BAB IV KONSEP PERANCANGAN
B. Konsep Kreatif
Kata „kreatif‟ adalah salah satu kata yang sering kita dengar ketika kita barada di lingkungan desain. Konsep kreatif dapat juga diartikan sebagai terjemahan dari berbagai macam informasi mengenai, pasar, khalayak sasaran, berbagai strategi sasaran yang dijelaskan menjadi suatu konsep untuk dikomunikasikan dan merumuskan tujuan promosi. Dalam konsep kreatif diperlukan perencanaan yang matang mengenai gaya desain maupun bentuk pesan yang ingin disampaikan sehingga dapat menghasilkan rancangan karya yang bagus dan komunikasi yang efektif. (Dendy, 1986 : 38)
Sesuai dengan konsep dari produk Batik Brotoseno sendiri yang menunjuk masyarakat dewasa terutama pecinta budaya batik Indonesia sebagai pasar utamanya. Pengetahuan tentang apa yang menjadi kesukaan mereka sekarang dapat dijadikan sebagai strategi kreatif yang akan diambil supaya dapat diterima dan tepat sasaran.
Rancangan awal untuk materi iklan terdapat pada tata letak atau layout,
sketsa, desain dan sebagainya. Sedangkan untuk pesan dapat disampaikan dengan beberapa pendekatan komunikasi, seperti pendekatan rasional, pendekatan emosional, pendekatan artistik dan pendekatan kreatif. Pendekatan promosi ini menggunakan pendekatan emosional dengan menggunakan kalimat atau bahasa yang lebih menarik sehingga mampu membangkitkan rasa penasaran untuk mengetahui lebih lanjut dan pendekatan artistik dengan melalui daya tarik seni serta menampilkan visual yang menarik perhatian dengan tetap memperhatikan landasan-landasan teori yang ada. Pesan yang ingin disampaikan dalam promosi ini adalah memberikan alternatif yang baik tentang batik untuk masyarakat yang
commit to user
tertarik dengan budaya batik dan ingin mengenal serta mempelajari budaya batik sehingga bangga dengan produk lokal. Visualisasi yang akan dipergunakan meliputi garis, ilutrasi, warna dan tipografi namun dengan komposisi yang sesuai dan tidak berlebihan sehingga terkesan modern dan elegan. Media yang dipilih adalah media cetak dan media elektronik karena media ini merupakan media yang efektif untuk menjangkau sasaran dan dapat menampilkan gambar serta informasi yang lebih rinci.
1. Strategi visual secara umum
a. Menentukan desain visual yang kreatif, terarah dan inovatif sehingga
mampu bersaing dengan sehat.
b. Menyajikan promosi yang menarik, agar jumlah konsumen bertambah, dan
penjualan Batik Brotoseno ikut meningkat.
c. Membangun image dan mempengaruhi masyarakat untuk semakin bangga dengan adanya budaya batik sebagai busana trend saat ini, khususnya Batik Brotoseno.
2. Strategi visual verbal
Strategi visual secara verbal merupakan naskah iklan (copywriting)
dalam tiap material promosi yang terdiri dari kepala judul (headline), anak
judul (sub headline), slogan (key word), serta kalimat dasar (baseline) yang
semuanya itu saling memperjelas satu sama lain.
a. Kepala Berita (Headline)
Headline yang digunakan adalah logo Batik Brotoseno digunakan
untuk setiap perancangan media promosi.
b. Anak Judul (Sub headline)
Anak judul (Sub headline) sebagai jembatan penghubung antara
commit to user
memperjelas headline secara singkat baik fakta maupun keterangan dari isi
pesan yang ingin disampaikan sekaligus mengarahkan pembaca sehingga tertarik seperti yang diharapkan.
c. Teks Inti (Body copy)
Body copy merupakan penjelas dari apa yang tertuliskan dalam
headline sampai diperkirakan pembaca sudah mampu untuk
memahaminya. Sehingga perlu dibuat seefektif mungkin. Body copy
menjadi perluasan ide yang disampaikan oleh headline dan ilustrasi.
d. Kalimat Dasar (Baseline)
Baseline yang digunakan pada materi iklan ini adalah alamat
lengkap dari Batik Brotoseno.
e. Slogan (Key word)
Slogan yang dipakai dalam materi iklan ini adalah: Hanyengkuyung batik tradisi budaya Jawi.
Menegaskan bahwa Batik Brotoseno sebagai salah satu ragam budaya batik yang memiliki keunggulan dalam berkreasi menuangkan motif-motif baru.
3. Strategi Visual Non Verbal
Dalam pelaksanaan promosi melalui media komunikasi visual, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan pesan, yaitu dari segi visualnya. Desain grafis maupun audio visual yang membutuhkan pengertian mendalam mengenai elemen-elemen dasar dan prinsip desain. Karenanya, desain grafis harus bisa mengambil bagian kata, gambar dan elemen-elemen grafis lain dan mengaturnya ke dalam komunikasi yang menyatu dalam satu format kreatif. Perencanaan visual dalam promosi ini, meliputi :
commit to user
1. Ilustrasi
Rancangan promosi ini menggunakan ilustrasi berupa gambar, karakter ilstrasi, foto tentang produk, proses kegiatan. Ilustrasi yang digunakan tidak
terlepas dari dunia fashion yang elegan dan modern serta budaya-budaya Jawa
yang tentunya tidak terlepas dari produk Batik Brotoseno.
2. Tipografi
Dalam promosi periklanan ini, tipografi atau jenis huruf yang digunakan
disesuaikan dengan dunia fashion yang mengarah pada budaya Jawa. Yaitu
dengan memakai karakter huruf non formal atau tidak kaku, ringan, elegan, tetapi tetap modern.
a. Nama Tipografi : Calligraphic Bentuk Visual : Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Alasan pemilihan jenis tipografi :
Termasuk jenis tipe fantasi yang bersifat elastis, juga terkesan modern tetapi tetap elegan dimana tersirat makna yang sama yang dituangkan oleh Batik Brotoseno.
b. Nama Tipografi :
Harlow Solid Italic
commit to user
Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Alasan pemilhan jenis tipografi :
Juga termasuk jenis fantasi yang terkesan modern sesuai dengan karakter budaya Jawa yang tertuang pada Batik Brotoseno.
c. Nama Tipografi :
Salina
Bentuk visual :Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk
Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu
Vv Ww Xx Yy Zz
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Alasan pemilhan jenis tipografi :
Juga termasuk jenis fantasi yang terkesan modern dan masih terlihat elegan sesuai dengan karakter Batik Brotoseno.
3. Warna
Pemilihan warna yang tepat akan menjadikan iklan lebih menarik. Karena pada dasarnya warna adalah suatu mutu cahaya yang dipantulkan dari
suatu obyek ke mata manusia1.( Dendy, 1986 : 38). Warna memiliki daya tarik
1
commit to user
yang kuat dan makna tersendiri. Warna yang dipilih dalam promosi ini adalah warna-warna yang menbawa kesan dinamis, modern, elegan, etnik budaya, dan
fashionable.
Coklat (C: 21, M: 80, Y: 98, K: 0)
Coklat merupakan warna khas dalam budaya Jawa, yang menyerupai warna tanah yang berarti membumi. Seperti Batik Brotoseno yang menggunakan corak alam.
Gold (C: 0, M: 20, Y: 60, K: 20)
Gold menggambarkan sifat elegan dan terkesan mewah sebagaimana batik yang menjadi salah satu warisan budaya Jawa yang berasal dari kerajaan dan tetap dilestarikan hingga sekarang melalui produk Batik Brotoseno.
White ( C: 0, M: 0, Y: 0, K: 0)
White memberikan kesan bersih dan suci yang tercermin pada produk Batik Brotoseno.
Black ( C: 0, M: 0, Y: 0, K: 100)
Black, menggambarkan sifat netral, tegas, elegan dan eksklusif sebagaimana produk Batik Brotoseno.
4. Layout
Menyusun semua elemen kreatif untuk memberikan visualisasi yang
membantu pembaca memahami informasi dari sebuah iklan. Menyusun layout
commit to user
Dalam membuat promosi untuk Batik Brotoseno menginginkan iklan yang baik
sehingga harus memperhatikan layout iklan yang baik. Untuk itu perlu
diperhatikan patokan-patokan dalam menyusun layout serta sedapat mungkin
mengaplikasikannya ke dalam desain. Penempatan gambar serta tulisan baik mengenai ukuran tipografi serta ilustrasi yang akan digunakan dalam perancangan kegiatan promosi ini berdasarkan hukum-hukum penyusunan
layout agar mencapai suatu kesatuan (unity) dan pesan dapat disampaikan
secara efektif. Hukum yang paling banyak digunakan adalah hukum
keseimbangan ( the law of balance) yang asimetris (informal balance), yaitu
titik atau garis tengah keseimbangan tidak terletak di tengah-tengah.
5. Logo
Logo merupakan simbol untuk mengidentifikasikan sesuatu dengan
divisualisasikan. Logo merupakan corporate identity. Logo biasanya dibuat
semenarik mungkin untuk mencari perhatian khalayak umum. Untuk produk ini, yang akan dipakai adalah logo Batik Brotoseno yang terdiri dari simbol Brotoseno yang mengambil dari ciri khas tokoh wayang Brotoseno (kuku Pancanaka). Selain juga tipografi yang sudah dimodifikasi agar tidak mengambil font yang ada tanpa
ada pengolahan. Untuk redesign logo Batik Brotoseno perlu diperhatikan dahulu
makna-makna yang tersirat dalam logo sebelumnya. Sehingga dengan
menggunakan ilustrasi tokoh wayang brotoseno (werkudoro enom) makna dari
logo terdahulu tetap tersirat dan ditambahkan dengan makna serta bentuk logo baru yang mengikuti perkembangan zaman.