BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
5. Konsep Pap Smear
a. Pengertian
Pap Smear adalah test penapisan untuk mendeteksi Human Papiloma Virus (HPV) dan pra kanker serviks (FKUI, 2000), dan menurut Evennet Karen (2003), Pap Smear adalah cara untuk mendeteksi adanya perubahan-perubahan yang bersifat pra kanker.
commit to user
Pap Smear atau Pap Test, adalah temuan menakjubkan, hasil riset dr. Papanicolau 1928, seorang ilmuwan dari Yunani. Tes ini berfungsi untuk mendeteksi perubahan sifat sel pada leher rahim. Temuan dokter yang kini bermukim di New York ini sangat dianjurkan bagi wanita yang pernah melakukan hubungan seksual, serta wanita yang memiliki risiko tinggi terkena kanker leher rahim, misalnya; wanita yang melakukan hubungan seksual tidak dengan pasangan tetap (cenderung berganti pasangan).
(http://www.conectique.com/trend_tips_solution/health/article.php?arti cle_id=1640)
Menurut Tim Penanggulangan Kanker Terpadu Pari Purna , RSUD DR Soetomo/ FK UNAIR TAHUN 2000 menyatakan bahwa Pemeriksaan Pap Smear test merupakan suatu test yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan- kelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim. Terjadinya kanker serviks ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang abnormal, tetapi sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel kanker. Pengobatan yang tepat akan segera dapat menghentikan sel-sel yang abnormal sebelum berubah menjadi sel kanker. Sel-sel abnormal tersebut dapat dideteksi dengan “Pap Smear test” sehingga semakin dini sel-sel abnormal terdeteksi. Semakin rendah risiko seseorang menderita kanker leher rahim. (Tim Penanggulangan Kanker Terpadu Pari Purna RSUD DR Soetomo/ FK UNAIR Tahun 2000).
commit to user
Pap Test(Pap Smear) adalah pemeriksaan sitologik epitel porsio
dan endoservik uteri untuk penentuan adanya perubahan praganas maupun ganas di porsio atau servik uteri (Tim PKTP,RSUD Dr. Soetomo/ FK UNAIR, 2000).
Menurut Tim Penanggulangan Kanker Terpadu Pari Purna , RSUD DR Soetomo/ FK UNAIR TAHUN 2000 menyatakan bahwa Pemeriksaan Pap Smear test merupakan suatu test yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan- kelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim.
Sedangkan menurut Hariyono Winarto dalam seminarnya pada tanggal 05-10-2008 tentang Pap Smear Sebagai Upaya Menghindari Kanker Leher Rahim Bagi Wanita Usia Reproduksi, pengertian Pap Test (Pap Smear) adalah suatu pemeriksaan dengan cara mengusap leher rahim (scrapping) untuk mendapatkan sel-sel leher rahim kemudian diperiksa sel-selnya, agar dapat diketahui terjadinya perubahan atau tidak. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pap Smear adalah pemeriksaan usapan pada leher rahim untuk mengetahui adanya perubahan sel-sel yang abnormal yang diperiksa dibawah mikroskop.
Pap Smear merupakan pemeriksaan usapan mulut rahim untuk melihat sel-sel mulut rahim (serviks) di bawah mikroskop, Pap Smear
adalah tes skrening untuk mendeteksi dini perubahan atau
commit to user
Pemeriksaan ini dilakukan di atas kursi pemeriksaan khusus
ginekologis. Sampel sel-sel diambil dari luar serviks dan dari liang
serviks dengan melakukan usapan dengan spatula yang terbuat dari bahan kayu atau plastik. Setelah usapan dilakukan, sebuah cytobrush
(sikat kecil berbulu halus, untuk mengambil sel-sel serviks) dimasukkan untuk melakukan usapan dalam kanal serviks. Setelah itu, sel-sel dimasukkan dalam botol yang mengandung zat pengawet, kemudian dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.
(http://ayurai.wordpress.com/2010/08/18/pap-smear/)
b. Tujuan Pap Smear
1). Menemukan sel abnormal atau sel yang dapat berkembang menjadi kanker termasuk infeksi Human Papiloma Virus (HPV). (Ramli, dkk: 2000).
2). Untuk mendeteksi adanya pra-kanker, ini sangat penting ditemukan sebelum seseorang menderita kanker. (Hariyono.W, 2008).
3). Mendeteksi kelainan – kelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim.
4). Mendeteksi adanya kelainan praganas atau keganasan servik uteri
(Tim PKTP, RSUD Dr. Soetomo / FK UNAIR, 2000).
c. Sasaran Pap Smear
1). Ahli-ahli di Marie Stopes International menganjurkan agar kita melakukan Pap Smear setiap tahun baik wanita yang sudah
commit to user
menikah atau wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual.
2). American Cancer Society penulisannya : ”Cancer Related Health Check Up“ menganjurkan sebagai berikut :
a). Pap test setahun sekali bagi wanita antara umur 40-60 tahun dan juga bagi wanita di bawah 20 tahun yang seksual aktif. b). Sesudah 2x pap test (-) dengan interval 3 tahun dengan catatan
bahwa wanita resiko tinggi harus lebih sering menjalankan pap test (Tim PKTP, RSUD Dr. Soetomo / FK UNAIR, 2000) 3). The British Medical Association Family Health Encyclopedia
menganjurkan bahwa seseorang wanita harus melakukan Pap Smear dalam 6 bulan setelah pertama kali melakukan hubungan seksual, Pap Smear dalam 6 bulan setelah pertama kali melakukan hubungan seksual, dengan Pap Smear kedua 6-12 bulan setelah
Pap Smear pertama dan hasil diberikan adalah normal pada selang waktu 3 tahunan selama masa hidupnya.
d. Manfaat Pemeriksaan Pap Smear.
1). Evaluasi sitohormonal. 2). Merdiagnosis peradangan.
3). Identifikasi organisme penyebab peradangan.
4). Mendiagnosis pra kanker serviks, kanker serviks dini / lanjut. 5). Memantau hasil terapi (Evennett, 2003).
commit to user
e. Alasan melakukan Pap Smear
Alasan harus melakukan Pap Smear antara lain : 1). Menikah pada usia muda (di bawah 20 tahun). 2). Pernah melakukan senggama sebelum usia 20 tahun. 3). Pernah melahirkan lebih dari 3 kali.
4). Pemakaian alat kontrasepsi lebih dari 5 tahun, terutama Intra Uterin Device (IUD) atau kontrasepsi hormonal.
5). Mengalami perdarahan setiap hubungan seksual. 6). Mengalami keputihan atau gatal pada vagina.
7). Sudah menopause dan mengeluarkan darah pervagina. 8). Berganti pasangan dalam senggama . (Evennett,K, 2003)
Evennett (2003 : 4) menegaskan bahwa semua wanita yang berusia 20-60 tahun harus melakukan Pap Smear paling tidak setiap lima tahun. Dalam buku yang sama “The British Medical Association Family Health Encyclopedia” menganjurkan bahwa seorang wanita harus melakukan Pap Smear dalam 6 bulan setelah pertama kali melakukan hubungan seksual, dengan Pap Smear kedua 6-12 bulan setelah Pap Smear pertama (karena suatu perubahan kecil dapat menghilangkan suatu abnormalitas dalam suatu Pap Smear) dan hasil yang diberikan adalah normal pada selang waktu (interval) 3 tahunan selama masa hidupnya.
commit to user
f. Syarat Pengambilan Pap Smear
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan Pap Smear adalah sebagai berikut :
1). Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi berikutnya.
2). Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan penyakit yang pernah diderita
3). Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan.
4). Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya.
5). Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina
48 jam sebelum pemeriksaan.
6). Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel. (Republika. C, 2007).
g. Teknik Pengambilan Sediaan
1). Alat-alat yang diperlukan untuk pengambilan Pap test yaitu : a). Formulir konsultasi sitologi.
b). Spatula ayre yang dimodifikasi dan cytobrush.
c). Kaca benda yang pada satu sisinya telah diberikan tanda/label. d). Spekulum cocor bebek (gravels) kering.
commit to user
e). Tabung berisikan larutan fiksasi alcohol 95 %. (Arif Mansjoer, 2000).
2). Cara pengambilan sediaan :
a). Sebelum memulai prosedur, pastikan bahwa label wadah
specimen diisi, pastikan bahwa preparat diberi label yang menulis tanggal dan nama serta nomor identitas wanita.
b). Gunakan sarung tangan.
c). Insersi spekulum dengan ukuran tepat, visualisasi serviks, fiksasi speculum untuk memperoleh pajanan yang diperoleh. Pastikan secara cermat membuang setiap materi yang menghalangi visualisasi serviks/ mengganggu studi sitologi. d). Salah satu dari 4 metode pengumpulan spesimen berikut untuk
apusan Pap dapat digunakan :
(1). Tempatkan bagian panjang ujung spatula kayu yang ujungnya sedikit runcing/ pengerik plastik mengenai dan masuk ke dalam mulut eksterna serviks dan tekan. Ambil
spesimen kanalis servikalis dengan memutar spatula satu lingkaran penuh
(2). Ujung kapas aplikator berujung kapas dilembabkan dengan normal saline, insersi aplikator tersebut ke dalam saluran
serviks 2 cm dan putar 360o.
(3). Insersi alat gosok sepanjang 1-2 cm ke dalam saluran
commit to user
(4). Gunakan kombinasi metode untuk metode memasukkan
spatula.
e). Sebarkan sel-sel pada preparat yang sudah diberi label. Apabila
sel-sel dikumpulkan pada spatula kayu, tempatkan satu sisi diatas dekat label diatas setengah bagian atas preparat dan usap 1 kali sampai ke ujung preparat. Kemudian balikkan spatula dan tempatkan sisi datar lain dekat label pada setengah bagian bawah preparat dan usap satu kali sampai ujung preparat.
f). Segera semprot preparat dengan bahan fiksasi/ masukkan bahan tersebut didalam tabung berisi larutan fiksasi.(Helen Varney, 2007).
g). Bila fasilitas pewarnaan jauh dari tempat praktek sederhana, dapat dimasukkan dalam amplop/pembungkus yang dapat menjamin kaca sediaan tidak pecah. Dengan pengambilan sediaan yang baik, fiksasi dan pewarnaan sediaan baik serta pengamatan mikroskopik yang cermat, merupakan langkah yang memadai dalam menegakkan diagnosis. (Ramli,dkk, 2000).
h. Klasifikasi Pap Smear
Klasifikasi menurut Ramli, dkk: 2000, negatif: tidak ditemukan sel ganas. Sedangkan klasifikasi menurut Papanicolau adalah sebagai berikut :
commit to user
1). Kelas I : Hanya ditemukan sel-sel normal.
2). Kelas II : Ditemukan beberapa sel atipik, akan tetapi tidak ada bukti keganasan.
3). Kelas III : Gambaran sitologi mengesankan, tetapi tidak konklusif keganasan.
4). Kelas IV : Gambaran sitologi yang mencurigakan keganasan.
5). Kelas V : Gambaran sitologi yang menunjukkan keganasan. (Tim PKTP RSUD Dr. Soetomo/FK UNAIR, 2000).
Interpretasi hasil Pap test menurut Papanicolaou:
1). Kelas I : Identik dengan normal Smear pemeriksaan ulang 1 tahun lagi.
2). Kelas II : Menunjukkan adanya infeksi ringan non spesifik, kadang disertai :
a). Kuman atau virus tertentu. b). Sel dengan kariotik ringan.
Pemeriksaan ulang 1 tahun lagi, pengobatan yang sesuai dengan kausalnya. Bila ada erosi atau radang bernanah, pemeriksaan ulang 1 bulan setelah pengobatan.
commit to user
3). Kelas III : Ditemukannya sel diagnostik sedang dengan keradangan berat. Periksa ulang 1 bulan sesudah pengobatan
4). Kelas IV : Ditemukannya sel-sel yang mencurigakan ganas dalam hal demikian daapat ditempuh 3 jalan, yaitu:
(1). Dilakukan biopsi.
(2). Dilakukan pap test ulang segera, dengan skreping
lebih dalam diambil 3 sediaan (3). Rujuk untuk biopsi konfirmasi.
5). Kelas V : Ditemukannya sel-sel ganas. Dalam hal ini seperti ditempuh 3 jalan seperti pada hasil kelas IV untuk konfirmasi. (Tim PKTP RSUD Dr. Soetomo/FK UNAIR, 2000).
i. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Pap Smear
Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan Pap Smear yaitu perubahan sel – sel abnormal pada mulut rahim yang akhirnya dapat terjadi kanker serviks antara lain :
1). Konseling pra Pap Smear yang tepat:
a). Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi berikutnya.
b). Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan penyakit yang pernah diderita
commit to user
c). Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan.
d). Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya.
e). Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam
vagina 48 jam sebelum pemeriksaan.
f). Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel. (Republika. C, 2007).
2). Cara pengambilan sediaan
Pengambilan sediaan yang tak adekuat (62 %), bisa terjadi kegagalan skrining (15 %), interpretasi (23 %), dan angka positif palsu (3-15 %). Untuk ketepatan diagnostik perlu diperhatikan komponen endoserviks dan ektoserviks yang diambil dengan gabungan cytobrush dan spatula.
3). Petugas kesehatan (dokter/ bidan) Bisa disebabkan oleh:
a). Kegagalan memberikan pelayanan tes Pap.
b). Kegagalan menyampaikan hasil tes abnormal pada pasien. c). Kegagalan merujuk pasien dengan tes abnormal.
4). Labolatorium
a). Kegagalan mendeteksi sel abnormal.
commit to user
c). Kegagalan mengajukan pengulangan. d). Hapussan terlalu tipis.
e). Sediaan apusan terlalu kering sebelum di fiksasi. f). Cairan fiksasi tidak memakai alkohol 95 %. (Ramli, dkk, 2000)
5). Petugas laboratorium
a). Cara kerja tidak sesuai prosedur. b). Reagen yang dipakai sudah expaidet.
c). Pembacaan hasil pemeriksaan sitologi kurang valid. d). Keterampilan dan ketelitian spesialis patologi anatomi. 6). Faktor karakteristik
a). Umur
Perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim paling sering ditemukan pada usia 35-55 tahun dan memiliki risiko 2-3 kali lipat untuk menderita kanker mulut rahim (serviks). Semakin tua umur seseorang akan mengalami proses kemunduran, sebenarnya proses kemunduran itu tidak terjadi pada suatu alat saja tetapi pada seluruh organ tubuh. Semua bagian tubuh mengalami kemunduran, sehingga pada usia lanjut lebih lama kemungkinan jatuh sakit, misalnya terkena sakit/mudah mengalami infeksi (Andrijono, 2008).
commit to user b). Paritas
Paritas adalah seorang wanita yang sudah pernah melahirkan bayi yang dapat hidup atau viable. Paritas dengan jumlah anak lebih dari 2 orang atau jarak persalinan terlampau dekat mempunyai risiko yang lebih besar terhadap timbulnya perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim. Jika jumlah anak yang dilahirkan pervaginam banyak dapat menyebabkan terjadinya perubahan sel abnormal dari epitel pada mulut rahim yang dapat berkembang menjadi keganasan (IBG Manuaba, 1999).
c). Sosial ekonomi
Golongan social ekonomi yang rendah sering kali terjadi keganasan pada sel – sel mulut rahim, hal ini dikarenakan ketidakmampuan melakukan Pap Smear secara rutin (Andrijono, 2008).
d). Usia wanita saat menikah
Usia menikah <21 tahun mempunyai risiko lebih besar mengalami perubahan sel-sel mulut rahim. Hal ini karena pada saat usia muda sel-sel rahim masih belum matang. Maka sel – sel tersebut tidak rentan terhadap zat – zat kimia yang dibawa oleh sperma dan segala macam perubahannya. Jika belum matang, bisa saja ketika ada rangsangan sel yang tumbuh tidak
commit to user
seimbang dengan sel yang mati, sehingga kelebihan sel ini bisa berubah sifat menjadi sel kanker ( Evennett Karen, 2003). 7). Faktor perilaku
a). Berganti-ganti pasangan
Pasangan seksual yang berganti – ganti juga memperbesar risiko kemungkinan terjadinya kanker leher rahim. Bisa saja salah satu pasangan seksual membawa virus Human Papiloma Virus (HPV) yang mengubah sel-sel di permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak yang akan mengarah ke keganasan leher rahim (Nugroho. K, 2007)
b). Hygiene alat Genetalia
Terlalu sering menggunakan antiseptik untuk mencuci vagina juga ditengarai dapat memicu kanker serviks. Oleh sebab itu, hindari terlalu sering mencuci vagina dengan
antiseptic karena cuci vagina dapat menyebabkan iritasi di
serviks. Iritasi ini akan merangsang terjadinya perubahan sel yang akhirnya berubah menjadi kanker. (Rieke. P, 2006).
j. Tehnik Pemeriksaan Pap Smear
Menurut Evennet (2003), pemeriksaan penunjang tes Pap
merupakan penapisan untuk mendeteksi infeksi Human Papiloma Virus (HPV) dan prakanker serviks. Teknik Papanicolau pertama diperkenalkan tahun 1928 oleh Dr. George Papanicolau dan Dr. Aurel Babel dan mulai populer sejak tahun 1943 (Tim PKTP,RSUD Dr.
commit to user
Soetomo/FKUNAIR,2000). Pemeriksaan Pap Smear adalah pengamatan sel-sel yang dieksfoliasi dari genetalia wanita test Pap
terbukti dapat menurunkan kejadian kanker serviks dengan ditemukan stadium prakanker (Tim PKTP,RSUD Dr. Soetomo/FKUNAIR,2000).
Sedangkan menurut Evennet (2003), pemeriksaan Pap Smear
adalah suatu tindakan mengambil olesan permukaan epitel leher rahim yang kemudian dilihat perubahan yang terjadi pada sel epitel itu melalui pemeriksaan menggunakan mikroskop.
PapTest (Pap Smear) adalah pemeriksaan sitologik epitel porsio
dan endoservik uteri untuk penentuan adanya perubahan praganas maupun ganas di porsio atau servik uteri (Tim PKTP,RSUD Dr. Soetomo/FKUNAIR,2000). Sedangkan menurut Hariyono Winarto dalam seminarnya pada tanggal 05-10-2008 tentang Pap Smear
Sebagai Upaya Menghindari Kanker Leher Rahim Bagi Wanita Usia
Reproduksi, pengertian Pap Test (Pap Smear) adalah suatu pemeriksaan dengan cara mengusap leher rahim (scrapping) untuk mendapatkan sel-sel leher rahim kemudian diperiksa sel-selnya, agar dapat diketahui terjadinya perubahan atau tidak. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pap Smear adalah pemeriksaan usapan pada leher rahim untuk mengetahui adanya perubahan sel-sel yang
abnormal yang diperiksa dibawah mikroskop.
Pemeriksaan Pap Smear tidak dianjurkan pada wanita hamil, wanita yang mengkonsumsi obat-obatan atau pil Keluarga Berencana (
commit to user
KB) Selama 24 jam sebelum pemeriksaan, sebaiknya menghindari persetubuhan, penggunaan tampon, pil vagina, ataupun mandi berendam dalam bath tub untuk menghindari kontaminasi ke dalam vagina yang dapat mengacaukan hasil pemeriksaan. Pemeriksaan Pap Smear saat menstruasi sebaiknya dihindari, karena darah dan sel dari dalam rahim dapat mengganggu keakuratan hasil Pap Smear.
(http://ayurai.wordpress.com/2010/08/18/pap-smear/) 1). Persiapan sebelum Pap Smear
Beberapa hal yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan Pap Smear antara lain :
a). Pada saat pengambilan lendir, usahakan otot-otot vagina
rileks.
b). Tidak melakukan hubungan suami istri 48 jam sebelum pengambilan lendir mulut rahim.
c). Waktu yang paling baik untuk pengambilan lendir adalah 2 minggu setelah selesai haid.
d). Jangan menggunakan pembasuh antiseptik atau sabun
antiseptik di sekitar vagina selama 72 jam sebelum pengambilan lendir.
e). Jika sudah menopause, Pap Smear dapat dilakukan kapan saja, tetapi jika kandung rahim dan leher rahim telah diangkat atau dioperasi pengangkatan kandung rahim dan leher rahim
commit to user
tidak perlu lagi melakukan Pap Smear karena sudah terbebas dari resiko menderita kanker leher rahim (Evennet, 2003). 2). Cara Pap Smear
Secara teknis melakukan Pap Smear adalah dengan pengambilan sapuan lendir dengan menggunakan spatula atau sejenis sikat halus. Lendir leher rahim diambil dokter atau bidan untuk dioleskan dan difiksasi (dilekatkan) pada kaca benda. Kemudian dengan menggunakan mikroskop seorang ahli akan menguji sel rahim tersebut (Evennet, 2003).
a). Teknik Pengambilan Sediaan
Alat-alat yang diperlukan untuk pengambilan Pap test yaitu : (1) Formulir konsultasi sitologi.
(2) Spatula ayre yang dimodifikasi dan cytobrush.
(3) Kaca benda yang pada satu sisinya telah diberikan tanda/label.
(4) Spekulum cocor bebek (gravels) kering.
(5) Tabung berisikan larutan fiksasi alcohol 95 %. (Arif Mansjoer, 2000).
b). Cara pengambilan sediaan :
(1) Sebelum memulai prosedur, pastikan bahwa label wadah specimen diisi, pastikan bahwa preparat diberi label yang menulis tanggal dan nama serta nomor identitas wanita. (2) Gunakan sarung tangan.
commit to user
(3) Insersi spekulum dengan ukuran tepat, visualisasi serviks,
fiksasi speculum untuk memperoleh pajanan yang diperoleh. Pastikan secara cermat membuang setiap materi yang menghalangi visualisasi serviks/ mengganggu studi sitologi.
(4) Salah satu dari 4 metode pengumpulan spesimen berikut untuk apusan pap dapat digunakan :
(a) Tempatkan bagian panjang ujung spatula kayu yang ujungnya sedikit runcing/ pengerik plastik mengenai dan masuk ke dalam mulut eksterna serviks dan tekan. Ambil spesimen kanalis servikalis dengan memutar
spatula satu lingkaran penuh.
(b) Ujung kapas aplikator berujung kapas dilembabkan dengan normal saline, insersi aplikator tersebut ke dalam saluran serviks 2 cm dan putar 3600.
(c) Insersi alat gosok sepanjang 1-2 cm ke dalam saluran
serviks dan putar 90-180o.
(d) Gunakan kombinasi metode untuk metode memasukkan spatula.
(5) Sebarkan sel-sel pada preparat yang sudah diberi label. Apabila sel-sel dikumpulkan pada spatula kayu, tempatkan satu sisi diatas dekat label diatas setengah bagian atas preparat dan usap 1 kali sampai ke ujung
commit to user
preparat. Kemudian balikkan spatula dan tempatkan sisi datar lain dekat label pada setengah bagian bawah
preparat dan usap satu kali sampai ujung preparat. (6) Segera semprot preparat dengan bahan fiksasi/ masukkan
bahan tersebut didalam tabung berisi larutan fiksasi.
(Helen Varney, 2007).
(7) Bila fasilitas pewarnaan jauh dari tempat praktek sederhana, dapat dimasukkan dalam amplop/pembungkus yang dapat menjamin kaca sediaan tidak pecah. Dengan pengambilan sediaan yang baik, fiksasi dan pewarnaan sediaan baik serta pengamatan mikroskopik yang cermat, merupakan langkah yang memadai dalam menegakkan diagnosis. (Ramli,dkk, 2000).
commit to user 3). Hasil Pemeriksaan Pap Smear
Menurut Ramli dkk (2000) arti dari hasil pemeriksaan Pap Smear, adalah sebagai berikut :
Kelas Interpretasi 0 1 2 3 4 5
Tidak terbaca, test harus segera diulang Normal
Radang ringan/ berat dengan penyakit yang diketahui secara pasti ataupun belum pasti
Radang dengan tanda pra kanker Dicurigai ada kanker
Dipastikan ada kanker
Sampel dengan hasil sel abnormal dikategorikan (seperti dikemukakan oleh National Cancer Institute):
ASC (Atypical Squamous Cells): Sel skuamus tipis yang melapisi
permukaan serviks. Sistem Bethesda mengkategorikan menjadi 2 grup:
ASC-US (Atypical Squamous Cells Undetermined Significance): Sel skuamus tidak berbentuk niormal, tetapi dokter tidak jelas dengan perubahannya. Kadang perubahan sel dikaitkan dengan infeksi Human Papiloma Virus (HPV). ASC-US dianggap sebagai kelainan ringan.
ASC-H (Atypical Squamous Cells can not exclude High grade squamous intraepithelial lesion): Sel skuamus tampak tak normal,
commit to user
tetapi dokter tidak jelas dengan perubahannya. ASC-H dianggap beresiko tinggi menjadi stadium prakanker.
AGC(Atypical Glandular Cells) : Sel glandula yang memproduksi
mukus (semacam lendir), ditemukan di kanal endoserviks (tepian mulut rahim) atau di sepanjang uterus (kandungan). Pada kategori ini,sel glandula tampak tidak normal, tetapi dokter tidak jelas dengan perubahannya.
AIS (endocervical Adenocarcinoma In Situ): Sel prakanker ditemukan di glandular tissue (jaringan glandula).
LGSIL (Low Grade Squamous Intraepithelial Lesion): Ada perubahan dini pada ukuran dan bentuk sel. Lesi berarti ada jaringan abnormal. Intraepitel berarti lapisan yang mengisi sel. LGSIL dianggap sebagai kelainan ringan yang disebabkan oleh infeksi Human Papiloma Virus(HPV).
HGSIL (High Grade Squamous Intraepithelial Lesion): High Grade berarti ada perubahan tingkat lanjut dari ukuran dan bentuk sel (sel prakanker). Lesi berarti ada jaringan abnormal. HGSIL
merupakan kelainan tingkat lanjut yang dapat berkembang menjadi kanker invasif.
(http://pinkforeva.blog.friendster.com/2010/08/18/pap-smear/) 4) Frekuensi Pemeriksaan Pap Smear
a) Menurut Karen Evennet (2003), semua wanita yang berusia 20-60 tahun harus melakukan Pap Smear paling tidak setiap 5
commit to user
tahun. 6 bulan setelah pertama kali melakukan hubungan seksual. 6-12 bulan setelah Pap Smear pertama, dan 3 tahun sekali untuk Pap mear selanjutnya setelah test ke dua.