah kemampuan yang berhubungan dengan bentuk partisipasi sosial seorang guru dalam kehidupannya sehari-hari di masyarakat tempat ia bekerja baik secar formal maupun informal.

Kompetensi sosial yang harus dimiliki oleh guru antara lain: 1) Terampil berkomunikasi dengan siswa

2) Bersifat simpatik

3) Dapat bekerjasama dengan BP3

4) Pandai bergaul dengan teman sejawat dan mitra kependidikan.25

23

Pupuh Fathurrahman, Srategi belajar mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), Cet. 1, h. 45-46

24

Peraturan pemerintah RI No. 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: Asa Mandiri 2006), Cet. III, h. 114

25

Cece Wijaya. A. Tabrani Rusyyan, Kemampuan dasar guru dalam proses belajar mengajar, (Bandung: Remaja rosdakarya), h. 181

3. Factor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Kinerja Guru

Setiap kepala sekolah haruslah menyadari adanya perbedaan kinerja antara satu guru dengan guru yang lainnya, walaupun guru tersebut bekerja pada tempat yang sama, namun produktifitas guru tersebut tidaklah sama.

Guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan dan dianggap sebagai orang yang berperanan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan yang merupakan percerminan mutu pendidikan.

Kinerja guru tidak dapat dipisahkan dari faktor-faktor pendukung yang menyebabkan terhambatnya proses belajar mengajar secara baik dan benar dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran. Menurut Kartini Kartono, ada dua macam factor yang mendukung dalam kinerja guru, yaitu:

a. Faktor dari dalam diri sendiri (intern)

1) Kecerdasan. Kecerdasan memegang peran penting dalam keberhasilan pelaksanaan tugas. Semakin rumit dan majemuk tugas yang diemban, semakin tinggi kecerdasan yang diperlukan. Seorang yang cerdas jika diberikan tugas yang sederhana dan monoton mungkin akan merasa bosan dan jenuh yang dapat berakibat menurun kinerjanya.

2) Keterampilan dan kecakapan. Keterampilan dan kecakapan orang berbeda-beda. Keterampilan dan kecakapan ini didapat dari berbagai pengalaman dan latihan.

3) Bakat. Penyesuaian antara bakat dan pilihan pekerja dapat menjadikan seseorang bekerja dengan giat, produktif dan mampu menghayati makna pekerjaannya.

4) Kemampuan dan minat. Kemampuan yang disertai dengan minat dapat menunjang pekerjaan yang ditekuninya, dan ketenangan kerja bagi seseorang adalah tugas dan jabatan yang sesuai dengan kemampuannya. 5) Motif. Motif seseorang dapat mendorong meningkatkan kinerja seseorang. 6) Kesehatan. Kesehatan dapat membantu proses bekerja seseorang sampai

7) Kepribadian. Seseorang yang memiliki kepribadian kuatan integral tinggikemungkinan tidak akan banyak mengalami kesulitan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dan interaksi dengan rekan kerja yang akan meningkatkan kerjanya.

8) Cita-cita dan tujuan dalam bekerja. Jika pekerjaan yang diemban seseorang sesuai dengan cita-cita maka tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksana karena ia bekerja secara sungguh-sunguh, rajin dan bekerja dengan sepenuh hati.

b. Faktor dari luar diri sendiri (ekstern)

1) Lingkungan keluarga. Keadaan lingkungan keluarga dapat mempengaruhi kinrja seseorang. Ketegangan dalam kehidupan keluarga dapat menurunkan gairah kerja.

2) Lingkungan kerja. Situasi kerja yang menyenangkan dapat mendorong seseorang bekerja secara optimal. Tidak jarang kekecewaan dan kegagalan dialami seseorang di tempat ia bekerja. Lingkungan kerja yang dimaksud di sini adalah situasi kerja, rasa aman, gaji yang memadai, kesempatan untuk mengembangkan karir.

3) Komunikasi dengan kepala sekolah. Komunikasi yang baik di sekolah adalahkomunikasi yang efektif. Tidak adanya komunikasi yeng efektif dapat mengakibatkan timbulnya salah pengertian.

4) Sarana dan prasarana. Adanya sarana dan prasarana yang memadai membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya terutama kinera dalam proses belajar mengajar.26

4. Upaya Dalam Meningkatkan Kinerja Guru

Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kinerja guru, antara lain:

a. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan.

26

Kepala sekolah harus mampu menumbuhkan disiplin tenaga kependidikan, terutama disiplin diri. Dalam kaitan ini kepala sekolah harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) Membantu tenaga kependidikan mengembangkan perilakunya. 2) Membantu tenaga kependidikan meningkatkan standar perilakunya. 3) Mengunakan pelaksana aturan sebagai alat.

b. Pemberian motivasi.

Motivasi merupakan salah satu factor yang turut menentukan keefektifan kerja para tenaga kependidikan akan bekerja dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Apabila para tenaga kependidikan memiliki mootivasi yang positif maka ini akan memperlihatkan melihat, mempunyai perhatian dan ingin ikut serta dalam suatu tugas atau kegiatan. Dengan kata lain seorag tenaga kependidikan akan melakukan semua pekerjaannya dengan baik apabila ada factor pendorongya (motivasi).

c. Penghargaan

Penghargaan sangat penting untuk meningkatkan produktifitas kerja dan untukmengurangi kegiatan yang kurang produktif.Melalui penghargaan ini tenaga kependidikan dirangsang untuk meningkatkan kinerja yang positif dan produktif. Penghargaan ini akan bermakna apabila dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka, sehingga setiap tenaga kependidikan memiliki peluang untuk meraihnya.

d. Persepsi

Persepsi adalah proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indera. Perseps yang baikakan menumbuhkan iklim kekrja yang kondusif serta sekaligus akan meningkatkan produktifitas kerja. Kepala sekolah perlu menciptakan persepsi yang baik bagi setiap tenaga kependidikan terhadap kepemimpinan dan lingkungan sekolah, agar mereka dapat meningkatkan kinerjanya.27

27

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 141-151

Dokumen terkait