• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II.  LANDASAN TEORI

C.  Konsep Pengembangan Sistem Informasi

Tahap­tahap yang dilakukan untuk mengembangkan Sistem Informasi  Kerajinan  Batik  dan  Kain  Perca  Yogyakarta  ini  meliputi  tahap  perencanaan,  analisis, perancangan, penerapan atau implementasi, serta pengujian. 

Perencanaan 

Pada  tahap  ini,  pembuat  sistem  mencoba  untuk  memahami  permasalahan  yang  muncul  dan  mendefinisikannya  secara  rinci,  kemudian  menentukan  tujuan  pembuatan  sistem  dan  mengidentifikasi  kendala­  kendalanya.  Hasilnya  dituangkan  dalam  proposal  proyek  yang  memuat  tentang  Teknologi  Informasi  yang  akan  digunakan  dan  prioritas­prioritas

Sistem Informasi. Menurut Budi Sutedjo (2002), tahap perencanaan ini sangat  penting karena : 

i.  Permasalahan yang sebenarnya didefinisikan dan diidentifikasi secara  rinci.  Setelah  itu,  perlu  disusun  rencana  aksi  yang  konkret termasuk  perencanaan  aplikasi­aplikasi  yang  dibutuhkan,  pembangunan  dan  penyebarannya. 

ii.  Pembangunan  Sistem  Informasi  harus  diarahkan  pada  peningkatan  keunggulan kompetitif. 

iii.  Perubahan aliran informasi akan terjadi secara besar­besaran di dalam  organisasi 

iv.  Implementasi teknologi komputer akan membawa dampak bagi tenaga  kerja di dalam perusahaan tersebut. 

Langkah­langkah  yang  dapat  dilakukan  pada  tahap  perencanaan,  yaitu  meliputi : 

a.  Mendapatkan masalah sebenarnya dan melihat kesempatan 

Langkah  ini  dilakukan  untuk  mendapatkan  masalah  apa  yang  sebenarnya dihadapi dan kesempatan apa yang diperoleh dimasa yang  akan  datang.  Langkah  ini  sangat  penting  karena  akan  menentukan  pengembangan sistem yang akan dilakukan. 

b.  Cakupan masalah dan kesempatan 

Dengan mengetahui cakupan masalah dan kesempatan yang diperoleh,  pengembangan  sistem  akan  lebih  mudah  dilakukan  karena  sistem

menjadi  tidak  meluas  dan  terfokus  pada  masalah  yang  dihadapi  dan  kesempatan  yang  diperoleh.  Dengan  demikian  penjadwalan  dan  penyusunan  anggaran  pengembangan  sistem  juga  dapat  dilakukan  dengan mudah. Cakupan masalah dan kesempatan tidak boleh terlalu  luas karena pengembangan sistem akan menjadi sulit. 

c.  Tujuan 

Sistem harus mampu membantu pemecahan masalah dan memberikan  dukungan terhadap kesempatan  yang diperoleh. Bantuan  yang paling  dibutuhkan  yaitu  pemberian  informasi  dan  data  yang  akan  banyak  dibutuhkan dalam tahap selanjutnya. 

Analisis 

Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk mengetahui keadaan sistem  yang sebenarnya supaya dukungan sistem terhadap kebutuhan informasi dapat  dilakukan  dengan  baik.  Cara  untuk  mengetahui  kebutuhan  sistem  yang  sebenarnya dengan  mengumpulkan data,  kemudian  menganalisanya. Metode  dalam  pengumpulkan  data  dapat  dilakukan  dengan  wawancara  (interview),  memberikan pertanyaan­pertanyaan  secara tertulis (questionnare), observasi,  dan  membaca  dokumen  yang  ada.  Untuk  melakukan  analisis,  dapat  menggunakan alat bantu analisa, diantaranya : flowchart, Data Flow Diagram 

Selain  itu  dalam  tahap  analisis  juga  dilakukan  penganalisisan  secara  mendalam  dengan  menyusun  suatu  studi  kelayakan.  Menurut  Mc.  Leod  terdapat 6 (enam) dimensi kelayakan, antara lain : 

a.  Kelayakan teknis,  yaitu dengan menganalisis ketersediaan perangkat  keras,  perangkat  lunak,  dan  organisasi  untuk  melaksanakan  proses  yang diperlukan 

b.  Pengembalian  ekonomis,  yaitu  dengan  menganalisis  manfaat,  kegunaan,  dan  potensi  pengembalian  secara  ekonomis  dari  pembangunan  sistem.  Dengan  memantau  sejauh  mana  penghematan  dapat  dilakukan,  maka  peningkatan  pendapatan  dapat  diperoleh  sehingga  perusahaan  dapat  merasakan  manfaat  nyata  dari  pembangunan sistem informasi tersebut. 

c.  Pengembalian  non­ekonomis,  yaitu  dengan  menganalisis  manfaat,  penggunaan,  potensi,  dan  keuntungan­keuntungan  yng  tidak  dapat  diukur secara fiannsial, seperti ketersediaan informasi yang akurat dan  up  to  date  setiap  saat,  citra  perusahaan,  moral  karyawan.  Layanan  konsumen. 

d.  Hukum  dan  etika,  yaitu  dengan  menganalisis  apakah  sistem  yang  dibuat  akan  beroperasi  dengan  batasan  hukum  dan  etika  pada  umumnya dan perusahaan pada khususnya.

e.  Operasional,  yaitu  dengan  menganalisis  apakah  sistem  dapat  diimplementasikan.  Hal  ini  menyangkut  analisis  tempat,  lingkungan,  dan sumber daya manusia yang akan mengoperasikannya 

f.  Jadwal,  yaitu  dengan  menganalisis  apakah  mungkin  dalam  keterbatasan  waktu  yang  ada,  sistem  tersebut  dapat  disusun  dan  diselesaikan. 

Perancangan 

Perancangan sistem merupakan tahap untuk mewujudkan sistem baru.  Menurut Haris (2003), tahap ini dibagi menjadi dua sub tahap, yaitu sub tahap  perancangan awal  yang berisi konsep sistem baru  yang akan dibuat dan sub  tahap perancangan rinci yang berisi perancangan spesifikasi secara rinci. 

Perancangan  awal.  Pertama  kali  yang  dilakukan  adalah  melakukan 

review terhadap kebutuhan sistem, kemudian menentukan aspek­aspek utama 

dalam sistem. 

Perancangan  rinci.  Dalam  sub  tahap  ini  dilakukan  perancangan  secara  rinci  dengan  memperhatikan  setiap  aspek  secara  rinci.  Beberapa  aktivitas perancangan rinci yang dilakukan adalah perancangan formulir (baik  secara hardcopy maupun softcopy dengan menggunakan screen), perancangan  input  data  dan  prosedurnya,  perancangan  database,  perancangan  interface,  perancangan komunikasi data, dan membuat dokumen dan sistemflowchart.

Karena sistem yang dibuat harus dapat memenuhi kebutuhan pemakai,  maka  pertama  kali  yang  perlu  disiapkan  adalah  spesifikasi  output.  Dengan  membuat  spesifikasi  output  berarti  juga  melakukan  spesifikasi  kebutuhan  pemakai,  karena  kebutuhan  pemakai  dapat  diidentikkan  dengan  kebutuhan  output yang berisi informasi. 

Implementasi 

Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengimplemetasikan rancangan  yang  telah  disusun  agar  dapat  diwujudkan.  Proses  implementasi  untuk  prosedur  dalam  teknologi  komputer  akan  menggunakan  bahasa  komputer.  Pada tahap ini perlu dipilih bahasa pemrograman apa yang akan dipakai untuk  membuat  program.  Dengan  menggunakan  bahasa  pemrograman  yang  telah  dipilih, kebutuhan sistem dinyatakan dengan kode bahasa tersebut. 

Pengujian 

Menurut Haris (2003), uji coba terhadap sistem dilakukan dengan tiga  proses. Proses uji coba yang pertama adalah unit testing, yaitu uji coba untuk  program  secara  individu (unit) dengan  menggunakan data,  termasuk dengan  menggunakan  data  yang  tidak  baik,  sehingga  dapat  dinyakinkan  bahwa  program secara individu dapat berjalan dengan baik. Proses berikutnya adalah  sistem  testing,  yaitu  proses  uji  coba  dengan  menggunakan  semua  program  yang ada, tujuannya untuk meyakinkan bahwa semua program dapat bekerja

sama satu dengan yang lainnya. Proses uji coba yang terakhir adalah volume 

testing, yaitu uji coba dengan menggunakan data yang sangat besar. Uji coba 

ini  untuk  menyakinkan  bahwa  sistem  mampu  untuk  menangani  data  yang  sangat besar. 

Dokumen terkait