• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP PERANCANGAN

Dalam dokumen STADION KERAPAN SAPI DI BANGKALAN. (Halaman 65-78)

Konsep perancangan dari Stadion Kerapan Sapi di Bangkalan ini merupakan solusi dari permasalahan-permasalahan desain yang berasal dari rumusan latar belakang kasus, interpretasi kasus, analisis fungsi, analisis tapak, dan analisa lahan. Pendekatan rancangan menjelaskan hal-hal pokok yang ada setelah melakukan identifikasi segala permasalahan dalam perancangan. Pendekatan perancangan merupakan sarana untuk mengungkapkan keinginan atau ide termasuk dengan tema perancangan untuk pada akhirnya membantu proses dalam transformasi ide perancangan dari 2 dimensi dan 3 dimensi.

Tema perancangan diambil dari fakta dan issue yang ada dari permasalahan yang ada . Fakta dan issues yang ada, akan dijelaskan sebagai berikut :

• Fakta

- Acara adat yang telah ada selama bertahun – tahun silam.

- Acara adu pacu sapi yang dilakukan oleh joki yang menungangi sepasang sapi. - Diadu diatas track pacu dengan lebar 45m dan panjang 100m dengan lapisan

tanah sebagai dasar dari track pacu lapangan.

Issues

- Fasilitas umum yang mendukung berdirinya Stadion Kerapan Sapi hendaknya didirikan demi kenyamanan peserta dan penonton yang ada di lingkungan Stadion Kerapan Sapi.

- Memberikan wadah/tempat yang dikhususkan bagi atraksi Kerapan Sapi.

Dari fakta dan isu yang telah dijelaskan, bisa ditarik kesimpulan yang dapat digunakan dalam proses perancangan, yang biasa disebut dengan tema.

5. 1. Tema Perancangan

Tema dari perancangan Stadion Kerapan Sapi di Bangkalan ini yaitu Expresi dari kekohan dengan transformasi bentuk yang diambil dari konsep InTangible Metaphor. Hal ini ditujukan dan diharapkan mampu mengekspresikan kegiatan/aktifitas didalam

bangunan. Melalui ide bentuk, permainan warna, dan tampilan fasad yang ditampilkan pada Stadion Kerapan Sapi.

Tema ekspresi yang diambil dari kekokohan ini juga mengacu pada perkembangan teknologi tinggi yang memungkinkan adanya inovasi terbaru dalam perancangan karya arsitektur khususnya pada Stadion Kerapan Sapi. Terutama pada obyek Stadion Kerapan Sapi, ekspresi konstruksi juga harus nampak pada suasana fasad dan interior yang diciptakan melalui tema dan konsep yang dipakai. Sehingga akan menimbulkan makna tersendiri dalam proses perancangannya. Sebagai alat untuk mencapai metode yang sesuai dengan tema, maka butuh akan pendekatan metode perancangan yang akan dibuat.

5. 2. Metode Per ancangan

Dalam perancangan tentu terdapat titik pijak dari permasalahan, kebutuhan, maksud atau sebuah tujuan. Pendekatan untuk menjabarkan secara abstrak metode perancangan sendiri terdapat pada diagram dibawah ini :

Untuk diskripsi metode perancangan disini diartikan sebagai prinsip dasar yang mengikat suatu permasalahan sehingga tidak keluar dari jalur atau arah yang sudah dikonsepkan. Dari pengertian metode perancangan diatas maka di butuhkan sebuah landasan teori untuk memperkuat dasar pijakan dalam konsep nantinya.

TEMA

METODE

KONSEP

GAGASAN

GAGASAN GAGASAN

5. 3. Pendekatan Teor i Per ancangan

Untuk diskripsi teori yang dijadikan pijakan, serta prinsip-prinsip yang menjadi sebuah dasar dari sebuah ilmu pengetahuan dalam merancang. Dijadikan acuan dalam proses penentuan konsep perancangan, agar prinsip-prinsip tersebut dapat konsisten maka dibutuhkan teori-teori dasar sebagai landasan dalam merancang. Diantara teori-teori yang yang telah disepakati terdapat teori metafora yang sesuai dengan tema diatas sehingga sesuai dengan proyek rancangan Stadion Kerapan Sapi di Bangkalan, dan teori-teori metafora tersebut diantaranya adalah :

5. 3. 1 Teor i Metafor a

A. Menur ut Anthony C. Antoniades, 1990 dalam ”Poethic of Ar chitectur e” Suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu hal yang lain sehingga dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan. Dengan kata lain menerangkan suatu subyek dengan subyek lain, mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain, ada tiga kategori dari metafora :

§ Intangible Metaphor (metafor a yang tidak diraba)

Yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep, sebuah ide, kondisi manusia atau kualitas-kualitas khusus (individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya)

§ Tangible Metaphor s (metafor a yang dapat dir aba)

Dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material § Combined Metaphor s (penggabungan antar a keduanya)

Dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.

B. Menur ut J ames C. Snyder , dan Anthony J . Cattanese dalam “Intr oduction of Ar chitectur e”

Metafora mengidentifikasikan pola-pola yang mungkin terjadi dari hubungan-hubungan paralel dengan melihat keabstrakannya, berbeda dengan analogi yang melihat secara literal.

C. Menur ut Char les J enk s, dalam ”The Language of Post Moder n Ar chitectur e” Metafora sebagai kode yang ditangkap pada suatu saat oleh pengamat dari suatu obyek dengan mengandalkan obyek lain dan bagaimana melihat suatu bangunan sebagai suatu yang lain karena adanya kemiripan.

5. 3. 2. Teor i Metafor a Menur ut Anthony C. Antoniades

Berdasarkan tema ekspresi dari kekokohan perlu dijabarkan melalui teori Methafor karena tema hightech disini diartikan masih bersifat konseptual dan Pengertian Metafora (Anthony C. Antoniades (1990) ) dalam Arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai karyanya.

Metafora dalam Poetic of Architecture: Theory of Design, mengidentifikasi metafora arsitektur ke dalam tiga kelompok, yaitu:

a. Metafora abstrak (intangible metaphor )

Rancangan arsitektur yang mengacu kepada hal-hal yang bersifat abstrak dan tidak dapat dibendakan, misalnya: sosial, budaya, kondisi manusia. Rancangan arsitektur yang menggunakan metafora ini adalah Nagoya City Art Museum karya Kisho Kurokawa yang membawa unsur sejarah dan budaya didalamnya.

Gambar 5.1 : Metafora abstrak sumber : analisa penulis

b. Metafor a konkr it (tangible metaphor )

Rancangan arsitektur yang mengacu kepada benda-benda nyata dan dapat dirasakan secara visual. Rancangan yang menggunakan metafora ini adalah Stasiun TGV karya Calatrava yang menerjemahkan bentuk burung terbang kedalam bangunan.

c. Metafora kombinasi (combined metaphor )

Rancangan arsitektur yang memiliki metafora abstrak dan konkrit didalamnya. Rancangan arsitektur yang menggunakan metafora ini adalah EX Plaza Indonesia karya Budiman Hendropurnomo yang menjadikan gaya kinetik pada sebuah mobil sebagai konsepnya, yang diterjemahkan menjadi gubahan masa lima kotak yang miring sebagai ekspresi gaya kinetik mobil, kolom-kolom penyangganya sebagai ban mobil.

Gambar 5.2 :. Metafora konkrit sumber : analisa penulis

Gambar 5.3 :. Metafora kombinasi sumber : analisa penulis

Dari ketiga teori ini Intangible Metaphor merupakan pendekatan teori yang saya pakai untuk rancangan ini, karena tema dan konsep yang saya pakai lebih mengarah pada pengolahan bentuk dari prilaku sapi, permainan warna pada tampilan fasad yang mengarah pada sebuah penzonningan dari berbagai permainan dan kebutuhan ruang yang ada, sehingga diharapkan dapat menjadi landmark pada kawasan tersebut dan memiliki identitas pada sebuah Stadion Kerapan Sapi.

5. 4. Konsep Tapak 5. 4. 1. Konsep Zoning

Konsep pencapaian ke dalam site secara garis besar telah diuraikan dalam pembahasan analisa aksesibilitas di bab sebelumnya, yang kemudian secara lebih lanjut menetapkannya area Main Entrance dan Side Entrance dalam perancangan.

Disimpulkan bahwa pencapaian ke dalam site dapat diakses melalui dua dari jalan yang berbeda, yaitu main entrance yang terletak pada Jalan Raya Tankel dan Jl. Abdurahman Saleh sebagai jalan utama pada kawasan tersebut. Dengan pertimbangan keamanan, tingkat kemacetan yang ditimbulkan, jumlah aktivas yang masuk dan keluar pada lokasi perancangan, selain itu juga pada kawasan ini merupakan akses menuju jembatan Suramadu (Surabaya-Madura). Main Entrance yang terletak Jalan Raya Tankel dan Jalan Jl. Abdurahman Saleh mempunyai kemudahan aksesibilitasnya, mengingat lokasi berada di akses jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) dengan intensitas kendaraan lumayan tinggi tetapi mempunyai lebar jalan yang memadai (± 9m).

Gambar 5.4. foto dalam site Sumber : Hasil pengamatan lapangan, 2010

Lokasi site merupakan lahan kosong dengan kondisi tanah yang datar dan bentuk lahan tidak beraturan, dengan luas lahan ± 5 hektar.

Rumah Makan Pemda P ondok Pes ert a D AR U L M UK LI S IN J L. R ay a T angk el Km .7 Burneh Bangk alan SITE STADION KERAPAN SAPI

di JL. Prapeh Km. 7

5. 4. 2. Konsep Ruang Luar

• Sirkulasi ruang luar

Dengan konsep Single Building, sirkulasi kendaraan umum menggunakan pola Linier (satu arah). Dimana cenderung menyesuaikan dan mengikuti pola tatanan massa yang sudah dibentuk sesuai dengan konsep dan proses transformasi yang sudah dibuat. Selain itu,ruang luar disini berfungsi sebagai tempat pusat aktifitas diluar bangunan. Untuk sirkulasinya, jalur umum dan jalur servis disini dibedakan. Hal ini ditujukan agar tercapainya keamanan serta kenyamanannya akan aktifitas yang berhubungan dengan pengelolaan, pelayanan servis, dan pengunjung yang sedang melakukan aktifitas didalamnya.

5. 5. Konsep Or ientasi Massa Bangunan a. Konsep Tapak Menurut Analisa Mata Angin

Konsep tapak menurut analisa mata angin disini bertujuan untuk mengantisipasi daya tahan bangunan terhadap iklim lingkungan sekitar. Dengan tinggi bangunan yang mencapai ±50 m. Maka harus ada penyelesaian/pemecahan dalam mengatasi permasalahan tersebut. Bentuk dari anatomi seekor sapi yang terdiri dari lempeng dan batang memang cenderung melawan kekuatan angin tetapi terdapat cara-cara penyelesaian dalam mengatasi masalah tersebut. Salah satunya mengikuti bentukan yang nantinya tidak terlalu melawan kekuatan angin yang bertiup kearah timur.

Gambar 5. 5. Konsep Zoning

Zona service Zona utama Zona parkir

Rumah Makan Pemda P ondok Pes ert a D AR U L M UK LI S IN J L. R ay a T angk el Km .7 Burneh Bangk alan SITE STADION KERAPAN SAPI

di JL. Prapeh Km. 7 Rumah Makan Pemda Po n do k Pes er ta DA RUL M U K LIS IN J L.Raya T a ng ke l K m. 7 Burneh B an g k al an SITE STADION KERAPAN SAPI

di JL. Prapeh Km. 7

b. Konsep Entrance

Entrance pada Stadion Kerapan Sapi ini terletak pada Jalan Raya Tankel sebagai jalan Utama (arteri sekunder). Sedangkan side entrance terletak pada Jl. Abdurahman Saleh yang dibagi menjadi 2 arah (kendaraan umum-servis).

Gambar 5. 6. Konsep Orientasi Massa Bangunan (sumber: gbr. Pribadi)

Gambar 5. 7. Konsep Entrance (sumber: gbr. Pribadi)

Pen yelesaia n Konsep Entr ance :

Selain pepohonan sebagai pengarah sirkulasi, juga diberi pedestrian way sebagai pengarah,

penerima,dan penanda masuk kedalam bangunan.

Main entrance terletak di Jalan Raya Tankel sebagai Jl. Utama.

Pada Entrance diberikan vegetasi berupa tanaman dan pedestrian way sebagai penerima, penanda dan pengarah sirkulasi.

Matahari terbit dari arah timur - barat. Solusi untuk bangunan pada arah hadap timur – barat

Solusi yang lain adalah diberikan pepohonan agar sinar tidak langsung mengenai bangunan.

Diletakkan pohon sebagai penghalang /barrier angin agar angin tidak langsung mengenai bangunan

Pergerakan angin tidak menentu, tergantung cuaca dan keadaan

5. 6. Konsep Bentuk dan Fasa d 5. 6. 1. Konsep Bentuk

Konsep bentuk bangunan dibuat dan dibentuk mengikut tema dan konsep yang dipakai yakni ekspresi dari kekokohan anatomi dari tubuh seekor sapi. Dimana bentuk bangunan secara umum menggunakan beberapa gabungan bentuk kepala, badan dan kaki yang merupakan bentuk yang utama dari tubuh sapi yang mengalami modifikasi dengan proses transformasi yang berbeda-beda. Dimana proses transformasinya menyesuaikan dengan bentuk site yang ada. Serta mempertimbangkan dan memecahkan beberapa permasalahan faktor alam seperti mengatasi panas matahari yang berlebihan,dan analisa terhadap angin. Selain itu,untuk memperkuat ekspresi dari kekokohan itu sendiri yakni dengan menampilkan beberapa permainan bentuk struktur yang dirotasi seperti halnya dalam pengabungan dari elemen utama dari tubuh seekor sapi itu sendiri,serta mencoba mempermainkan warna pada tampilan fasad menggunakan Alumunium Composit Panel (ACP),serta terdapat pada beberapa bagian yang mengexpose sistem strukturnya.

Gambar 5. 8. Konsep Bentuk (sumber: gbr. Pribadi)

Konsep Bentuk :

ana t omi k ep al a sap i

dipot ong

badan sapi

a

n

a

t

o

m

i

k

a

k

i

s

a

p

5. 6. 2. Konsep Fasad

Pada konsep perancangan fasad ini di dasari dengan tema awal yaitu ekspresi dari kekokohan dengan berkonsepkan Intangible Metaphors. Dalam olah fasad pada proyek ini yang dihadirkan adalah tampilan struktur dari anatomi seekor sapi, penambahan unsur lempeng dan garis serta permainan warna pada finishing tampilan fasadnya. Yang dimana setiap permainan (zoning) juga memiliki tampilan fasad dan warna yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan karakter & juga fungsinya.

5. 7. Konsep Ruang Dalam

Konsep ruang dalam proyek Stadion Kerapan Sapi ini menggunakan pola Linier. Dimana Hall berada didepan pintu masuk utama. Pola Linier disini menjadi pilihan karena klasifikasi Stadion dan keperuntukan/batasan penonton VIP dan penonton biasa. Selain itu untuk memberikan kesan kekokohanya yang ingin ditampilkan,yakni dengan memainkan pola struktur yang ada masih terasa meskipun di ruang dalam, dengan memasukan material kaca, agar elemen struktur yang ada di luar masuk ke dalam.

Gambar 5. 9. Konsep Fasad (sumber: gbr. Pribadi)

Penambahan unsur lempeng dan garis pada tampilan fasadnya.

Pen yelesaian Konsep Fasad :

DetailAlumunium composit panel (ACP)

Gambar 5. 10. Konsep Struktur (sumber: gbr. Pribadi)

5. 8. Konsep Str uktur

Sistem Struktur yang direncanakan memakai sistem GRID dengan modul yang dipakai adalah 6m x 6m dengan pertimbangan dan penyesuaian terhadap tema dan konsep yakni Ekspresi dari Kekokohan. Penataan kolom dan balok juga mengikuti/menyesuaikan dengan pola bentuk yang sudah dibuat sebelumnya. Konstruksi yang digunakan pada kolom dan balok adalah beton bertulang. Serta Adanya permainan cantilever juga dipakai pada beberapa tempat. Sedangkan pada atap menggunakan Zingalume dan Alumunium Composit Panel (ACP). Material-material modern seperti kaca, Spider Glass dan aluminium panel juga dipergunakan untuk memperkuat identitas bangunan.

5. 9. Konsep Mekanikal Elektr ikal A. Sistem Pencahayaan Buatan

Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan ruang. Ruang yang telah dirancang tidak dapat memenuhi fungsinya dengan baik apabila tidak disediakan akses pencahayaan. Dalam pola kerjanya, pencahayaan dibagi menjadi 4 bagian, sbb:

1. PENCAHAYAAN UMUM: Adalah pencahayaan merata untuk seluruh ruangan dan dimaksudkan untuk memberikan terang merata keseluruh ruangan.

Konsep Str uktur :

Sistem GRID dengan modul yang dipakai 6m x 6m. Dan Adanya dilatasi pada beberapa area,dikarenakan mempunyai ketinggian yang berbeda dengan area yang

2. PENCAHAYAAN KERJA (Task Lighting): Pencahayaan fungsional untuk kerja visual tertentu, biasanya disesuaikan dengan standar kebutuhan penerangan bagi jenis kerja yang bersangkutan.

3. PENCAHAYAAN AKSEN (Accent Lighting): Pencahayaan yang secara khusus diarahkan ke obyek tertentu untuk memperkuat penampilannya (fungsi estetik) 4. PENCAHAYAAN AMBIEN (Ambien Lighting): Pencahayaan secara keseluruhan

dalam suatu ruang yang merupakan efek gabungan dari 3 pencahayaan diatas.

B. Sistem Alir an Listr ik

Listrik mutlak diperlukan sebagai kelangsungan kegiatan yang terus menerus pada Stadion Kerapan Sapi ini. Untuk itu disamping menggunakan aliran listrik dari PLN, disediakan pula alternatif generator set (genset), apabila terjadi pemadaman listrik dari PLN. Penempatan genset disesuaikan sehingga tidak menimbulkan kebisingan yang dapat mengganggu aktifitas dalam Stadion Kerapan Sapi.

C. Sistem Penghawaan

Penghawaan di beberapa area permainan diusahakan meminimalisir cahaya matahari yang masuk kedalam bangunan agar tidak terlalu silau dan merusak konsentrasi pemainnya. Antara lain seperti pada area Track pacu dan tribun. Penghawaan pada bangunan sigle building memang perlu pertimbangkan dan terdapat beberapa tempat yang dibatasi dari udara luar yang lembab, berdebu, dan mengandung organisme. Oleh karena itu digunakan penghawaan buatan berupa ac split. Penghawaan buatan ini diperlukan hanya pada beberapa tempat pada Stadion Kerapan Sapi Di Bangkalan ini. Sedangkan pada ruangan-ruangan yang lainya cukup mengunakan penghawaan alami, seperti menggunakan

Exhaust. Pemakaian jenis AC ini dipertimbangkan dengan : •Kebisingan yang timbul AC dapat dihindarkan.

•Pemeliharaan dan maintenance lebih mudah,dan

•Biaya operasional lebih efisien. D. Sistem Pencegahan Bahaya Kebakar an

Gedung Permainan dan Hiburan ini merupakan gedung dengan fungsi bangunan umum yang melibatkan banyak pelaku aktifitas, maka haruslah direncanakan keamanan terhadap bahaya kebakaran dengan digunakannya sistem pencegahan kebakaran yang dapat

mengamankan benda benda koleksi dan manusia. Adapun cara pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran antara lain adalah :

- Perencanaan terhadap pemilihan bahan / material yang tidak mudah terbakar dan penyebaran apinya lambat.

- Merencanakan pintu darurat atau tangga darurat dan sirkulasinya.

- Menyediakan peralatan pemadam kebakaran pada tempat – tempat umum yang mudah dilihat dan ditemukan, seperti :

a. Sprinkler dengan smoke detektor yang bekerja secara otomatis dengan membunyikan

fire alarm, yang ditempatkan pada masing – masing ruang dalam.

b. Fire Extinguiser khususnya pada ruang service, mekanikal / elektrikal atau ruang -

ruang yang terdapat aliran listrik.

c. Fire Hydrant yang ditempatkan pada ruang luar dengan sumber air yang berasal dari

BAB VI

Dalam dokumen STADION KERAPAN SAPI DI BANGKALAN. (Halaman 65-78)

Dokumen terkait