• Tidak ada hasil yang ditemukan

25 tahun terhadap perubahan isi pesan pada kemasan produk rokok tersebut?

4.4 Konsep dan Proposisi

Ihalau (2008), mendefinisikan teori sebagai sistem proposisi-proposisi atau rangkaian terpadu dari proposisi-proposisi. Variabel-variabel yang telah teridentifikasi dari pola-pola yang telah dibahas sebelumnya, akan ditautkan satu sama lain melalui definisi konseptual yang pada akhirnya akan ditautkan untuk kemudian membentuk proposisi, dan dibangun menjadi suatu teori mini. Melalui hasil dan pembahasan sebelumnya, diperoleh sejumlah variabel, yang diuraikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.7

Variabel dan Definisi Konseptual

Variabel Definisi Konseptual Sumber Motivasi Keadaan yang diaktivasi atau

digerakkan dimana seseorang

mengarahkan perilaku

berdasarkan tujuan.

Mowen dan

Minor, 2002

Usia Satuan waktu yang mengukur

keberadaan suatu makhluk.

Upton, 2012

Gender Perasaan dasar tentang apakah

seseorang adalah laki-laki atau perempuan, atau merasa menjadi bagian dari satu jenis kelamin dan tidak di bagian lain.

Wade dan

Travis, 2008

Gaya hidup Pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang, sebagai fungsi motivasi konsumen dan pembelajaran sebelumnya, kelas sosial, demografi dan variabel lainnya, yang mencerminkan nilai

Engel, Miniard, dan Blackwell, 2006

113 konsumen.

Kelompok Acuan Setiap orang atau kelompok yang menjadi acuan

perbandingan atau acuan untuk seseorang dalam membentuk nilai-nilai, perilaku, atau petunjuk khusus dalam melakukan sesuatu

Schiffman dan Kanuk, 2007

Keinginan Keperluan dasar yang telah dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti rekreasi, hiburan dan pendidikan

Kotler dan Keller, 2013

Kebutuhan Keperluan dasar manusia

seperti air, udara, makanan, pakaian dan tempat tinggal

Kotler dan Keller, 2013 Jumlah beli Banyaknya produk yang dibeli

dalam satu pembuatan

keputusan pembelian

Definisi Peneliti

Waktu beli Frekuensi yang digunakan

konsumen dalam membeli produk dalam satu pembuatan keputusan pembelian

Definisi peneliti

Risiko Besarnya penyimpangan

antara tingkat pengembalian yang diharapkan dengan tingkat pengembalian yang dicapai secara nyata

Khan, 2008

Stimulus Hal yang merangsang

terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, dan lain sebagainya yang dapat ditangkap oleh indera

Schiffman dan Kanuk, 2007

Pengetahuan Informasi yang telah diproses dan diorganisir

Definisi peneliti Pencarian informasi Proses pengenalan sumber

keinginan dan kebutuhan konsumen

Definisi peneliti

Harga Biaya dari uang pelanggan

yang harus dikeluarkan untuk

Amstrong dan Kotler, 2009

114 memperoleh produk

Produk Segala sesuatu (produk atau

jasa) baik yang

menguntungkan maupun tidak yang diperoleh seseorang melalui pertukaran

Lamb, 2001

Kemasan Wadah bagi produk, yang

melindungi, menjaga dan menangani produk dari produsen ke konsumen

Shah dkk,

2013

Label Suatu etiket sederhana yang

melekat pada produk untuk menguraikan informasi atau disain grafis yang merupakan bagian dari suatu kemasan pada produk

Kotler and Keller, 2013

Gambar dan Teks Tiruan barang dan ucapan yang diwujudkan dengan bentuk visual dua dimensi.

Definisi peneliti

Sensasi Pengaktifan resepsor indera

oleh stimulus, yang

sesudahnya informasi tersebut disandikan menjadi sensasi yang dikirimkan di sepanjang serat syaraf menuju otak.

Engel, Miniard, dan Blackwell, 2006

Persepsi Sebuah proses dimana dalam

proses tersebut individu memilih, mengorganisasikan dan menginterpretasikan stimuli menjadi sesuatu yang bermakna

Schiffman dan Kanuk, 2007

Keputusan beli Tindakan konsumen untuk memilih satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada

Schiffman dan Kanuk, 2007 Perilaku paska beli Tindakan yang muncul setelah

proses

Ihalauw dan prasetijo, 2005

Tabel 4.7 memperlihatkan 21 variabel atau konsep yang muncul, yaitu motivasi, usia, gender,

115

gaya hidup, keinginan, kebutuhan, jumlah beli, waktu beli, risiko, stimulus, pengetahuan, pencarian informasi, harga, produk, kemasan, label, sensasi, persepsi, keputusan beli, perilaku paska beli.

Rokok, merupakan produk hasil olahan tembakau yang mengandung zat yang menimbulkan sifat adiktif. Produk ini juga merupakan produk yang dibeli konsumen akhir untuk konsumsi pribadi, yang selalu segera dibeli dengan frekuensi tertentu. Dengan adanya hal tersebut, produk ini menjadi produk yang menghasilkan cukai terbesar di Indonesia. Akan tetapi, meskipun demikian, rokok yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia ini telah banyak menimbulkan dampak yang tidak baik terhadap kesehatan dan produktivitas

masyarakat (Depkes RI). Maka, munculah

Peraturan Menteri kesehatan yang mengatur tentang isi pesan pada kemasan rokokj.

Adanya perubahan isi pesan tersebut berdampak kepada perilaku konsumen rokok. Hal ini jika diuraikan secara umum, bermula dari konsep pemasaran. Pemasaran menurut Amstrong dan Kotler (2009) tidak hanya merupakan kegiatan antara penjualan dan periklanan, akan tetapi pemasaran merupakan suatu kegiatan mengelola hubungan pelanggan yang menguntungkan, dengan menarik pelanggan baru melalui penawaran nilai unggul yang menjanjikan, serta menjaga pelanggan

116

yang sudah ada dengan memberikan kepuasan. Hal-hal yang dimuat dalam pengertian pemasaran tersebut, pada saat ini seolah-olah dihadang dengan munculnya Peraturan Menteri kesehatan. Maka, kegiatan pemasaran yang dilakukan secara aktif, pada saat ini berkurang dan digantikan dengan perilaku konsumen rokok itu sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Dalam kasus ini, motivasi mempengaruhi gaya hidup yang dipilih oleh responden. Berdasar tautan tersebut, maka dapat dibangun proposisi sebagai berikut:

Proposisi 1 :

Motivasi berpengaruh terhadap gaya hidup konsumen

Karakteristik konsumen menurut Kotler dan Keller (2013) melibatkan keadaan budaya, kondisi sosial dan pribadi konsumen tersebut. karakteristik konsumen dalam penelitian ini diwakili oleh usia dan gender. Usia ini berpengaruh terhadap pembentukan gaya hidup yang muncul untuk memperlihatkan nilai yang dimiliki oleh konsumen. Berdasar tautan tersebut, maka dapat dibangun proposisi sebagai berikut:

Proposisi 2 :

Usia berpengaruh terhadap gaya hidup konsumen

Motivasi Gaya

117

Karakteristik konsumen lainnya menurut Kotler dan Keller (2013) selain melibatkan usia, tentunya melibatkan gender. Gender ini pun berpengaruh terhadap pembentukan gaya hidup yang muncul. Berdasar tautan tersebut, maka dapat dibangun proposisi sebagai berikut:

Proposisi 3 :

Gender berpengaruh terhadap gaya hidup konsumen

Berdasarkan hasil penelitian terhadap responden, mereka terpengaruh oleh teman dan lingkungan sekitar mereka sehari hari. Teman dan lingkungan sekitar ini termasuk kedalam variabel

kelompok acuan. Kelompok acuan menurut

Schiffman dan Kanuk (2007), merupakan setiap orang atau kelompok yang menjadi acuan perbandingan atau acuan untuk seseorang dalam membentuk nilai-nilai, perilaku, atau petunjuk khusus dalam melakukan sesuatu. Oleh karena itu, kelompok acuan pun mempengaruhi gaya hidup yang terbentuk pada responden tersebut. Berdasar tautan tersebut, maka dapat dibangun proposisi sebagai berikut:

Usia Gaya

hidup

Gender Gaya

118

Proposisi 4 :

Kelompok acuan berpengaruh terhadap gaya hidup konsumen

Lebih lanjut, Engel, Miniard dan Blackwell (2006), mengatakan bahwa gaya hidup konsumen

memotivasi konsumen dan pembelajaran

sebelumnya ini. Dengan adanya pengaruh gaya

hidup, yang memotivasi konsumen untuk

memunculkan suatu keinginan. Berdasarkan tautan yang dipaparkan tersebut, maka dapat dibangun proposisi sebagai berikut:

Proposisi 5 :

Gaya hidup berpengaruh terhadap keinginan pada konsumen

Setelah itu, gaya hidup yang muncul juga, berpengaruh terhadap kebutuhan konsumen. Karena berdasarkan hasil penelitian, jika gaya hidup yang terbentuk erat kaitannya dengan konsumsi rokok, juga responden sebelumnya mulai mengkonsumsi rokok ketika gaya hidup tersebut terbentuk, maka gaya hidup berpengaruh terhadap kebutuhan konsumen akan rokok. Berdasarkan tautan tersebut, maka dapat dibangun proposisi sebagai berikut: Gaya hidup Keinginan Kelompok acuan Gaya hidup

119

Proposisi 6 :

Gaya hidup berpengaruh terhadap kebutuhan konsumen akan suatu produk

Jika kebutuhan telah terbentuk berdasarkan gaya hidup, maka terbentuk pula pengaruh dari kebutuhan responden untuk mengkonsumsi rokok, yang didasarkan pada nilai yang responden terima setelah mereka mengkonsumsi rokok tersebut, yaitu jumlah beli. Jumlah beli didefinisikan oleh peneliti sebagai banyaknya produk yang dibeli dalam satu pembuatan keputusan pembelian. Berdasarkan tautan tersebut, maka dapat dibangun proposisi sebagai berikut:

Proposisi 7 :

Semakin tinggi kebutuhan konsumen akan suatu

produk semakin tinggi pula perilaku yang muncul dalam tindakan jumlah beli produk

Selain itu, kebutuhan pun mempengaruhi waktu beli konsumen terhadap produk tersebut. Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang menyatakan begaimana tindakan konsumsi yang muncul pada responden ketika mereka sudah menjadikan rokok sebagai suatu kebutuhan. Berdasarkan tautan

Gaya hidup

Kebutuhan

120

tersebut, maka dapat dibangun proposisi sebagai berikut:

Proposisi 8 :

Semakin tinggi kebutuhan konsumen akan suatu

produk semakin tinggi pula kebutuhan terhadap waktu beli produk

Berdasarkan hasil penelitian, gaya hidup memunculkan keinginan pada responden untuk mengkonsumsi rokok. Keinginan menurut Kotler dan Keller (2013), merupakan suatu keperluan dasar yang telah dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Dengan adanya hal tersebut, maka keinginan pun mempengaruhi jumlah beli. Berdasarkan tautan tersebut, maka dapat dibangun proposisi sebagai berikut:

Proposisi 9 :

Semakin tinggi keinginan akan suatu produk semakin tinggi pula keinginan konsumen menentukan jumlah beli produk

Keinginan selain mempengaruhi jumlah beli, keinginan pun mempengaruhi responden untuk menentukan kapan saja frekuensi waktu beli mereka dalam membeli rokok. Berdasarkan tautan

Kebutuhan Waktu beli

121

tersebut, maka dapat dibangun proposisi sebagai berikut:

Proposisi 10 :

Semakin tinggi keinginan konsumen akan suatu produk semakin tinggi waktu beli produk

Jumlah beli memiliki keterhubungan yang dapat mempengaruhi risiko. Risiko merupakan akibat atau konsekuensi yang muncul berdasarkan suatu hal. Dalam penelitian ini, risiko merupakan hal yang mungkin muncul dikarenakan adanya paparan terhadap kandungan zat yang terdapat dalam produk. Berdasarkan tautan tersebut, maka dapat dibangun proposisi sebagai berikut:

Proposisi 11 :

Jumlah beli berpengaruh terhadap risiko yang kemungkinan didapat oleh konsumen

Waktu beli pun dapat mempengaruhi risiko. Dalam penelitian ini, risiko merupakan hal yang mungkin muncul dikarenakan adanya paparan terhadap kandungan zat yang terdapat dalam produk. Berdasarkan tautan tersebut, maka dapat dibangun proposisi sebagai berikut:

Jumlah beli

Risiko

122

Proposisi 12 :

Waktu beli berpengaruh terhadap risiko yang kemungkinan didapat oleh konsumen

Berdasarkan hasil penelitian, responden mengakui bahwa mereka mendapatkan stimulus yang menyebabkan sensasi tertentu yang mereka rasakan.

Stimulus ini diperoleh melalui indera penglihatan, yaitu adanya perubahan isi pesan yang dituangkan kedalam bentuk gambar dan teks. Stimulus menurut Schiffman dan Kanuk (2007), merupakan hal yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, dan lain sebagainya yang dapat ditangkap oleh indera. Berdasarkan tautan tersebut, maka dapat dibangun proposisi sebagai berikut:

Proposisi 13 :

Stimulus berpengaruh terhadap pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen

Selain berpengaruh terhadap pengetahuan, stimulus berupa gambar dan teks inipun menimbulkan pencarian informasi pada responden. Hasil penelitian menyatakan, responden yang terpapar oleh suatu stimulus yang belum diketahui dengan pasti, akan mendorong responden untuk

Gambar dan teks

Pengetahu an

123

mencari informasi mengenai manfaat dan hal-hal lain yang mengikuti stimulus tersebut. Berdasarkan tautan tersebut, maka dapat dibangun proposisi sebagai berikut:

Proposisi 14 :

Stimulus berpengaruh terhadap pencarian informasi yang akan dilakukan oleh konsumen

Variabel selanjutnya yang akan dibahas yaitu adanya keterkaitan produk yang menimbulkan sensasi pada responden. Menurut Engel, Miniard dan Blackwell (2006), sensasi dapat didefinisikan sebagai pengaktifan resepsor indera oleh stimulus, yang sesudahnya informasi tersebut disandikan menjadi sensasi yang dikirimkan di sepanjang serat syaraf menuju otak. rasa dan tekstur produk. Maka, Berdasarkan tautan tersebut, maka dapat dibangun proposisi sebagai berikut:

Proposisi 15 :

Produk berpengaruh terhadap sensasi yang muncul pada konsumen

Selain produk, kemasan pun mempengaruhi sensasi yang muncul pada responden, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Ada responden yang menyatakan bahwa dengan melihat

Gambar dan teks

Pencarian informasi

124

kemasan rokok secara terus menerus,

menimbulkan sensasi tersendiri. Berdasarkan tautan tersebut, maka dapat dibangun proposisi sebagai berikut:

Proposisi 16 :

Kemasan berpengaruh terhadap sensasi yang muncul pada konsumen

Selain itu, sensasi berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh juga dari stimulus berupa isi pesan pada kemasan dan label yang dituangkan dalam bentuk gambar. Berdasarkan tautan tersebut, maka dapat dibangun proposisi sebagai berikut:

Proposisi 17 :

Label berpengaruh terhadap sensasi yang muncul pada konsumen

Harga menurut Amstrong dan Kotler (2009), merupakan biaya dari uang pelanggan yang harus dikeluarkan untuk memperoleh produk. Dalam hasil penelitian ini, variabel harga muncul pada pola perilaku persoalan kelima. Variabel ini muncul karena adanya responden yang menyatakan bahwa harga turut menjadi salah satu faktor yang

Kemasan Sensasi

125

menimbulkan sensasi, sehingga mempengaruhi persepsi yang terbentuk.

Proposisi 18 :

Harga berpengaruh terhadap sensasi yang muncul pada konsumen

Responden mengatakan, pesan yang berupa gambar pada kemasan dan label pada produk

tersebut, memuat gambar-gambar yang

memberikan sensasi yang kurang menyenangkan kepada sebagian besar responden. Yang pada akhirnya mereka mempersepsikan bahwa isi pesan tersebut kedalam berbagai macam respon, sehingga sensasi disini mempengaruhi konsumen dalam membentuk persepsi akan suatu hal. Berdasarkan tautan tersebut, maka dapat dibangun proposisi sebagai berikut:

Proposisi 19 :

Sensasi berpengaruh terhadap persepsi yang dibentuk oleh konsumen

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, risiko yang diperoleh dari kegiatan konsumsi produk rokok, turut mempengaruhi keputusan pembelian pada responden. Berdasarkan

Sensasi Persepsi

126

tautan tersebut, maka dapat dibangun proposisi sebagai berikut:

Proposisi 20 :

Risiko berpengaruh terhadap keputusan beli konsumen terhadap produk

Selain risiko, pengetahuan pun muncul sebagai variabel yang mempengaruhi keputusan belipada responden. Keputusan beli menurut Schiffman dan Kanuk (2007), merupakan tindakan konsumen untuk memilih satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada. Keputusan beli dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya. Berdasarkan tautan tersebut, maka dapat dibangun proposisi sebagai berikut:

Proposisi 21 :

Pengetahuan berpengaruh terhadap keputusan beli konsumen terhadap produk

Pencarian informasi yang dilakukan oleh responden, yang dalam hal ini merepresentasikan konsumen produk rokok juga mempengaruhi keputusan beli dari responden terhadap rokok. Informasi yang diperoleh responden kebanyakan membentuk pemahaman yang mempengaruhi aspek

Risiko Keputusan beli Pengetahu an Keputusan beli

127

kognitif responden, maka pencarian informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan beli konsumen. Berdasarkan tautan tersebut, maka dapat dibangun proposisi sebagai berikut:

Proposisi 22 :

Pencarian informasi berpengaruh terhadap keputusan beli konsumen terhadap produk

Variabel lainnya yang mempengaruhi

keputusan beli responden terhadap produk rokok yaitu persepsi. Schiffman dan Kanuk (2007) menyatakan bahwa persepsi merupakan sebuah proses dimana dalam proses tersebut individu

memilih, mengorganisasikan dan

menginterpretasikan stimuli menjadi sesuatu yang bermakna. Dengan adanya makna yang diperoleh oleh responden tersebut, maka persepsi tersebut mempengaruhi keputusan beli konsumen terhadap produk rokok. Berdasarkan tautan tersebut, maka dapat dibangun proposisi sebagai berikut:

Proposisi 23 :

Persepsi berpengaruh terhadap keputusan beli konsumen terhadap produk

Setelah konsumen memilih apa yang ingin konsumen beli, maka terjadi proses konsumsi.

Persepsi Keputusan beli Pencarian informasi Keputusan beli

128

Setelah proses konsumsi itu selesai, lalu muncullah perilaku paska beli. Perilaku paska beli, menurut Ihalauw dan Prasetijo (2005), merupakan tindakan yang muncul setelah proses pembelian. Maka dalam hasil penelitian ini, peneliti mengatkan variabel keputusan beli dengan perilaku paska beli. Berdasarkan hasil tautan tersebut, maka dapat dibangun proposisi sebagai berikut:

Proposisi 24 :

Keputusan beli yang dipilih konsumen berpengaruh terhadap perilaku paska beli

Dokumen terkait