• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP PERANCANGAN

Dalam dokumen WAHANA RADIO SIARAN SWASTA DI SURABAYA. (Halaman 52-65)

Dalam sebuah proses perancangan, diperlukan adanya analisa dan pembuatan konsep yang didasari atas analisa yang di dalamnya terdapat penyelesaian-penyelesaian terhadap permasalahan yang ada di lokasi site. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai analisa dan konsep rancangan yang diinginkan untuk direalisasikan pada rancangan tersebut.

5.1.Tema Rancangan 5.1.1. Pendekatan

Tema rancangan diambil dari fakta dan issue yang ada dari permasalahan yang timbul, kemudian lahir sebuah goal atau tujuan yang mengarahkan penyelesaian bangunan sesuai dengan tuntutan perancangan nantinya. Fakta, issue, goal dan performance requarement yang ada, akan dipaparkan berikut ini.

5.1.1.1Fakta

Dengan melihat latar belakang yang ada maka permasalahan yang timbul pada radio – radio swasta di Surabaya adalah tidak adanya perencanaan akustik yang memenuhi syarat sehingga mengurangi kualitas suara dari radio tersebut dan terbatasnya fasilitas yang menunjang kegiatan penyiaran radio sehingga membatasi ruang gerak radio swasta untuk lebih berkembang dalam memenuhi selera pendengar dan tuntutan jaman. Ditambah lagi dengan pengaturan sirkulasi yang kurang baik, sehingga sirkulasi tamu, artis, pengunjung studio, karyawan menjadi kacau. Selain itu juga dibutuhkan sebuah fasilitas pendidikan khusus untuk ketrampilan kerja yang sesuai bidang penyiaran radio.

5.1.1.2Goal

Merupakan cara pencapaian bagaimana mengatasi masalah tentang kondisi yang ada pada saat ini :

Memberikan tampilan bangunan yang sesuai dengan karakter Wahana Radio Siaran, sehingga dapat menjadikan Ikon kota Surabaya.

1. Mempermudah komunikasi antar radio siaran swasta di Surabaya. 2. Radio – radio siaran swasta di Surabaya bisa memanfaatkan bersama

fasilitas – fasilitas yang mendukung penyiaran stasiun radionya.

3. Mempermudah pelayanan komunikasi dan informasi media radio yang terpadu kepada masyarakat dalam satu atap.

4. Sebagai tempat bagi masyarakat umum untuk memperdalam dunia penyiaran radio dan broadcast.

5.1.1.3. Per for mance requirment

Merupakan syarat-syarat untuk memenuhi mengatasi masalah tentang kondisi yang ada pada saat ini :

Mendesain bangunan dengan style modern dan dengan pengguna material yang style modern. Tinggi bangunan dibuat 4 lantai untuk menyesuaikan lingkungan sekitar. Banguna wahana radio siaran menggunakan material kaca untuk memberi kesan transparan.

Dari fakta, issue, goal, dan performance requarement yang telah diungkap, terdapat benang merah yang dapat digunakan dalam proses perancangan, yang biasa disebut dengan tema.

5.1.2. Penentuan Tema Rancangan

Tema merupakan salah satu hal yang menjadi acuan dalam menetapkan rancangan. Tema diterapkan pada rancangan sehingga hasil dari rancangan tersebut tidak berbeda dengan maksud dan tujuan rancangan. Ide awalnya adalah mencari hal yang terkait dengan radio yaitu perubahan suatu bentuk yang standart menjadi bentuk yang diinginkan. Maka diambil tema bangunan adalah “Wave”

5.2.Konsep Rancangan

5.2.1. Konsep Bentuk Massa Bangunan

Gambar 5.1 Konsep Bentuk Masa Bangunan Sumber : Analisa Penulis

5.2.2. Konsep Tampilan 5.2.2.1 Metode Metafora

Radio Siaran merupakan unsur pembentuk terpenting dalam rancangan yang akan dirancang, dimana rancangan tersebut berjudul ‘Wahana Radio Siaran Swasta di Surabaya’. Berdasarkan judul tersebut secara jelas bahwa obyek utama ialah Radio Siaran, Oleh sebab itu radio siaran menjadi pedoman dalam konsep rancangan ini.

Landasan teori yang digunakan dalam merancang Wahana Radio Siaran Swasta di Surabaya adalah metode metaphor. Menurut Anthony C. Antoniades, 1990 dalam ”Poethic of Architecture”, Suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu hal yang lain sehingga dapat mempelajari pemahaman yang

lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan. Dengan kata lain menerangkan suatu subyek dengan subyek lain, mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain.

Ada tiga kategori metafora, yaitu :

o Intangible Metaphor, yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep, sebuah ide, kondisi manusia atau kualitas-kualitas khusus (individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya)

o Tangible Metaphors, dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material.

o Combined Metaphors, dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar. Dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.

5.2.3. Konsep Zonning

Dalam penentuan zonning ini, perlu adanya beberapa pertimbangan dalam menentukan letak zonning tersebut di dalam site.

Gambar 5.2 Konsep Zonning Sumber : Analisa Penulis

5.2.4. Konsep Ruang Luar

Konsep ruang luar pada wahana radio siaran yaitu terdapat vegetasi yang berada mengelilingi di sekitar bangunan yang dapat berfungsi sebagai peredam sumber suara yang berasal dari luar. Vegetasi sendiri juga dapat berfungsi sebagai peneduh

Gambar 5.3 Konsep Ruang Luar Sumber : Analisa Penulis

5.2.5. Konsep Ruang Dalam (Interior)

Gambar 5.4 Konsep Ruang Dalam Sumber : Analisa Penulis

Pada ruang studio siaran dilapisi dengan glass woll yang difungsikan sebagai pencegah akustik.

5.2.6. Konsep Utilitas

5.2.6.1. Konsep Penyediaan Air Bersih

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih guna menunjang aktifitas yang berlangsung maka air yang tersedia harus memenuhi persyaratan kesehatan dan

didistribusikan secara benar, agar air yang disuplai benar benar dapat dimanfaatkan secara optimal.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan dan sistem pendistribusian secara lancer. Skema ini mengunakan system air tidak langsung.

Prosesnya : AIR PDAM ditampung dahulu ditandon bawah, kemudian dipompa ketandon atas ( water tower ), baru kemudian didistribusikan ke unit – unit penggunaan bangunan.

Gambar 5.5 Diagram Air Bersih Sumber : Analisa Penulis

Dari diagram distribusi air bersih diatas, yang menjadi suplai air bersih adalah PDAM yang langsung diterima ke dalam tendon bawah tanah, kemudian dipompa ke atas dan ditampung ke dalam tendon air, selanjutnya di distribusikan keseluruh bangunan sesuai dengan kegunaannya.

Air Kotor

Pembuangan Air kotor dalam bangunan dilewatkan melalui open shaft yang tersedia pada tiap lantai. Hal ini untuk menghindari terjadinya hal – hal yang dapat mengganggu aktivitas pemakai serta pengaruhnya pada kesehatan. Air kotor disalurkan ke dalam septic tank dan selanjutnya dibuang melalui sumur resapan.

Air Hujan

Air Hujan yang tercurah dari atap disalurkan melalui talang, baik talang horizontal maupun talang vertikal yang mendistribusikan air hujan masuk kedalam bak control lalu dialirkan kesaluran kota.

5.2.7. Konsep Mekanikal Elektrikal 5.2.7.1 Konsep Penghawaan Sistem penghawaan terdiri dari :

1. Penghawaan Alam

Hal ini terwujud dengan fentilasi / pembukaan pada dinding. Penghawaan alam digunakan pada rung – ruang tertentu.

2. Penghawaan Buatan

Pada laboratorium / ruang komputer diperlukan pengkondisian udara sebab kelembaban yang tinggi akan merusak computer. Kelembaban yang diizinkan antara 40% - 60%.

Penghawaan yang digunakan adalah penghawaan buatan ( AC ) dengan menggunakan jenis AC central, sedangkan pada ruang – ruang tertentu tertentu menggunakan system AC fan coil. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan fungsi ruang, yaitu beda antara ruang public dan ruang privat.

Gb 5.6 Diagram Sistem Penghawaan Sumber : Analisa Penulis

Sistem AC

Alternatif 1 : Sistem All Air ( system udara penuh )

Sistem ini menggunakan udara sebagai media pendingin, mulai dari mesin sampai ke ruangan.

Keuntungan :

- Biaya pemeliharaan murah.

- Gangguan bunyi tidak ada

- Pemakaian listrik kecil ( dengan beban pendingin sama )

- Tidak menyediakan ruang AHU

- Ducting besar ( perlu ruang untuk ducting yang luas ) Kerugian :

- Kapasitas mesin besar.

Alternatif 2 : Sistem chiller Water ( Udara air )

Sistem ini menggunakan air dari mesin ke AHU sebagai media pendingin, sedang dari AHU ke ruang – ruang yang dikondisikan menggunakan udara sebagai media pendingin.

Keuntungan :

- Ducting kecil

- Maintenance mudah Kerugian :

- Harus menyediakan ruang AHU

Kesimpulan : Digunakan system All Air dengan pemanasan ulang ( reheat ) untuk mengurangi panas laten pengunjung.

5.2.7.2.Konsep Pencahayaan

Merupakan suatu system yang mengatur pencahayaan / penerangan menurut persyaratan tersebut.

Tujuan : untuk memenuhi kebutuhan manusia akan cahaya dalam melakukan aktifitas.

Kriteria : - Ekonomis

- Memberikan penerangan yang memenuhi persyaratan dan sesuai dengan fungsinya.

- Waktu penggunaan.

Macam Sistem Penerangan : a. Penerangan alam

o Penerangan yang terjadi tidak merata.

o Penerangan yang terjadi tidak terus menerus, tergantung cuaca. o Memerlukan penahan sinar untuk mengurangi masuknya sinar

matahari secara langsung. b. Penerangan buatan

o Penerangan yang terjadi dapat merata sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan masing – masing ruang sehingga dapat menampilkan karakter yang berbeda.

o Penerangan yang terjadi dapat sepanjang hari.

o Penerangan tidak dipengaruhi oleh ketebalan bangunan.

5.2.7.3.Konsep J ar ingan Listr ik dan Genset

Merupakan suatu system yang mengatur tenaga listrik juga pendistribusiannya.Tujuan sistem tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam aktifitasnya dengan tenaga listrik.

Kriteria :

- Ekonomis.

- Penggunaan secara kontinyu dan sepanjang hari.

- Stabilitas tenaga listrik.

- Persyaratan teknis bangunan. Macam – macam sistem tenaga listrik :

a. Tenaga listrik PLN ( penggunaan tergantung dari PLN )

Persyaratan :

Tenaga listrik yang digunakan hendaknya terjamin kontinyuitas dan stabilitas voltase serta frekuensi listriknya. Untuk memenuhi persyaratan ini, laboratorium computer sebaiknya mempunyai saluran tersendiri dari gardu listrik milik PLN. Selain itu untuk mengatasi kurang terjaminnya stabilitas voltase dan frekuensi listrik yang berasal dari pembangkit tenaga listrik PLN, maka untuk laboratorium computer disediakan juga mesin pembangkit tenaga listrik tersendiri. Kesimpulan : Digunakan Tenaga Listrik dari Genset dan PLN.

5.2.7.4. Konsep Pencegahan dan Pemadaman Terhadap Bahaya Kebakaran Tujuan : Melindungi manusia ( pengelola, Pengunjung ) gedung dan komponen serta file – file yang tak ternilai harganya dari bahaya kebakaran ).

1. Digunakan material bangunan yang tahan api o Material yang Flame – proof

o Kabel – kabel listrik yang sesuai dengan arus listrik dan digunakan isolator yang tahan api

2. Lokalisasi bagian – bagian ruangan yang mudah terbakar 3. Menyediakan pintu – pintu darurat

o Perhitungan lebar pintu darurat

§ Pengunjung/45 menit = 1.222 orang

§ Lebar pintu darurat untuk 100 orang adalah 100 cm

§ Setiap penambahan 100 orang, lebar pintu darurat ditambah 50 cm

§ Jadi lebar pintu darurat = 1 m + ( 1.222/100 x 50 ) = 7.11 m § Dibagi menjadi 4 pintu dengan lebar tiap pintu 2 m

4. Jalan kendaraan dalam site yang dapat dilalui mobil kebakaran.

Sistem pemadam kebakaran yang ada pada gedung ini menggunakan dua sistem pemadam guna mencegah sekecil mungkin pemakai terganggu selama masa perawatan, sehingga yang digunakan adalah :

1. Sprinkle.

Yaitu pemasangan alat pemadam pada bagian plafon dengan jarak 3.5 m, sehingga akan cepat memadamkan api. Adapun penggunaan sprinkle adalah 30 menit pertama pada bahaya kebakaran.

2. Fire Hydrant Cabinet.

Peletakan dengan jarak radius 25 m dalam waktu kerja 30 menit kedua. 1. Sirine/Alarm yang langsung dihubungkan dengan sprinkle yang

peka terhadap panas.

2. Smoke Detector, dihubungkan dengan sentral di ruang lobby.

Gb 5.7 Sistem Pemadam Kebakaran Sumber : Analisa Penulis

5.2.7.5.Konsep Telekomunikasi

Sistem komunikasi antara bagian dalam gedung ini sangat penting karena untuk satu dengan yang lain tanpa harus dicapai, melainkan hanya tinggal berhubungan melalui sebuah alat komunikasi.

Alat komunikasi ini adalah :

- Untuk Extern :

Gambar 5.8 DiagramSistem Komunikasi Extern Sumber : Analisa Penulis

- Untuk Intern :

1. Intercom ( untuk komunikasi antar unit instalasi ) 2. Sound System ( pengeras suara untuk pengumuman )

5.2.7.6. Konsep akustik

Terdapat 2 jenis sumber suara yaitu : 1. Sumber suara dari luar ruangan.

Sumber suara dari luar ruangan harus di redusir sebanyak – banyaknya agar tidak mengganggu ketenangan ruang yaitu dengan :

o Menjauhkan sumber kebisingan seperti generator dan lain – lain o Meredam kebisingan yang ditimbulkan ruang maksimal yaitu

dengan dinding ganda dan floating floor. 2. Sumber suara dari dalam ruang, terdiri dari 2 yaitu :

o Suara langsung / direct sound, suara sampai pendengar langsung dari sumber suara ( pembicaraan orang, bunyi sepatu dan lain – lain )

o Suara tidak langsung, Suara pantulan dari dinding atau plafon. Suara tak langsung dapat mengakibatkan :

a. Gema / Echo.

Gema terjadi bila suara datang terlambat 1/26 detik, dimana selisih antara suara langsung dan suara refleksi 17 m

Pencegahan :

§ Pembuatan dinding yang tidak rata / sejajar § Penggunaan bahan akustik untuk plafon

§ Perencanaan ketinggian plafon dengan memperhitungkan selisih jarak suara pantul dan suara langsung kurang dari 17 m ( Egan, E, “Concept in Architectural Acoustic” )

Kesimpulan : Untuk Auditorium, pencegahan terhadap gema dengan menggunakan bahan akustik untuk plafond an dinding. b. Gema Menerus / Flutter Echo

Pencegahan :

§ Pembuatan dinding yang tidak sejajar dan lurus / menerus § Penggunaan bahan absorbent atau refleksi disfus

§ Pemusatan dan perambatan bunyi

Unsur – unsur yang mempengaruhi akustik :

1. Sumber suara yang dikehendaki maupun yang tidak dikehendaki.

2. Penerima suara yaitu manusia yang menerima suara tersebut.

3. Perambatan / penyampaian suara.

Ketiga unsur tersebut diatas akan berbeda berdasarkan kebutuhan, fungsi ruang dan persyaratan ruang khusus lainnya. Gejala – gejala akustik dalam ruang tertutup :

1. Suara dipantulkan 2. Suara diserap / absorsi

3. Suara dipencarkan / diffused

4. Suara dibelokkan

5. Suara diteruskan melalui / menembus dinding. 6. Suara menyebar didalam struktur

BAB VI

Dalam dokumen WAHANA RADIO SIARAN SWASTA DI SURABAYA. (Halaman 52-65)

Dokumen terkait