• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Perancangan

Dalam dokumen DWIKO PANDHU DEWANTO C9507089 (Halaman 33-47)

BAB III KONSEP PERANCANGAN

B. Konsep Perancangan

1. Konsep Perancangan Buku Komik

Karya Tugas Akhir ini berupa buku komik. Komik pada saat ini sangat digemari oleh semua kalangan sebagai media hiburan serta edukasi di Indonesia, mulai dari anak-anak sampai dewasa atau orang tua, baik laki-laki maupun perempuan. Buku komik Pangeran Diponegoro diharapkan dapat ikut meramaikan perkomikan Indonesia dan dapat berkompetisi atau bersaing dengan komik-komik impor yang telah menjamur di Indonesia, dan juga dapat berfungsi sebagai sarana hiburan dan edukasi.

Berdasarkan tinjauan umum pada komik yang beredar di Indonesia serta analisa bentuk pada komik yang memiliki daya tarik, maka komik Pangeran Diponegoro yang dibuat dengan sebagai berikut :

a. Tema Cerita

Komik ini mengangkat tema cerita sejarah tentang perjuangan seorang tokoh pejuang melawan penjajah. Mengambil seting Indonesia tempo dulu, dengan unsur tradisional dan budaya yang sangat kental.

Gaya perancangan komik ini adalah gaya penyampaian gagasan cerita yang dapat diikuti pembaca melalui perjalanan hidup karakter tokoh utama. Alur cerita sebagian besar merupakan alur cerita lurus untuk membawa pikiran pembaca memahami isi cerita dengan baik.

commit to user

b. Fungsi Komik

Fungsi komik dalam perancangan ini adalah sebagai media edukasi, menumbuhkan semangat nasionalisme pada anak-anak hiburan dan juga sebagai media penyampaian gagasan perancangan untuk para pembaca. c. Format Komik

Komik 44 halaman dengan format komik buku dengan ukuran 13,5 cm x 18,5 cm. Dengan tampilan cover dan back cover full color, dengan halaman isi grayscale. Pemilihan format tersebut karena pertimbangan fungsi yaitu pertimbangan ekonomi.

d. Balon Kata dan Spesial Efek

Balon Kata dan spesial efek berpedoman pada aturan yang berlaku pada buku komik.

e. Visualisasi Gambar 1) Tehnik Gambar

Tehnik gambar menggunakan tehnik garis dan blok dengan pewarnaan grayscale dengan komputer. Garis dinamis berupa lengkungan, tebal, tipis, arsir / blok untuk ruang gelap dan permainan arsir untuk memberikan kesan gerak dan jenis tekstur.

2) Stilasi dan Distorsi Bentuk Figur

Gaya gambar jenis realis, karena realis menampilkan gambar dengan proporsi wujud seperti aslinya. Melalui aliran realis, dapat menampilkan keindahan dan kerumitan dunia fisik untuk mengutamakan penampilan luarnya.

commit to user

3) Desain Aksesoris

Desain aksesoris berupa kostum, aksesoris dan sebagainya. Desain menyesuaikan dengan tema cerita dan dibuat sesuai dengan keadaan waktu aslinya.

4) Desain Lingkungan Alam, Peradaban, dan Perilaku Budaya Masyarakat.

Desain lingkungan bisa berupa desa, hutan dan sebagainya sesuai dengan tema dan urutan cerita. Keadaan peradaban masyarakatnya dibuat sesuai dengan peradaban masyarakat tempo dulu, tradisional serta kental nuansa tradisional dan budaya asli.

5) Tehnik Komunikasi dan Persuasi Lewat Gambar a) Pilihan Momen

Pilihan momen menggunakan lima transisi panel ke panel antara lain :

(1) Kejadian ke kejadian : Aksi tunggal yang digambarkan dalam sebuah rangkaian momen. (2) Aksi ke aksi : Sebuah subyek (orang, obyek,dsb)

tunggal dalam sebuah rangkaian. (3) Subyek ke subyek : Serangkaian perubahan subyek

dalam lokasi yang sama

(4) Lokasi ke lokasi : Transisi melintasi jarak waktu atau ruang yang sangat berbeda.

commit to user

tempat, gagasan atau suasana hati ke aspek lain.

b) Pilihan Bingkai

Perancangan pilahan bingkai dalam komik ini mayoritas menggunakan panel berbentuk segi empat, namun juga mempertimbangkan perancangan desain panelyang variatif agar mampu menunjukkan berbagai suasana. Dalam hal ini disesuaikan dengan adegan tiap panel dalam cerita komik. Jenis sudut pandang yang digunakan adalah long shot, close up, medium shot, bird’s eye, frog’s eye, zoom in untuk menggambarkan adegan percakapan, pertempuran, dramatisasi, suasana dan sebagainya.

c) Pilihan Citra

Pilihan gaya citra yang dipilih pada komik ini adalah gaya realis karena realis menampilkan gambar dengan proporsi wujud seperti aslinya. Melalui aliran realis, dapat menampilkan keindahan dan kerumitan dunia fisik untuk mengutamakan penampilan luarnya. d) Pilihan Kata

Pada komik menggunakan beberapa gabungan kata / gambar antara lain kata spesifik, gambar spesifik, duo spesifik, berpotongan, dan independen (saling bergantung). Yang bertujuan untuk mengkomunikasikan gagasan, percakapan dan suara secara jelas dan persuasif serta bersatu dengan citra.

commit to user

e) Pilihan Alur

Alur membaca komik ini sesuai dengan cara membaca buku yang lazim di Indonesia, yaitu dari kiri ke kanan dan atas ke bawah. Halaman dimulai dari lembar pertama setelah cover depan dan berakhir satu halaman sebelum cover belakang. Bentuk panel sesuai dengan ilustrasi yang ditampilkan. Penomoran halaman pada tengan bawah.

6) Pesan Komik

Dalam perancangan komik ini mengandung berbagai pesan seperti rasa nasionalisme, keberanian, kesetiaan yang berakar pada tradisi dan budaya.

f. Sinopsis Cerita

Perang Diponegoro berawal ketika pihak Belanda memasang patok di tanah milik Diponegoro di desa Tegalrejo. Saat itu, beliau memang sudah muak dengan kelakuan Belanda yang tidak menghargai adat istiadat setempat dan sangat mengeksploitasi rakyat dengan pembebanan pajak.

Sikap Diponegoro yang menentang Belanda secara terbuka, mendapat simpati dan dukungan rakyat. Diponegoro menyingkir dari Tegalrejo, dan membuat markas di sebuah goa yang bernama Goa Selarong. Berbagai cara terus diupayakan Belanda untuk menangkap Diponegoro. Sampai akhirnya Diponegoro ditangkap pada 1830.

1) Pembagian Halaman

commit to user

Hal 2 : Gambar Prolog 2) Storyline

Hal 3 : Menampilkan suasana desa kecil yang tenang damai, dan jauh dari keramaian.

Hal 4 : Menampilkan keadaan serta kegiatan sehari-hari warga desa.

Hal 5 : Menampilkan kedatangan tentara Belanda ke desa Tegalrejo dan mematoki tanah di desa Tegalrejo.

Hal 6 : Warga desa berkumpul untuk menolak dan memprotes tindakan tentara Belanda yang mematoki tanah warga seenaknya.

Hal 7 : Menampilkan ketegangan antara warga desa dengan tentara Belanda.

Hal 8 : Ketegangan antara warga desa dengan tentara Belanda semakin memanas.

Hal 9 : Ketegangan antara warga desa dengan tentara Belanda dihentikan oleh Pangeran Diponegoro.

Hal 10 : Tentara Belanda diusir untuk meninggalkan desa Tegalrejo. Hal 11 : Diadakan rapat di balai desa yang dipimpin oleh Pangeran

Diponegoro dan dihadiri oleh tokoh desa dan para warga. Hal 12 : Serangan kejutan oleh tentara Belanda ke desa Tegalrejo. Hal 13 : Pangeran Diponegoro dan para warga menyelamatkan diri

commit to user

Hal 14 : Menampilkan situasi warga desa Tegalrejo yang pergi menyelamatkan diri dari serangan tentara Belanda.

Hal 15 : Kolonel Cleerrens mengerahkan pasukan untuk menyerang desa, dan memerintahkan untuk membakar desa Tegalrejo. Hal 16 : Tampak suasana desa yang terbakar dan asap membumbung

tinggi. Menampilkan kegembiraan Kolonel Cleerrens setelah berhasil membakar desa.

Hal 17 : Menampilkan suasana perjalanan warga desa ke tempat berlindung, tampak ekspresi Pangeran Diponegoro melihat desa yang terbakar.

Hal 18 : Diadakan rapat yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro di gua selarong. Rapat dihadiri oleh para warga dan laskar-laskar Diponegoro. Rapat membahas serangan kepada Belanda, yaitu menyerang Belanda dengan strategi “Dhedhemitan” alias “Gebag ancat nrabas geblas” atau gerilya.

Hal 19 : Menampilkan suasana disaat rapat, dan menampilkan suasana pengambilan keputusan rapat oleh para warga. Hal 20 : Menampilkan suasana persiapan sebelum pergi menuju

medan pertempuran.

Hal 21 : Menampilkan suasana perjalanan untuk pergi menuju medan pertempuran.

commit to user

Hal 22 : Menampilkan pasukan Belanda sedang berpatroli dihutan sekitar desa Tegalrejo. Tampak warga dipimpin Pangeran Diponegoro bersiap untuk menyerang pasukan Belanda. Hal 23 : Menampilkan kepanikan tentara Belanda saat salah satu

perwira tewas tertembak. Serangan kejutan dilakukan para warga dipimpin oleh Pangeran diponegoro.

Hal 24 : Menampilkan pertempuran antara warga dipimpin Pangeran Diponegoro dengan tentara Belanda yang dipimpin oleh Kolonel Cleerrens.

Hal 25 : Menampilkan pertempuran antara warga dipimpin Pangeran Diponegoro dengan tentara Belanda yang dipimpin oleh Kolonel Cleerrens.

Hal 26 : Menampilkan duel antara Pangeran Diponegoro dan Kol. Cleerrens.

Hal 27 : Menampilkan duel antara Pangeran Diponegoro dan Kol. Cleerrens.

Hal 28 : Kolonel Cleerrens tewas, pasukan belanda dipaksa mundur oleh Diponegoro dan pasukan beserta para warga.

Hal 29 : Lt. Jend. Marcus DeCock tiba di Yogyakarta, Ia mengambil alih pemerintahan di Yogyakarta.

Hal 30 : Lt. Jend Marc. DeCock mempersiapkan strategi untuk menyerang Diponegoro beserta pasukannya.

commit to user

Hal 31 : Menampilkan persiapan dan perjalanan pasukan Belanda untuk menyerang Diponegoro beserta pengikutnya.

Hal 32 : Menampilkan serangan artileri / meriam pasukan Belanda ke tempat persembunyian Diponegoro beserta pasukannya. Hal 33 : Menampilkan kepanikan warga saat serangan meriam

pasukan Belanda.

Hal 34 : Menampilkan persiapan pasukan Belanda yang menghadang Diponegoro dan pasukannya disisi lain hutan agar tak dapat lolos dari serangan yang sedang dilancarkan Belanda. Hal 35 : Pasukan Belanda melakukan penghadangan terhadap para pengikut Diponegoro yang lolos dari serangan meriam Belanda.

Hal 36 : Menampilkan Beberapa pengikut Diponegoro tewas saat serangan pasukan Belanda, beberapa tertangkap dan dijadikan tawanan oleh Belanda.

Hal 37 : Menampilkan Pangeran Diponegoro dan beberapa pasukan / laskarnya berhasil lolos dari serangan pasukan Belanda. Hal 38 : Percakapan antara Lt. Jend. Marc. DeCock dengan

perwiranya di kantornya mengenai rencana perundingan dengan pihak Diponegoro.

Hal 39 : Lt. Jend. Marc. DeCock memerintahkan pada satu tawanannya untuk menyampaikan pesan pada Diponegoro.

commit to user

Hal 40 : Kurir / pembawa pesan menyampaikan pesan pada Pangeran Diponegoro. Terjadi perdebatan antara Pangeran Diponegoro dengan anggota Laskarnya.

Hal 41 : Menampilkan suasana perundingan di kantor Lt. Jend. Marc. DeCock dengan Pangeran Diponegoro.

Hal 42 : Pangeran Diponegoro dijebak dan ditangkap saat perundingan sedang berlangsung.

Hal 43 : Pangeran Diponegoro ditangkap dan dijebloskan ke penjara oleh pasukan Belanda.

g. Desain Karakter

1) Pangeran Diponegoro (protagonis)

Nama aslinya Antawirya yang merupakan anak dari Hamengku Buwono III. Antawirya dibesarkan di Tegalrejo dalam asuhan Ratu Ageng, istri HB-I. Di sana ia belajar mengaji Quran dan nilai-nilai Islam. Tegalrejo juga memungkinkannya untuk lebih dekat dengan rakyat. Spiritualitasnya makin terasah dengan kesukaannya berkhalwat atau menyepi di bukit-bukit dan gua sekitarnya. Antawirya kemudian bergelar Pangeran Diponegoro. Ia tumbuh sebagai seorang yang sangat disegani. Ayahnya hendak memilihnya sebagai putra mahkota. Ia menolak. Ia tak dapat menikmati tinggal di istana. Pangeran Diponegoro, Singa Jawa dari Keraton Yogjakarta, Ia seorang Mujahid keturunan Raja Yogjakarta. Seluruh nafas kehidupannya diabadikan

commit to user

untuk kemerdekaan Tanah Jawa, dengan bersendikan ajaran agama Islam.

Tampilan Visual Fisik : Usia : 45 tahun. Jenis kelamin : Laki-laki Tinggi/berat : 170 cm / 60 kg

Ciri khas : dikepalanya selalu tertutup sorban.

Sifat : Bijaksana, baik hati, pantang menyerah, rendah hati.

2) Kolonel Cleerrens (antagonis)

Seorang perwira dari pasukan Belanda. Pimpinan pasukan di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.

Tampilan Visual Fisik : Usia : 45 tahun. Jenis kelamin : Laki-laki Tinggi/berat : 185 cm / 76 kg

Ciri khas : Rambutnya berwarna pirang dan berjambul. Sifat : Serakah, sombong, tegas.

3) Letnan Jenderal Marcus De Cock

Seorang Jenderal senior Belanda yang dikirim dari Batavia untuk memimpin pasukan Belanda di Yogyakarta dalam menangkap Pangeran Diponegoro. Memimpin pasukan Belanda di Yogyakarta setelah Kolonel Cleerrens tewas. Ia juga dikenal lihai dalam strategi

commit to user

pertempuran, salah satu strateginya adalah strategi pecah belah atau politik adudomba.

Tampilan Visual Fisik : Usia : 54 tahun. Jenis kelamin : Laki-laki Tinggi/berat : 180m / 75 kg

Ciri khas : Wajah bengis dan kumis tebal.

Sifat : Bengis, licik, sombong, pantang menyerah.

2. Konsep Perancangan Media Pendukung Buku Komik

Sebuah Komik yang berhasil haruslah melalui proses kreatif yang baik dimana tema, gambar, penyajian dan pesan moral yang ada pada komik dapat disampaikan secara langsung kepada para pembaca, akan tetapi untuk mencapai semua itu perlu perancangan media penunjang untuk mempromosikan produk tersebut. Adapun media promosi tersebut meliputi : a. Poster

Media ini memuat unsur visual dan verbal yang berfungsi sebagai pelengkap utama sebuah komik dengan tetap mengacu pada obyektifitas pesan yang disampaikan.

Penekanan unsur visual yang lebih besar dibanding unsur verbal adalah sebagai point of view dalam sebuah poster komik. Poster dibuat dengan format potrait dengan ukuran A3 atau 42 cm X 29,7 cm dengan visualisasi karakter utama komik beserta logo. Poster memiliki kelebihan sebagai media promosi yang efektif, antara lain :

commit to user

1) Memiliki fleksibilitas tinggi dalam penempatannya (ditempatkan atau ditempelkan pada galeri dan toko-toko buku, baik indoor maupun outdoor).

2) Penekanan dalam unsur visual sebagai point of view dapat menyampaikan pesan secara langsung.

3) Visualisasi yang baik mampu menarik perhatian orang. b. X - banner

X-banner digunakan sebagai media komunikasi untuk menarik perhatian konsumen dalam menyampaikan suatu pesan atau informasi kepada audience. X- banner berukuran 160 cm x 60 cm, dengan visualisasi menonjolkan logo dan ilustrasi karakter komik. X-banner memiliki kelebihan sebagai media promosi yang efektif, antara lain :

1) Memiliki fleksibilitas tinggi dalam penempatannya (ditempatkan pada galeri saat pameran dan toko-toko buku).

2) Penekanan dalam unsur visual sebagai point of view dapat menyampaikan pesan secara langsung.

3) Visualisasi yang baik mampu menarik perhatian orang. c. Book Mark

Media ini juga merupakan media promosi yang relatif murah, dan juga dapat diberikan secara cuma-cuma. Book mark dibuat dengan format potrait dan landscape, ukuran 4 cm x 10 cm, dengan visualisasi karakter komik beserta logo judul. Bookmark dapat diberikan secara gratis sebagai

commit to user

bonus pembelian komik karena harganya yang relatif murah. Kelebihan media book mark :

1) Murah, efektif dan tidak memakan tempat.

2) Digunakan sebagai pembatas halaman komik, buku, novel atau majalah.

d. Stiker

Stiker merupakan salah satu media yang efektif disamping biaya produksi pembuatan yang relatif murah media ini juga sangat menarik. Stiker dibuat ukuran diameter 5,5 cm, dengan visualisasi karakter komik beserta logo judul. Stiker dapat diberikan secara gratis sebagai bonus pembelian komik karena harganya yang relatif murah. Kelebihan Stiker adalah:

1) Efektif dengan biaya produksi yang relatif murah 2) Menarik perhatian konsumen.

e. T-shirt

T-shirt atau kaos digunakan sebagai media komunikasi karena kaos merupakan sesuatu yang umum dipakai oleh semua orang, baik tua, dewasa, remaja, dan anak-anak. Maka pemakaian media kaos sangat cocok dan tepat sasaran sehingga ketika kaos itu dipakai, secara tidak langsung dapat mempromosikan Komik Pangeran Diponegoro kepada audience. Kaos berukuran all size, visualisasi menonjolkan logo judul komik Pangeran Diponegoro dan Ilustrasi komik yang menarik. T-shirt dapat

commit to user

dijual saat pameran atau peluncuran komik. T-shirt memiliki kelebihan sebagai media promosi yang efektif, antara lain :

1) Karena dapat digunakan maka secara tidak langsung menjadi media promosi kepada audience.

2) Penekanan dalam unsur visual sebagai point of view dapat menyampaikan pesan secara langsung.

3) Visualisasi yang baik mampu menarik perhartian orang.

Dalam dokumen DWIKO PANDHU DEWANTO C9507089 (Halaman 33-47)

Dokumen terkait