• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Pembelajaran Tematik

Dalam dokumen KATA PENGANTAR. Syawal Gultom NIP (Halaman 11-17)

Berdasarkan teori psikologi perkembangan anak siswa kelas 1, 2,3 masih mempunyai keterbatasan dalam memahami konsep yang abstrak seperti matematika, IPA, IPS, Bahasa, dan PKn. Siswa usia dini masih melihat segala sesuatu secara utuh atau satu kesatuan (holistik), dan pembelajaran masih tergantung pada objek yang dekat dengan dirinya (kontekstual). Sehingga pembelajaran akan lebih mudah dipahami bila dipadukan dalam tema yang telah diketahui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan teori pembelajaran terpadu di atas maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang mengaitkan atau memadukan beberapa kompetensi dasar (KD)/indikator dari Standar Isi (SI) beberapa mapel menjadi satu kesatuan untuk dikemas dalam satu tema. Dengan adanya kaitan tersebut maka siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh dengan demikian pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi anak.

Bermakna di sini memberikan arti bahwa melalui pembelajaran tematik

9 siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang saling terkait dari beberapa mapel yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan usia anak. Menurut Tim Pusat Kurikulum (2006) tanda dari kebermaknaan belajar bagi siswa adalah terjadi hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif anak. Proses belajar tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh sehingga konsep-konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan.

Jika dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran yang konvensional, pembelajaran tematik diharapkan lebih menekankan pada pengalaman dan kebermaknaan dalam belajar, sehingga siswa memperoleh pemahaman yang utuh dalam proses pembelajaran yang mengaitkan antar mapel. Hal ini sejalan dengan panduan dari Depdiknas (2003) yang menyatakan bahwa pengalaman belajar siswa menempati posisi penting dalam usaha meningkatan kualitas lulusan. Untuk itu guru dituntut mampu merancang dan melakukan program pengalaman belajar dengan tepat.

Setiap siswa memerlukan bekal pengetahuan dan kecakapan agar dapat hidup di masyarakat dan bekal ini diharapkan diperoleh melalui pengalaman belajar di sekolah. Oleh sebab itu pengalaman belajar di sekolah sedapat mungkin memberikan bekal kepada siswa untuk mencapai kecakapan dalam hidup bermasyarakat dan berkarya.

2. Karakteristik pembelajaran tematik

Menurut Tim Puskur (2006), pendekatan pembelajaran tematik memiliki karakteristik sebagai berikut.

a. Pembelajaran berpusat pada siswa.

Pembelajaran tematik dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada siswa, karena pada dasarnya pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun kelompok. Siswa diharapkan dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya.

10 b. Memberikan pengalaman langsung kepada anak.

Pembelajaran tematik diprogramkan untuk melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran yang mengaitkan antar konsep dan prinsip yang dipelajari dari beberapa mapel. Sehingga siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang dialami, bukan sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan katalisator yang membimbing ke arah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta dan informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.

c. Pemisahan mapel tidak kelihatan atau antar mapel menyatu.

Pembelajaran tematik memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mapel sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi yang utuh.

d. Menyajikan konsep dari berbagai mapel dalam suatu proses pembelajaran sehingga bermakna.

Pembelajaran tematik mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang akan membentuk semacam jalinan antar pengetahuan yang dimiliki siswa, sehingga berdampak kebermaknaan dari materi yang dipelajari. Hasil nyata akan didapat dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari. Hal ini diharapkan akan berdampak pada kemampuan siswa untuk memecahkan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya.

e. Bersifat Fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada. Teknik penilaian dapat dilakukan dengan tes maupun non tes meliputi observasi, unjuk kerja dan penilaian produk.

11 f. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai minat dan kebutuhan anak.Pada pembelajaran tematik dikembangkan pendekatan PAKEM (pembelajaran yang aktif kreatif efektif dan menyenangkan) yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dengan melihat bakat, minat, dan kemampuan siswa sehingga memungkinkan anak termotivasi untuk belajar terus menerus.

3. Manfaat pembelajaran tematik

Menurut Tim Puskur (2006) ada beberapa manfaat yang dapat dipetik dari pelaksanaan pembelajaran tematik.

a. Banyak materi-materi yang tertuang dalam beberapa mapel mempunyai keterkaitan konsep, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menyeluruh; mempelajari sebuah topik secara mendalam dari berbagai segi.

b. Siswa mudah memusatkan perhatian karena beberapa mapel dikemas dalam satu tema yang sama.

c. Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi beberapa mapel dalam tema yang sama.

d. Pembelajaran tematik melatih anak untuk semakin banyak membuat hubungan beberapa mapel, sehingga mereka mampu memproses informasi dengan cara yang sesuai daya pikirnya, dan memungkinkan berkembangnya jaringan konsep.

e. Menghemat waktu karena beberapa mapel dikemas dalam satu tema dan disajikan secara terpadu dalam alokasi pertemuan-pertemuan yang direncanakan. Waktu yang lain dapat digunakan untuk pemantapan, pengayaan, pembinaan keterampilan dan remidial.

4. Rambu-rambu pembelajaran tematik

Menurut Tim Puskur (2006) ada beberapa rambu yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik sebagai berikut.

a. Tidak semua mapel dapat dipadukan atau dikaitkan.

b. KD yang tidak dapat dipadukan atau diintegrasikan jangan dipaksakan untuk dipadukan. Akan lebih baik bila dibelajarkan secara sendiri-sendiri.

12 c. KD yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan baik

melalui tema lain maupun disajikan secara mandiri.

d. Untuk siswa kelas I sampai II kegiatan ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral.

e. Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa, minat, lingkungan, daerah setempat, dan tingkat problematika atau populer.

5. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Tematik a. Fungsi Pembelajaran Tematik

Pembelajaran dengan menggunakan tema berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi siswa dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta

menambah semangat karena materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata dan bermakna serta dikenal oleh anak.

b. Tujuan Pembelajaran Tematik

Pemilihan tema dalam pembelajaran bertujuan:

1). Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topic tertentu 2). Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai

kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama

3). Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan

4). Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengaitkan berbagai mata pelajaran lain dengan pribadi anak

6. Implikasi pembelajaran tematik a. Implikasi bagi guru dan siswa

1) Bagi guru

Pembelajaran tematik menjadikan guru kreatif, baik dalam menyusun perangkat pembelajaran, menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar yang bermanfaat bagi siswa, maupun dalam memilih KD dari berbagai mapel agar pembelajaran menyatu. Selain itu, melalui pendekatan pembelajaran tematik guru akan menjadikan pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, dan menyenangkan.

13 2) Bagi siswa

• Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, kelompok, atau klasikal.

• Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif, misalnya: melakukan diskusi kelompok, mengadakan kajian sederhana, dan pemecahan masalah.

3) Implikasi terhadap sarana prasarana, sumber, dan media pembelajaran

• Pembelajaran tematik dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana prasarana belajar.

• Perlu memanfaatkan sumber belajar baik yang sifatnya didesain khusus untuk keperluan pembelajaran baik yang disusun guru secara mandiri atau kelompok, maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekitar.

• Perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi, sehingga dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang abstrak.

• Dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mapel dan dimungkinkan menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintergrasi.

4) Implikasi terhadap pengaturan ruang

Dalam kegiatan pembelajaran tematik perlu pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan.

• Ruang dapat ditata, disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan.

• Susunan bangku siswa dapat diubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung.

• Siswa tidak selalu duduk di kursi, tetapi dapat duduk di tikar/karpet.

• Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam maupun di luar kelas.

• Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya siswa dan dimanfatkan sebagai sumber belajar.

14

• Alat, sarana, dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan siswa-siswa untuk menggunakan dan menyiapkan kembali.

Dalam dokumen KATA PENGANTAR. Syawal Gultom NIP (Halaman 11-17)

Dokumen terkait