• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Negara Hukum

Dalam dokumen DASAR-DASAR ILMU NEGARA (Halaman 101-104)

BAB VII NEGARA HUKUM

7.2. Konsep Negara Hukum

Sebagaimana disinggung di atas, konsep negara hukum sudah mulai digambarkan oleh Plato, melalui istilah Nomoi. Konsep Nomoi yang diajarkan oleh Plato menyatakan bahwa negara akan menjadi baik apabila hukum dijadikan sebagai dasar dalam menyelenggarakan kehidupan bernegara. Hukum merupakan kunci dari keberhasilan negara untuk menjadi baik. Kehidupan yang baik dari seluruh rakyat dan elemen negara merupakan tujuan negara. Tujuan negara tersebut hanya dapat diwujudkan jika hukum dijadikan sebagai dasar pijakan dalam penyelenggaraan negara. (Sarja, 2016: 14).

Konsep negara hukum juga disampaikan oleh Aristoteles, murid Plato. Aristoteles berpendepat bahwa penyelenggaraan negara tidak dilakukan manusia semata. Penyelenggaraan negara dilakukan dengan menggunakan pikiran yang adil. Pikiran yang adil hanya dapat dilakukan dengan berdasarkan pada norma. Sebab, norma yang mampu menentukan baik atau buruk tentang sesuatu yang dilaksanakan. Negara harus diselenggarakan berdasarkan penentuan terhadap norma yang baik, agar negara juga dapat berjalan dengan baik. Tujuan dari pikiran yang adil dan didasarkan pada norma yang baik akan mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat. Kondisi seperti ini dinamakan sebagai negara hukum. Negara hukum mempunyai tujuan menciptakan keadilan bagi seluruh rakyat. Hukum menjadi alat untuk mewujudkan keadilan tersebut. Aristoteles juga memperkuat pendapatnya dengan menyatakan bahwa negara hukum adalah negara yang diselenggarakan dengan dasar konstitusi dan hukum. Hukum yang dimaksud adalah hukum yang berdaulat, sehingga kedaulatan negara berada di tangan hukum (Sarja, 2016: 15).

Konsep negara hukum dalam perjalanannya mengalami perkembangan yang relatif cepat. Konsep negara hukum berkembang secara cepat pada zaman modern,

terutama di wilayah Eropa Kontinental. Perkembangan konsep negara hukum dipelopori oleh Immanuel Kant, Paul Laband, Julius Stahl, Fichte, dan lain-lain. Istilah negara hukum saat itu menggunakan istilah Jerman, yaitu rechtsstaat. Konsep negara hukum juga berkembang di wilayah yang menggunakan tradisi Anglo Saxon. A.V. Dicey merupakan orang yang mempelopori perkembangan konsep negara hukum di wilayah yang menggunakan tradisi Anglo Saxon. Dalam tradisi Anglo Saxon, konsep negara hukum dikenal dengan istilah The Rule of Law (Asshiddiqie, 2010: 2).

Konsep negara hukum yang disampaikan oleh Julius Stahl berada dalam ranah tradisi Eropa Kontinental. Julius Stahl, yang mengistilahkan negara hukum sebagai rechtsstaat, memberikan empat konsep negara hukum. Empat konsep negara hukum menurut Julius Stahl adalah:

1. Adanya perlindungan hak asasi manusia bagi umat manusia 2. Terdapat pembagian kekuasaan pada negara

3. Pemerintahan berjalan dan diselenggarakan berdasarkan pada undang-undang

4. Negara mempunyai pengadilan tata usaha Negara (Asshiddiqie, 2010: 2) A.V. Dicey juga memberikan pandangan tentang konsep negara hukum. Dicey mendasarkan konsep negara hukum pada tradisi Anglo Saxon. Konsep negara hukum yang dikemukakan oleh Dicey berisi tiga elemen penting yaitu:

1. Adanya supremasi hukum pada negara

2. Persamaan kedudukan di muka hukum bagi setiap manusia 3. Negara mempunyai proses peradilan (Asshiddiqie, 2010: 2)

Konsep negara hukum yang dikembangkan oleh Julius Stahl dapat digabungkan dengan konsep negara hukum yang dikembangkan oleh A.V. Dicey. Penggabungan konsep negara hukum dari dua tokoh tersebut dapat dijadikan sebagai konsep negara hukum di era sekarang. Pengembangan konsep negara hukum ini dilakukan oleh The International Commission of Jurist, yang juga memberikan penjelasan konsep negara hukum. Pokok konsep negara hukum dari

The International Commission of Jurist adalah adanya prinsip peradilan yang tidak

memihak. Prinsip tersebut di era sekarang merupakan prinsip yang harus ada dalam setiap negara, khususnya negara demokrasi. Konsep negara hukum menurut The

International Commission of Jurist memiliki tiga prinsip penting, yaitu:

1. Hukum sebagai kedaulatan tertinggi, yang artinya negara wajib patuh terhadap hukum;

2. Penyelenggara negara harus menghargai hak-hak individu dari setiap manusia;

3. Negara mempunyai peradilan dengan prinsip bebas dan tidak memihak (Asshiddiqie, 2010: 2)

Konsep negara hukum juga disampaikan oleh Utrecht. Dia membagi negara hukum menjadi negara hukum formil, atau negara hukum klasik, dan negara hukum materiil, atau negara hukum modern. Konsep negara hukum formil menurut Utrecht merujuk pada hukum yang hanya bersifat formal dan sempit. Hukum yang formil dan sempit tersebut hanya sebatas aturan perundang-undangan yang sifatnya tertulis. Adapun negara hukum materiil bersifat lebih luas dan menekankan adanya keadilan (Asshiddiqie, 2010: 2).

Pendapat lain terkait dengan konsep negara hukum dikemukakan oleh D. Mutiara’s. Menurutnya, negara hukum adalah negara yang menjadikan undang-undang atau hukum sebagai dasar untuk mengatur susunan negara, termasuk kekuasaan dan instrumen-instrumen negara. Kehendak rakyat tidak dapat dilakukan dengan jalan melawan hukum. Hukum tidak dapat dilanggar oleh siapa pun. Setiap orang harus tunduk kepada hukum. Negara hukum mengisyaratkan bahwa hukum atau undang-undang yang mengatur negara, bukan rakyat yang mengatur negara. Negara hukum memberikan jaminan terhadap rakyat melalui hukum atau undang-undang (Fajar, 2016: 6).

Supomo menyatakan konsep negara hukum dijadikan sebagai dasar agar negara patuh terhadap hukum. Hukum dapat memerintah badan-badan dan alat-alat negara. Hukum harus menjadi pelindung bagi rakyat, dan hukum harus memberikan rasa aman terhadap rakyat. Oleh karena itu, negara hukum jelas menjadikan hukum sebagai pusat. Hukum mengendalikan penyelenggaraan kehidupan bernegara. Jika hukum lumpuh, maka negara akan ikut lumpuh. Tetapi jika hukum berjalan dan ditegakkan dengan baik, maka negara juga akan baik (Fajar, 2016: 6-7).

Konsep negara hukum yang dikemukakan oleh para ahli hukum tersebut menandakan bahwa konsep tentang negara hukum cukup beragam. Variasi dari konsep negara hukum tidak terlepas dari latar belakang pemikir dan pengembang konsep negara hukum. Selain itu perkembangan konsep negara hukum juga dipengaruhi oleh berbagai pandangan. Berdasarkan konsep-konsep negara hukum yang telah disampaikan sebelumnya, dapat diasumsikan bahwa negara hukum adalah negara yang di dalamnya terdapat hukum sebagai dasar peneyelenggaraan

negara. Hukum yang dimaksud tidak terbatas pada peraturan perundang-undangan secara tertulis saja. Hukum yang dimaksud adalah hukum yang mempunyai cakupan luas.

Jika berkaca pada konsep negara hukum yang telah dikemukakan sebelumnya, kita dapat menyimpulkan bahwa ketertiban dan keadilan adalah impian dari negara hukum. Ketertiban dan keadilan juga sebagai tujuan dari berdirinya negara hukum. Negara hukum menginginkan adanya ketertiban dan keadilan bagi rakyat. Agar ketertiban dan keadilan sebagai tujuan negara hukum tercapai, maka negara harus memfasilitasi dan menyelenggarakan kehidupan yang tertib dan adil. Negara harus memberikan ketertiban dan keadilan kepada seluruh rakyat.

Dalam dokumen DASAR-DASAR ILMU NEGARA (Halaman 101-104)