BAB II DASAR TEORI
G. Konsep-konsep tentang gaya
1. Kinematika
Kinematika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana gerak dapat
terjadi tanpa memperdulikan penyebab terjadinya gerak tersebut. Dalam
kinematika ada beberapa konsep yang mendukung, tetapi yang akan
dibahas sesuai dengan yang disajikan pada tabel 2.1.
a) Kelajuan dan kecepatan
Kelajuandidefinisikan sebagai cepat lambatnya peubahan jarak
terhadap perubahan waktu. Kelajuan merupakan besaran skalar,
maka untuk menghitungnya, kita tidak perlu tahu arah gerak benda
waktu tertentu (Foster, 2004). Persamaan yang digunakan untuk
menghitung kelajuan adalah:
kelajuan =πππππ π¦πππ πππ‘ππππ’βπ€πππ‘π’ π‘ππππ’β
v = π π‘ ... (1) dengan:
v= kelajuan (m/s)
s= jarak yang ditempuh (m)
t= waktu tempuh (s)
Berbeda dengan kelajuan, kecepatan adalah besaran vektor
sehingga untuk menghitungnya kita harus mengetahui arah gerak
benda tersebut, yang dalam hal ini adalah perpindahan benda dalam
waktu tertentu. Persamaan yang digunakan untuk menghitung
kecepatan adalah:
kecepatan =perubahan waktuππππππππβππ vΜ =βπ Μ βπ‘
vΜ = π Μ 2βπ Μ 1
π‘2βπ‘1 ... (2)
dengan:
vΜ = kecepatan (m/s)
s2=kedudukan akhir benda
t2= waktu akhir (s)
t1= waktu awal (s)
b) Percepatan
Percepatan adalah perubahan kecepatan dalam satuan waktu
tertentu. Percepatan termasuk besaran vektor. Satuan SI percepatan
adalah m/s2. Percepatan bisa bernilai positif dan negatif. Bila nilai
percepatan positif, hal ini menunjukkan bahwa kecepatan benda
yang mengalami percepatan positif ini bertambah (dipercepat).
Sedangkan bila negatif, hal ini berarti kecepatannya menurun
(diperlambat). Jika gerak suatu benda lurus dan kecepatannya tidak
berubah, maka percepatannya bernilai nol karena βv = 0 untuk seluruh selang waktu. Rumus percepatan adalah sebagai berikut:
aΜ =βπ£Μ βπ‘ = π£Μ 2βπ£Μ 1 π‘2βπ‘1 ... (3) Keterangan: aΜ = percepatan (m/s2) βπ£Μ = perubahan kecepatan (m/s) βπ‘ = selang waktu (s) π£Μ 2 = kecepatan akhir π£Μ 1 = kecepatan awal t2= waktu akhir (s) t1= waktu awal (s)
c) Penjumlahan Vektor Kecepatan
Kecepatan tidak hanya mengacu pada seberapa cepat sesuatu
bergerak tetapi juga arahnya. Besaran seperti kecepatan yang
memiliki arah dan besar merupakan suatu besaran vektor. Ada dua
kecepatan, yaitu kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat.
1. Kecepatan rata-rata
Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai hasil bagi
perpindahan dengan selang waktu tempuhnya (Kanginan
Marthen, 2006). Untuk gerak lurus satu dimensi, maka
persamaan kecepatan rata-rata yaitu:
π£Μ = βπ₯βπ‘ = π₯2βπ₯1
π‘2βπ‘1 ... (4) Dalam gerak dalam bidang (dua dimensi) definisinya
tetap, hanya βπ₯ diganti dengan vektor posisi βπ.
πΜ = βπβπ‘ = π2β ππ
π‘2β π‘1 ... (5)
denganπ2adalah posisi pada π‘ = π‘2 dan π1 adalah posisi
pada π‘ = π‘1.
Bentuk konponen dari kecepatan rata-rata πΜ kita peroleh dengan mensubstitusi βπ dengan βπ₯ π + βπ¦ π ke dalam persamaan di atas.
πΜ = βπ₯π + βπ¦πβπ‘ = βπ₯βπ‘ π + βπ¦βπ‘ π
Dengan:
π£Μ π₯= βπ₯βπ‘ = π₯2βπ₯1
π‘2βπ‘1 ππππ£Μ π¦ = βπ¦βπ‘ = π¦2βπ¦1
π‘2βπ‘1 ... (7)
Dengan (x, y) adalah koordinat partikel, sementara i dan j adalah
vektor satuan yang menyatakan arah pada x dan
sumbu-y.
2. Kecepatan sesaat
Kecepatan sesaat didefinisikan sebagai kecepatan
rata-rata untuk selang waktu βπ‘ yang mendekati nol (Kanginan Marthen, 2006).
Untuk kecepatan sesaat gerak pada bidang (dua dimensi),
dinyatakan:
π = ππππ‘ ... (8) Bentuk komponen dari kecepatan sesaat v kita peroleh
dengan mensubstitusi π = π₯π + π¦π dalam persamaan (8)
π = ππ‘π (π₯π + π¦π) = ππ₯ππ‘ π +ππ¦ππ‘ π
π = π£π₯π + π£π¦π ... (9)
Dengan:
2. Hukum Newton
Hukum gerak Newton adalah tiga hukum fisika yang menjadi dasar
mekanika klasik. Hukum Newton menghubungkan percepatan sebuah
benda dengan massanya dan gaya-gaya yang bekerja padanya, Hukum ini
telah dituliskan dengan pembahasaan dan dapat dirangkum sebagai
berikut:
1. Hukum Pertama: setiap benda akan memiliki kecepatan yang konstan kecuali ada gaya yang resultannya tidak nol bekerja pada benda tersebut. Berarti jika resultan gaya nol, maka pusat massa dari suatu benda tetap diam, atau bergerak dengan kecepatan konstan (tidak mengalami percepatan). 2. Hukum Kedua: sebuah benda dengan massa M mengalami
gaya resultan sebesar F akan mengalami percepatan a yang arahnya sama dengan arah gaya, dan besarnya berbanding lurus terhadap F dan berbanding terbalik terhadap M. atau π = ππΉ.
3. Hukum Ketiga: gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang sama, dengan arah terbalik, dan segaris. Artinya jika ada benda A yang memberi gaya sebesar F pada benda B, maka benda B akan memberi gaya sebesar βF kepada benda A.Gaya sebesar F dan βF memiliki besar yang sama namun arahnya berbeda. Hukum ini juga terkenal sebagai hukum
aksi-reaksi, dengan F disebut sebagaiaksi dan βF adalah reaksinya.
Ketiga hukum gerak ini pertama dirangkum oleh Isaac Newton
dalam karyanya Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica, pertama kali diterbitkan pada 5 Juli 1687. Newton menggunakan karyanya untuk
menjelaskan dan meniliti gerak dari bermacam-macam benda fisik
maupun sistem.
a) Hukum I Newton
Hukum ini menyatakan bahwa jika resultan gaya (jumlah
vektor dari semua gaya yang bekerja pada benda) bernilai nol, maka
kecepatan benda tersebut konstan. Dirumuskan secara matematis
menjadi:
Artinya :
ο· Sebuah benda yang sedang diam akan tetap diam kecuali ada
resultan gaya yang tidak nol bekerja padanya.
ο· Sebuah benda yang sedang bergerak, tidak akan berubah
kecepatannya kecuali ada resultan gaya yang tidak nol bekerja
Hukum pertama newton adalah penjelasan kembali dari
hukum inersia yang sudah pernah dideskripsikan oleh Galileo. Dalam
bukunya Newton memberikan penghargaan pada Galileo untuk
hukum ini. Aristoteles berpendapat bahwa setiap benda memilik
tempat asal di alam semesta: benda berat seperti batu akan berada di
atas tanah dan benda ringan seperti asap berada di langit.
Bintang-bintang akan tetap berada di surga. Ia mengira bahwa sebuah benda
sedang berada pada kondisi alamiahnya jika tidak bergerak, dan untuk
satu benda bergerak pada garis lurus dengan kecepatan konstan
diperlukan sesuatu dari luar benda tersebut yang terus mendorongnya,
kalau tidak benda tersebut akan berhenti bergerak. Tetapi Galileo
menyadari bahwa gaya diperlukan untuk mengubah kecepatan benda
tersebut (percepatan), tapi untuk mempertahankan kecepatan tidak
diperlukan gaya.
b) Hukum II Newton
Gaya atau resultan gaya yang bekerja pada benda tidak sama
dengan nol maka benda diam akan bergerak jika sebuah gaya luar
bekerja padanya. Benda yang diam kemudian bergerak berarti
mengalami perubahan kecepatan. Perubahan kecepatan menyebabkan
adanya percepatan. Semakin besar gaya yang bekerja pada benda,
Hukum kedua menyatakan percepatan (a) suatu benda yang
disebabkan oleh gaya (F) sebanding dan searah dengan gaya itu dan
berbanding terbalik dengan massa (m) benda yang dikenai oleh gaya
tersebut. Secara matematis, Hukum II Newton dapat dirumuskan
sebagai:
π = βπ π
c) Hukum III Newton
Hukum ketiga ini menjelaskan bahwa semua gaya adalah
interaksi antara benda-benda yang berbeda, maka tidak ada gaya yang bekerja hanya pada satu benda. Jika benda A mengerjakan gaya pada benda B, benda B secara bersamaan akan mengerjakan gaya dengan besar yang sama pada benda A dan kedua gaya segaris. Secara sederhananya, sebuah gaya selalu bekerja pada sepasang benda, dan
tidak pernah hanya pada sebuah benda. Jadi untuk setiap gaya selalu
memiliki dua ujung. Setiap ujung gaya ini sama kecuali arahnya yang
berlawanan. Atau sebuah ujung gaya adalah cerminan dari ujung
lainnya.
Benda apapun yang menekan atau menarik benda lain
mengalami tekanan atau tarikan yang sama dari benda yang ditekan
atau ditarik. Sebagai contoh, jika anda menekan sebuah batu dengan
jari anda, maka jari anda juga akan mengalami tekanan dari batu
tali, maka kuda tersebut juga "tertarik" ke arah batu: untuk tali yang
digunakan, juga akan menarik sang kuda ke arah batu sebesar ia
menarik sang batu ke arah kuda.
Secara matematis, hukum ketiga ini berupa persamaan vektor
satu dimensi, yang bisa dituliskan sebagai berikut. Asumsikan benda
A dan benda B memberikan gaya terhadap satu sama lain.
Dengan:
Fa,b adalah gaya-gaya yang bekerja pada A oleh B, dan
Fb,a adalah gaya-gaya yang bekerja pada B oleh A.
Newton menggunakan hukum ketiga untuk menurunkan
hukum kekekalan momentum. Dalam hukum kekekalan momentum,
suatu tumbukan selalu melibatkan sedikitnya dua benda. Misalnya,
benda itu adalah bola biliar A dan bola biliar B. Sesaat sebelum
tumbukan, bola A bergerak mendatar ke kanan dengan momentum
mAvAdan bola B bergerak mendatar ke kiri dengan momentum mBvB.
Momentum sistem partikel sebelum tumbukan tentu sama saja dengan
jumlah momentum bola A dan bola B sebelum tumbukan.
p = mAvA + mBvB
Momentum system partikel sesudah tumbukan tentu saja sama
dengan jumlah momentum bola A dan bola b sesudah tumbukan.
Hubungan antara momentum sistem sesaat sesudah tumbukan
(pβ) dengan momentum sistem sebelum tumbukan (p). Selama bola A dan bola B kontak (saling bersentuhan), bola B mengerjakan gaya
pada bola A, diberi lambang FA,B. Sebagai reaksi, bola A mengerjakan
gaya pada bola B, diberi lambang FB,A. Kedua gaya ini sama besar,
tetapi berlawanan arah. Untuk sistem di mana gaya yang terlibat saat
interaksi hanyalah gaya dalam, maka menurut hukum III Newton,
resultan semua gaya ini sama dengan nol, sehingga untuk tumbukan,
resultan gaya pada system oleh gaya-gaya dalam adalah:
βF = FA,B+ FB,A = -F + F = 0
3. Prinsip Superposisi
Prinsip superposisi adalah penjumlahan dari semua gaya
interaksi secara matematika, prinsip superposisi dapat dinyatakan
dalam vektor. Vektor adalah besaran yang mempunyai besar (angka)
dan arah. Penjumlahan vektor-vektor dengan menggunakan dalil
phytagoras hanya berlaku untuk vektor-vektor yang tegak lurus.
Untuk vektor yang tidak tegak lurus, kita bisa menggunakan cara
grafis, yaitu metode jajar genjang dan metode poligon. Di samping itu,
kita juga bias menggunakan rumus analitis juka sudut Antara kedua
4. Macam-macam Gaya
a) Gaya Gesek
Gesekan adalah gerakan relatif antara dua permukaan yang
bersinggungan sedemikian hingga akibat persinggungan tersebut,
gerakan yang satu terhadap yang lain menjadi tidak leluasa dan
mengalami hambatan (Soedojo Peter, 2004). Apabila dua benda
tersebut makin lekat atau makin kuat persinggungannya, maka
makin besar hambatan itu, yakni makin besar gesekannya. Gaya
gesek antarpermukaan zat padat merupakan gaya sentuh, yang
muncul jika permukaan dua zat padat bersentuhan secara fisik,
dengan arah gaya gesekan sejajar dengan permukaan bidang sentuh
dan berlawanan dengan kecenderungan arah gerak relatif benda
satu terhadap benda lainnya (Kanginan Marthen, 2002). Gaya
gesek adalah suatu gaya penting yang menyumbang pada kondisi
keseimbangan benda. Gaya gesek statis cenderung untuk
mempertahankan keadaan diam benda ketika sebuah gaya
dikerjakan pada benda yang diam. Gaya gesekan kinetis (atau
dinamis) cenderung untuk mempertahankan keadaan bergerak dari
b) Hambatan Udara
Benda yang bergerak dibumi harus melalui udara. Udara
tersusun atas molekul- molekul yang dapat menghambat gerak
benda sehingga benda akan lebih sulit bergerak maju. Molekul
udara dapat mampat, membuat ruang bagi benda bergerak untuk
melewatinya.
c) Gravitasi
Galileo menyatakan bahwa benda-benda yang dijatuhkan
didekat permukaan Bumi akan jatuh dengan percepatan yang sama,
g, jika hambatan udara dapat diabaikan (Giancoli, 2001). Gaya
yang menyebabkan percepatan ini disebut gaya gravitasi.
Gaya yang paling umum dalam pengalaman kita sehari-hari
adalah gaya tarikan gravitasi bumi pada sebuah benda. Jika kita
menjatuhkan sebuah benda dekat permukaan bumi dan
mengabaikan hambatan di udara sehingga satu-satunya gaya yang
bekerja pada benda itu adalah gaya gravitasi (keadaan ini
dinamakan jatuh bebas), benda dipercepat di bumi dengan
percepatan 9,81% m/s2. Pada tiap titik ruang, percepatan ini sama
Jika suatu benda bekerja gaya, gaya itu pasti disebabkan
oleh benda lain (Hukum III Newton). Oleh karena setiap benda
yang dilepas selalu jatuh bebas ke permukaan Bumi, Newton
menyimpulkan bahwa pusat Bumilah yang mengerjakan gaya pada
benda itu, yang arahnya selalu menuju ke pusat Bumi (Kanginan
Marthen, 2002). Newton menganalisis tentang gravitasi sehingga
mengahasilkan hukum gravitasi universal-nya yang terkenal yang
bisa kita nyatakan sebagai berikut (Giancoli, 2001):βsemua partikel di dunia ini menarik partikel lain dengan gaya yang berbanding
lurus dengan hasil kali massa partikel-partikel itu dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak di antaranya. Gaya ini bekerja
sepanjang garis yang menghubungkan kedua partikel ituβ. Besar
gaya gravitasi dapat dituliskan sebagai:
πΉ = πΊ ππ1π2 2
Dengan m1 dan m2 adalah massa kedua partikel, r adalah
jarak antaranya, dan G adalah konstanta universal yang harus
diukur secara eksperimen dan menpunyai nilai numerik yang sama
untuk semua benda.