TUGAS AKHIR
STADION KERAPAN SAPI
DI BANGKALAN
Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1)
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
Diajukan oleh :
LUKMAN HAKIM
0551010006
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
TUGAS AKHIR
STADION KERAPAN SAPI DI BANGKALAN
Dipersiapkan dan disusun oleh : LUKMAN HAKIM
0551010006
Telah dipertahankan didepan Tim Penguji pada tanggal : 09 Desember 2011
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Sarjana ( S1 )
Dekan Falkutas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Ir. Naniek Ratni Jar.M. Kes. NIP. 19590729 198603 2 00 1 Pembimbing Utama
Ir. Muchlisiniyati Safeyah, MT. NPT. 3 6706 94 0034 1 Pembimbing Pendamping
Mohammad Pranoto S.,ST.,MT. NPT. 3 7312 06 0215 1
Penguji II
Ir. Lily Syahrial, MT. NIP. 19550908 199103 1 00 1
Penguji I
Ir. Eva Elviana, MT. NPT. 3 6604 94 0032 1
Penguji III
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur ditujukan kehadirat Allah SWT, yang mana atas
rahmat dan ridho-Nya, sehingga penyusunan Proposal Tugas Akhir yang berjudul
“Stadion Kerapan Sapi Di Bangkalan” ini dapat terselesaikan dengan baik,
untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik
( S-1 ) Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur di Surabaya.
Bersama ini penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada:
1. Terima Kasih Atas Rahmat dan Ridho Allah SWT yang mengijinkan saya
untuk lulus dan bisa menyelesaikan tugas akhir ini dengan tegar, tabah, dan
sabar sampai memberikan yang terbaik.
2. Abi, Mama, Nina, Nadia, Sila dan Keluarga tercinta yang memberikan
dukungan do`a, support, kasih sayangnya sampai mendapatkan gelar Sarjanah
dalam Bidang Arsitektur.
3. Ir. Nanik Ratni Jar, M. kes. Selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan (FTSP), Universitas Pembangunan Nasional (UPN), Jawa
Timur.
4. Dr.Ir. Pancawati Dewi, MT. selaku Ketua Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Pembangunan Nasional (UPN),
Jawa Timur.
5. Ir. Eva Elviana, MT. dan Dyan Agustin ST, MT. selaku Ketua Lab Studio
Tugas Akhir.
6. Ir. Muchlisiniyati, MT. Selaku dosen pembimbing utama, terima kasih
banyak atas bimbingannya.
7. M. Pranoto ST, MT. Selaku Dosen Pembimbing pendamping. Terima kasih
banyak atas bimbingannya.
8. Ir. Eva Elviana., MT. Ir. Lily Syahrial, MT. dan Dyan Agustin ST, MT.
Selaku Dosen Penguji. Terima Kasih atas Semua kritik dan sarannya.
9. Dan segenap Dosen Jurusan Teknik Arsitektur UPN Surabaya atas segala
bimbingan ilmu dan bantuannya selama proses Tugas Akhir hingga
10. Terima Kasih kepada teman-teman saya mahasiswa arsitektur angkatan 2005
dan 2006. Khususnya kepada Misbahul Anam, Jamilatul Mufarocha,
St, Hasbiyah, Spdi, Yudi hendradinata, Mistari, Spdi, Bayu Wira, Nahrul
Huda, Ferdiyansyah, M. Sa`dun, Alm. Septyawati Reynata, Erny Reynata,
Rifki Abubakar, Agus Prayitno Terima kasih banyak atas bantuan dan
do`anya, kalian adalah sahabat-sahabat terbaikKu.
11. Buat anak 2006 dan 2007 yang masih menghadapi Tugas Akhir tetap
Semangat, jangan mudah menyerah, saya yakin kalian mampu menghadapi
masa-masa sulit ini dengan usaha kerja keras dan do`a. Saya ucapkan juga
Terima Kasih banyak atas support dan kerjasamanya.
12. Dan tidak lupa terima kasih banyak kepada seluruh perangkat kampus.
13. Teman-teman angkatan 2005, 2006, 2007, 2008,2009.
14. Dan semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan Proposal Tugas
Akhir ini.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih dan mohon maaf
sebesar-besarnya jika terdapat banyak kesalahan baik yang disengaja maupun tidak dalam
penyusunan proposal tugas akhir ini. Semoga Proposal Tugas Akhir ini bisa
bermanfaat bagi semua pihak, dan bisa didapatkan hasil yang maksimal nantinya.
Surabaya, 14 Desember 2011
STADION KERAPAN SAPI DI B ANGKAL AN
Lukman Hakim
0551010006
ABSTRAKSI
Latar belakang terwujudnya Stadion Kerapan Sapi Di Bangkalan ini
adalah Tingginya pertumbuhan penduduk yang menjadikan Madura sebagai kota
yang pantas dengan hiburan seni atraksi seperti ini. Dan makin banyaknya
pengunjung yang datang ke tempat-tempat hiburan yang ada di Madura, baik
yang bersifat fasilitas utama maupun sebagai fasilitas penunjang di tempat
Stadion seperti Pusat Promosi, galery,dan lain-lain.
Stadion Kerapan Sapi Di Bangkalan ini mempunyai arti Sebuah tempat
pusat hiburan, yang menyediakan fasilitas dan pelayanan yang berhubungan
dengan olahraga yang cocok untuk berbagai lapisan masyarakat, khususnya yang
terletak di kota Bangkalan.
Lokasi Perancangan Stadion Kerapan Sapi Di Bangkalan berada di ujung
tol Suramadu tepatnya pada jantung kota Bangkalan yakni dijalan Tangkel,
dimana masih dalam lingkup kawasan terlindung dan masih terdapat lahan yang
belum dimanfaatkan dengan lokasi yang sangat strategis. Selain itu juga dekat
dengan tol Suramadu, sehingga perancangan pada nantinya diharapkan menjadi
landmark pada kawasan tersebut.
Tema dari perancangan Stadion Kerapan Sapi Di Bangkalan ini yaitu
Ekspresi dari Kekokohan dengan menggunakan konsep Intangible Metaphor.
Tema Ekspresi dari Kekokohan yang dipakai ini diharapkan menjadi inovasi
terbaru dalam sebuah perancangan karya arsitektur khususnya pada sebuah tempat
Stadion Kerapan Sapi sehingga dapat mencerminkan ekspresi spirit nampak pada
fasad dan interior dimana yang menjadi identitas dari tempat Stadion Kerapan
Sapi ini dimana penerapannya diciptakan melalui beberapa pendekatan tentang
tema dan konsep yang dipakai.
Kata Kunci : Stadion Kerapan Sapi Di Bangkalan, Lokasi J l.Tangk el. Tema
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN………...
KATA PENGANTAR………...
ABSTRAKSI………..………...
DAFTAR ISI……….. …………..…...
DAFTAR GAMBAR………...
DAFTAR TABEL………...
DAFTAR DIAGRAM……..………....
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………...
1.2. Tujuan dan Sasaran...………...
1.3. Batasan dan Asumsi………...
1. 4. Tahapan Perancangan………....
1. 5. Sistematika Penulisan………...
BAB II TINJAUAN OBYEK PERANCANGAN
2.1. Tinjauan Umum Perancangan
2.1.1. Pengertian Judul Perancangan …………...
2.1.2. Studi Literatur.………...
2.1.3. Study Kasus………...
2.1.4. Analisa Hasil Study...
2.2. Tinjauan Khusus
2.2.1. Lingkup Pelayanan...….…...
2.2.2. Aktifitas dan Kebutuhan Ruang...
2.2.3. Perhitungan Luas Ruang...…...
2.2.4. Program Ruang...…...
BAB III TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN
3.1 . Latar Belakang Pemilihan Lokasi………...
3.2 . Penetapan Lokasi …..………...
3.3. Kondisi Fisik Lokasi
3.3.1. Eksisting Site...………...
3.3.3. Potensi Lingkungan………...
3.3.4. Infrastruktur Kota………...
3.3.5. Peraturan Bangunan Setempat………...
BAB IV ANALISA PERANCANGAN
4. 1 Analisa Site
4.1.1. Analisa Aksesibilitas………...
4.1.2 .Analisa Iklim...………...
4.1.3. Analisa Lingkungan Sekitar……….….
4.1.3. Analisa Zoning……...……….…..
4. 2. Analisa Ruang
4.2.1. Organisasi Ruang………..
4.2.2 . Sirkulasi Antar Ruang ………..…...…..
4.2.3. Diagram Hubungan Ruang...……...…...
4.2.4. Diagram Abstrak...……...…...
4.3. AnalisaBentuk dan Tampilan
4.3.1. Bentuk Geometri Dasar....………...
BAB V KONSEP PERANCANGAN
5. 1. Tema Perancangan.……...………...
5. 2. Metode Perancangan………...
5. 3. Pendekatan Teori Perancangan
5.3.1. Teori Metafora……...………...
5.3.2. Teori Metafora Menurut Anthony C. Antoniades…..
5. 4. Konsep Tapak
5.4.1. Konsep Zoning……..………...
5.4.2. Konsep Ruang Luar..………...
5. 5. Konsep Orientasi Massa Bangunan.………...
5. 6. Konsep Bentuk dan Fasad
5.6.1. Konsep Bentuk.……..………...
5.6.2. Konsep Fasad……...………....
5. 7. Konsep Ruang Dalam...…...…………...………....
5. 8. Konsep Struktur…………...….………...
5. 8. Konsep Mekanikal Elektrikal…...……...………...
BAB VI APLIKASI PERANCANGAN
6. 1. Aplikasi Tapak
6.1.1. Aplkasi Zoning…………...………...
6.1.2. Aplikasi Ruang Luar……...………...
6. 2. Aplikasi Orientasi Massa Bangunan.………
6. 3. Aplikasi Bentuk dan Fasad
6.3.1. Aplikasi Bentuk…...………...
6.3.2. Aplikasi Fasad……...………...
6. 4. Aplikasi Ruang Dalam...………....
Penutup…….………...
Daftar Pusaka………...
Lampiran
66
66
67
67
69
69
70
70
DAFTAR GAMBAR
• Gambar 2.1. berbaris mengelilingi lapangan ………...
• Gambar 2. 2. tempat penjualan souvenir di lokasi lapangan …...
• Gambar 2. 3. Tempat duduk tribun biasa ………...
• Gambar 2. 4. Tempat duduk tribun VIP…...
• Gambar 2. 5. Luasan kandang sapi ………...…………...
• Gambar 2. 6. Ukuran Stadion Kerapan Sapi ………...……...
• Gambar 2. 7. Tampak Stadion Kerapan Sapi di Bangkalan ………...
• Gambar 2. 8. Lintasan pacu ………...
• Gambar 2. 9. Tampak tribun penonton Stadion ………...…...
• Gambar 2. 10. Fasilitas KM/WC ………...
• Gambar 2. 11. Ruang juri ………...…....
• Gambar 2. 12. Ruang lintasan pulangnya sapi ………...……....
• Gambar 3. 1. Lokasi site ………...……...
• Gambar 3. 2. foto dalam site ……...………...
• Gambar 3. 3. Lokasi Site …………...…...
• Gambar 3. 4. Jaringan Listrik ……...……
• Gambar 4. 1. Aksesibilitas terhadap site …...…
• Gambar 4. 2. Analisis kondisi aksesbilitas ….………...……..
• Gambar 4. 3. Analisisa entrance menurut aksesibilitas ...….……...……..
• Gambar 4. 4. Analisa Iklim ….……...…………...…...…..
• Gambar 4. 5. Tol Suramadu ...
• Gambar 4. 6. Rumah makan Pemda...…………...…………..
• Gambar 4. 7. Gardu induk milik PT. PLN ………...………..
• Gambar 4. 8. Analisa zonning ……….………...…………
• Gambar 4. 9. Gambar proses ide bentuk ……….………...……
• Gambar 5. 1. Metafora Abstrak……….………...…..
• Gambar 5. 2. Metafora Konkrit ………….………...
• Gambar 5. 3. Metafora Kombinasi .……….………
• Gambar 5. 4. foto dalam site ……….………....……....
• Gambar 5. 5. Konsep Zoning ……….………...………
• Gambar 5. 6. Konsep Orientasi Massa Bangunan …………...
• Gambar 5. 7. Konsep Entrance ………...
• Gambar 5. 8. Konsep Bentuk ………...
• Gambar 5. 9. Konsep Fasad ………...
• Gambar 5. 10. Konsep Struktur ………...
• Gambar 6. 1. Aplikasi Zonning ………...
• Gambar 6. 2. Aplikasi Entrance ……….………...
• Gambar 6. 3. Aplikasi Orientasi Massa Bangunan .………....………
• Gambar 6. 4. Penyelsaian Entrance ……….………...
• Gambar 6. 5. Aplikasi Bentuk ……….………..…...
• Gambar 6. 6. Aplikasi Detail Fasad ………...…...
• Gambar 6. 7. Aplikasi Desain Interior………...
59
60
60
61
62
63
66
67
68
68
69
70
DAFTAR TABEL
• Tabel 1.1. jadwal pertandingan kerapan Sapi...
• Tabel 1.2. pengunjung Stadion Kerapan Sapi di Pamekasan ………...…..
• Tabel 2.1. aktifitas dan kebutuhan ruang bagi pengunjung ………...
• Table 2. 2. aktifitas dan kebutuhan ruang bagi peserta …………...…....
• Tabel 2.3. aktifitas dan kebutuhan ruang bagi pengelola ………....…...
• Tabel 2.4. Kebutuhan ruang dan luasan Pusat Promosi Pariwisata …...
• Tabel 2.5. Kebutuhan ruang dan luasan Kandang Sapi …………...
• Tabel 2.6. Kebutuhan ruang dan luasan Stadion Pacu Kerapan Sapi ...
• Tabel 2.7. Kebutuhan ruang dan luasan Fasilitas Penunjang. …………...
• Tabel 2.8. Kebutuhan ruang dan luasan Kantor Pengelola …………...
• Tabel 3.1. Perbandingan Lokasi ………...…
• Tabel 4.1. Organisasi Ruang ………....…….………...
2
5
21
22
22
23
46 23
24
25
26
DAFTAR DIAGRAM
• Diagram 1.1. Jumlah pengunjung dari tahun ke tahun …..…...
• Diagram 4.1. Organisasi Ruang ……….…….………...….
• Diagram 4.2. Alur sirkulasi pengunjung …………...……....
• Diagram 4.3. Alur sirkulasi peserta ……….…….………...….
• Diagram 4.4. Alur sirkulasi pengelola …………...….…………....
• Diagram 4.5. Program ruang yang terjadi dalam ………....……
• Diagram 4.6. Program ruang yang terjadi dalam ………...…..
• Diagram 4.7. Program ruang yang terjadi dalam fasilitas pengelola
• Diagram 4.8. Program ruang yang terjadi dalam …...
• Diagram 4.9. Diagram abstrak obyek perancangan …...
• Diagram 5.1. Konsep Zoning ………...……….. 4
46
47
48
48
49
49
50
50
51
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Salah satu sektor yang dapat meningkatkan pendapatan dari devisa dari negara
adalah sektor pariwisata. Di Indonesia banyak sekali potensi alam dan budaya yang dapat
di manfaatkan sebgai obyek wisata salah satu potensi budaya tersebut adalah Kerapan Sapi
di Madura. Kerapan Sapi ini adalah suatu olahraga dan atraksi tradisional yang berasal dan
hanya ada di Madura. Kekhususan yang tidak ada di daerah lain inilah yang mengundang
wisatawan untuk datang dan menyaksikan atraksi yang sangat menyatu dengan kehidupan
masyarakat Madura.
Kerapan Sapi merupakan acara yang prestisius bagi masyarakat Madura, pemilik
sapi kerapan akan merasa status sosialnya terangkat apabila sapinya bisa menjadi juara.
Kejuaraan akan dimulai dari tingkat Kecamatan dilanjutkan ke tingkat Kabupaten dan di
teruskan ke tingkat Karesidenan. Beberapa kota di Madura menyelenggarakan Kerapan
Sapi pada bulan Agustus dan September setiap tahununya, dengan pertandingan final pada
akhir September atau Oktober di kota Pamekasan untuk memperebutkan piala bergilir
presiden.
Tingkat kejuaraan piala Karesidenan diadakan hanya sekali dalam setahun, namun
sebelum tingkat Karesidenan kejuaraan akan dimulai dari tingkat Kecamatan, Pemenang
yang berhasil menjadi juara di tingkat Kecamatan nantinya akan di teruskan di tingkat
Kabupaten. Orang madura biasa menyebut kawitatanan, untuk ajang piala Kabupaten yang
di lakukan ditiap masing-masing Kabupaten yang ada di pulau Madura. Misalnya;
Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep. Acara
ini dilakukan setiap 2 (dua) Minggu sekali di lapangan terbuka di desa masing-masing tiap
Kecamatan, dan 3 (tiga) bulan sekali diadakan tingkat kejuaraan Kabupaten ditiap daerah
masing-masing Kabupaten. Hasil yang keluar menjadi juara Kabupaten akan
TINGKAT KECAMATAN TINGKAT KABUPATEN TINGKAT KARESIDENAN Dilaksanakan selama 3Bulan, pada tiap 2
Minggu sekali. Di Minggu ke 1 (satu)
dan Minggu ke 3.
Dilaksanakan pada bulan Januari sampai
bulan Juni, acara ini hanya diadakan 2 (dua)
kali dalam 6 (enam) bulan, dan pemenangnya akan mengikuti kejuaraan
karesidenan.
Dilaksanakan pada bulan Agustus dan september, pada tiap 1 (satu) tahun
sekali untuk memperebutkan
piala bergilir.
Tabel 1.1 jadwal pertandingan kerapan Sapi. sumber : wawancara pribadi oleh pihak terkait 2010
Di Madura banyak sekali tempat atau ruang terbuka yang dapat dijadikan sebagai
arena perlombaan Kerapan Sapi, karena sampai saat ini arena tersebut hanya berupa suatu
ruangan terbuka atau lapangan sepanjang + 200 meter dengan lebar + 40 meter tepat pada
garis penonton. Beberapa kota dan desa di Madura yang sering menyelengarakan
perlombaan Kerapan Sapi memiliki fasilitas arena dengan kondisi yang sangat kurang,
Atau dengan memanfaatkan Stadion Olahraga yang sudah ada, tetapi sebenarnya kondisi
inipun kurang memenuhi persyaratan dari fisik maupun teknis bagi suatu perlombaan
Kerapan Sapi.
Adapun kekurang sempurnaan kondisi arena-arena yang ada ditinjau dari segi fisik
dan teknis adalah :
a. Segi Fisik.
Fasilitas arena : perlunya fasilitas pembangunan yang bersih dan lancar, tribun
bagi penonton, dan perlu adanya peningkatan fasilitas yang memadai sebagai
obyek wisata.
Keamanan : Kurangnya keamanan penonton dan peserta pada saat perlombaan
berlangsung serta perlunya pertolongan kesehatan.
Kapasitas: Kurang dapat menampung penonton dan peserta mulai awal hingga
berakhirnya perlombaan, serta dapat menampung wistwan domestik dan asing.
b. Segi Teknis
• Kondisi lapangan yang tidak memenuhi standart peraturan, drainase lapangan dan lingkunganya yang kurang baik.
• Struktur dan bahan yang baik, tepat dan sesuai dengan persyaratan teknis sehingga keamanan pemakai terjamin. Kekurangsempurnaan kondisi arena
tersebut secara tradisional telah berlangsung bertahun-tahun sejak pertama
kali Kerapan Sapi diadakan secara iseng oleh para petani, bahkan pada saat
itu dilakukan ditanah sawah yang sudah kering. Dan sampai saat ini belum
ada peningkatan kondisi guna mengurangi akibat-akibat negatif yang timbul
dan lebih meningkatkan dampak positif pada sektor ekonomi yang lain
terutama sektor pariwisata.
Maka dari itu kesenian atraksi Kerapan Sapi yang hanya ada di Pulau Madura ini
harus Diangkat/dilindungi keseniannya dan difasilitasi sesuai dengan kebutuhan penguna
dan pengunjungnya sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan dengan kreteria lingkup
Stadion pada umumnya, atau lebih khususnya Stadion Kerapan Sapi.
1.2. Tujuan dan Sasa r an.
a. Menyediakan arena Kerapan Sapi yang mampu menampung meningkatkanya
frekuensi kegiatan Kerapan Sapi dengan fasilitas yang lebih memadai yang
memenuhi persyaratan fisik dan teknis dengan mempertahankan nilai-nilai
tradisional.
b. Meningkatkan fasilitas arena Kerapan Sapi yang cukup memadai sebagai obyek
wisata dalam rangka memanfaatkan atraksi tradisional sebagai obyek wisata
sehingga dapat meningkatkan kemampuan menyerap wisatawan domestik
maupun mancanegara.
c. Memberikan dan meningkatkan pelayanan pariwisata Madura pada umumnya,
serta kunjungan wisatawan di Bangkalan sebagai pintu gerbang pariwisata
Madura.
d. Meningkatkan dampak positif Kerapan Sapi terhadap sektor ekonomi yang
lain, misalnya kerajinan tangan rakyat, atau dampak sisi positif yang lainnya,
yang dapat menguntungkan ekonomi rakyat Madura.
e. usaha mempertahankan budaya bangsa dengan menampilkan unsur-unsur
1 99 4 – 199 5
1.3. Batasan dan Asumsi
• Batasan proyek adalah sebagai berikut :
1. Kepemilikan proyek Stadion Karapan Sapi di Madura ini bersifat resmi milik
swasta.
2. “Stadion Kerapan Sapi di Madura” diasumsikan dapat digunakan oleh
acara-acara yang lain (pertunjukan/acara-acara) dan juga tak ada batasan dan waktu.
3. Bangunan massa banyak. sumber :analisa pribadi
• Sedangkan asumsi untuk perancangan adalah :
1. Proyek Stadion Karapan Sapi di Madura direncanakan menampung kebutuhan
kegiatan atau aktivitas sampai dengan 10 tahun mendatang, sehingga dapat
diprediksikan adanya kenaikan jumlah pengunjung.
2. Berdasarkan data statistik dari Stadion Kerapan Sapi di Pamekasan pada saat
awal dibukanya yaitu pada tanggal 28 Desember 2002 sampai bulan Agustus
2003 jumlah pengunjung mengalami peningkatan tiap bulanya.
3. Jumlah pengunjung tahun 2006 untuk periode piala Karesidenan bulan Juni
total keseluruhan pengunjung mencapai 1275 orang namun berkurang menjadi
968 pada bulan juli 2006 hal ini dikarenakan pada musim liburan yaitu pada
bulan Juni banyak didominasi oleh rombongan pengunjung dari masyarakat
Madura sendiri yang merantau kemudian pulang ke tempat asalnya, dan hanya
pada musim liburan itu lonjakan penonton terjadi.
(data pengunjung dari Stadion Kerapan Sapi).
sumber : wawancara pribadi, 2010
Diagram Batang 1.1 Jumlah pengunjung dari tahun ke tahun Sumber : buku panduan TIM
NO TAHUN JUMLAH (jiwa) PROSENTASE 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1994-1995 1996-1997 1998-1999 2000-2001 2002-2003 2004-2005 419.000 785.240 1.013.318 1.147.690 689.081 767.260 --- 350 % 35 % 15 % 45% 10 %
Tabel 1.2 pengunjung Stadion Kerapan Sapi di Pamekasan sumber :Buku panduan TIM, 2010
1.4. Tahapan Per ancangan.
Mengerjakan proyek ini dasar-dasar perencanaan akan ditentukan pada massa
dalam atau perencanaan tata ruang luar. Adapun metode yang dipergunakan dalam
penyusunan proposal ini adalah :
Tahapan perancangan dalam menyelesaikan proyek ini menggunakan metode
pengumpulan data yang diperoleh dari:
1. Studi literatur
Studi literatur dilakukan untuk memperoleh data-data yang berhubungan dengan judul
obyek perancangan ini, baik didapat melalui media cetak maupun non cetak serta
informasi lainya yang berguna dan mendukung perancangan.
2. Studi banding
Studi banding dilakukan untuk memperoleh informasi dengan cara mengecek secara
silang data-data serta teori-teori yang didapat sehingga pada nantinya akan dihasilkan
informasi yang lebih relevan yang pada nantinya dapat digunakan dalam mendukung
proses perancangan.
3. Studi wawancara
Studi wawancara dilakukan untuk melengkapi informasi-informasi yang sudah didapat
melalui studi literatur dan studi banding , dan dilakukan dengan pihak-pihak terkait
yang berhubungan secara langsung dengan obyek perancangan
4. Survey lapangan
Survey lapangan dilakukan pada lokasi/site yang telah dipilih dan ditentukan dengan
pengamatan serta analisa terhadap karekteristik lokasi yang menyangkut batasan,
Grafik 1.1 Penyusunan Dan Pengolahan Data
sumber : analisa pribadi, 2010
1. 5. Sistematika Penulisan
Digunakan sistematika penulisan dengan poin – poin pada tiap bab
sebagai berikut :
BAB I :
Pendahuluan, berisi tahapan-tahapan mulai dari latar belakang pemilihan judul,
tujuan perancangan, batasan dan asumsi rancangan dan tahap perancangan beserta
dengan uraian penjelasan dari tiap tahapannya yang menjelaskan secara rinci isinya.
Dikarenakan kurangnya wadah untuk menampung minat dan bakat kesenian
tradisional adat Madura yaitu kesenian Kerapan Sapi, khususnya di Madura.
Sehingga banyak sekali masyarakat Kota Madura yang ingin berapresiasi untuk
kesenian tradisional yang hampir punah. Maka dari sinilah keinginan untuk
memberikan wadah bagi masyarakat kota Madura untuk dapat menyaluran
kreativitas dan pengembangan potensi diri khususnya untuk dapat mengembangkan
bakatnya tersebut. Lalu batasan dan asumsi yang digunakan dalam perancangan
nantinya, Juga tahapan perancangan dari mulai proses interpretasi judul sampai
pada proses aplikasi pada rancangan gambar.
Interprestasi
Judul
-
Studi Banding Kasus
-
Wawancara
-
Studi Literatur
-
Survey Lapangan
( Site / Lokasi )
Analisa Data
Identifikasi Masalah
Konsep
Rancangan
Ide Bentuk
Pengembang
Rancangan
Pengumpulan Data
Batasan dan
BAB II :
Tinjauan Obyek Perancangan, mulai dari tahap pengertian judul yang berisi
pengertian tentang Stadion Kerapan Sapi yang kemudian disimpulkan menjadi
suatu pengertian baru dari rancangan. Tahap studi literatur yang berisi tentang
segala data dari bermacam jenis literatur yang digunakan sebagai data penunjang
yang berkaitan dengan rancangan. Tahap tinjauan obyek perancangan yang berisi
dua obyek studi kasus sejenis secara fungsi dan aktivitas yang digunakan sebagai
acuan yang menbantu rancangan nantinya, dari hasil analisa dan pembandingan
yang dilakukan pada studi kasus. Tahap kesimpulan studi, lingkup pelayanan yang
menjelaskan pembatasan pelayanan rancanangan, serta aktivitas kebutuhan ruang
dan perhitungan luasannya yang menguraikan secara rinci kebutuhan ruang yang
diperlukan untuk kemudian dihitung secara pasti luasan yang dibutuhkan.
BAB III :
Pada bab ini menjabarkan tentang latar belakang pemilihan lokasi, penetapan
lokasi dan kondisi fisik lokasi yang sebenarnya. Kondisi yang sebenarnya juga
harus memperhatikan dengan kondisi fisik yang telah ada dilokasi.
BAB IV :
Analisa Perancangan, isinya sudah mengarah ke arah lebih lanjut yaitu mulai dari
analisa sampai dengan gambaran secara abstrak tentang konsep perancangan yang
akan dibuat. Seperti dari mulai analisa ruang berserta hubungannya, analisa
aksesibilitas, view, kebisingan, iklim, potensi daerah sekitar. Sampai dengan
diagram abstrak yang kurang lebih menggambarkan secara abstrak konsep
BAB II
TINJ AUAN OBYEK PERANCANGAN
2. 1. Tinjauan Umum Per a ncangan
2.1.1. Penger tian J udul Per ancangan
Stadion Kerapan Sapi di Bangkalan, judul proyek tersebut memiliki arti
sebagai berikut :
1. Stadion yang berarti :
Tempat berkumpulnya orang untuk melihat dan menyaksikan pertunjukan.
(Poerwdarminta.1991).
2. Kerapan Sapi yang berarti :
Versi pertama mengatakan bahwa istilah kerapan berasal dari kata ”kerap” atau
“kirap” yang artinya “berangkat dan dilepas secara bersama-sama atau
berbondong-bondong”. Sedangkan, versi yang lain menyebutkan bahwa kata
“kerapan” berasal dari bahasa arab “kirabah” yang berarti “persahabatan”.
Sumber : www.yahoo/seni kerapan sapi.com.
3. Di Bangkalan yang berarti :
Kabupaten Bangkalan, adalah sebuah kabupaten di Pulau Madura, Provinsi
Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Bangkalan. Kabupaten ini terletak
di ujung paling barat Pulau Madura berbatasan dengan Laut Jawa di utara,
Kabupaten Sampang di timur, serta Selat Madura di selatan dan barat.
Pelabuhan Kamal merupakan pintu gerbang Madura dari Jawa, dimana terdapat
layanan kapal ferry yang menghubungkan Madura dengan Surabaya
(Pelabuhan Ujung). Saat ini telah ada Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura),
yang saat ini adalah jembatan terpanjang dan terbesar di Indonesia. Bangkalan
merupakan salah satu kawasan perkembangan Surabaya, serta tercakup dalam
lingkup Gerbangkertosusila. Kabupaten Bangkalan terdiri atas 18 kecamatan,
yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan di
2. 1. 2. Studi Liter atur
1. Tinjauan Umum Tentang Kerapan Sapi
Lahirnya Kerapan Sapi di Madura bukan secara kebetulan. Mengingat keadaan
tanah Madura yang kurang subur, bahkan dalam sejarah disebutkan sekitar tahun 1450-an
sering mengalami kemarau panjang sampai 2 tahun, yaitu pada jaman Pemerintahan
Panembahan Ronggosukowati di Pamekasan. Tanah kurang subur ini menyebabkan
banyak tumbuh rerumputan. Dengan tumbuhnya rerumputan inilah banyak orang
memelihara ternak, kemudian dari kehidupan berternak timbullah Kerapan Sapi. Bagi
masyarakat Madura, Kerapan Sapi selain sebagai tradisi juga sebagai pesta rakyat yang
dilaksanakan setelah sukses menuai hasil panen padi atau tembakau. Kerapan sebagai pesta
rakyat di Madura mempunyai peran di berbagai bidang. Misal di bidang ekonomi
(kesempatan bagi masyarakat untuk berjualan), peran magis religius (misal adanya
perhitungan-perhitungan tertentu bagi pemilik sapi sebelum bertanding dan adanya
mantra-mantra tertentu), bidang seni rupa (ada pada peralatan yang mempunyai hiasan tertentu),
bidang seni tari dan seni musik saronen (selalu berubah dan berkembang).
2. Asal Usul Kerapan Sapi
Di Madura tidak diketahui secara pasti. Apakah sapi itu berasal dari luar Madura
ataukah memang sejak dari awal ada di Madura. Mengingat nama-nama sebagian pulau,
dan tempat-tempat lain di Madura ada yang bernama binatang sejak ratusan tahun yang
lalu, seperti :
- Massa lembu (Pulau lembu/sapi)
- Parenduan (tempat istirahat merebahkan diri bagi binatang)
- Pakandangan (tempat/kandang binatang)
Maka kemungkinan adanya sapi di Madura adalah pada jaman yang cukup tua.
Dan tempat-tempat tersebut kebanyakan berada di Madura bagian timur.
Ada dua binatang pembantu pertanian di Madura yaitu kerbau (kerbuy), dan sapi
(sape). Di daerah yang banyak mengandung air orang banyak memilihara kerbau, sedang
di daerah yang kurang air orang banyak memelihara sapi. Oleh karena itu Kerapan Sapi
kemudian merata di Madura.
Setelah pertanian makin maju di kepulauan Madura pasangan sapi-sapi yang
mengarap tanah berair, disalaga bersama-sama. Sering didalam mengerjakanya itu
berlomba-lomba cepat sekali. Kesibukan kerja sambil melarikan sapi ini lama kelamaan
menjadi kebiasaan. Akhirnya setiap ada pengarapan sawah, terjadi pula ada pacu kerja
pasangan sapi. Dari kata garapan sawah ini kemudian timbul kata ”garaban”, dari kerja
pertanian di persawahan berevolusi menjadi pesta Kerapan Sapi
Pada jaman kemerdekaan Kerapan Sapi mulai berkumandang lagi setelah pada
jaman pemerintahan Jepang sempat terhenti. Setiap tahun di atur dengan rapi oleh
kepanitiaan yang diketuai oleh pihak Kehewanan atau Dinas Peternakan. Setelah Orde
Baru, untuk mengalakkan Kerapan Sapi tradisional di perebutkanlah ”piala peresiden”
3. Kegiatan Stadion Kerapan Sapi
Kegiatan yang ada pada atraksi tradidional Kerapan ini antara lain :
• Kedatangan Peserta
Satu sampai dua hari sebelum hari perlombaan para peserta sudah mulai
berdatangan dari desa-desa. Mereka datang dengan membawa pasangan sapi
lengkap dengan personil dan perlengkapannya. Untuk bermalam para peserta hanya
mendirikan tenda bahkan ada yang hanya menggelar tikar dilapangan, sedang
sapi-sapi mereka dikaitkan pada pohon. Adapula peserta yang melekukan acara
selamatan demi keberhasilan dalam perlombaan nanti.
• Devile Peserta
Pada hari perlombaan acara dimulai dengan devile peserta pasangan-pasangan sapi
peserta berbaris mengelilingi lapangan degan menggunakan hiasan yang sangat
menarik. Acara ini bertujuan untuk pengenalan lapangan bagi peserta dan
Gambar 2.1. peserta berbaris mengelilingi lapangan Sumber : Google, 2010
• Tarian Massal Tradisional Madura
Tarian Massal Tradisional berupa tari pecut selalu mengawali perlombaan
Kerapan Sapi. Tarian ini dibawakan berpasang-pasangan oleh kurang lebih
500 orang pemuda-pemudi dengan berpakaian khas Madura.
• Perlombaan
Setelah acara tarian massal selesai maka dimulailah perlombaan sesuai
dengan urutan nomer peserta.
Aktifitas lain yang menunjang atraksi tradisional ini adalah promosi pariwisata yang
mempunyai kegiatan :
- Kegiatan penerangan wisata
- Promosi wisata dilakukan dengan menggunakan sarana-sarana seperti :
Pameran foto obyek wisata, media cetak, dan lain-lain.
- Kegiatan peragaan kesenian dan budaya Madura.
- Promosi dilakukan dengaan melalui pertunjukkan kesenian khas daerah dan penjualan
Gambar 2.2. tempat penjualan souvenir di lokasi lapangan Sumber : Google, 2010
5. Pekembangan Bentuk Pertandingan
Pertandingan-pertandigan sapi di Madura sebenarnya merupakan suatu rentetan
budaya yang pada perkembangan terakhir hanya tinggal Kerapan Sapi ada empat bentuk
pertandingan yang pernah timbul di Madura yaitu :
a. “mamajir”, adu pacu kerbau, sekarang hanya ada di pulau Kangeaan.
b. “sapi tok-tok”, yaitu aduan tumbuk antara sapi jantan, sekarang telah lenyap.
c. “Sape Pajangan” atau “sape sono”, yaitu pertandingan sapi betina masuk pintu
gerbang yang bercermin. Sekarang hampir punah kecuali di desa Gadding,
Manding Sumenep, dan di Pamekasan.
d. “Kerapan Sapi” untuk sapi jantan, bentuk pertandingan ini tetap berkembang
sampai sekarang.
Dari beberapa jenis pertandingan sapi yang ada di Madura, hanya Kerapan Sapi yang
masih berlangsung sampiai sekarang. Dari pertandingan Kerapan Sapi ini dibagi lagi
menjadi beberapa macam :
a. “Kerapan keni” (Kerapan kecil)
Kerapan jenis ini diadakan pada tingkat kecamatan atau kewedanan. Kerapan
semacam ini tidak memperkenankan sapi-sapi kerap dari luar turut serta. Kerapan
kecil. Untuk Kerapan kecil ini lapangan lebih pendek, yaitu 80 meter.
Pemenang-pemenangnya merupakan peserta untuk mengikuti “Kerrap Raja”
b. “Kerrap Raja” (kerapan besar)
Kerapan Besar
Ini disebut pula “kerrap negara”. Pada umumnya diadakan di ibukota Kabupaten
pada hari Minggu, sapi yang dikerap berasal dari juara-juara Kecamatan. Ukuran
lapangannya lebih panjang sekitar 100 meter.
c. “Kerrap onjangan” (Kerapan undangan ) sapi peserta di datangkan dengan undangan
dari berbagai tempat termasuk dari luar kabupaten, tetapi masih di lingkungan daerah
Madura.
d. “Kerrap jar-jaran” (Kerapan latihan) Kerapan sapi untuk berlatih sangat sering
diadakan pada hari apa saja. Pesertanya adalah sapi lokal. Yang mengadakan adalah
pemilik sapi sendiri, jadi bersifat sukarela.
e. “Kerrap Karesidenan” (Kerapan tingkat Karesidenan)
Kerapan Karesidenan ialah Kerapan Sapi besar, pesertanya adalah sapi kerap-sapi
kerap juara dari ke empat Kabupaten di Madura. Kerapan Karesidenan diadakan di
kota Pamekasan pada hari Minggu. Kerpan Karesidenan merupakan puncak Kerapan
Sapi di Madura, mengakhiri musim Kerapan.
6. Dimensi Luasan Ruang Pada Stadion Kerapan Sapi
Setiap ruang-ruang yang ada mempunyai persyaratan ruang yang harus diterapkan
dalam suatu perencanaan. Hal ini dilakukan agar dapat memenuhi salah satu dari tujuan
perancangan yaitu memberikan keamanan dan kenyamanan bagi para pengguna ruang.
Berikut ini persyaratan ruang yang harus diterapkan dari beberapa ruang yang ada
yaitu :
- Ruang Atraksi Seni
Merupakan suatu ruang yang digunakan sebagai tempat promosi wisata dengan jalan
penampilan atraksi seni budaya.
Persyaratan ruangnya yaitu :
a. Merupakan suatu ruang kosong yang luas.
Gambar 2.3. Tempat duduk tribun biasa Sumber : Neufert Architect Data.
Gambar 2.4. Tempat duduk tribun VIP Sumber : Neufert Architect Data.
- Kandang Sapi
Merupakan suatu tempat karantina pasangan-pasangan sapi yang akan dikerap
sebelum perlombaan dimulai.
Persyaratan ruangnya adalah :
• Jauhkan dari penempatan ruang utama agar bau dari kotoran tidak mengganggu ruang lain.
• Mempunyai hubungan sirkulasi yang baik dengan tempa pacuan sapi.
• Lantai kandang harus dilakukan pengerasan (Plesteran) agar memudahakan membersihkan kotoran sapi.
Gambar 2.5. Luasan kandang sapi Sumber : wawancara pribadi
15
2. 1. 3. Studi Kasus
1. Studi Kasus Stadion Kerapan Sapi
Studi kasus adalah melakukan pengamatan dan bila memungkinkan merasakan
suatu obyek rancangan yang telah terbangun dan memiliki fungsi mirip atau sama dengan
proyek yang akan kita rancang. Dalam hal kesamaan bangunan yang nantinya akan
dijadikan acuan sebagai dasar desain terhadap hasil olah rancang study. Secara umum
dalam bidang arsitektur memiliki kajian yang sama, seperti standart intensitas cahaya yang
baik yang dibutuhkan, dimensi ruang yang dibutuhkan untuk layaknya Stadion pada
umumnya. Objak kasus tersebut adalah Stadion Kerapan Sapi di Bangkalan.
Stadion Ker apan Sapi di bangkalan (J l.Raya Selor an)
Gambar 2.7. Tampak Stadion Kerapan Sapi di Bangkalan Sumber : Survey lokasi, 2010
Untuk studi kasus yang diambil dari kasus obyek yang telah ada dilapangan maka
kita dapat membandingkan dan mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada. Sehingga
pada saat melakukan rancangan nantinya hal-hal tersebut dapat diminimalisir, dan study
perbandingan ini akan mengacu pada Stadion Kerapan Sapi yang ada di Kabupaten
Bangkalan. Stadion Kerapan Sapi di Bangkalan ini berlokasi di jalan Seloran Km 4
merupakan Stadion Kerapan Sapi satu-satunya yang ada di Kabupaten Bangkalan. Stadion
tersebut sering digunakan untuk acara pacuan sapi kerap tingkat Kabupaten. Stadion ini
acara kesenian pacuan sapi. Sejak di bangun sampai sekarang stadion ini tidak beroprasi
dengan baik, karena tingkat pengurusanya masih dilakukan instansi pribadi bukan atas
dasar kepemerintahan daerah. Stadion ini kurang memiliki fasilitas yang menunjang bagi
pengunjung maupun peserta Kerapan Sapi, adapun fasilitas yang kurang menunjang dari
Stadion tersebut adalah:
- Lahan pacuan yang rusak diakibatkan oleh drainase yang kurang baik hal ini
menjadikan tanah pacuan menjadi rusak dan berlubang.
Gambar 2.8. Lintasan pacu Sumber : Survey lokasi, 2010
- Tribun penonton yang belum selesai dalam pengerjaan proyeknya, tribun tersebut
juga kurang mewadahi lonjakan penonton dikarenakan kondisi tribun yang kurang
besar dimensi ruangnya.
- Fasilitas yang penting dalam keberadaan Stadion ini juga diabaikan, seperti kamar
mandi/WC yang didirikan seadanya tanpa dinding yang menutupi interior fasilitas
KM/WC tersebut.
Gambar 2.10. Fasilitas KM/WC Sumber : Survey lokasi, 2010
Namun dari kekurangan Stadion ini ada pendekatan olah rancang fasilitas dan
desain yang nantinya akan digunakan dalam obyek perancangan pendekatan yang nantinya
akan di gunkan antara lain sebagai berikut :
- Pertandingan kerapan sapi akan dipimpin oleh (3) tiga orang juri, yang nantinya juri
tersebut berada di atas podium yang letaknya lebih tinggi dari posisi penonton yang
menyaksikan. Ruang dewan juri ini memiliki fungsi sebagai letaknya juri yang
mmenentukan hasil pertandingan.
[image:30.612.184.445.138.334.2]- Ruang lintasan pulangnya sapi, ruang ini berada persis di sebelah kanan atau kiri dari
lintasan pacu, area ini berfungsi sebagai lintasan pasangan sapi yang telah
menyelesaikan pertandingan dan akan kembali kekandang, lintasan ini mempunyai
lebar lintasan ini berkisar antara 1,5 meter sampai dengan 2 meter.
Gambar 2.12. Ruang lintasan pulangnya sapi Sumber : Survey lokasi, 2010
2.1.4.Analisa Hasil Studi
Setelah melakukan pengamatan dengan beberapa obyek studi kasus diatas dapat
ditarik beberapa kesimpulan diantaranya:
Bentukan massa dari Stadion Kerapan Sapi di Bangkalan ini mengunakan ornament –
ornament bangunan tradisional Madura, yang mana terlihat dari atap, warna detail dari
bangunan yang ditonjolkan atau ruang – ruang yang diangap penting untuk di tonjolkan,
seperti halnya area entrance dan loby hallnya. Namun desain dari Stadion ini masih kearah
naturalisme terlihat dari ruang – ruang yang sengaja didesain terbuka. Namun dilihat dari
segi fasilitasnya Stadion yang bertempat di jalan Seloran ini masih terlihat kurang
maksimal, terlihat dari lintasan pacuan, tribun penonton yang kurang mencakup penontn
dalam skala besar, dan fasilitas – fasilitas yang mendukung seperti area istirahat, ibadah,
Data penjelasan dari objek tersebut dapat diambil satu kesimpulan untuk design
perencanaan adalah sebagai berikut :
1. Tempatkan bangunan di lokasi yang memiliki jalur lalu lintas yang cukup
besar agar dalam pengoprasionalanya tidak susah, karena Stadion ini
memiliki aktivitas yang mencakup skala besar.
2. Akses menuju bangunan mudah.
3. Stadion Kerapan Sapi merupakan kategori bangunan umum (Public
Facility).
2. 2. Tinjauan Khusus
2. 2. 1. Lingkup Pelayanan
Proyek ini ditujukan bagi seluruh kalangan masyarakat secara umum dari semua
golongan dan usia tanpa batas agama, kelas sosial, kelas ekonomi, ataupun suku bangsa
tertentu. Namun, untuk sasaran pokok ditujukan kepada orang-orang yang berminat
menyaksikan atau menyukai acara kesenian tradisional Karapan Sapi.
Secara teknis proyek ini dikerjakan oleh para pekerja setempat dengan tetap
memenuhi peraturan-peraturan yang ada. Secara pendanaan, proyek ini adalah resmi milik
swasta. Kegiatan pemeliharaan dikelola oleh para pekerja yang bekerja di Stadion Kerapan
Sapi itu yang langsung ditunjuk oleh pimpinan Stadion tersebut.
Fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh proyek Stadion Karapan Sapi adalah :
• Fasilitas pengunjung, fasilitas yang digunakan untuk menunjang Stadion Kerapan Sapi ini seperti, took-toko, ruang pemandu, ruang penjaga, dan ruang yang
menunjang lainnya. Fasilitas ini dapat digunakan untuk menambah kenyamanan
bagi pengunjung.
• Stadion Kerapan Sapi, merupakan fasilitas yang digunakan untuk menyaksikan acara pacu sapi/Kerapan Sapi. Melalui sebuah ruang ruangan yang didesain khusus
sehingga pengunjung dapat menikmatinya dengan nyaman dan melihat acara
Kerapan Sapi berlangsung.
• Fasilitas adminitrasi, fasilitas ini ditujukan untuk pekerja-pekerja yang bekerja di Stadion Kerapan Sapi ini. Karena disini terdapat ruangan kerja dan ruangan rapat
yang secara khusus memang disediakan bagi karyawan Stadion Kerapan Sapi.
menunjang Stadion Kerapan Sapi nantinya.
• Fasilitas parkir, fasilitas ini digunakan untuk memfasilitasi para pengunjung maupun para pekerja untuk memarkirkan kendaraannya dengan aman.
• Fasilitas galeri, fasilitas ini digunakan untuk melihat foto-foto pertandingan atau tentang sejarah perkembangan kesenian adat Kerapan Sapi yang hanya ada di
Madura.
2.2.2. Aktivitas dan Kebutuhan Ruang
Sebagai pedoman analisa perhitungan dan kebutuhan ruang, perlu dilihat
aktivitas yang dilakukan oleh pengguna dan pengelola taman baca. Untuk pengguna
Stadion dibedakaan atas pengunjung, peserta dan pengelola. Berikut adalah uraian
aktivitas yang dilakukan oleh pengunjung, peserta dan pengelola Stadion Kerapan
Sapi beserta ruang yang dibutuhkan.
Personil Aktivitas Kebutuhan r uang J enis Fasilitas
Pengunjung
Pengunjung Parkir kendaraan Tempat parkir Fasilitas layanan
Datang ke lapangan
pacu
Stadion pacu Fasilitas pengguna/
pertunjukan (Fasilitas utama)
Menonton Stadion pacu/tribun Fasilitas pengguna/
pertunjukan (Fasilitas utama)
Membeli souvenir Kios souvenir Fasilitas pengguna
BAB dan BAK Toilet Fasilitas layanan
Makan dan minum Tempat makan/kafe Fasilitas layanan
Personil Aktivitas Kebutuhan r uang J enis Fasilitas
Peser ta
Peserta Parkir kendaraan Tempat parkir Fasilitas layanan
Datang ke lapangan pacu
Stadion pacu Fasilitas
pengguna/pertunjukan (Fasilitas utama)
Menyiapkan sapi Kandang sapi,
lapangan pacu
Fasilitas peserta
Berkumpul lapangan pacu Fasilitas peserta
BAB dan BAK Toilet Fasilitas layanan
Makan dan minum Tempat makan/kafe Fasilitas layanan
Tabel 2.2 aktifitas dan kebutuhan ruang bagi peserta Sumber: Dokumen Pribadi, 2010
Personil Aktivitas Kebutuhan r uang J enis Fasilitas
Pengelola
Pengelola Parkir kendaraan Tempat parkir Fasilitas layanan
Menginap Tempat penginapan Fasilitas layanan
Mengurus administrasi Ruang adminisrasi Fasilitas pengelola
Memantau kegiatan Ruang oprasional Fasilitas pengelola
Mengadakan rapat Ruang rapat Fasilitas pengelola
BAB dan BAK Toilet Fasilitas layanan
Makan dan minum Tempat makan/kafe Fasilitas layanan
2. 2. 3 Per hitungan Luasan Ruang
A.Pusat Pr omosi Par iwisata
Tabel 2. 4 Kebutuhan ruang dan luasan Pusat Promosi Pariwisata Sumber: Dokumen Pribadi, 2010
[image:35.612.120.510.130.338.2]B.Ka ndang Sapi
C.Stadion Pacu Ker apan Sapi
Tabel 2. 6 Kebutuhan ruang dan luasan Stadion Pacu Kerapan Sapi.
D. Fasilitas Penunjang.
[image:37.612.136.485.99.680.2]
E.Ka ntor Pengelola.
2.2.4. Pr ogram Ruang
Berdasarkan tabel aktifitas dan kebutuhan ruang diatas, maka dapat disimpulkan
pembagian ruang berdasarkan fasilitasnya, yaitu :
A. Stadion Pacu.
- Lapangan pacu.
- Tribun penonton.
- Ruang pengunjung.
- Ruang dewan juri
- Ruang photo finish
- Ruang tunggu Vip
- Ruang wartawan
- Musholla
- Toilet umum
B. Kantor Pengelola
- R. Pimpinan + R. Tamu
- R. Tamu
- Sie. Perawatan
- Sie. Oprasional
- Sie. Administrasi
- R. Rapat
- R. Informasi
- R. Loket
- R. kesehatan
- R. Keamanan
- R. Penari
- Toilet
C. Tempat Sapi :
- Kandang Sapi
E. Pusat Promosi Pariwisata
• R. Pelayanan Informasi Lisan
- R. Tunggu
- Resepsionis
- R. Pamer Foto Obyek Wisata
- R. Baca Panduan Wisata
- R. Toilet
• Ruang Atraksi Seni F. Toko Souvenir
G. Musholla
• Fasilitas penunjang :
- Parkir Sepeda
- Parkir Sepeda motor
- Parkir Mobil
- Parkir Bus
- Parkir Truck
BAB III
TINJ AUAN LOKASI PERANCANGAN
3.1.Latar Belakang Pemilihan Lokasi.
Pemilihan lokasi proyek Stadiaon Kerapan Sapi di Bangkalan dengan
pertimbangan bahwa pulau Madura merupakan daerah yang memiliki kesenian tradisional
Kerapan Sapi satu-satunya di Indonesia.
Bangkalan, adalah sebuah Kabupaten di Pulau Madura, Provinsi Jawa Timur,
Indonesia. Kabupaten ini terletak di ujung paling Barat Pulau Madura berbatasan dengan
Laut Jawa di Utara, Kabupaten Sampang di Timur, serta Selat Jawa di selatan dan barat.
Pelabuhan Kamal merupakan pintu gerbang Madura dari Jawa, dimana terdapat layanan
kapal ferry yang menghubungkan Madura dengan Surabaya (Pelabuhan Ujung). Saat ini
telah ada Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura), yang saat ini adalah jembatan
terpanjang dan terbesar di Indonesia. Bangkalan merupakan salah satu kawasan
perkembangan Surabaya, serta tercakup dalam lingkup Gerbangkertosusila. Kabupaten
Bangkalan terdiri atas 18 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan.
Pusat pemerintahan di Kecamatan Bangkalan. Selain itu kota Bangkalan diapit oleh
daerah-daerah yang mempunyai potensi wisata yang cukup bagus, sehingga jika para
wisatawan mengunjungi daerah-daerah tersebut maka secara tidak langsung akan
berkunjung ke kota Bangkalan.
Untuk pemilihan alternatif lokasi maka kriteria yang digunakan sebagai dasar
penentuan adalah sebagai berikut :
• Aspek Tata Kota
Aspek tata kota menjadi pertimbagan yang penting karena proyek yang dibangun
harus sesuai dengan MP 2000, sehingga pada masa yang akan datang dapat
tercapai, sasaran dan tujuan pengembangan yang terpadu.
• Aspek Sarana dan Prasarana
Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, seperti jaringan listrik, telpon,
air, serta jaringan infrastruktur (jalan) sangat dibutuhkan untuk mendukung
3.2.Peneta pan Lokasi.
Sebagai dasar alternatif pemilihan lokasi site Stadiaon Kerapan Sapi di
Bangkalan yaitu dengan memperhatikan beberapa kriteria untuk mempermudah dalam
pemilihan lokasi site yaitu sebagai berikut :
- Aspek Pencapaian/Aksesbilitas.
Mudah dicapai baik dari dalam kota maupun luar kota.. Hal ini memberi nilai lebih,
karena tempat dapat mudah dijangkau.
- Aspek Tata Kota
Kesesuaian dengan rencana pengembangan wilayah, baik Rencana Detail Tata Ruang
Kota ( RDTRK ) dan Rencana Tata Ruang Kota ( RTRK ), sehingga tercapai sasaran dan
tujuan pengembangan tata kota yang terencana.
- Aspek Penyedian Tanah
Dibutuhkan lahan yang cukup luas untuk menampung kegiatan pertunjukan.
- Aspek Aktifitas Penunjang
Adanya komplek – komplek lembaga pendidikan, pertokoan, restaurant dan tempat
rekreasi yang dapat mendukung aktifitas pertunjukan atraksi kesenian.
- Aspek Sarana Prasarana
Tersedianya sarana dan prasarana infrastuktur kota seperti telah tersedianya air bersih,
listrik, telepon, dan lain – lain, yang dapat mendukung pelaksanaan operasional.
Dengan mengacu pada kriteria pemilihan lokasi diatas dan memperhatikan rencana
struktur penggunaan lahan serta analisa dari pusat-pusat kegiatan di Bangkalan, maka
kawasan Bangkalan yang berdekatan dengan akses jalan tol Suramadu menjadi pilihan
untuk lokasi site proyek. Karena sebagian besar unit pengembangan diwilayah tersebut
ditujukan untuk fungsi kegiatan olahraga dan wisata bagi para peminatya.
Beberapa lokasi di Bangkalan bagin Barat yang dapat menjadi pertimbangan
berdasarkan kriteria pemilihan lokasi untuk Stadiaon Kerapan Sapi ini adalah sebagai
berikut :
1. Jl. Raya Sereneh.
Site yang diambil sebagai pertimbangan pada Jalan Raya Sereneh ini merupakan lahan
Perusahan Semen G ar d u I n d u k P T PLN Ba ngkal a n SITE STADION KERAPAN SAPI
di JL. Prapeh Km. 7
P o n d ok Peserta DAR U L M UKLIS IN J L.R a ya T angk e l Km .7 Burneh Bangkal a n Rumah Makan Pemda 2. Abdurahman Saleh.
Site tersebut ada di jalan Abdurahman Saleh sebelah Selatan dari rumah makan khas
Madura dan merupakan lahan kosong.
3. Jl. Raya Tangkel.
Site pada jalan Raya Tangkel ini merupakan lahan kosong. Site ini berada di depan
rumah makan Pemda yang ada di daerah jalan Raya Tangkel, Burneh tersebut dan
dekat sekali pada akses Tol Suramadu.
Dari ketiga lokasi yang diusulkan, akan diambil perbandingan mengenai letak lokasi,
aksesbilitas, daerah peruntukan, jaringan infrastruktur, dan arus lalu lintas, sebagaimana
berikut :
Gambar 3.1: Foto akses jalan sekitar Site lokasi
Sumber : Hasil pengamatan lapangan, 2010
Gambar 3.1.1 Jl. Raya Sereneh Sumber : Hasil pengamatan lapangan, 2010
Gambar 3.1.2 Lokasi site
Gambar 3.1 3. Jl. Raya Tangkel Sumber : Hasil pengamatan lapangan, 2010
[image:43.612.114.515.252.628.2]Tabel 3.1. Perbandingan Lokasi
No Kriteria pilihan Jl.Raya Sereneh Abdurah man Saleh Jl.Raya
Tangkel Persyaratan
1 Letak
Lokasi
1 1 2
1. Dekat dengan jalan raya, kurang strategis. 2. Dekat dengan jalan
raya, strategis.
2 Aksesbilitas 2 2 3
1. Kurang Baik,
pencapaian ke lokasi site
sulit karena arus
lalulintas yang padat. 2. Sedang, cukup mudah. 3. Baik, pencapaian ke
lokasi site mudah.
3 Daerah
Peruntukan 1 1 2
1. Kurang Baik. 2. Baik.
4 Jaringan
Infrastruktur 2 2 2
1. Kurang Lengkap 2. Lengkap
5 Arus Lalu
Lintas 2 2 2
1. Sering terjadi
kemacetan.
2. Jarang terjadi
kemacetan.
TOTAL 8 8 11
Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan 2010
Berdasarkan hasil perbandingan lokasi tersebut di atas, maka lokasi yang ditetapkan
yaitu berada di kawasan Jl. Raya Tangkel Km7 Burneh, hal ini dikarenakan nilai
perbandingan lokasi tersebut memiliki nilai yang terbesar yaitu 11 (sebelas) poin.
Penetapan lokasi ini juga didasari pertimbangan potensi bangunan di sekitar site
yang berupa fasilitas umum, jasa dan perdagangan, serta merupakan kawasan golongan
penghubung antara Madura dengan Surabaya, dan dengan penetapan ini diharapkan juga
gambar 3.2. foto dalam site Sumber : Hasil pengamatan lapangan, 2010
3.3.Kondisi Fisik Lokasi.
3.3.1. Existing Site
Stadiaon Kerapan Sapi ini berada di wilayah Bangkalan bagian Barat, yaitu Jl.
Raya Tangkel Km7 Burneh. Dalam pembagian unit pengembangan kawasan bagian Barat
kota Bangkalan, kawasan ini merupakan Unit Pengembang pembangunan tahun-tahun
yang akan datang.
Secara administratif Kabupaten ini terletak pada garis lintang selatan : 6’ 51-7’ 13
dan pada garis bujur timur : 113’ 19 - 113’ 58. Keadaan daerah ini merupakan dataran
tinggi dengan ketinggian antara 250 – 450 meter dari permukaan air laut, dengan
kemiringan rata-rata antara 0 – 8%. Dan curah hujan berkisar antara 1.100 – 2.100 mm per
tahun dengan jumlah hujan per tahun tidak lebih dari 59 – 115 hari, dengan demikian maka
[image:45.612.182.445.65.269.2]Gambar 3.3: Foto bangunan sekitar Site lokasi Sumber : Hasil pengamatan lapangan, 2010
Gambar 3.3.2 Pondok pesantren Darul Muchlisin Sumber : Hasil pengamatan lapangan,
2010 Rumah Makan Pemda Pon d ok P es ert a D AR U L M U K LI S IN J L. R ay a Tan gk el Km .7 B ur ne h B angk alan SITE STADION KERAPAN SAPI
di JL. Prapeh Km. 7
Gambar 3.3.3 Lokasi site Gambar 3.3.1 Gardu induk PT. PLN Bangkalan
Sumber : Hasil pengamatan lapangan, 2010
Gambar 3.3.4 Rumah makan Pemda Sumber : Hasil pengamatan lapangan,
2010
[image:46.612.116.508.76.571.2]Klasifikasi dan kondisi ruas jalan utama pada kawasan perencanaan (Jl Raya
Tangkel Km7 Burneh) yaitu antara lain sebagai berikut :
Kondisi / Jenis Perkerasan : baik dan beraspal.
Lebar Jalan (m) : 8,20 m.
Lebar Saluran Tepi : 1,00 + 1,00 m.
Untuk lebih mengenal kondisi fisik lokasi, akan dijelaskan mengenai batas site, kondisi
topografi, Hidrologi, Geologi, Klimatologi.
- Topogr afi
Kawasan perencanaan ini merupakan kawasan yang memiliki karakteristik dataran tinggi
dengan ketinggian 250 – 450 meter di atas permukaan laut dan kelerengan antara 0 – 8 %
sehingga pada wilayah perencanaan ini tidak pernah terjadi erosi.
- Hidr ologi
Pengamatan terhadap hidrologi wilayah ini menunjukan bahwa kawasan perencanaan
dilewati oleh dua saluran pembuangan yang cukup besar. Disini diartikan bukan
merupakan daerah aliran sungai (DAS), tetapi hanya merupakan saluran selokan yang
menuju kesungai Kwanyar.
- Geologi
Kondisi tanah pada kawasan ini secara umum tidak berbeda jauh dengan wilayah
sekitarnya. Jenis tanah pada wilayah ini adalah Mediteran dengan tekstur tanah halus dan
kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm.
- Klimatologi
Keadaan klimatologi kawasan ini tidak berbeda dengan keadaan klimatologi kota kota di
pulau Madura pada umumnya. Temperatur minimum terjadi pada bulan Juni yaitu 27,3º C,
dan temperatur maksimum terjadi pada bulan September sebesar 29,9º C, sedangkan
temperatur rata – rata sebesar 28,3 º.
Pada bulan Desember sampai bulan Juni adalah musim penghujan, sedangkan
bulan lainnya adalah musim kemarau. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari
Kelembaban udara maksimum adalah 79, 9 % dan kelembaban minimum adalah 62,3 %.
Kelembaban udara rata – rata sebesar 72, 8 %. Sedangkan tekanan udara maksimumnya
1013,8 mbs, dan tekanan udara minimumnya adalah 1006,7, serta tekanan udara rata –
ratanya sebesar 1010,8 mbs. Sumber : Badan Pusat Statistik, Kab Bangkalan.
3.3.2. Aksesbilitas.
Site ini berada di di wilayah Bangkalan bagian Barat, yaitu Jl. Raya Tangkel Km7
Burneh. Kawasan ini termasuk kawasan lintas menuju Sampang, Pamekasan, kawasan tersebut
juga merupakan lokasi lintasan Tol menuju jembatan Suramadu. Lokasi site ini juga
berdekatan dengan fasilitas penunjang dipusat kota Bangkalan, site yang berada dijalan raya
Tangkel ini memiliki penanda lingkungan (landmark) pada kawasan ini diantaranya:
1. Akses Tol jembatan Suramadu
2. Rumah makan Pemda
3. Gardu induk PT. PLN Bangkalan
4. Pondok pesantren Darul Muchlisin
Adapun pencapaian kedalam kawasan dan kedalam site cukup mudah dengan kondisi
kawasan yang cukup terkenal pula. Pencapaian ke dalam site :
Jl. Modung Jl. Perapeh Jl. Sereneh Site
Jl. Labang Jl. Kwanyar Site
3.3.3. Potensi Lingkungan
Potensi bangunan disekitar site tidak terlepas dari keadaan di sekitar site yaitu :
- Kawasan merupakan daerah perumahan yang mayoritas merupakan
masyarakat golongan menengah keatas.
- Fasilitas lainnya yaitu kawasan ini merupakan daerah jalur lintas menuju
Sampang, Pamekasan, kawasan tersebut juga merupakan lokasi lintasan Tol
menuju jembatan Suramadu.
- Rumah makan pemda, rumah makan ini cukup besar dan di dalamnya
mempunyai fasilitas dan sarana bagi pengunjung yang akan berpergian jauh.
- Gardu induk PT. PLN Bangkalan, merupakan pusat gardu pasokan lisrik dari
- Pondok pesantren Darul Muchlisin, merupakan pondok yang cukup besar
yang telah lama berdiri sejak tahun 1974, pondok pesantren ini juga memiliki
murid didik yang cukup banyak.
3.3.4. Infr astr uktur Kota
Infrastruktur kota merupakan hal terpenting dalam menunjang suatu kota agar menjadi
struktur kota yang teratur. Infrastruktur kota yang ada di wilayah lokasi obyek perancangan
meliputi :
A. J ar ingan Listr ik
Saat ini seluruh wilayah perencanaan sudah mendapatkan pelayanan listrik dari
Gardu induk PT. PLN Bangkalan. Pengembangan fasilitas listrik dilakukan dengan
meningkatkan kapasitas/daya terpasang juga untuk mengembangkan jaringan distribusi
yang dilakukan dengan mengikuti arah perkembangan yang diusulkan.
Jenis jaringan listrik yang terdapat di wilayah perencanaan yaitu Saluran Udara
Tegangan Rendah (SUTR) yang terdapat hampir di tiap koridor di wilayah perencanaan,
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) yang membujur di sepanjang koridor utama
wilayah perencanaan dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) yang juga melewati
wilayah permukiman.
[image:49.612.226.400.460.688.2]B. J ar ingan Air Ber sih
Kebutuhan air bersih di sebagian besar wilayah perencanaan saat ini sudah
dilayani oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Dengan demikian, secara umum
kualitas air dapat dikendalikan. Beberapa kendala yang masih ditemui dalam pemakaian air
dari PDAM ini, diantaranya keluarnya air yang tidak terus-menerus dan debit air yang
relatif kecil karena tekanan air yang kurang atau melemah sampai ke sambungan
pelanggan.
Pengembangan pelayanan fasilitas air bersih dilakukan melalui perluasan jaringan
distribusinya yang dilakukan secara bertahap sejalan dengan perkembangan kawasan
terbangun dan juga disesuaikan dengan tersedianya dana.
C. J ar ingan Telepon
Jaringan telepon yang melayani wilayah ini adalah mengambil dari Stasiun
Telepon pangegen Bangkalan. Jaringan kabel telepon dialirkan melalui kabel bawah tanah
untuk didistribusikan melalui kabinet – kabinet Sambungan kabel untuk melayani langsung
ke konsumen menggunakan jaringan kabel di udara melalui tiang – tiang yang letaknya di
sisi jalan.
D. Pembuangan Sampah
Sistem persampahan pada saat ini seperti pada umumnya yang ada di
Bangkalan, yakni dari sumber sampah hingga tempat pembuangan sementara (TPS)
menjadi tanggung jawab swadaya masyarakat, dan pengangkutan. dari TPS / transfer
depo ke tempat pembuangan akhir (TPA) menjadi tanggung jawab Pemda Bangkalan,
dalam hal ini Dinas Kebersihan Pemda Bangkalan. Di wilayah perencanaan masih terjadi
pembuangan sampah secara liar, terutama pembuangan ke badan saluran drainase, lahan
kosong dan selokan.
Di wilayah perencanaan tidak terdapat TPS / depo sampah. Aktivitas
pembuangan sampah memanfaatkan keberadaan TPS yang terdapat disamping rumah
E. Limbah
Limbah yang dihasilkan pada unit distrik wilayah ini merupakan limbah
domestik. Air buangan yang berasal dari dapur dan kamar mandi umumnya disalurkan
langsung dan kemudian dibuang bersama air hujan menuju saluran pematusan. Sedangkan
buangan dari WC dibuang di septic tank, kemudian diserapkan dalam tanah melalui sumur
resapan. Penanganan limbah pada kawasan ini telah melalui instalasi pengelolaan limbah
yang dimiliki oleh pengembang.
3.3.5. Per atur an Bangunan Setempat.
Kawasan ini akan menjadi kawasan terbangun di beberapa tahun mendatang, karena
sirkulasi kawasan ini cukup mempunyai prospek yang bagus. dilihat dari kondisi eksistingnya
diwilayah ini akan direncanakan menjadi kawasan perdagangan, industri, dan perumahan
nantinya Peraturan bangunan pada lokasi sesuai dengan rujukan RDTRK kota kabupaten
Bangkalan, Adapun beberapa aspek tata kota yang berkaitan dengan lokasi adalah :
1. KDB : 50 % dan > 50%
2. KLB : 100%
3. GSB untuk bangunan perumahan : + 5 m
Perusahan Semen Gar du Induk P T P L N B ang k ala n SITE STADION KERAPAN SAPI
di JL. Prapeh Km. 7
P on d ok Pe s e rt a DARUL MU KL ISIN JL .Ra ya T a ng k e l K m .7 Bu rn e h Bangk a la n Rumah Makan Pemda
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN
4.1
Analisa Site.Analisa site mempunyai peranan yang cukup besar didalam perencanaan maupun
dalam perancangan. Pada penganalisaan fisik site dapat digunakan sebagai penentuan
zonning, perletakan pintu masuk, arah hadap bangunan, maupun tampilan bangunan.
ruang yang ada, tatanan abstrak tersebut yaitu sebagai berikut :
4. 1. 1. Analisa Aksesbilitas
Pada lokasi site terdapat 3 jalan akses jalan yaitu pada sisi Utara dan sisi Barat site.
Pada sisi utara site yaitu jalan Abdurahman Saleh, sedangkan pada sisi barat site yaitu jalan
Jl. Raya Sereneh.
Gambar 4. 1. Aksesibilitas terhadap site
Sumber : data pribadi, 2010 Jalan menuju Sampang dan Pamekasan
Jalan Tol Suramadu
[image:52.612.143.473.352.589.2]Gambar 4. 2. Analisis kondisi aksesbilitas Sumber : data pribadi, 2010
Gambar 4. 3. Analisisa entrance menurut aksesibilitas Sumber : data pribadi, 2010
Maka dari pertimbangan diatas, perletakkan pintu masuk kedalam site terletak di
jalan Lingkar Dalam, untuk memudahkan pengunjung menuju lokasi site.
KETERANGAN :
• A = Kurang cocok sebagai ME maupun SE
karena letaknya diujung site
• B = Cocok digunakan sebagai ME karena
letaknya yang dekat dengan jalan raya utama dan sangat strategis dan memberi waktu bagi pengunjung untuk melihat bangunan.
• C = Kurang cocok sebagai ME karena jalan
ini merupakan jalan kawasan padat lalu lintas yang hendak menuju jembatan Suramadu.
- Jalan beraspal dengan pemisah
pedestrian dan jalur dua arah.
- Akses keluar masuk kendaraan
menuju jembatn Tol.
- Lebar jalan + 8m.
- Lintas kendaraan cukup ramai.
- Jalan utama berupa jalan aspal.
- Jalur 2 arah Merupakan jalur lintasan
menuju Sampang, dan pamekasan. - Arus pencapaian cukup
mudah,dikarenakannya adanya jalan yang lebar. Perusahan Semen G a rd u Indu k P T P LN B ang ka lan SITE STADION KERAPAN SAPI
di JL. Prapeh Km. 7
Po n d ok Pesert a DARUL M UKL ISI N J L. Ray a T angkel Km .7 Burneh Bang ka la n Rumah Makan Pemda Rumah Makan Pemda Pondo k Pes ert a D AR U L M U K LI SI N J L. R ay a T ang k el Km .7 Burn eh Bangk al an SITE STADION KERAPAN SAPI
di JL. Prapeh Km. 7 A B
Rumah Makan Pemda Pondo k Pes ert a D AR U L M U K LI SI N J L. R ay a T ang k el Km .7 Burn eh Bangk al an SITE STADION KERAPAN SAPI
di JL. Prapeh Km. 7 4. 1. 2. Analisa Iklim.
Secara administratif Kabupaten Bangkalan terletak pada garis lintang selatan :
6° 51’ – 7° 13’ dan 113° 19’ - 113° 58’ pada garis bujur Timur. Keadaan daerah ini
merupakan dataran tinggi dengan ketinggian antara 250 – 450 meter dari permukaan air
laut, dengan kemiringan rata-rata antara 0 – 8%. Dan curah hujan berkisar antara 1.100 –
2.100 mm per tahun dengan jumlah hujan per tahun tidak lebih dari 59 – 115 hari, dengan
demikian maka musim kemarau didaerah ini relatif panjang. Untuk pemilihan alternatif
lokasi maka kriteria yang digunakan sebagai dasar penentuan adalah sebagai berikut :
Gambar 4. 4. Analisa Iklim Sumber : Data Pribadi, 2010
4.1.3 Analisa Lingkungan
Lokasi perancangan disini terletak diwilayah jalan akses lintasan, jalur lintasan
tersebut dapat menjadi landmark tersendiri, karena akses tersebut merupakan jalur menuju
jembatan Suramadu, yang mana jembatan Suramadu tersebut merupakan jembatan terbesar
dan terpanjang se Indonesia bahkan se Asia Tenggara. Lokasi site juga berada di kawasan
perumahan, perdagangan dan bisnis.
Adapun lokasi bangunan Stadion Kerapan Sapi di Bangkalan ini memiliki
batas-batas wilayah site antara lain :
• Sebelah Barat : Kecamatan Proppo dengan jumlah penduduk 908 jiwa /Km2
Matahari terbit dari arah timur - barat. Solusi untuk bangunan pada arah hadap timur – barat Solusi yang lain adalah diberikan pepohonan agar sinar tidak langsung mengenai bangunan. Diletakkan pohon
sebagai penghalang /barrier angin agar angin tidak langsung mengenai bangunan
[image:54.612.138.530.265.486.2]• Sebelah Timur : Kecamatan Larangan dengan jumlah penduduk