• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2010). Dalam hal ini pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular yang diperoleh melalui penginderaan terhadap objek tertentu.

Menurut Husada (2013), pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya(mata, hidung, telinga, dan lain sebagainya). Sementara itu menurut Nursalam (2013), pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah umur dan pendidikan, di mana semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah menerima informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang dapat menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai yang diperkenalkan dan semakin muda usia seseorang semakin sedikit pengalaman yang dimiliki, namun sebaliknya semakin tinggi tingkat umur seseorang pengalaman yang didapat semakin lebih banyak.

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan dibagi 6 tingkatan yaitu:

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengikat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengikat kembali (recall) suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulir dari formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan di antaranya sebagai berikut :

1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut menerima informasi. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin luas pengetahuannya. Namun hal ini tidaklah mutlak, seorang berpendidikan rendah bukan berarti memiliki pengetahuan yang rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak didapatkan

di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang terhadap suatu obyek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Semakin banyak aspek positif yabg diketahui, akan menumbuhkan sikap positif terhadap obyek tersebut.

2) Informasi / media massa

Informasi yang diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi tersedia sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang sehingga memberikan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan. 3) Sosial budaya dan ekonomi.

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang tanpa penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seeorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Lingkungan

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada di lingkungan tersebut.

5) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.

6) Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

Tahapan usia menurut Masganti Sit (2011) adalah : a) Remaja akhir dari usia 17-20 tahun

b) Masa dewasa dini dari usia 21 - 39 tahun c) Masa dewasa madya dari usia 40 - 60 tahun d) Masa usia lanjut dari usia 60 ke atas.

Pada usia madya, individu akan berperan lebih aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, lebih banyak menggunakan waktu untuk membaca.

Hasil penelitian Susanti dan Yenni (2013) di Jorong Pasar Maloro kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung menunjukan

bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan Pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting terbentuknya tindakan atau perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2010).

Pengukuran pengetahuan dapat dilaksanakan dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Menurut Arikunto (2006) dalam Budiman dan Agusrianto (2013) pengukuran pengetahuan terbagi :

1) Pengetahuan baik : hasil persentase 75%-100% 2) Pengetahuan kurang : hasil persentase < 75% b. Perilaku Kesehatan

Perilaku adalah hasil atau dengan resultan antara stimulus (faktor eksternal) faktor respon (faktor internal) dalam orang yang berperilaku. Dengan kata lain perilaku seseorang dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor baik dari dalam maupun dari luar (Notoatmodjo, 2010). Teori Lawrence Green ada tiga faktor utama perilaku yaitu :

1) Faktor-faktor predeposisi (pre disposing faktors) :

Faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai dan tradisi.

2) Faktor-faktor pemungkin ( enabling factors) :

Faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan, yaitu sarana dan prasarana atau faslilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan misalnya Puskesmas, Posbindu PTM tempat pembuangan sampah dan sebagainya.

3) Faktor-faktor penguat (reinforcing factors) :

Yaitu faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang meskipun orang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya misalnya keluarga, teman, guru, petugas kesehatan dan sebagainya.

3. Konsep Keluarga

Dokumen terkait