• Tidak ada hasil yang ditemukan

WAHANA RADIO SIARAN SWASTA DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "WAHANA RADIO SIARAN SWASTA DI SURABAYA."

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

WAHANA RADIO SIARAN SWASTA

DI SURABAYA

Untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Tugas akhir (S-1)

`

Diajukan oleh :

MONI DINATA

1251310076

Dosen Pembimbing :

IR. NINIEK ANGGRIANI, MTP IR. EVA ELVIANA, MT

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

(2)

TUGAS AKHIR

WAHANA RADIO SIARAN SWASTA

DI SURABAYA

Dipersiapkan dan Disusun Oleh:

MONI DINATA

1251310076

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Pada Tanggal : 17 JUNI 2013

Pembimbing Utama : Penguji I :

Ir. Niniek Anggriani, MT. Dr.Ir. Pancawati Dewi, MT

NPT. 3 6706 94 0034 1 NIP. 19621019 199403 1 00 1

Pembimbing Pendamping : Penguji II

Ir. Eva Elviana, MT. Lily Syahrial, ST.,MT

NPT. 3 7708 04 0203 1 NIP. 19580124 198703 2 00 1

Penguji III

Heru Subiyantoro,ST.MT NPT. 3 7312 06 0215 1

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik (S-1)

Tanggal : 17 Juni 2013

Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAKSI ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Tujuan dan Sasaran ... 3

1.3.Batasan dan Asumsi ... 4

1.4.Tahapan Perancangan ... 4

1.5.Sistematika Laporan ... 5

BAB II. TINJAUAN OBYEK PERANCANGAN ... 7

2.1. Tinjauan Umum Perancangan ... 7

2.1.1. Pengertian Judul ... 7

2.1.2. Studi Literatur ... 8

2.1.2.1. Tinjauan Umum Radio ... 7

2.1.2.2. Pengertian Radio Siaran ... 8

2.1.3. Studi Kasus ... 10

2.1.4. Analisa Hasil Studi ... 15

2.2. Tinjauan Khusus Perancangan ... 16

2.2.1. Penekanan Perancangan... 16

2.2.2. Lingkup Pelayanan ... 16

(4)

2.2.4. Program Dan Besaran Ruang ... 21

BAB III. TINJAUAN OBYEK PERANCANGAN ... 28

3.1. Latar Belakang Pemilihan Lokasi ... 28

3.2. Penetapan Lokasi ... 28

3.3. Kondisi Fisik Lokasi ... 29

3.3.1. Existing Site ... 30

3.3.2. Potensi Lingkungan ... 31

3.3.3. Peraturan Bangunan Setempat ... 32

BAB IV. ANALISA PERANCANGAN ... 33

4.1.Analisa Site ... 33

4.1.1. Analisa Aksesibilitas ... 33

4.1.2. Analisa Iklim ... 33

4.1.3. Analisa Lingkungan Sekitar ... 34

4.1.4. Analisa Zoning ... 36

4.2.Analisa Ruang ... 37

4.2.1. Organisasi Ruang ... 40

4.2.2. Hubungan Ruang dan Sirkulasi ... 42

4.3.Analisa Bentuk dan Tampilan Bangunan ... 44

4.3.1. Analisa Bentuk Massa Bangunan ... 44

4.3.1. Analisa Tampilan ... 45

BAB V. KONSEP RANCANGAN ... 46

5.1. Tema rancangan ... 46

5.1.1. Pendekatan rancangan ... 46

5.1.2. Penentuan Tema rancangan ... 47

5.2. Konsep rancangan ... 48

5.2.1. Konsep Bentuk masa bangunan... 48

5.2.2. Konsep tampilan ... 48

5.2.3. Konsep Zoning ... 49

5.2.4. Konsep ruang luar ... 50

5.2.5. Konsep ruang dalam ... 50

(5)

5.2.7. Konsep Mechanical Dan Electrical ... 52

5.2.7.1 Konsep Penghawaan ... 52

5.2.7.2 Konsep Pencahayaan ... 53

5.2.7.3 Konsep Jaringan Listrik Dan Genset ... 54

5.2.7.4 Konsep Pemadam Kebakaran ... 55

5.2.7.5 Konsep Telekomunikasi ... 56

5.2.7.6 Konsep Akustik ... 57

BAB VI. APLIKASI PERANCANGAN ... 59

6.1. Aplikasi Massa bangunan ... 59

6.2. Aplikasi Orientasi Bangunan ... 60

6.3. Aplikasi Entrance ... 61

6.4. Apliaksi Zoning ... 62

6.5. Aplikasi Ruang Dalam ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(6)

RADIO SEBAGAI WAHANA PENDIDIKAN DAN HIBURAN

MONI DINATA NINIEK ANGGRIANI*

EVA ELVIANA *

ABSTRAK

Suatu alat komunikasi sangat diperlukan oleh manusia sebagai makhluk sosial untuk mengadakan hubungan dengan sesamanya, baik secara individu maupun kelompok. Dari sekian banyak komunikasi, radio merupakan media komunikasi yang paling merakyat.

Bagi Negara berkembang seperti Indonesia, radio merupakan media massa yang sangat komunikatif dan sesuai dengan kondisi Negara, mengingat:

- Bentuk geografis Negara RI yang terdiri lebih dari 10.000 pulau yang terbentang di sepertiga khatulistiwa.

- Kondisi sarana transportasi dan komunikatif yang buruk dan tidak mewadahi, bahkan keadaan beberapa tempat tidak terjangkau oleh sarana tersebut.

- Tingkat perekonomian rakyat yang masih lemah

Maka sewajarnyalah jika perkembangan radio perlu mendapatkan perhatian tersendiri, lebih-lebih di tengah perkembangan pembangunan saat ini.

Berdasarkan analisa dan pengamatan pada radio-radio swasta yang ada di Surabaya kurang memenuhi syarat dan tidak terdapatnya fasilitas yang berhubungan dengan dunia radio. Untuk itu maka timbul gagasan yang sejauh mana uraian konsep rancangannya dapat dilihat pada isi jurnal laporan ini.

(7)

BAB I

P E N D A H U L U A N

1.1Latar Belakang

Komunikasi sangat diperlukan oleh manusia sebagai mahkluk sosial untuk mengadakan hubungan dengan sesamanya, baik secara individu maupun kelompok. Dari sekian banyak komunikasi, radio merupakan media komunikasi yang paling merakyat.

Bagi negara berkembang seperti Indonesia, radio merupakan media massa yang paling komunikatif dan sesuai dengan kondisi Negara, mengingat : Bentuk geografis Negara RI yaitu berupa kepulauan, Kondisi sarana transportasi dan komunikasi yang tidak memadai, bahkan keadaan beberapa tempat tidak terjangkau sarana tersebut., dan masih ada beberapa masyarakat yang buta huruf.

Surabaya dewasa ini telah berkembang menjadi sebuah kota metropolitan. Perkembangan pembangunan ini juga diikuti dengan usaha – usaha yang cukup pesat serta fasilitas – fasilitas lain seperti informasi, pendidikan, hiburan dan sebagainya.

Informasi, pendidikan dan hiburan berkaitan erat dengan proses penyampaian, cara, sarana dan fasilitas yang disediakan untuk menunjang proses penyanpaiannya. Radio sebagai ajang sarana komunikasi yang paling universal sangat dibutuhkan oleh berbagai pihak untuk sarana penyampaian pesan, hiburan atau promosi produk mereka. Banyak radio – radio siaran milik swasta professional hanya menjalankan fungsi radio tersebut, akibatnya masyarakat hanya dijejali pesan – pesan sponsor saja tanpa memikirkan akibat – akibatnya. Persaingan antar radio itu juga timbul, mereka tidak lagi memikirkan mutu acara tapi yang dipentingkan pemasukan dari iklan.

(8)

Ada juga yang senang dengan menjadikan salah satu kegiatan rutin dilakukan tiap hari, bisa dilihat bahwa internet telah merubah semua ini. Contoh yang lainnya adalah orang saat ini sudah mulai percaya untuk melakukan belanja online, jadi mereka tinggal duduk dirumah, kantor, kafe ataupun dimana saja yang penting ada fasilitas internetnya untuk melihat-lihat katalog produk yang bakal dibeli dan melakukan transaksi belanja online. Contoh lainnya juga adalah banyaknya website yang menyediakan konten informasi berita yang cepat beredar, gosip-gosip hangat dan terdahulupun mudah sekali untuk dicari dan dibaca kembali. Artinya Internet saat ini tidak hanya menjadi salah satu sumber informasi yang cepat namun juga menjadi hiburan bagi sebagian orang. Akibat perubahan gaya hidup manusia modern seperti itu membuat media hiburan seperti Radio sudah mulai bergeser posisinya dimasyarakat. Radio dalam hal ini merupakan media audio selintas yang menyuguhkan informasi dan hiburan.Kalau kita ingat jaman dahulu dimana nenek dan kakek kita masih muda bisa dikatakan radio menjadi media informasi dan hiburan yang luar biasa di masyarakat. Namun kini radio sedikit mulai ditinggalkan perlahan karena menjamurnya media hiburan yang beraneka ragam.

Kini dengan adanya Internet memungkinkan kita untuk menghidupkan kembali radio dengan kemasan yang lebih modern. Kalau radio analog saat ini, untuk membuat stasiun radionya saja membutuhkan biaya yang cukup besar, maka dengan adanya internet kita dapat membangun stasiun radio digital (radio analog yang ditranformasi menjadi digital melalui proses streaming) menawarkan layanan yangberbayar murah dan bahkan gratis.

Dengan jumlah yang mencapai lebih dari 50 stasiun radio yang terdiri dari FM dan AM, yang ada di Surabaya maka disini kami ingin membuat suatu wadah stasiun siaran radio yang kami asumsikan hanya 30% atau 16 stasiun siaran radio yang ada di Surabaya.

(9)

Dari latar belakang tersebut diatas maka penyusun membuat sebuah usulan proyek dalam tugas akhir ini yang kami beri judul ‘ Wahana Radio Siaran Swasta Di Surabaya’.

1.2 Tujuan dan Sasaran 1.2.1 Tujuan

Tujuan dirancangnya proyek Wahana Radio Siaran Swasta Di Surabaya adalah:

1. Membuat sebuah perencanaan yang matang tentang sebuah stasiun radio.

2. Memberikan fasilitas penunjang kegiatan penyiaran radio yang lengkap dan memadai.

3. Membuat tampilan bangunan yang mencerminkan identitas sebuah stasiun radio dan dapat menginformasikan pada pengamat melalui bentuk dan tampilannya.

4. Menyediakan fasilitas pendidikan tentang penyiaran radio dan

broadcast.

1.2.2 Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dari direncanakan proyek ini adalah :

1. Menyediakan sebuah tempat yang akomodatif terhadap kepentingan penyiaran radio – radio di Surabaya agar mempermudah komunikasi antar radio siaran swasta.

2. Menyatukan beberapa radio siaran swasta yang ada di Surabaya dalam satu atap dalam bentuk wadah wahana radio siaran dengan fasilitas yang lengkap dan terpadu (digital).

3. Masyarakat yang ingin mendalami tentang penyiaran radio dan

broadcast.

1.3. Batasan dan Asumsi Per ancangan

(10)

dibahas, maka perlu adanya suatu bahasan yang melingkup pada pembahasan berikut :

Fasilitas wahana radio siaran ini hanya mewadahi pada wilayah Surabaya dan sekitarnya.

1. Wahana radio siaran yang berwawasan lingkungan.

2. Fasilitas lain yang mendukung keselamatan, keamanan, kenyamanan yang didasarkan atas bentuk, ruang serta struktur yang diterapkan.

3. Fasilatas lahan yang tersedia merupakan milik swasta.

1.4 Tahapan Perancangan

Langkah – langkah pendekatan yang dipergunakan untuk mengerti perancangan dalam perencanaan Wahana Radio Siaran Swasta di Surabaya ini adalah sebagai berikut :

Pengumpulan Data

Dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : 1. Study Obyek Pembanding

Pendekatan dengan cara menganalisis secara langsung terhadap obyek yang berhubungan langsung, sama/mirip atau sebanding dengan judul dan pokok bahasan.

Study ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi sebenarnya yang berhubungan dengan program ruang, bentuk, aktifitas serta system struktur yang diterapkan guna mendapatkan parameter kelayakan dari obyek yang dianalisis.

2. Study Literatur

Secara prinsip proses pendekatannya sama, hanya saja dalam study literature ini, obyek yang dipakai sebagai study, obyek yang dipakai sebagai studi melalui buku – buku, majalah, tabloid dan media cetak lainnya yang berhubungan langsung membahas tentang internet.

3. Study Internet

(11)

4. Study Tapak

Study Tapak dilakukan untuk mendapatkan informasi profil tapak yang sebenarnya untuk memperoleh gambaran obyektif terhadap arah perencanaan dan perancangan proyek.

5. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan pihak yang dianggap berkepentingan dan terkait dengan permasalahan dalam perencanaan dan perancangan proyek untuk mendapatkan data dan informasi yang berhubungan dengan proyek.

1.5. Sistematika Pembahasan

Untuk mendapatkan pengertian dan pemahaman yang sama tentang Wahana Radio Siaran Swasta Di Surabaya ini, maka penyajian laporan ini menggunakan sistematika sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Berisi uraian mengenai latar belakang, maksud dan tujuan perencanaan, sasaran ruang lingkup dan batasan, serta metode pendekatan dan system pembahasan.

BAB II Tinjauan Obyek Perancangan

Uraian – uraian yang mengetengahkan tentang pengertian dan deskripsi obyek rancangan, tinjauan literature, standart dan persyaratan, serta study kasus dan berisi uraian tentang tinjauan obyek rancangan beserta pembasan tentang uraian asas – asas perancangan dan persyaratan – persyaratan.

BAB III Tinjauan Lokasi Perancangan

(12)

BAB IV Analisa Perancangan

Berisi uraian tentang latar belakang pemilihan tema, ruang lingkup pengertian dan metode pengolahan Dekonstruksi dalam perancangan arsitektur.

BAB V Konsep Perancangan

Uraian – uraian yang mengetengahkan tentang metode pendekatan konsep, metode penerjemahan konsep dan transformasi konsep terhadap konsep perancangan arsitektur.

BAB VI Aplikasi Perancangan

(13)

BAB II

TINJ AUAN OBYEK PERANCANGAN

2.1 Tinjauan Umum

Tinjauan umum objek perancangan ini akan dibahas mengenai rinci baik itu pengertian, teori-teori dan studi kasus yang mana nantinya akan mendukung laporan ini sebagai tugas dari metoda penelitian.

2.1.1 Pengertian dan Definisi J udul

Wahana : Tempat atau sarana untuk mencapai suatu tujuan.

(Kamus Umum Bahasa Indonesia, WJS

poerwadarminta, Balai Pustaka).

Radio : Pengiriman suara atau bunyi melalui udara.

(Kamus Umum Bahasa Indonesia, WJS

poerdarminta, Balai Pustaka).

Siar an : Yang disiarkan → berita / pengumuman.

(Kamus Umum Bahasa Indonesia, WJS

poerwadarminta, Balai Pustaka).

Swasta : Dikelola oleh swasta (perorangan) / bukan pemerintah

Di Sur abaya : Kota terbesar ke dua setelah kota Jakarta yang pertumbuhan akan broadcast dan dunia siaran radio cukup berkembang.

(14)

2.1.2 Study Literatur

2.1.2.1 Tinjauan Umum Radio 2.1.2.2 Pengertian Radio Siar an

Radio adalah “ Suatu alat komunikasi yang memanfaatkan gelombang electromagnetic sebagai pembawa pesan yang dipancarkan melalui udara “.

Radio siaran yang merupakan terjemahan dari radio broad cast ( Inggris ) atau radio omroep (Belanda), adalah “ Penyampaian informasi kepada khayalak berupa suara yang berjalan satu arah dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai media “. (Ibid., hal.44).

Radio siaran mempunyai ciri dan sifat spesifik yang membedakannya dengan media massa lain seperti media cetak dan media elektronik televise.

Ciri dan sifat radio siaran antara lain :

- Ciri utama adalah mencapaikan suatu informasi dengan menggunakan bahasa lisan, suatu proses yang sangat sederhana.

- Ciri radio yang merupakan keunggulan dari media lain yaitu tentang kecepatan. Hal ini tidak dapat hal ini tidak dapat dilakukan oleh media cetak maupun media televisi, karena dibutuhkan proses pengolahan yang rumit agar dapat dinikmati oleh konsumennya.

- Bersifat sentral, karena dapat dinikmati sambil melakukan aktifitas lain seperti makan, mengemudi dan sebagainya.

2.1.2.3 Sejar ah Radio Di Indonesia

Radio siaran yang pertama kali ada lahir pada massa penjajahan belanda di Indinesia yaitu bernama Bataviasche Radio Veriniging (BRV) yang terletak di Batavia, resmi berdiri pada tanggal 16 Juni 1925.

(15)

Tetapi radio siaran lain juga banyak bermunculan seperti Solo Kadib Verininging (SRV) di Surakarta, berdiri 1 April 1933, sebagai pelopor radio siaran usaha bangsa Indonesia. Radio Siaran lain yang lahir dari usaha bangsa di berbagai kota besar antara lain :

- Mataramsche Veringing Voor Radio Omroep, di Yogyakarta (MAVRO)

- Veringing Oesterse Radio Luisteraas Veringing Oos Java (EIVRO) di Surabaya

- Dan lain lain

Pada awalnya badan – badan radio siaran itu didukung dan dibantu Nirom, karena Nirom juga mendapat bantuan bahan siaran yang bersifat ketimuran dari berbagai radio siaran tersebut. Tapi hal tersebut juga menimbulkan kekhawatiran bagi Nirom bahwa perkumpulan tersebut (Radio) dapat membahayakan kedudukannya yang strategis. Sehingga pada tahun 1937 siaran “ketimuran”, sebab Nirom sendiri bertumpuh pada kekuatan penjajah.

Tanggal 19 Maret 1937 di Bandung diadakan pertemuan wakil – wakil radio “ketimuran” dan melahirkan suatu organisasi bernama Perserikatan Perkumpulan Radio Ketimuran (PPRK) yang bertujuan non komersial dan bersifat sosial cultured dengan maksud memajukan kesenian dan kebudayaan nasional yang berguna untuk memajukan masyarakat Indonesia, baik jasmani maupun rohani. Akhirnya 1 November 1940 tercapai tujuan dari PPRK, yaitu menyelenggarakan siaran pertama.

2.1.2.4 J enis Radio Siar an Di Indonesia

Saat ini di Indonesia terdapat dua jenis radio siaran yaitu :

- Radio Republik Indonesia yang merupakan radio siaran yang dikuasai dan dikelola oleh pemerintah

(16)

2.1.2.5 Wadah Radio Siaran

Radio siaran dalam operasionalnya membutuhkan suatu wadah, antara lain, Studio yaitu : Tempat menampung kegiatan operasional / siaran, administrasi, rekaman, service dan mendistribusikan getaran elektromagnetis ke pemancar.

Stasiun Pemancaran yaitu :

Tempat yang menampung berbagai kegiatan operasional siaran dan sebagai penguat siaran dengan jalan menyebarkan gelombang elektromagnetik ke pesawat radio, disini gelombang tersebut akan diubah kembali menjadi gelombang suara.

2.1.3 Study Kasus Lapangan 2.1.3.1 Pengertian RRI

Radio republik Indonesia merupakan radio siaran yang memiliki dan dikuasai oleh pemerintah Republik Indonesia, yang pengelolaannya ditangani oleh Departemen Penerangan.

2.1.3.2 Sejar ah Singkat RRI Regional

Pada jaman penjajahan Belanda, sekitar tahun 1938 – 1941, di Surabaya terdapat 3 organisasi siaran atau pemancar radio, yaitu :

1. NIROM (Nederland Indesche Radio Oemreep Man Scheppx).

Siaran ini ditujukan pada orang – orang Belanda atau pendengar yang berpandangan barat. Bahasa yang digunakan bahasa Belanda dan bahasa Indonesia yang sifatnya swasta bersubsidi.

2. Pengumpulan Radio Partikelir

Radio ini berbeda dengan N.V. Nirom, perbadaanya terletak pada keuntungan yang berasal dari iuran anggotanya dan sumbangan sukarela. 3. Cirvo (Chineese Indische Radio Nevening Omreep).

(17)

Pada tahun 1942 Jepang masuk ke Negara Indonesia dan mengambil alih pemerintah Belanda. Demikian halnya dengan pemancar radio di Surabaya, juga ikut diambil alih oleh Jepang. Namanya diubah menjadi “Hosekyoku Surabaya”. Dalam siarannya digunakan bahasa Jepang dan bahasa Indonesia.

Sementara itu badan pemberontakan Republik Indonesia yang dipelopori oleh Bung Tomo, diberi kesempatan untuk berpidato dimuka corong RRI Surabaya, dan mulailah rakyat mengenal siaran “Radio Memberontak”. Namun demikian BPRI diultimatum oleh bangsa Inggris agar stasiun RRI serta pejuang – pejuang segera menyerahkan diri.

Akhirnya stasiun RRI Surabaya di bom dan mengalami kerusakan berat pada tanggal 10 November 1945.

Walaupun demikian BPRI tetap mengadakan siaran dengan memakai pemancar di Mojokerto, dipimpin oleh Bung Tomo, namun ini melakukan siaran ditempat tersembunyi.

Setelah perang mereda, RRI Mojokerto diubah menjadi RRI daerah Surabaya dan masih dipimpin Bung Tomo. Setelah tahun 1949, dimana kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) dianut Belanda, maka radio resmi Surabaya namanya diganti menjadi “Omroep In Overganstijd”

Artinya radio peralihan dan kemudian nama itupun diganti menjadi RRI Serikat. Tahun 1950 bentuk negara RIS diganti menjadi menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia dan akhirnya RRI Serikat diubah menjadi Radio Republik Indonesia. Dimana stasiun RRI Surabaya terletak di jalan Kayoon dan pemancarnya di jalan Embong Malang. Pembangunan studio yang ada di jalan Kayoon pindah ke jalan Pemuda Surabaya.

(18)

2.1.3.3 Fasilitas RRI Sur abaya

Continuity Control Room berfungsi mengatur segala macam sumber suara (Input Audio) untuk dikirimkan ke MCR yang tiap paket acaranya tidak terputus (kontinyu).

Pada kamar penyiar (ada 2 ruang seperti ganbar diatas)

Gambar 2.2. Continuity Control Room

Sumber : Studi Lapangan

- Dinding (Soft Isoard) diberi bahan akustik supaya suara dapat menyebar keseluruh ruang (reverberasi).

- Pada jendela double kaca

- Lantai karpet (mencegah gangguan bunyi lewat lantai).

Keadaan diluar kamar penyiar (operator) juga sama. Diruang ini (Continuity Control Room) system penghawaan yang digunakan adalah penghawaan buatan. Hal ini untuk memenuhi persyaratan akustik dan pemeliharaan peralatan karena getaran gangguan suara mudah merambat dalam udara, karena itu sebaiknya terisoler dari udara luar.

(19)

Gambar 2.3.Tata letak peralatan audio di continuity room

Sumber : Studi Lapangan

Tata letak peralatan di continuity control room diusahakan baku, hal ini untuk kenyamanan operator audio yang menangani, juga dirancang untuk keperluan siaran stereo.

Gambar 2.4. Master Control Room RRI Sumber : Studi Lapangan

Guna

- Tempat switching segala macam audio bane dari dalam atau luar studio untuk distribusikan kepemancar – pemancar.

- Tempat switching segala macam audio dan kamar control atau studio produksi untuk dikirim ke kamar control atau studio produksi lainnya.

(20)

- Tempat segala macam sambungan input / output, baik dari dalam atau luar studio.

- Tempat melakukan komunikasi kesegala ruang, dimana kegiatan operasional sedang berjalan

- Tempat memonitor / mengecek semua pemancar on air.

Ruang MCR menggunakan penghawaan buatan , hal ini untuk memenuhi persyaratan akustik dan pemeliharaan peralatan atau juga agar terisolasi dari udara luar (mengingat getaran gangguan suara mudah merambat dalam udara). Sistem penerangan yang digunakan penerangan buatan mengingat sifat ruang yang tertutup.

Gambar 2.5. News Room RRI Sumber : Studi Lapangan Guna :

- Tempat menerima sinyal modulasi dari luar studio

- Tempat melakukan koordinasi antara studio dengan lokasi dimana siaran luar itu berlangsung

- Tempat saluran telepon khusus untuk pengiriman berita, insert dan lain – lain, dari reporter yang berada diluar studio yang dapat langsung disiarkan atau direkam.

- Merelay berita / acara siaran dari studio dari radio lain.

(21)

Gambar 2.6. Perpustakaan RRI Sumber : Studi Lapangan

Perpustakaan dibatasi dengan sekat dari bahan kayu dan kaca, mengakibatkan pembaca kurang konsentrasi, suasana ramai atau tidak tenang, ruang perpustakaan ini menggunakan penerangan buatan.

Penghawaan → Dalam ruang perpustakaan tidak ada fentilasi, sehingga ruang terasa penas, untuk mengurangi suhu yang panas digunakan fan yang digantung diatap.

Sirkulasi terasa sempit, karena jarak lemari buku yang terlalu dekat dengan tempat baca.

2.1.4 Analisa Hasil Study

Berdasarkan pengamatan, banyak radio – radio siaran milik swasta yang ada di Surabaya ternyata masih kurang memenuhi syarat, baik secara fisik tampilan bangunan serta minimnya fasilitas yang berhubungan dengan stasiun radio.

Radio Lavictor Surabaya Radio MTB Surabaya

(22)

2.2 Tinjauan Perancangan

2.2.1 Penekanan Perancangan.

Bentuk dan tampilan bangunan Wahana Radio Siaran ini memakai metode perencanaan Arsitektur Modern / International Style, dengan pendekatan arsitektur metaphor.

Sesuai dengan gaya arsitektur yang dipakai maka, Persyaratan tampilan bangunan yang harus dipenuhi dalam proyek ini adalah :

1. Menunjukkan identitas diri yang khas dan unik dalam menghias wajah kota Surabaya.

2. Menampilkan bangunan yang mudah dikenali dan berkarakter serta berjiwa radio.

3. Bernilai arsitektural tinggi sebagai penambah keanekaragaman arsitektur di Surabaya.

2.2.2 Fasilitas / Lingkup Pelayanan

Dalam Wahana Radio Siaran Di Surabaya ini terdapat fasilitas : a.Fasilitas Utama

1. Fasilitas Studio dan Radio yang disewakan, dimana merupakan tempat dilakukannya proses Penyiaran.

b.Fasilitas Penunjang.

1. Fasilitas PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia). Terdiri dari kantor PRSSNI Jatim dan tempat pertemuan rutin pengurus PRSNNI atau musyawarah nasional.

2. Fasilitas Pendidikan.

(23)

No. FUNGSI PERSONIL AKTIFITAS KEB. RUANG 1 Sebagai tempat untuk

melakukan kegiatan

penyiaran dan

kegiatan -Kegiatan penyiaran radio melakukan kegiatan administrative dan koordinasi antar pengurus radio seluruh cabang wilayah dan mengelolah

administrasi,

menerima tamu,

mengelolo/menyusun daftar kegiatan PRSSNI, membina seluruh radio swasta, mengadakan seminar dan sebagainya

Pengurus cabang wilayah - Receptionist

- Kegiatan koordinasi

- Kegiatan

kesekretariatan

- Kegiatan administrative - Kegiatan rapat

pendidikan teori dan praktek tentang penyiaran dan radio

-Pengajar -Pegawai

perpustakaan -Staff tata usaha -Siswa

-Mencari informasi,

berdiskusi, dan

melaksanakan praktek sesuai materi keradioan.

-R. Pengajar melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan radio dan penyiaran diluar studio. -Melakukan kegiatan entertainment

-Merias pemain

-Control lighting dan sound system melakukan kegiatan perekaman.

-Operator -Kegiatan perekaman -R. Perekam

6 Sebagai tempat untuk melakukan kegiatan pemancaran radio.

-Operator -Kegiatan pemancaran radio

-R.Pemancar

7 Sebagai tempat untuk melakukan kegiatan pemberian informasi kepada masyarakat umum

-Receptionist -Kegiatan receptionist -R. Informasi

2.2.3 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang

(24)

8 Sebagai tempat untuk melakukan kegiatan mencari informasi, berdiskusi, membuat naskah berita

-Wartawan -Kegiatan Pers -R. Wartawan

9 Sebagai tempat untuk melakikan kegiatan mengelola,

melaksanakan dan menyelenggarakan aktifitas atau seluruh kegiatan

administrative maupun operasional dari wahana siaran ini.

-Direktur

-Teknisi -Melakukan kegiatan

kontroling, pengoprasian dan perawatan melakukan kegiatan aktivitas pengamanan

-Kepala satpam -Staff satpam

-Melakukan aktifitas pengamanan

-Melakukan kegiatan santai dan minum -Melakukan aktifitas dapur

-R.Cafetaria dan dapur

13 Sebagai tempat untuk melakukukan kegiatan ibadah

-Pengunjung -Ambil wudhu -Ibadah

(25)

A. Radio Siaran Nama Ruang Sumber Kap Standart Luasan Jumlah

Perabot

2.2.4 Program dan Besaran Ruang

Keterangan : KAP : Kapasitas

NAD : Neufert / Architect Data TSS : Time Saver Standart

PAH : Planing : The Architecture Handbook HDI : Human Dimension Interior Space

SVY : Survey

Tabel 2.2. Besaran Ruang

(26)
(27)

Ruang Washbasin/2 wc = 2

Total Luas yang diperlukan = 359.23 m²

(28)

Ruang Staff

1 unit terdiri dari : Wc 4@ 1.5 m²

Total Luas yang diperlukan = 364.26 m²

D. Fasilitas Ballroom Nama Ruang Sumber Kap Standart Luasan Jumlah Perabot

(29)

Ruang 1 unit terdiri dari Wc 4@1.5m²

E. Fasilitas Rekaman Nama Ruang Sumber Kap Standart Luasan Jumlah Perabot

(30)

Ruang Washbasin/2 wc = 2

1unit terdiri dari : Wc 4@ 1.5 m²

F. Fasilitas Pengelola Nama Ruang Sumber Kap Standart Luasan Jumlah Perabot

(31)

Ruang Kabag Washbasin/2 wc = 2

1unit terdiri dari : Wc 4@ 1.5 m²

G. Mechanical dan Electrical Nma Ruang Sumber Kap Standart Luasan Jumlah

Perabot

(32)

Ruang Panel

Total Luas yang diperlukan = 22.5 m²

H. Fasilitas Musholla Sumber Kap Standart Luasan Jumlah

Perabot

(33)

2.2.5 Besaran Ruang adalah :

Perhitungan luas ruang disusun berdasarkan jumlah dan standar satuan terkecil dari masing-masing aktifitas, serta prasarana yang dibutuhkan pada masing-masing ruang. Dan secara jelas diuraikan dan dihitung pada tabel dibawah ini :

Jenis Ruang Besaran Ruang

I. Radio Siaran

16 unit @85m² 1.360 m²

II. Ruang Pendidikan 4 kelas @80m² Ruang Pengajar 70m² Ruang TU 25m²

2 Ruang Praktek Studio siaran @40m² Perpustakaan 60m²

160 m² 70 m ² 25 m² 80 m²

III. Kantor PRSSNI 650 m²

IV. Ruang Serba Guna 780 m²

V. Hall 420 m²

VI. Kantor Pengelola 425 m²

VII. Fasilitas Bersama

2 Studio Siaran @ 90 m² 2 Studio Type @ 90 m² Ruang Pemancar 90 m² Ruang Informasi 35 m² Ruang Wartawan 90 m² Dapur & Pantry 90 m² Café & Restoran 180 m²

180 m² 180 m² 90 m² 35 m² 90 m² 90 m² 180 m²

VIII. Musholla 150 m²

(34)

BAB I I I

T I NJ AUAN L O K ASI

3.1 La t a r Bela k a n g Pem ilih a n Lok a si

Kota Surabaya sebagai obyek pemilihan lokasi karena Kota Surabaya merupakan kota besar nomor dua di Indonesia, dan sebagai pinto gerbang untuk wilayah Indonesia bagian Timur. Dimana Surabaya adalah salah satu alternatif untuk kota tujuan Urbanisasi penduduk di sekitarnya. Oleh sebab itu kota Surabaya mempunyai tingkat populasi yang begitu cepat.

Dengan adanya pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dibandingkan kota lainnya, serta di dukung sebagai kota berorientasi bisnis dan niaga baik dari dalam negeri sendiri maupun dari luar negeri. Dan dengan adanya industriindustri membuat kota Surabaya mengalami pertumbuhan dan perkembangan teknologi berkomunikasi dan informasi yang sangat cepat, serta masyarakat Surabaya yang dinamis.

3.2 Penetapan Lokasi

1. Lokasi bangunan harus strategis, Strategis disini bukan berarti harus berada dipusat kota melainkan tempat yang mudah dijangkau oleh umum.

2. Lokasi bangunan harus sehat, yang dimaksud adalah : a. Lokasi tidak terletak di daerah industry

b. Bukan daerah yang tanahnya berlumpur / tanah rawa atau tanah berpasi. c. Kelembaban udarah harus terkontrol yakni mencapai kenetralan antara

55% - 65%.

(35)

3.3 K ondisi Fisik Lokasi • Keadaan tanah dan geologi.

Jenis tanah termasuk jenis alluvial yang berdasarkan jenisnya dikategorikan tanah yang mempunyai daya dukung terhadap bangunan. Dan batuan jenis alluvium yang mempunyai daya dukung terhadap bangunan karena mempunyai tekstur padat dan daya resap air yang cukup besar.

• Hidrologi.

Kedalaman air tanah di kawasan perencanaan berkisar 0-5 m. sedangkan kebutuhan air bersih diperoleh dari pelayanan PDAM, dimana sebagian besar sudah terlayani secara langsung.

• Klimatologi.

Kawasan perencanaan mempunyai ketinggian sekitar 2-4 m dial.as permukaan air laut dan mempunyai suhu rata-rata berkisar 26° - 32°c serta curah hujan rata-rata 117.67 mmltahun atau rata-rata pertahun 13.17 hari.

Tekanan udara berkisar antara 1002.4 mbs — 1014.8 sedangkan kelembaban udara antara 30%-100%.

Dengan pertimbangan tata guna lahan, pencapaian, lingkungan dan aktifitas penunjang maka dipilih lokasi di kecamatan Semolowaru Kelurahan Klampis Ngasem.

(36)

a. Dengan batas existing sebagai berikut :

• Sebelah Utara : Ruko/Pertokoan

• Sebelah Selatan : Kantor Kelurahan

• Sebelah Timur : Middle East Ring Road

• Sebelah Barat : Lahan Kosong

b. Dengan Batas administrative :

• Sebelah Selatan : Kelurahan Manyar Sabrangan

• Sebelah Selatan : Kelurahan Klampis Ngasem

• Sebelah Timur : Kelurahan Sukolilo

• Sebelah Barat : Kelurahan Manyar Sabrangan

3.3.1 Existing Site

Lokasi yang dipilih memiliki potensi lahan yang secara umum diuraikan

sabagai berikut :

1. Jalur Pencapaian yang jelas. Dengan berbagai jenis jalan, yaitu :

a. Jalan Tol Pantai timur Surabaya (Arteri Primer). Merupakan akses utama regional yang menghubungkan lokasi perencanaan dengan kawasan Surabaya utara.

b. Akses Middle East Ring Road ( Arteri Sekunder ), yang membujur utara – selatan yang merupakan salah satu penentu dalam penyusunan struktur ruang unit distrik penjaringan sari yang akan menghubungkan wilayah Surabaya Selatan dengan jembatan Suramadu melalui jalan kenjeran. (Sumber RTDRK UP.Semolowaru).

(37)

4. Dekat dengan kawasan pemukiman yang berpotensi untuk tempat pemondokan mahasiswa, yaitu pemukiman klampis, menur pumpungan, dan menur sabrangan.

5. Bersebelahan dengan kantor Kopertis VII

Gambar 3.2.Kantor Kopertis VII Sumber Studi Lapangan

3.3.2 Potensi Lingkungan

Adapun persyaratan zoning suatu sarana pendidikan dapat ditinjau dari beberapa aspek :

a. Aspek Tata Guna Lahan

Wahana Radio Siaran di Surabaya nantinya akan ditempatkan pada lahan yang diperuntukan sebagai fasilitas Bisnis dan Industri. ( Master Plan Surabaya 2005 ).

b. Aspek Pencapaian

Mudah dicapai dari dalam kota maupun luar kota, dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum dan memiliki akses yang cukup baik untuk pergerakan atau mobilitas masyarakat.

c. Aspek lingkungan

Dihindari lokasi dengan polusi udara dan kebisingan yang tinggi yang dapat mengganggu proses penyiaran.

(38)

Diusahakan jauh dari pusat urban dengan tingkat keramaian yang tinggi dan daerah industri. Lebih diutamakan dekat dengan jalur – jalur hijau atau taman kota, perumahan, maupun fasilitas perdagangan yang menunjang kebutuhan.

3.3.3. Per atu r a n Ban gun an Setempat

Peryaratan sesuai dengan SK Wali Kota Madya No. 27 tahun 1991 tanggal 7 Maret 1991 adalah sebagai berikut :

1. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimal : 60% (BC)

2. Lahan terbuka minimal : 40%

3. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) : 400% (FAR)

4. Garis Sempadan Bangunan : 10 m

5. Garis Sempadan Bangunan Samping : 6 m

6. Ketinggian bangunan maksimal : 21 m

7. Jumlah lantai maksimal : 7 lantai

(39)

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN

4.1 Analisa Site

Analisa site mempunyai peranan yang cukup besar di dalam perencanan maupun dalam perancangan, dimana di sini di dalam penganalisaan fisik site di sini dapat digunakan sebagai penentuan zonning, perletakan pintu masuk, arah hadap bangunan, maupun tampilan bangunan.

4.1.1 Analisa Aksebilitas

Merupakan penganalisaan terhadap akses–akses yang berada disekitar lokasi perancangan. Dimana penganalisaan tersebut untuk mengetahui jenis jalan maupun tingkat kepadatan jenis jalan yang ada sebagai acuan didalam menentukan letak pintu masuk kedalam site.

Gambar Tampak Timur Site Gambar Tampak Selatan Site Gambar 4.1 Tampak Sekitar Site

Sumber : Studi Lapangan

4.1.2. Analisa Iklim

(40)

perancangan. Dalam penganalisaan iklim ini ada beberapa bahasan terkait dengan obyek perancangan, diantaranya :

Arah Pergerakan Matahari

Kelurahan Pertokoan

Bangunan Kopertis VII Lahan Kosong

Gambar 4.2 Arah Pergerakan Matahari Sumber ; Studi Lapangan

Pada gambar di atas menunjukkan arah matahari dari timur ke barat sehingga membutuhkan penyelesaian agar bangunan tidak mendapatkan radiasi matahari secara berlebihan. Karena tapak menghadap ke arah utara dibutuhkan solusi untuk penyelesain tapak dari radiasi matahari agar bangunan dapat berfungsi secara optimal.

4.1.3. Analisa lingkungan sekitar

(41)

a.Bangunan Sekitar Site

Pertokoan Kelurahan Ngasem Klampis Bangunan Kopertis VII Gambar 4.3 Bangunan Sekitar Site

Sumber : Studi Lapangan

b.View

Penentuan view atau arah hadap obyek perancangan ini didasarkan pada potensi-potensi yang ada dari lingkungan sekitar yang dapat mendukung site dari lokasi perancangan.

View dari dalam ke luar View dari luar ke dalam

Gambar 4.4 View Bangunan Terhadap Site Sumber : Studi Lapangan

c.Kebisingan

(42)

Solusi dengan member barrier Gambar 4.5 Barrier Terhadap Bangunan

Sumber : Analisa Penulis

4.1.4. Analisa Zoning

Pengelompokkan zona–zona kebutuhan ruang yang akan digunakan oleh pemakai atau pengguna di dalam obyek perancangan. Dimana pengelompokkan zona–zona tersebut memberikan batas–batas terhadap fungsi-fungsi ruang yang ada dalam obyek perancangan.

Dalam penentuan zonning ini, perlu adanya beberapa pertimbangan dalam menentukan letak zonning tersebut di dalam site.

(43)

4.2 Analisa Ruang

Analisa program ruang dilakukan untuk memperoleh gambaran hubungan antar ruang yang tebentuk serta pola sirkulasi antar ruang yang ada pada

A. Sirkulasi Pencapaian : 1. M udah dicapai dari main entrance.

2. M udah dicapai dari side entrance. B. Suasana : 1. Perlu tenang.

2. Tidak perlu Tenang. C. Pencahayaan : 1. Penerangan alam.

2. Penerangan Buatan. D. Penghaw aan : 1. Penghawaan alami.

2. Penghawaan buatan.

E. Akust ik. : 1. Perlu menggunakan akustik.

A. STUDIO

JENIS RUANG A B C D E 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 Ruang Siaran √ √ √ √ √ Ruang Operator √ √ √ √ √

Ruang Diskotik √ √ √ √ √

Ruang Pemancar √ √ √ √ √

(44)

B. KANTOR PRSSNI

JENIS RUANG A B C D E 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 Ruang Kepala √ √ √ √ √ V Ruang Sekretaris Ket ua √ √ √ √ √ V Ruang Wakil Ketua √ √ √ √ √ V Ruang Sekretaris Umum √ √ √ √ V V Ruang Bendahara Umum √ √ √ √ V V Ruang Staff √ √ √ √ V V Ruang Administ rasi √ √ √ √ V V Ruang Pengurus Cab. Wilayah I √ √ √ √ V V Ruang Pengurus Cab. Wilayah II √ √ √ √ V V Ruang Pengurus Cab. Wilayah III √ √ √ √ V V Ruang Pengurus Cab. Wilayah IV √ √ √ √ V V Ruang Rapat Pengurus Pusat √ √ √ √ V V Ruang Rapat Pengurus Harian √ √ √ √ V V Ruang Informasi √ √ √ √ V V Ruang Advertising √ √ √ √ V V

Hall √ √ √ √ V V

Toilet √ √ √ √ √ V V

C. FASILITAS REKAM AN

JENIS RUANG A B C D E 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 Ruang Rekaman Biasa √ √ √ √ √

Ruang Rekaman Live √ √ √ √ √

(45)

Ruang Produksi √ √ √ √ √

Ruang Diskotik √ √ √ √ √

Ruang Penyiapan Alat √ √ √ √ √

Toilet √ √ √ √ √ √ √ √

D. FASILITAS PENDIDIKAN

JENIS RUANG A B C D E 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 Ruang Kelas √ √ √ √ √ √

Ruang TU √ √ √ √ √ √

Ruang Pengajar √ √ √ √ √ √

Kantor √ √ √ √ √ √

Perpust akaan √ √ √ √ √

Ruang Pengelola √ √ √ √ √ √

Ruang Baca √ √ √ √ √ √ Ruang Tunggu √ √ √ √ √ √

Toilet √ √ √ √ √ √ √

E. AUDITORIUM

JENIS RUANG A B C D E 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 Ruang Sekretariat √ √ √ √ √ √

Pantry √ √ √ √ √ √

(46)

Ruang Tunggu √ √ √ √ √ √

Ruang Sound System √ √ √ √ √ √

Ruang Lampu √ √ √ √ √

Panggung √ √ √ √ √

Ruang Audience √ √ √ √ √

Ruang Kontrol √ √ √ √ √ √

Ruang Ganti √ √ √ √ √

Toilet Panggung √ √ √ √ √ √ Toilet Umum √ √ √ √ √ √

F. KANTOR PENGELOLA

JENIS RUANG A B C E F 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 Ruang Direkt ur √ √ √ √ √ √ Ruang Urusan Umum √ √ √ √ √ √

Ruang Kabag Keuangan √ √ √ √ √ √

Ruang Kabag Perlengkapan √ √ √ √ √ √

Ruang Kabag TU √ √ √ √ √ √

Ruang Sie Periklanan √ √ √ √ √ √

Ruang Sie Pemancar √ √ √ √ √ √ Ruang Rapat √ √ √ √ √ √

4.2.1 Organisasi Ruang

(47)
(48)

4.2.2 Hubungan Ruang dan Sirkulasi

Hubungan ruang menjelaskan tentang seberapa dekat keterkaitan antara satu ruang dengan yang lainnya. Karena suatu hubungan ruang dapat mempengaruhi atau menjadi pertimbangan terhadap perletakan ruang atau bentukan rancangan nantinya.

Studio Siaran

Fasilitas Umum

Erat

(49)

Kantor Pengelola

Erat

(50)

3.3Analisa Bentuk dan Tampilan 4.3.1. Analisa Bentuk Bangunan

Wahana Radio Siaran Swasta Di Surabaya menerapkan massa bangunan “single building” yang memiliki 4 lantai dengan penempatan main entrance bangunan yang menghadap langsung ke arah jalan “middle east ring road”.

Dengan konsep arsitaktur modern / International Style dengan pendekatan metafor, bangunan ini ingin menampilkan bangunan yang unik, khas dan bernilai arsitektur dengan mengedepankan bangunan siaran yang melingkar serta melebar keatas sebagai vocal point.

(51)

4.3.2.Analisa Tampilan

Analisa tampilan bangunan Wahana Radio Siaran di Surabaya ini mencoba menciptakan sebuah bangunan yang komunikatif dengan sebuah tampilan bangunan yang memiliki karakteristik dan dapat mencerminkan sebuah Wahana Radio Siaran.

Radio M TB Surabaya Radio Lavictor Surabaya

(52)

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

Dalam sebuah proses perancangan, diperlukan adanya analisa dan pembuatan konsep yang didasari atas analisa yang di dalamnya terdapat penyelesaian-penyelesaian terhadap permasalahan yang ada di lokasi site. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai analisa dan konsep rancangan yang diinginkan untuk direalisasikan pada rancangan tersebut.

5.1.Tema Rancangan 5.1.1. Pendekatan

Tema rancangan diambil dari fakta dan issue yang ada dari permasalahan yang timbul, kemudian lahir sebuah goal atau tujuan yang mengarahkan penyelesaian bangunan sesuai dengan tuntutan perancangan nantinya. Fakta, issue, goal dan performance requarement yang ada, akan dipaparkan berikut ini.

5.1.1.1Fakta

Dengan melihat latar belakang yang ada maka permasalahan yang timbul pada radio – radio swasta di Surabaya adalah tidak adanya perencanaan akustik yang memenuhi syarat sehingga mengurangi kualitas suara dari radio tersebut dan terbatasnya fasilitas yang menunjang kegiatan penyiaran radio sehingga membatasi ruang gerak radio swasta untuk lebih berkembang dalam memenuhi selera pendengar dan tuntutan jaman. Ditambah lagi dengan pengaturan sirkulasi yang kurang baik, sehingga sirkulasi tamu, artis, pengunjung studio, karyawan menjadi kacau. Selain itu juga dibutuhkan sebuah fasilitas pendidikan khusus untuk ketrampilan kerja yang sesuai bidang penyiaran radio.

5.1.1.2Goal

(53)

Memberikan tampilan bangunan yang sesuai dengan karakter Wahana Radio

Siaran, sehingga dapat menjadikan Ikon kota Surabaya.

1. Mempermudah komunikasi antar radio siaran swasta di Surabaya. 2. Radio – radio siaran swasta di Surabaya bisa memanfaatkan bersama

fasilitas – fasilitas yang mendukung penyiaran stasiun radionya.

3. Mempermudah pelayanan komunikasi dan informasi media radio yang terpadu kepada masyarakat dalam satu atap.

4. Sebagai tempat bagi masyarakat umum untuk memperdalam dunia penyiaran radio dan broadcast.

5.1.1.3. Per for mance requirment

Merupakan syarat-syarat untuk memenuhi mengatasi masalah tentang kondisi yang ada pada saat ini :

Mendesain bangunan dengan style modern dan dengan pengguna material yang style modern. Tinggi bangunan dibuat 4 lantai untuk menyesuaikan lingkungan sekitar. Banguna wahana radio siaran menggunakan material kaca untuk memberi kesan transparan.

Dari fakta, issue, goal, dan performance requarement yang telah diungkap, terdapat benang merah yang dapat digunakan dalam proses perancangan, yang biasa disebut dengan tema.

5.1.2. Penentuan Tema Rancangan

(54)

5.2.Konsep Rancangan

5.2.1. Konsep Bentuk Massa Bangunan

Gambar 5.1 Konsep Bentuk Masa Bangunan Sumber : Analisa Penulis

5.2.2. Konsep Tampilan 5.2.2.1 Metode Metafora

Radio Siaran merupakan unsur pembentuk terpenting dalam rancangan yang akan dirancang, dimana rancangan tersebut berjudul ‘Wahana Radio Siaran Swasta di Surabaya’. Berdasarkan judul tersebut secara jelas bahwa obyek utama ialah Radio Siaran, Oleh sebab itu radio siaran menjadi pedoman dalam konsep rancangan ini.

(55)

lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan. Dengan kata lain menerangkan suatu subyek dengan subyek lain, mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain.

Ada tiga kategori metafora, yaitu :

o Intangible Metaphor, yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep, sebuah ide, kondisi manusia atau kualitas-kualitas khusus (individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya)

o Tangible Metaphors, dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material.

o Combined Metaphors, dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar. Dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.

5.2.3. Konsep Zonning

Dalam penentuan zonning ini, perlu adanya beberapa pertimbangan dalam menentukan letak zonning tersebut di dalam site.

(56)

5.2.4. Konsep Ruang Luar

Konsep ruang luar pada wahana radio siaran yaitu terdapat vegetasi yang berada mengelilingi di sekitar bangunan yang dapat berfungsi sebagai peredam sumber suara yang berasal dari luar. Vegetasi sendiri juga dapat berfungsi sebagai peneduh

Gambar 5.3 Konsep Ruang Luar Sumber : Analisa Penulis

5.2.5. Konsep Ruang Dalam (Interior)

Gambar 5.4 Konsep Ruang Dalam Sumber : Analisa Penulis

Pada ruang studio siaran dilapisi dengan glass woll yang difungsikan sebagai pencegah akustik.

5.2.6. Konsep Utilitas

5.2.6.1. Konsep Penyediaan Air Bersih

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih guna menunjang aktifitas yang berlangsung maka air yang tersedia harus memenuhi persyaratan kesehatan dan

(57)

didistribusikan secara benar, agar air yang disuplai benar benar dapat dimanfaatkan secara optimal.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan dan sistem pendistribusian secara lancer. Skema ini mengunakan system air tidak langsung.

Prosesnya : AIR PDAM ditampung dahulu ditandon bawah, kemudian dipompa ketandon atas ( water tower ), baru kemudian didistribusikan ke unit – unit penggunaan bangunan.

Gambar 5.5 Diagram Air Bersih Sumber : Analisa Penulis

Dari diagram distribusi air bersih diatas, yang menjadi suplai air bersih adalah PDAM yang langsung diterima ke dalam tendon bawah tanah, kemudian dipompa ke atas dan ditampung ke dalam tendon air, selanjutnya di distribusikan keseluruh bangunan sesuai dengan kegunaannya.

Air Kotor

(58)

Air Hujan

Air Hujan yang tercurah dari atap disalurkan melalui talang, baik talang horizontal maupun talang vertikal yang mendistribusikan air hujan masuk kedalam bak control lalu dialirkan kesaluran kota.

5.2.7. Konsep Mekanikal Elektrikal 5.2.7.1 Konsep Penghawaan Sistem penghawaan terdiri dari :

1. Penghawaan Alam

Hal ini terwujud dengan fentilasi / pembukaan pada dinding. Penghawaan alam digunakan pada rung – ruang tertentu.

2. Penghawaan Buatan

Pada laboratorium / ruang komputer diperlukan pengkondisian udara sebab kelembaban yang tinggi akan merusak computer. Kelembaban yang diizinkan antara 40% - 60%.

Penghawaan yang digunakan adalah penghawaan buatan ( AC ) dengan menggunakan jenis AC central, sedangkan pada ruang – ruang tertentu tertentu menggunakan system AC fan coil. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan fungsi ruang, yaitu beda antara ruang public dan ruang privat.

(59)

Sistem AC

Alternatif 1 : Sistem All Air ( system udara penuh )

Sistem ini menggunakan udara sebagai media pendingin, mulai dari mesin sampai ke ruangan.

Keuntungan :

- Biaya pemeliharaan murah.

- Gangguan bunyi tidak ada

- Pemakaian listrik kecil ( dengan beban pendingin sama )

- Tidak menyediakan ruang AHU

- Ducting besar ( perlu ruang untuk ducting yang luas ) Kerugian :

- Kapasitas mesin besar.

Alternatif 2 : Sistem chiller Water ( Udara air )

Sistem ini menggunakan air dari mesin ke AHU sebagai media pendingin, sedang dari AHU ke ruang – ruang yang dikondisikan menggunakan udara sebagai media pendingin.

Keuntungan :

- Ducting kecil

- Maintenance mudah Kerugian :

- Harus menyediakan ruang AHU

Kesimpulan : Digunakan system All Air dengan pemanasan ulang ( reheat ) untuk mengurangi panas laten pengunjung.

5.2.7.2.Konsep Pencahayaan

Merupakan suatu system yang mengatur pencahayaan / penerangan menurut persyaratan tersebut.

(60)

Kriteria : - Ekonomis

- Memberikan penerangan yang memenuhi persyaratan dan sesuai dengan fungsinya.

- Waktu penggunaan.

Macam Sistem Penerangan : a. Penerangan alam

o Penerangan yang terjadi tidak merata.

o Penerangan yang terjadi tidak terus menerus, tergantung cuaca. o Memerlukan penahan sinar untuk mengurangi masuknya sinar

matahari secara langsung. b. Penerangan buatan

o Penerangan yang terjadi dapat merata sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan masing – masing ruang sehingga dapat menampilkan karakter yang berbeda.

o Penerangan yang terjadi dapat sepanjang hari.

o Penerangan tidak dipengaruhi oleh ketebalan bangunan.

5.2.7.3.Konsep J ar ingan Listr ik dan Genset

Merupakan suatu system yang mengatur tenaga listrik juga pendistribusiannya.Tujuan sistem tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam aktifitasnya dengan tenaga listrik.

Kriteria :

- Ekonomis.

- Penggunaan secara kontinyu dan sepanjang hari.

- Stabilitas tenaga listrik.

- Persyaratan teknis bangunan. Macam – macam sistem tenaga listrik :

a. Tenaga listrik PLN ( penggunaan tergantung dari PLN )

(61)

Persyaratan :

Tenaga listrik yang digunakan hendaknya terjamin kontinyuitas dan stabilitas voltase serta frekuensi listriknya. Untuk memenuhi persyaratan ini, laboratorium computer sebaiknya mempunyai saluran tersendiri dari gardu listrik milik PLN. Selain itu untuk mengatasi kurang terjaminnya stabilitas voltase dan frekuensi listrik yang berasal dari pembangkit tenaga listrik PLN, maka untuk laboratorium computer disediakan juga mesin pembangkit tenaga listrik tersendiri. Kesimpulan : Digunakan Tenaga Listrik dari Genset dan PLN.

5.2.7.4. Konsep Pencegahan dan Pemadaman Terhadap Bahaya Kebakaran Tujuan : Melindungi manusia ( pengelola, Pengunjung ) gedung dan komponen serta file – file yang tak ternilai harganya dari bahaya kebakaran ).

1. Digunakan material bangunan yang tahan api o Material yang Flame – proof

o Kabel – kabel listrik yang sesuai dengan arus listrik dan digunakan isolator yang tahan api

2. Lokalisasi bagian – bagian ruangan yang mudah terbakar 3. Menyediakan pintu – pintu darurat

o Perhitungan lebar pintu darurat

§ Pengunjung/45 menit = 1.222 orang

§ Lebar pintu darurat untuk 100 orang adalah 100 cm

§ Setiap penambahan 100 orang, lebar pintu darurat ditambah 50 cm

§ Jadi lebar pintu darurat = 1 m + ( 1.222/100 x 50 ) = 7.11 m § Dibagi menjadi 4 pintu dengan lebar tiap pintu 2 m

4. Jalan kendaraan dalam site yang dapat dilalui mobil kebakaran.

(62)

1. Sprinkle.

Yaitu pemasangan alat pemadam pada bagian plafon dengan jarak 3.5 m, sehingga akan cepat memadamkan api. Adapun penggunaan sprinkle adalah 30 menit pertama pada bahaya kebakaran.

2. Fire Hydrant Cabinet.

Peletakan dengan jarak radius 25 m dalam waktu kerja 30 menit kedua. 1. Sirine/Alarm yang langsung dihubungkan dengan sprinkle yang

peka terhadap panas.

2. Smoke Detector, dihubungkan dengan sentral di ruang lobby.

Gb 5.7 Sistem Pemadam Kebakaran Sumber : Analisa Penulis

5.2.7.5.Konsep Telekomunikasi

Sistem komunikasi antara bagian dalam gedung ini sangat penting karena untuk satu dengan yang lain tanpa harus dicapai, melainkan hanya tinggal berhubungan melalui sebuah alat komunikasi.

Alat komunikasi ini adalah :

- Untuk Extern :

(63)

- Untuk Intern :

1. Intercom ( untuk komunikasi antar unit instalasi ) 2. Sound System ( pengeras suara untuk pengumuman )

5.2.7.6. Konsep akustik

Terdapat 2 jenis sumber suara yaitu : 1. Sumber suara dari luar ruangan.

Sumber suara dari luar ruangan harus di redusir sebanyak – banyaknya agar tidak mengganggu ketenangan ruang yaitu dengan :

o Menjauhkan sumber kebisingan seperti generator dan lain – lain o Meredam kebisingan yang ditimbulkan ruang maksimal yaitu

dengan dinding ganda dan floating floor. 2. Sumber suara dari dalam ruang, terdiri dari 2 yaitu :

o Suara langsung / direct sound, suara sampai pendengar langsung dari sumber suara ( pembicaraan orang, bunyi sepatu dan lain – lain )

o Suara tidak langsung, Suara pantulan dari dinding atau plafon. Suara tak langsung dapat mengakibatkan :

a. Gema / Echo.

Gema terjadi bila suara datang terlambat 1/26 detik, dimana selisih antara suara langsung dan suara refleksi 17 m

Pencegahan :

§ Pembuatan dinding yang tidak rata / sejajar § Penggunaan bahan akustik untuk plafon

§ Perencanaan ketinggian plafon dengan memperhitungkan selisih jarak suara pantul dan suara langsung kurang dari 17 m ( Egan, E, “Concept in Architectural Acoustic” )

Kesimpulan : Untuk Auditorium, pencegahan terhadap gema dengan menggunakan bahan akustik untuk plafond an dinding. b. Gema Menerus / Flutter Echo

(64)

Pencegahan :

§ Pembuatan dinding yang tidak sejajar dan lurus / menerus § Penggunaan bahan absorbent atau refleksi disfus

§ Pemusatan dan perambatan bunyi

Unsur – unsur yang mempengaruhi akustik :

1. Sumber suara yang dikehendaki maupun yang tidak dikehendaki.

2. Penerima suara yaitu manusia yang menerima suara tersebut.

3. Perambatan / penyampaian suara.

Ketiga unsur tersebut diatas akan berbeda berdasarkan kebutuhan, fungsi ruang dan persyaratan ruang khusus lainnya. Gejala – gejala akustik dalam ruang tertutup :

1. Suara dipantulkan 2. Suara diserap / absorsi

3. Suara dipencarkan / diffused

4. Suara dibelokkan

5. Suara diteruskan melalui / menembus dinding. 6. Suara menyebar didalam struktur

(65)

BAB VI

APLIKASI PERANCANGAN

6.1. Aplikasi Massa Bangunan

Wahana Radio Siaran Swasta Di Surabaya menerapkan massa bangunan “single building” yang memiliki 4 lantai dengan penempatan main entrance bangunan yang menghadap langsung ke arah jalan “middle east ring road”.

Dengan konsep arsitaktur post modern / International Style, dengan pendekatan metode metafor bangunan ini ingin menampilkan bangunan yang unik, khas dan bernilai arsitektur dengan mengedepankan bangunan siaran yang melingkar serta melebar keatas sebagai vocal point.

(66)

6.2.Aplikasi Or ientasi Bangunan

Bangunan Wahana Radio Siaran Swasta ini merupakan single building.

Tampak Depan

Tampak Kanan

Tampak Kiri

Tampak Belakang

(67)

6.3.Aplikasi Entr ance

Penentuan arah hadap bangunan dilihat dari lingkungan sekitar dan view terbesar dari site sehingga penentuan perletakkan main entrance terletak pada Jl. Middle East Ring Road

Gambar 6.3 Aplikasi Entrance

(68)

6.4.Aplikasi Sir kulasi

(69)

6.5.Aplikasi Ruang Dalam

Ruang Siaran

Ruang Rapat

(70)

DAFTAR PUSTAKA

1. Anthony C. Antoniades, (1989), ‘Pengantar Arsitektur”, Erlangga,

Jakarta.

2. Brotodirejo, Slamet R. (1996), Penataran dan Siaran RRI Sewilayah Nusantara II, Jogyakarta.

3. Effendy Onong Uchjana, (1990), “Radio Siaran Teori Dan Praktek”, CV Mandar Maju, Surabaya.

4. Joseph Dr. Chiara & John C. (1990), Timer Server Standart For Building Types, 3 rd edition.

5. Neufert, Ersnt. (1994), Data Architectural Jilid 1 dan 2, Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.

6. Poerwadarminta, W.J.S (1994), ‘’Kamus Umum Bahasa Indonesia’’, Balai Pustaka, Jakarta.

7. White, Edward T (1981), ‘Site Analysis Diagramming Information For Architectural Design”. Architectural Media, United States of America. 8. Internet http://duniaradio.blogspot.com/

Gambar

Gambar 2.1. Gedung RRI Surabaya
Gambar 2.2. Continuity Control Room
Gambar 2.3.Tata letak peralatan audio di continuity room
Gambar 2.5. News Room RRI Sumber : Studi Lapangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Wade (2007) terdapat beberapa aspek dari pengelolaan marah, yaitu:.. 1) Mengenali emosi marah, emosi marah merupakan kemampuan untuk mengendalikan perasaan marah sewaktu

Ayat 1 Cukup jelas Ayat 2 Cukup jelas Pasal 9 Bagi PNS yang telah memenuhi persyaratan kompetensi jabatan struktural tertentu dapat diberikan sertifikat sesuai dengan pedoman

Pendekatan-pendekatan al-Quran yang soft tersebut bukan hanya terkait dengan relasi laki-laki dan perempuan tetapi juga dalam banyak kasus yang lain, seperti masalah

Hal ini disebabkan karena terlalu sering hamil dan menguras cadangan gizi tubuh ibu (Ariyani,2014).. Ibu hamil pada usia terlalu muda yaitu usia <20 tahun tidak atau

Seperti sumber-sumber polusi lainnya, unsur logam berat dapat ditransfer dalam jangkauan yang cukup jauh di lingkungan dan berpotensi menggangu kehidupan biota lingkungan yang

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) Perbedaan pengetahuan etika profesi akuntan berdasarkan jenis kelamin (mahasiswa akuntansi laki-laki dengan mahasiswa

Untuk menguji apakah Total Assets Turnover (TATO) mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan Otomotif yang telah go publik di BEI5.

kompetisi calon presiden di Tahun 2009, maka sudah wakfunya unfuk membangun komunikasi politik yang sehat dan kondirsif dalam rangka meraih dukungan melalui partisipasi