BAB III KONSEP PERANCANGAN
B. Konsep Perancangan
1. Konsep Perancangan Buku Komik
Karya Tugas Akhir ini adalah buku komik. Komik pada saat ini sangat digemari oleh semua kalangan sebagai media hiburan dan edukasi di Indonesia, mulai dari anak-anak sampai dewasa/orang tua, baik laki-laki maupun perempuan. Buku komik Gatotkaca Putra Pandawa diharapkan dapat ikut meramaikan suasana perkomikan Indonesia dan berkompetisi dengan komik-komik impor yang telah menjamur.
Berdasarkan tinjauan umum pada buku komik yang beredar di Indonesia serta analisa bentuk pada komik yang memiliki daya tarik, maka komik Gatotkaca Putra Pandawa yang dibuat dengan unsur-unsur sebagai berikut :
a. Tema Cerita
Komik ini mengangkat tema cerita tentang kehidupan seorang anak keturunan Bima bernama Gatotkaca. Jika dalam kisah asli Gatotkaca dalam pewayangan setting dunianya berupa kerajaan modern, pegunungan dan hutan-hutan, kali ini penulis mencoba mengambil setting dunia steampunk. Dunia steampunk adalah dunia klasik yang diselipi dengan teknologi futuristik, fantasi, ilmu sihir dan gothic. Dengan unsur action yang kental.
Gaya perancangan komik ini adalah gaya penyampaian gagasan cerita yang dapat diikuti pembaca melalui perjalanan hidup karakter tokoh utama. Alur cerita sebagian besar merupakan alur cerita lurus untuk membawa pikiran pembaca memahami isi cerita dengan baik dan hanya sebagian kecil menggunakan alur balik, digunakan untuk menjelaskan keberadaan karakter tokoh komik secara logis.
b. Sasaran Pembaca
Rancangan buku komik ini ini dibuat dengan sasaran pembaca, yaitu : 1) Primer
a) Demografis
(1) Jenis Kelamin : Pria dan wanita
(2) Golongan Usia : Remaja usia 13 th – 18 th (3) Pendidikan : SMP – SMA
b) Geografis : Tersebar di wilayah pulau Jawa terutama di Surakarta dan Yogyakarta
c) Psikografis : Penggemar komik lokal 2) Sekunder
a) Demografis
(1) Jenis Kelamin : Pria dan wanita
(2) Golongan Usia : 8 th – 12 th dan 19 th – 25 th
(3) Pendidikan : SD dan Perguruan Tinggi - Pegawai
c) Psikografis : Masyarakat yang memiliki minat tinggi
dalam membaca komik, dan menyukai hal-hal baru yang unik.
c. Fungsi
Fungsi komik dalam perancangan ini adalah sebagai media hiburan dan sebagai media penyampaian gagasan perancang untuk para pembaca.
d. Format Komik
Format komik Gatotkaca Putra Pandawa adalah komik buku ukuran 13,5 x 18,5 cm dengan 75 halaman. Tampilan cover dan back cover full colour, dengan halaman isi grayscale. Pemilihan format tersebut karena pertimbangan ekonomi dan pasar.
e. Balon Kata dan Spesial Efek
Balon Kata dan special efek berpedoman pada aturan yang berlaku pada buku komik.
f. Visualisasi Gambar 1) Teknik Gambar
Teknik gambar menggunakan teknik garis dan blok dengan pewarnaan grayscale dengan komputer. Garis dinamis berupa lengkungan, tebal, tipis, arsir atau blok untuk ruang gelap dan permainan arsir untuk memberikan kesan gerak dan jenis tekstur.
2) Stilasi dan Distorsi Bentuk Figur
Gaya gambar jenis manga atau gaya komik Jepang. Alasan utama menggunakan gaya gambar manga adalah untuk medapatkan identifikasi pembaca terhadap salah satu karakter tokoh komik dan merambah pasaran komik yang sekarang banyak menggemari gaya komik Jepang.
3) Desain Asesoris
Desain aksesoris berupa kostum, aksesoris dan sebagainya. Desain menyesuaikan dengan tema cerita dan tentu saja sesuai dengan imajinasi penulis. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran.
4) Desain Linkungan Alam, Peradaban dan Perilaku Masyarakat
Desain lingkungan bisa berupa kota dengan menara-menara tinggi yang dipenuhi besi dan kabel-kabel yang malang melintang, pegunungan yang dihuni berbagai macam makhluk menyeramkan dan sebagainya sesuai dengan tema cerita dan tentu saja sesuai dengan imajinasi dari penulis. Sedangkan untuk peradaban masyarakat sama dengan keadaan setting dan tema yang diangkat. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran.
5) Teknik Komunikasi dan Persuasi Lewat Gambar a) Pilihan Momen
Pilihan momen menggunakan lima transisi panel ke panel antara lain
(2) Aksi ke Aksi
Sebuah subyek (orang ,obyek,dsb..) tunggal dalam sebuah rangkaian
(3) Subyek ke Subyek
Serangkaian perubahan subyek dalam lokasi yang sama (4) Lokasi ke Lokasi
Transisi melintasi jarak waktu dan/atau ruang yang sangat berbeda (5) Aspek ke Aspek
Transisisi dari satu aspek sebuah tempat, gagasan atau suasana hati ke aspek lain.
b) Pilihan Bingkai
Perancangan pilahan bingkai dalam komik ini mayoritas menggunakan panel berbentuk segi empat, namun juga mempertimbangkan perancangan desain panel yang variatif agar mampu menunjukkan berbagai suasana. Dalam hal ini disesuaikan dengan adegan tiap panel dalam cerita komik. Jenis sudut pandang yang digunakan adalah : long shot, close up, close shot, medium shot, bird’s eye, frog’s eye, zoom in untuk menggambarkan adegan percakapan, perkelahian, dramatisasi, suasana dan sebagainya.
Selain itu juga menggunakan sudut pandang perspektif untuk mempertajam sense pembaca dalam memahami adegan di dalam cerita.
c) Pilihan Citra
Pilihan gaya citra yang dipilih pada komik ini adalah gaya manga realis, untuk memudahkan identifikasi pembaca pada karakter dan gaya ini cenderung disukai oleh pembaca buku komik di Indonesia. Beberapa halaman menggunakan stilasi ekstrim untuk menekankan suasana hati pada setiap momen dalam cerita.
d) Pilihan Kata
Pada komik yang penulis rancang menggunakan beberapa gabungan kata/gambar,antara lain: kata-spesifik, gambar-spesifik, duo-spesifik, berpotongan, dan independent (saling bergantung). Yang bertujuan untuk mengkomunikasikan gagasan, percakapan dan suara secara jelas dan persuasive serta menyatu dengan citra. Penggunaan bahasa adalah bahasa Indonesia.
e) Pilihan Alur
Alur membaca komik ini sesuai dengan cara membaca buku yang lazim di Indonesia, yaitu dari kiri ke kanan dan atas ke bawah. Halaman dimulai dari lembaran pertama setelah cover depan dan berakhir satu halaman sebelum cover belakang. Bentuk panel sesuai dengan ilustrasi yang ditampilkan. Penomoran halaman pada tengah bawah, tapi tidak semua halaman terdapat nomor halaman. Pemberian nomor halaman tergantung pada ilustrasi atau panel yang ditampilkan.
f) Pesan Komik
Dalam perancangan komik ini mengandung berbagai pesan yang berkaitan dengan kehidupan seperti kepahlawanan, kesetiaan, keberanian, dan kejujuran.
g. Sinopsis
Alkisah dimana manusia, teknologi dan kekuatan supranatural sudah tanpa batasan lagi, tersebutlah sebuah negara bernama Hastina. Negara Hastina yang sebelumnya dipimpin oleh seorang yang bijaksana, telah dikuasai oleh seorang yang kejam dan korup dari sebuah kelompok separatis bernama Korawa.
Pemerintahan yang kejam oleh penguasa Hastina membuat beberapa orang ingin menjatuhkannya. Beberapa orang tersebut membentuk kelompok revolusi dengan nama Pandawa. Kelompok revolusi itu dipimpin oleh lima orang bersaudara. Ketika perlawanan revolusi akan dimulai, seorang anak yang merupakan darah daging Bima salah seorang pemimpin terkuat Pandawa dipilih oleh utusan Jawata.
Menurut para Jawata anak itu akan menjadi kunci kemenangan Pandawa dalam melawan Korawa. Akhirnya anak itu pun dibawa oleh utusan Jawata kesebuah pulau asing yang terpencil bernama Jamurdipa. Ditempat itu melakukan sebuah eksperimen rahasia kepada ank itu. Anak terpilih itu bernama Gatotkaca.
1) Pembagian Halaman
Hal 1 : Halaman Judul dan Nama Pengarang Hal 2 : Halaman Pembuka
Hal 3&4 : Halaman Prolouge 2) Storyline
Hal 5 : Chapter 1 (Hari Penjemputan) Hal 6 : Panel 1: Suasana hembusan angin
Panel 2: Seseorang memakai jubah menutupi wajah terlihat dari belakang
Panel 3: Dari atas terlihat seseorang itu memakai jubah yang lusuh dan sobek, ia berdiri ditengah hembusan angin kencang
Panel 4: Nampak wajah seseorang diantara kabut tebal, dan dia mengatakan kalau dia melihat sesuatu
Hal 7 : Panel 1: Rekannya mengatakan kalau dia juga melihatnya. Rekannya hanya tampak mulutnya saja dalam gelap
Panel 2: Dari depan orang berjubah terlihat bayangan beberapa orang yang berjalan mendekat Panel 3: Setelah hembusan angin debu sedikit mereda,
Hal 8 : Panel 1: Si anjing terlihat menggonggong dengan keras Panel 2: Seorang prajurit yang berbadan tambun
menanyakan kepada rekannya, kenapa dengan anjing itu. Rekannya yang memegang tali pengikat anjing itu menjawab kalau anjingnya Nampak lapar
Panel 3: Akhirnya prajurit itu pun melepas anjingnya. Anjing itu langsung berlari kearah pria berjubah itu
Panel 4: Dari samping tampak close up anjing itu yang melompat kearah pria itu, gigi-giginya yang tajam siap memakannya
Panel 5: Sekilas terlihat ada bom yang menempel dikaki orang yang diterkam anjing itu
Panel 6: Prajurit yang memakai topeng terlihat bertanya-tanya
Hal 9 : Panel 1: Tiba-tiba tubuh pria itu meledak
Panel 2: Anjing itu terpental dan jatuh tersungkur ditanah Panel 3: Terlihat sebuah kepala boneka dari kayu
terjatuh ditanah
Panel 4: Salah satu prajurit Korawa mengatakan pada yang lain kalau itu adalah jebakan
Panel 5: Prajurit yang tambun meminta semuanya waspada
Hal 10&11 : Panel 1: Bayangan seseorang muncul dibelakang salah satu prajurit yang bertopeng
Panel 2: Tiba-tiba sebuah tangan mencengkeram muka prajurit bertopeng itu
Panel 3: Sosok asing itu membenamkan wajah prajurit itu dengan keras ke tanah
Panel 4: Close up wajah prajurit Korawa yang terlihat remuk setelah dihantamkan ke tanah
Panel 5: Close up wajah sosok asing yang menyerang, masih misterius
Panel 5: Close up wajah salah satu prajurit yang kurus Panel 6: Close up prajurit tambun yang nampak geram
Hal 12 : Panel 1: Prajurit yang berbadan tambun itu mencoba menyerang orang asing itu dari belakang Panel 2: Namun sebelum prajurit itu menyentuhnya,
orang asing itu mengayunkan tangan kirinya kearah lengan prajurit itu dengan cepat
Panel 4: Close up mata orang asing yang menatap kearah prajurit Korawa itu
Panel 5: Secepat kilat orang asing itu melumpuhkan prajurit Korawa itu dengan serangannya yang mematikan
Hal 13 : Panel 1: Nampak wajah prajurit Korawa yang sudah tak berdaya
Panel 2: Prajurit tambun itu jatuh ke tanah, disaat yang sama orang asing itu membuka tudung yang menutupi wajahnya
Panel 3: Ketika tudung terbuka, wajahnya terlihat. Ia adalah Bima, salah satu dari Pandawa 5. Bima bergumam kalau prajurit yang ia lumpuhkan adalah cecunguk Kurawa yang lemah
Hal 14 : Panel 1: Seorang prajurit yang kurus mengarahkan senjatanya ke Bima
Panel 2: Prajurit itu mengancam akan membunuh Bima. Ia berkata dengan sedikit ketakutan Panel 3: Tiba-tiba sesuatu menembus badan prajurit
itu
Panel 5: Tak lama seseorang memanggil Bima
Hal 15 : Panel 1: Orang yang memanggil Bimasena itu adalah Arjuna. Salah satu Pandawa 5 dan juga adik Bima. Ia datang bersama beberapa pasukannya
Panel 2: Bima terlihat cuek
Panel 3: Arjuna berkata kalau cara Bima melumpuhkan musuh sangat kejam
Panel 4: Salah seorang prajurit Pandawa melapor pada Arjuna bahwa ada sebuah panggilan dari markas
Hal 16 : Panel 1: Arjuna menanyakan ada apa
Panel 2: Prajurit Pandawa itu mengatakan kalau sang pemimpin meminta Bima dan Arjuna kembali kemarkas segera
Panel 3: Bima bertanya ada apa, sementara prajurit yang membawa pesan itu menjawab tidak tahu
Panel 4: Bima Nampak tidak senang dengan sesuatu yang mendadak
Panel 5: Arjuna mengajak Bima untuk segera berangkat kemarkas
Panel 6: Kemudian Arjuna meminta kepada prajurit Pandawa yang ada disitu untuk menjaga wilayah-wilayah musuh yang telah dilumpuhkan. Namun dibalik percakapan mereka, ternyata ada seorang misterius yang mengintai
Hal 17 : Panel 1: Sebuah tebing yang tinggi
Panel 2: Suasana didalam markas Pandawa
Hal 18 : Panel 1: Bima dan Arjuna berjalan bersama sambil berbincang, nampak juga ada seorang prajurit Pandawa yang memberi hormat kepada mereka berdua
Panel 2: Bima dan Arjuna masih berbincang sambil memasuki sebuah ruangan, disitu pula ada seorang prajurit yang mempersilahkan mereka masuk
Panel 3: Didalam ruangan seseorang menyambut mereka berdua. Bima bertanya kemana sikembar
Hal 19 : Panel 1: Orang itu adalah Yudisthira. Ia menjawab pertanyaan Bima. Ia juga menanyakan bagaimana kondisi diluar.
Panel 2: Bima menjelaskan kondisi diluar, kemudian ia bertanya kenapa ia dan Arjuna dipanggil kembali ke markas Panel 3: Yudisthira berkata bahwa ada seseorang
yang ingin bertemu dengan Bima
Hal 20 : Panel 1: Arjuna berkata mungkin saja itu orang penting, Yudisthira pun nampak sependapat dengan Arjuna. Sementara Bima terlihat tidak sabar untuk tahu Panel 2: Yudisthira berkata orang itu berasal
dari Ras Jawata
Panel 3: Arjuna nampak terkejut mendengarnya Panel 4: Bima terlihat hanya diam
Panel 5: Orang yang dibicarakan itu muncul
Hal 21 : Panel 1: Orang itu memperkenalkan diri dengan nama Narada, ia adalah Ras Jawata Panel 2: Arjuna berkata bahwa selama yang ia
Panel 3: Narada kemudian menjelaskan sedikit tentang kebenaran Ras Jawata
Panel 4: Bima Nampak belum yakin dengan Ras Jawata
Panel 5: Narada mengangkat tangannya
Hal 22 : Panel 1: Narada mengarahkan telunjuknya kearah tanda didahinya, dia juga mengatakan itu adalah identitas rasnya
Panel 2: Arjuna kemudian menjelaskan sedikit tentang tanda itu
Panel 3: Bima merasa cukup dengan penjelasan itu dan bertanya apa tujuan Narada menemuinya
Panel 4: Narada melangkahkan kakinya
Panel 5: Narada mengatakan bahwa sebenarnya ia ingin bertemu dengan istri Bima Panel 6: Close up wajah Bima yang Nampak
serius, ia berkata apa urusan Narada dengan istrinya
Panel 7: Narada menjawab ia hanya ingin bicara dan akan menjelaskannya jika Bima
bersedia menemukan dia dengan istrinya
Panel 8: Bima hanya diam Panel 9: Transisi
Hal 23 : Panel 1: Bima yang mengetuk pintu rumah dan ia juga meminta istrinya untuk keluar
Panel 2: Pintu terbuka
Panel 3: Arimbi, yang tak lain adalah istri Bima keluar sambil menanyakan ada apa. Arimbi berasal dari ras Rakshasa
Panel 4: Bima bercakap-cakap dengan Arjuna
Panel 5: Bima kemudian mengatakan kalau ada yang ingin bertemu denan Arimbi. Nampak terlihat seorang anak kecil yang duduk didalam
Panel 6: Arimbi menjawab dengan nada penasaran. Close up wajah ank kecil yang nampak dingin
Hal 24 : Panel 1: Narada datang dan ia memperkenalkan dirinya pada Arimbi
Panel 2: Arimbi Nampak asing dengan Narada
Panel 3: Yudisthira menjelaskan kalau Narada berasal dari ras Jawata. Arimbi bertanya ada urusan apa seorang Jawata ingin menemuinya Panel 4: Narada menjawab kalau ia diutus menjemput
Tetuka oleh pemimpin Jawata, ketempat para Jawata
Panel 5: Arimbi dengan wajah nampak sedikit bingung bertanya untuk apa putranya dibawa kesana
Panel 6: Narada menjelaskan kepada Arimbi kalau putranya itu akan dijadikan media percobaan eksperimen rahasia Jawata Panel 7: Tiba-tiba sesuatu terjadi
Hal 25 :Panel 1: Bima tampak mencekik Narada dan menghantamkannya kesebuah tembok
Panel 2: Close up Bima dengan tatapan mata tajam, ia berkata apa maksud perkataan Narada
Panel 3: Close up mulut Narada yang nampak kesakitan
Panel 4: Narada berkata dengan terbata-bata kalau ia tidak bias bicara dalam keadaan tercekik Panel 5: Bima berkata kalau dia bias saja meremukan
leher Narada dengan satu tangannya
Panel 6: Yudisthira memerintahkan Bima melepaskan Narada
Hal 26: Panel 1: Close up wajah Bima yang hanya diam Panel 2: Yudisthira kemudian meminta dengan halus Panel 3: Bima akhirnya melepaskan cekikannya pada
Narada, dibarengi Narada yang berkata bahwa lehernya terasa sakit
Panel 4: Arimbi terlihat sedikit ketakutan melihat apa yang terjadi
Panel 5: Yudisthira pun mempersilahkan Narada untuk melanjutkan penjelasannya
Panel 6: Narada kemudian menjelaskan seperti apa eksperimennya itu
Panel 7: Arjuna bertanya pada Narada apakah semua berhasil
Hal 27: Panel 1: Narada berkata mereka semua mati
Panel 2: Dengan tatapan mata yang tajam, Bima nampak geram dengan jawaban Narada. Ia mengeluarkan senjatanya
Panel 3: Dengan nada tegas, Yudisthira meminta Bima untuk menjaga sikapnya
Panel 4: Dengan nada keras pula, Bima membentak Yudisthira yang mencoba menghentikannya Panel 5: Namun dengan nada sedikit mengancam, jika
Bima masih keras kepala, Yudisthira berkata, ia takkan segan untuk melawan Bima
Hal 28: Panel 1: Arjuna Nampak hanya diam Panel 2: Arimbi pun juga terdiam
Panel 3: Narada dengan nada sedikit bercanda berkata kalau penjelasannya belum selesai
Panel 2: Bima akhirnya menurut namun nampak tidak ikhlas
Panel 4: Yudisthira kembali mempersilahkan Narada untuk melanjutkan. Narada Nampak kagum pada Yudisthira
Panel 5: Narada kemudian melanjutkan kembali penjelasan mengenai eksperimennya
Hal 29 : Panel 1: Narada masih melanjutkan penjelasannya Panel 2: Nampak Bima yang terdiam mendengar
penjelasan Narada
Panel 3: Begitu juga dengan Arimbi
Panel 4: Yudisthira merasa cukup dengan penjelasan Narada, namun ia juga mempertanyakan keberhasilan dari eksperimen itu
Panel 5: Narada berkata kalau ia berani menjamin kalau eksperimennya dengan menggunakan putra Bima dan Arimbi pasti berhasil
Panel 6: Tiba-tiba ada tangan yang nampak menggenggam kain baju
Hal 30 : Panel 1: Arimbi nampak kaget
Panel 2: Close up setengah wajah seorang anak, ia bertanya pada Arimbi, ada apa?
Panel 3: Anak kecil itu ternyata putra Bima dan Arimbi yang bernama Tetuka
Panel 4: Narada nampak sedikit terkejut, kalau ia merasakan hawa kekuatan luar biasa dari anak itu
Panel 5: Close up mata Tetuka dengan aura kekuatan yang besar
Hal 31: Panel 1: Narada bertanya dengan keputusan Arimbi Panel 2: Arimbi kemudian meminta waktu hingga
besok pagi kepada Narada Panel 3: Narada pun menerimannya
Panel 4: Narada berkata kalau ia akan menunggunya, Arimbi kemudian meminta Tetuka untuk masuk kedalam rumah
Panel 5: Dari tempat yang cukup jauh diatap bangunan nampak seseorang berdiri Panel 6: Dari dekat terlihat ternyata orang misterius
itu yang tadi mengintai Bima dan Arjuna ketika sedang patroli diluar markas
Hal 32: Panel 1: Kemudian orang misterius itu memalingkan badannya
Panel 2&3: Tak lama ia menghilang dalam hembusan angin debu
Panel 4: Narada berkata kalau ia akan bermalam di markas Pandawa hingga pemberangkatan. Yudisthira menawarkan tempat istirahat pada Narada, namun Narada menolaknya Panel 5: Terjadi sedikit perbincangan ringan antara
Yudisthira, Arjuna, Narada, dan Bima Panel 6&7: Transisi
Hal 33: Panel 1&2: Suasana markas Korawa
Hal 34: Panel 1: Suasana dalam markas, terdengar ada yang berteriak
Panel 2: Seseorang misterius dalam bayangan berkata kalau ia tidak percaya dengan Jawata
Panel 3: Pria bertudung yang tadi memata-matai Pandawa mengaku melihatnya sendiri dan sedikit mendengar percakapan Pandawa dan Jawata. Sementara pria dalam bayangan yang diduga pemimpin Kurawa berkata kalau Pandawa menyusun suatu rencana Panel 4: Pria bertudung berkata apa yang selanjutnya
Panel 5: Pemimpin Kurawa kemudian member misi khusus pada pria bertudung itu
Panel 6: Tiba-tiba seseorang lain muncul
Hal 35: Panel 1: Sang pemimpin Kurawa nampak kaget, ia memanggil orang yang baru datang itu dengan sebutan paman
Panel 2: Sang paman itu menganggap rencana misi pemimpin Kurawa itu terlalu buru-buru Panel 3: Ia mengatakan kalau Pandawa bukan lawan
yang mudah ditumbangkan dengan rencana itu. Pemimpin Kurawa itu bertanya pada pamannya apa yang sebaiknya dilakukan Panel 4: Si paman itu memintanya tenang, karena dia
sudah memikirkannya
Panel 5: Pria bertudung hanya terdiam
Panel 6: Begitu pula dengan si pemimpin Kurawa
Hal 36: Panel 1: Suasana langit dan hembusan angin
Panel 2: Close up Yudisthira yang mengatakan, ia mempercayakan semuanya pada Narada Panel 3: Narada mengatakan kalau legenda yang
Panel 4: Close up Tetuka yang hanya diam
Panel 5: Kemudian Bima beerkata jika saja Jawata berkhianat maka ia takkan segan lagi
Panel 6: Narada menjawab kalau Jawata takkan mengkhianati Pandawa, sambil ia mengajak Tetuka untuk segera berangkat
Hal 37: Panel 1: Nampak sebuah kendaraan besar mirip pesawat berada di dekat mereka semua. Arjuna sempat terkagum melihatnya. Narada mengatakan kalau ras Jawata menciptakan beberapa kendaraan langit. Panel 2: Arjuna kemudian bertanya pada Bima,
kemana Arimbi pergi
Panel 3: Bima menjawab kalau Arimbi ada dimarkas Panel 4: Tetuka yang bergumam memanggil ibunya Panel 5: Close up wajah Arimbi yang Nampak
meneteskan air mata
Hal 38: Panel 1&2: Nampak pria bertudung dari Kurawa berada disuatu tempat dengan seseorang, dan dia merasakan sesuatu yang berbeda disitu
Panel 3: Orang yang bersama si pria bertudung itu, yang tak lain adalah paman pemimpin Kurawa berbicara tentang Para Pengkhianat Langit
Panel 4: Nampak dari depan mereka ditempat yang gelap, muncul sorotan mata dan mulut bergigi tajam menanyakan apa tujuan dating ketempatnya. Si paman berkata kalau ia ingin bertemu sang pemimpin Panel 5: Sosok besar itu akan mengijinkan lewat
namun dengan syarat. Ia mengatakan dengan nada ingin memangsa
Panel 6: Air liur sosok besar itu terlihat menetes didepan pria bertudung
Panel 7: Si paman mengatakan, mungkin dengan cara lain ia bisa lewat
Hal 39 : Panel 1: Nampak api yang menyembur keluar Panel 2: Pesawat Narada sudah melayang di langit Panel 3: Dari jendela, Nampak Arimbi berdiri melihat
pesawat Narada yang sudah lepas landas Panel 4: Close up Arimbi yang Nampak bersedih
Panel 5: Dari jendela itu nampak Tetuka yang menatap kebawah
Panel 6: Close up wajah Bima yang terdiam Panel 7: Transisi
Hal 40: Halaman special keterangan karakter komik
Hal 41: Chapter 2 (Serangan tak Diduga!)
Hal 42: Panel 1&2: Beberapa tahun kemudian. Nampak arus gelombang laut yang kencang
Panel 3: Nampak sesuatu yang berjalan membelah gelombang laut
Panel 4: Yang ternyata sebuah kapal ditengah arus gelombang laut
Panel 5: Seseorang yang terlihat seperti ras Rakshasa sedang meneropong
Panel 6: Tiba-tiba ia mengatakan kalau ia melihat sesuatu didepan
Hal 43: Panel 1: Beberapa awak kapal yang penasaran menuju