• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep KKN

A. Ketentuan Umum

KKN Alternatif UNISNU adalah bentuk program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diperuntukkan bagi Mahasiswa UNISNU Reguler 2 (R2). KKN Alternatif UNISNU merupakan kegiatan yang dilaksanakan mahasiswa diluar kampus guna memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa dalam hal kewirausahaan, penerapan teknologi, pelatihan dan pembinaan IPTEKS dan seni yang dikuasai pada sekelompok masyarakat. Konsep yang digunakan yakni menggunakan prinsip Pendampingan dan Pemberdayaan Masyarakat, dimana Mahasiswa sebagai Fasilitator.

Pendampingan adalah suatu kegiatan konsultasi untuk memfasilitasi dan memotivasi dengan tujuan menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi oleh kelompok masyarakat. Pemberdayaan adalah suatu upaya memulihkan atau meningkatkan keberdayaan suatu komunitas untuk mampu

berbuat sesuai dengan harkat dan martabat mereka dalam melaksanakan hak-hak dan tanggung jawab mereka sebagai manusia dan warga negara. Fasilitatoryaitu seseorang yang mempunyai kemampuan dan bertugas untuk memfasilitasi dan memotivasi pelaksanaan pemberdayaan pada masyarakat sasaran.

KKN Alternatif juga dimaksudkan untuk membantu masyarakat sebagai lembaga mitra dalam menyelesaikan persoalan-persoalan IPTEKS yang dihadapinya. Khalayak sasaran mitra program KKN alternatif yakni :

1. Masyarakat yang produktif secara ekonomi.

2. Masyarakat yang belum produktif secara ekonomis, tetapi berhasarat kuat menjadi wirausahawan,

3. Masyarakat yang tidak produktif secara ekonomi (masyarakat umum/biasa).

Yang dimaksudkan dengan sasaran (mitra) masyarakat yang produktif secara ekonomi yakni, kelompok perajin, kelompok nelayan, kelompok tani, kelompok ternak, dsb yang setiap anggotanya memiliki karakter produktif secara ekonomis. Mitra yang belum produktif secara ekonomis namun berhasrat kuat menjadi wirausahawan yakni merupakan kelompok dengan jumlah anggota minimal 5 orang seperti kelompok dasawisma, pokdarwis, kelompok PKK, kelompok pengajianm kelompok ibu-ibu rumah tangga dsb. Sedangkan mitra yang tidak produktif secara ekonomi misalnya sekolah (PAUD/TK, SD, SMP, SMA/SMK), karang taruna, kelompok anak-anak jalanan, RT/RW, dusun, Puskesmas/posyandu, pesantren dan lain sebagainya.

KKN Alternatif dilaksanakan selama 60 hari dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Pembentukan kelompok dilakukan oleh PPKKN

3. Pelaksanaan KKN Alternatif setiap hari minimal4 jam, kecuali hari Sabtu-Ahad dan hari libur minimal 8 jam.

4. Peserta menentukan mitra yang akan didampingi dengan mengadakan survei terlebih dahulu.

5. Perumusan perencanaan kegiatan (dengan menjadikan hasil survei sebagai masukan utama). Perumusan rencana kegiatan tersebut dituangkan dalam proposal kegiatan yang kemudian disampaikan kepada PPKKN.

6. Pelaksanaan kegiatan dengan memperhatikan hal berikut : a. Kegiatan harus sesuai dengan materi kegiatan yang telah

direncanakan/disusun.

b. Pendampingan yang dilakukan kepada 4 (empat) mitra yang sejenis.

c. Perkembangan kegiatan dari waktu ke waktu.

B. Prinsip Dasar Pendampingan

Prinsip dasar pendampingan KKN Alternatif meliputi : 1. Menumbuh KembangkanKesadaran

Prinsip ini merupakan pondasi esensial dalam upaya mendampingi masyarakat. Sebelum orang secara sungguh-sungguh menyadari tentang permasalahan, sifat dan penyebabnya, kemungkinan mengatasinya masyarakat tidak akan termotivasi untuk bertindak.

2. Partisipatif

Keterlibatan semua masyarakat dalam semua aspek dan tahapan kegiatan yang dilaksanakan. Pada esensinya partisipasi dapat tercermin dalam situasi dimana setiap orang mengelola urusannya sendiri, mempengaruhi keputusan publik dan terlibat dalam berbagai kegiatan yang memberi nilai tambah dalam kehidupan sosial danekonominya.

3. Keberlanjutan

Prinsip ini dijalankan untuk memberi manfaat kepada masyarakat jauh melintasi rentang waktu program, menjamin mereka keluar dari permasalahan yang dihadapi secara mandiri dan menyediakan kesempatan agar dapat secara terus menerus meningkatkan kapasitas mereka.

4. Kemandirian

Prinsip ini dimaksudkan untuk menjamin bahwa segala sesuatu yang dijalankan betul-betul mengarah kepada upaya memperkuat kepercayaan masyarakat, sehingga mampu menyikapi situasi yang dihadapi dan mengurangi ketergantungan pada orang atau pihak lain.

Langkah - Langkah Pendampingan 1. Observasi Bersama Masyarakat

a. Kontak awal dan penyepakatan tahapan proses kegiatan. b. Pengumpulan data dan informasi di lokasi KKN Alternatif. 2. Penyusunan Program Bersama Masyarakat

a. Identifikasi masalah (analisis kondisi wilayah). b. Identifikasi potensi.

c. Identifikasi program. d. Rumusan tujuan.

e. Penyusunan Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) sebagai tahapan proses pelaksanaan kegiatan.

3. Sosialisasi Bersama Masyarakat

Penyepakatan program dan kegiatan antara mahasiswa dan masyarakat (waktu, dana, tahapan pelaksanaan).

4. Pelaksanaan Kegiatan Bersama Masyarakat

a. Pelaksanaan tahapan kegiatan (sesuai dengan RKTL)

Pembimbing Lapangan (DPL), Koordinator Kecamatan (Korcam), dan Panitia.

5. Pelaporan a. Pendahuluan.

Berisi latar belakang, potensi dan permasalahan b. Pelaksanaan

Memuat rekam proses berikut pemecahan permasalahan c. Penutup.

1. Kesimpulan, memuat kesimpulan perkegiatan

2. Saran, berisi masukan terhadap semua pihak yang terkait.

C. Prinsip Dasar Pemberdayaan

Beberapa prinsip Pemberdayaan yang harus diperhatikan, diantaranya :

1. Partisipatif. Seperti yang diuraikan, bahwa inti dari pembangunan desa adalah keterlibatan seluruh lapisan masyarakat dalam setiap tahap pembangunan. Partisipasi langsung dari masyarakat juga merupakan antisipasi terhadap aspirasi–aspirasi yang muncul dari bawah, agar dapat menekan gejolak yang mungkin timbul dari ketidak-puasan terhadap keberlangsungan pemerintahan dan pembangunan desa. Keterlibatan masyakarat dapat diwujudkan dengan dibentuknya lembaga – lembaga dan kader – kader yang memiliki kemampuan untuk menampung aspirasi.

2. Terarah. Pembangunan yang baik adalah pembangunan yang terarah pada sasaran, diawali oleh proses pengkanjian terhadap kebutuhan yang jeli dan perencanaan yang matang maka diharapkan tidak ada lagi hasil pembangunan yang tidak tepat guna dan berhasil guna.

3. Pendekatan kelompok/lembaga, Pendekatan–pendekatan pembangunan melalui lembaga – lembaga dan kader – kader

bentukan pemerintah maupun yang dibentuk melalui proses budaya diharapkan dapat memotong proses perencanaan pembangunan yang berlarut – larut sehingga dapat mengatasi masalah yang timbul di masyakarat.

4. Orientasi budaya setempat. Setiap pembangunan dan upaya pemberdayaan masyarakat haruslah mempertimbangkan dan memanfaatkan budaya setempat, karena budaya merupakan potensi yang dapat mendukung tapi juga dapat mengganggu pelaksanaan pembangunan di desa.

5. Capacity building. Arah pembangunan desa seharusnya juga ditujukan untuk meningkatkan kemampuan masyakarat yang berujung pada kemandirian bukan menciptakan ketergantungan masyarakat kepada pemerintah.

D. Prinsip Dasar Fasilitator

1. Prinsip Dasar Fasilitasi

Fasilitasi adalah proses sadar untuk membantu sebuah kelompok sehingga dapat berhasil melaksanakan tugas mereka sambil tetap berhasil menjaga eksistensi kelompok tersebut. 2. Peran dan Fungsi Fasilitator

Sesuai dengan semangat partisipatif, fasilitator mempunyai peran:

a. Sebagai Katalisator (Catalyst),

b. Sebagai Pemberi Bantuan dalam Proses (Process helper), c. Sebagai Pengubung dengan Sumber Daya (Resource Linker), d. Sebagai Pemandu Masyarakat untuk Menemukan Solusi, e. Sebagai Pendamping dalam Proses Pemantauan dan

Evaluasi.

3. Perilaku Fasilitator dalam KKN Alternatif

Tugas seorang fasilitator dalam konsep KKN adalah memfasilitasi suatu proses pemicuan agar terjadi perubahan

perilaku masyarakat atas inisiatif masyarakat sendiri. Maka perilaku seorang fasilitator pemicu kepada masyarakat berdasarkan prinsip kesetaraan, tidak ada yang dianggap lebih tinggi (upper) atau dianggap lebih rendah (lower).Bahkan masyarakat sasaran adalah pihak yang lebih tahu tentang perilaku dan kebiasaan yang sudah mereka lakukan selama bertahun-tahun.

Untuk menggali dan mengidentifikasi bagaimana seharusnya sikap dan perilaku seorang fasilitator pemicu pada saat proses pemicuan, lakukan curah pendapat dan diskusi secara partisipatif kepada semua peserta pelatihan. Tanyakan bagaimana sikap kita saat berhadapan dengan orang yang lebih banyak tahu dibanding diri kita.Hubungan antara seorang fasilitator dan masyarakat sasaran dapat diumpamakan seperti sikap antara seorang murid (diri fasilitator) terhadap guru (masyarakat sasaran).

E. Kompetensi Dasar KKN Alternatif

1. Kompetensi Dasar

Melalui KKN Alternatif, mahasiswa dan masyarakat diharapkan :

a. Memiliki pengetahuan, pemahaman dan wawasan kemasyarakatan.

b. Mampu melakukan identifikasi masalah, memecahkan masalah, mengambil keputusan, melaksanakan kegiatan dan mengevaluasi.

c. Mampu membangun kebersamaan, kejujuran, kesetaraan, dan kemandirian yang didasarkan pada nilai-nilai Islam ahlussunnah wal jamaah.

d. Mengemban misi ahlussunnah wal jamaah yang melekat pada setiap mahasiswa.

2. Indikator Pencapaian KKN Alternatif

a. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan memahami kondisi sosial masyarakat.

b. Masyarakat memahami peran mahasiswa sebagai pendamping dalam melaksanakan program kemasyarakatan. c. Mahasiswa bersama masyarakat mampu memecahkan masalah, mengambil keputusan, melaksanakan kegiatan danmengevaluasi.

d. Mahasiswa bersama masyarakat mampu membangun kebersamaan, kejujuran, kesetaraan, dan kemandirian yang didasarkan pada nilai- nilai Islami ahlussunnah wal jamaah. e. Mahasiswa bersama masyarakat melaksanakan misi

ahlussunnah wal jamaah.

F. Ruang Lingkup

Kegiatan KKN Alternatif dikelompokkan menjadi 9 (sembilan) tema, dimana masing-masing kelompok mahasiwa diperkenankan mengambil 1 dari 9 tema yang ditawarkan.Sebagai catatan, mahasiswa disarankan mengambil masalah yang relevan dengan disiplin ilmu mahasiswa yang bersangkutan.tema yang dimaksud, yakni:

1. Penguatan Ekonomi Kreatif

2. Penguatan Bidang Keagamaan dan Pendidikan 3. Sosial, Budaya, Hukum, dan Pemerintahan.

4. Ekonomi Kerakyatan dan Peningkatan Wirausaha. 5. Teknologi Tepat Guna

6. Kesehatan dan Lingkungan Hidup. 7. Dakwah Islamiyah.

9. Penguatan Pariwisata Desa

Tema-tema di atas dapat diturunkan dalam beberapa sub tema untuk memudahkan implementasi di lapangan sesuai dengan potensi desa lokasi KKN. Contoh-contoh subtema tersebut akan diuraikan dalam bab selanjutnya.

G. Expo Potensi Lokal Hasil KKN Alternatif

Setiap kelompok KKN Alternatif harus mempamerkan potensi ekonomi kreatif, dan potensi lain dari masing-masing desa lokasi KKN Alternatif dalam kegiatan expo yang diselenggarakan oleh Koordinator Mahasiswa Kecamatan (Kormacam) sesuai dengan jadwal kegiatan KKN Alternatif.

Teknis lebih lanjut tentang penyelenggaraan expo diserahkan sepenuhnya kepada Kormacam dengan tetap berkoordinasi dengan Korcam, DPL dan PPKKN.

Dokumen terkait