• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Konsep Narkoba

Narkoba merupakan singkatan dari “Narkotika dan Obat-obat Berbahaya”. Banyak istilah kemudian berkembang untuk menyebutkannya, walaupun pada hakekatnya sama saja, seperti Naza (Narkotika, Alkohol, dan zat-zat aditif), NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan zat-zat aditif).

Dina Fitriani Lubis : Peranan Galatea Dalam Pencegahan Penularan Hiv/Aids Di Kalangan Pengguna Narkoba Suntik Kota medan, 2009.

USU Repository © 2009

Sehubungan dengan pengertian narkotika, menurut Prof. Sudarto, SH., mengatakan bahwa :

“Perkataan narkotika berasal dari bahasa Yunani”Narke”, yang berarti terbius sehingga tidak merasa apa-apa (Makaro, 2005:17)”.

Sedangkan Smith Kline dan Frech Clinical Staff mengemukakan definisi tentang narkotika adalah zat-zat atau obat yang dapat mengakibatkan ketidaksadaran atau pembiusan susunan syaraf sentral (Makaro, 2005:18).

Menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 1997 tentang narkotika, yang dimaksud dengan narkotika adalah zat atau obat, baik yang berasal dari tanaman maupun bukan tanaman, baik sintesis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan menimbulkan ketergantungan dan kecanduan (Hudoyono, 2000:3).

Secara umum, yang dimaksud dengan narkotika adalah sejenis zat yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi orang-orang yang menggunakannya, yaitu dengan cara memasukkan ke dalam tubuh (Prakoso, dkk, 1987: 479).

Pengaruh-pengaruh tersebut dapat berupa : 1. Mempengaruhi kesadaran.

2. Memberikan dorongan yang dapat berpengaruh terhadap perilaku manusia. 3. Adapun pengaruh-pengaruh tersebut dapat berupa :

Dina Fitriani Lubis : Peranan Galatea Dalam Pencegahan Penularan Hiv/Aids Di Kalangan Pengguna Narkoba Suntik Kota medan, 2009.

USU Repository © 2009

b. perangsang (bukan rangsangan sex);

c. menimbulkan halusinasi (pemakai tidak mampu membedakan antara khayalan, kehilangan kesadaran akan waktu dan tempat) (Prakoso,dkk, 1987: 480)

Narkoba pada dasarnya merupakan golongan obat-obatan yang bila pemakainnya tidak tepat atau disalah gunakan dapat menimbulkan ketergantungan terhadap obat-obatan. Kelompok obat-obatan pada umumnya bekerja pada susunan saraf pusat di otak dan dapat mempengaruhi emosi. Dalam kepentingan medis/pengobatan, obat-obatan ini digunakan untuk menghilangkan rasa sakit, rasa cemas, sukar tidur/insomnia, kelelahan, meningkatkan stamina tubuh/kebugaran dan lain-lain. Istilah narkotika yang dikenal di Indonesia berasal dari bahasa Inggris “narcotics” yang berarti obat bius, yang sama artinya dengan kata “narcosis” dalam bahasa yunani yang berarti menidurkan atau membiuskan.

2.4.2. Jenis-jenis Narkoba

Jenis-jenis narkotika di dalam Undang-Undang No. 22 tahun 1997 pada bab II Ruang Lingkup dan Tujuan pasal 2 Ayat (2) menyebutkan bahwa narkotika digolongkan menjadi :

1. Golongan narkotika (Golongan I); seperti opium, morphin, heroin, dan lain-lain. 2. Golongan psikotropika (Golongan II); seperti ganja, ectacy, shabu-shabu, hashis,

Dina Fitriani Lubis : Peranan Galatea Dalam Pencegahan Penularan Hiv/Aids Di Kalangan Pengguna Narkoba Suntik Kota medan, 2009.

USU Repository © 2009

3. Golongan zat adiktif lain (golongan III); yaitu minuman yang mengandung alkkohol seperti beer, wine, whisky, vodka, dan lain-lain.

Pada lampiran Undang-Undamg No.22 Tahun 1997 tersebut, yang dimaksud dengan golongan I, antara lain sebagai berikut :

1. Papaver, adalah tanaman papaver somniferum L, dan semua bagian-bagiannya termasuk buah dan jeraminya, kecuali bijinya.

2. Opium mentah, yaitu getah yang membeku sendiri, diperoleh dari buah tanaman papaver somniferum L, yang hanya mengalami pengolahan sekedar untuk pembungkus dan pengangkutan tanpa memperhatikan kadar morfinnya.

3. Opium masak, terdiri dari ;

a. Candu, yakni hasil yang diperoleh dari opium mentah melalui suatu rentetan pengolahan, khususnya dengan pelarutan, pemanasan, dan peragian dengan atau tanpa penambahan bahan-bahan lain dengan maksud mengubahnya menjadi suatu ekstrak yang cocok untuk pemadatan.

b. Jicing, yakni sissa-sisa dari candu setelah diisap, tanpa memperhatikan apakah candu itu dicampur dengan daun atau bahan lain.

c. Jicingko, yakni hasil yang diperoleh dari pengolahan jicing.

4. Morfina, adalah alkaloida utama dari opium dengan rumus kimia C17 H19 NO3. 5. Koka, yaitu tanaman dari semua genus Erythroxylon dari keluarga

Dina Fitriani Lubis : Peranan Galatea Dalam Pencegahan Penularan Hiv/Aids Di Kalangan Pengguna Narkoba Suntik Kota medan, 2009.

USU Repository © 2009

6. Daun koka, yaitu daun yang belum atau sudah dikeringkan atau dalam bentuk serbuk dari semua tanaman genus Erythroxylon dari keluarga Erythroxylaceae yang menghasilkan kokain secara langsung atau melalui perubahan kimia.

7. Kokain mentah, adalah semua hasil-hasil yang diperoleh dari daun koka yang dapat diolah secara langsung untuk mendapatkan kokaina.

8. kokaina, adalah metil ester-I-bensoil ekgonia dengan rumus kimia C17 H21 NO4 9. Ekgonina, adalah lekgonina dengan rumus kimia C9 H15 NO3 H2O dan ester

serta turun-turunannya yang dapat diubah menjadi ekgonia dan kokain

10. Ganja, adalah semua tanaman genus cannabis dan semua bagian dari tanaman termasuk biji, buah, jerami, hasil olahan tanaman ganja atau bagian tanaman ganja termasuk damar ganja dan hashis.

11. Damar ganja, adalah damar yang diambil dari tanaman ganja, termasuk hasil pengolahannya yang menggunakan damar sebagai bahan dasar (Makaro, dkk, 2005: 19-21).

2.4.3. Penasun

Istilah Penasun berasal dari Pengguna narkoba suntik yang umumnya di sebut IDU (Injecting Drug User) yang berarti individu yang menggunakan obat terlarang (narkotika) dengan cara disuntikkan menggunakan alat suntik ke dalam aliran darah.

Penyuntian narkoba telah menjadi hal yang umum sejak akhir abad 20, dan melibatkan sekitar 5-10 juta orang pada sedikitnya di 125 negara. Di seluruh dunia, narkoba yang umum dipakai melalui suntikan adalah heroin, amfetamin dan kokain,

Dina Fitriani Lubis : Peranan Galatea Dalam Pencegahan Penularan Hiv/Aids Di Kalangan Pengguna Narkoba Suntik Kota medan, 2009.

USU Repository © 2009

walaupun banyak narkoba lain yang juga disuntikkan, kususnya termasuk obat penenang dan obat farmasi lainnya.

2.4.4. Narkoba Suntik

Secara umum narkoba suntik adalah penyalahgunaan narkotika yang cara mengkonsumsinya adalah dengan memasukkan obat-obatan berbahaya ke dalam tubuh melalui alat bantu jarum suntik. Narkotika yang dipakai adalah termasuk dalam jenis narkotika yang masuk pada Golongan I yaitu Heroin. Pada kadar yang lebih rendah dikenal dengan sebutan putauw dan ini adalah jenis yang paling banyak dikonsumsi oleh para pengguna narkoba suntik (IDU). Heroin didapatkan dari pengeringan ampas bunga opium yang mempunyai kandungan morfin dan kodein yang merupakan penghilang rasa nyeri yang efektif dan banyak digunakan untuk pengobatan dalam obat batuk dan obat diare.

Heroin dapat dihisap, disedot, atau disuntikan. Heroin jarang sekali ditelan, karena cara ini tidak cukup efektif. Penggunaan yang plaing popular adalah dengan cara memanaskan bubuk heroin di atas kertas aluminium foil dan menghisap asapnya dengan menggunakan pipa kecil atau gulungan kertas. Menggunakan jarum suntik juga merupakan cara lain yang sama popularnya dengan cara menghisap. Penyuntikan dapat dilakukan dengan menyuntikkan lewat otot (di bawah kulit) atau lewat pembuluh vena (pembuluh darah balik) (Siregar, 2007:12).

Heroin sedikitnya sudah dikenal oleh manusia sejak 6000 tahun lalu, dan dikenal berasal dari pohon kebahagiaan. Pada abad ke-7 atau ke-8, diduga pedagang

Dina Fitriani Lubis : Peranan Galatea Dalam Pencegahan Penularan Hiv/Aids Di Kalangan Pengguna Narkoba Suntik Kota medan, 2009.

USU Repository © 2009

Arab membawanya ke Cina dan digunakan sebagai bahan pengobatan. Setelah itu, orang-orang Inggris dan Portugis memasok Cina dengan opium dan menempatkan Inggris sebagai heroin terbesar di dunia. Baru pada tahun 1874 orang membuat heroin dan pohon opium. Ketika itu, heroin dijual sebagai pengganti morfin yang aman dan tidak menimbulkan kecanduan. Namun akhirnya disadari bahwa heroin juga menyebabkan ketergantungan yang tinggi, kemudian di Inggris dilarang pada tahun 1920 dengan undang-undang, Dangerous Drug Act.

Penggunaan heroin mulai meningkat sejak awal 1990 dan mengalami booming sejak 1996. Di Indonesia jumlah penderita narkotika tahun 1995 adalah 130.000 orang (0,065%). Para pemakai narkoba ini kebanyakan anak-anak muda berusia < 26 tahun. Angka kematian akibat penggunaan heroin di Indonesia mencapai 17,6%. Nama lain dari heroin adalah : smack, junk, china ehirte, chiva, black tar, speed balling, dope, brown, dog,negra, nod, white hores, stuff (Japardi, 2002:1).

2.4.5. Efek yang timbul akibat penggunaan heroin

Menurut National Institute Drug Abuse (NIDA), (Japardi, 2002:5), efek heroin dibagi menjadi efek segera (short term) dan efek jangka panjang (long term), yaitu:

Dina Fitriani Lubis : Peranan Galatea Dalam Pencegahan Penularan Hiv/Aids Di Kalangan Pengguna Narkoba Suntik Kota medan, 2009.

USU Repository © 2009

- Gelisah

- Depresi pernafasan - Fungsi mental berkabut - Mual dan muntah - Menekan nyeri - Abortus spontan - Addiksi - HIV, hepatitis - Kolaps vena - Infeksi bakteri

- Penyakit paru (pneumonia, TBC)

Dokumen terkait