• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep proses keperawatan keluarga

Dalam dokumen BAB II. Tinjauan teori (Halaman 29-45)

Menurut Friedman (2014:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua tindakan keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah. Friedman dalam Proses keperawatan keluarga juga membagi dalam lima tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian terhadap keluarga, identifikasi masalah keluarga dan individu atau diagnosa keperawatan, rencana perawatan, implemntasi rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan.

Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga menurut Effendi (2014) dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga yaitu dengan mengadakan kontrak dengan keluarga, menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga, menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan – kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga dan membina komunikasi dua arah dengan keluarga. Friedman (2015: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga terdiri dari lima langkah dasar meliputi :

1. Pengkajian

Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), tugas dan sederhana (Suprajitno: 2012).

Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga, diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 2013: 56) Pengkajian keluarga memberikan batasan 6 kategori dan memberikan pertanyaan saat melakukan pengkajian :

• Data

• Riwayat dan tahap perkembangan keluarga • Data lingkungan

• Struktur keluarga • Fungsi keluarga • Koping keluarga

Pengkajian model Calgary mengembangkan konsep dan teori system, komunikasi, dan konsep berubah. Komunikasi merupakan teori bagaimana individu melakukan interaksi secara berkelanjutan. Untuk Mempermudah perawatan keluarga saat melakukan pengkajian

a) Penjajakan I

Data-data yang dikumpulkan pada penjajakan I antara lain:

• Meliputi nama keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis kelamin, hubungan dengan KK, umur, pendidikan dan status masing-masing anggota keluarga serta genogram.

• Tipe keluarga • Suku keluarga • Agama

• Status sosial ekonomi • Aktivitas rekreasi keluarga

b) Riwayat dan tahap perkembangan

• Tahap dan perkembangan keluarga saat ini yang di tentukan oleh kepala keluarga yaitu Tn. S kepala keluarga

• Tahap keluarga yang belum terpenuhi menjelaskan bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga ini.

• Riwayat kesehatan

c) Riwayat lingkungan • Karakteristik Rumah

Dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruagan, peletakan perabotan rumah serta denah rumah

• karakteristik tetangga

menjelaskan mengenal karakteristik tetangga dan komunitas setempat meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan penduduk setempat, budaya yang mempengaruhi kesehatan

• Mobilitas geografis keluarga pada tahap ini yg dikaji adalah letak daerah rumah keluarga

• Perkumpulan keluarga dengan masyarakat, Pada tahap ini yg dikaji adalah tentang interaksi dengan tetangga, misalnya apakah keluarga mengikuti pengajian atau perkumpulan ibu-ibu rumah tangga lainnya ataupun kegiatan lainya(susanto, 2012: 116)

• Sistem pendukung keluarga, jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang di miliki keluarga untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik, psikologis atau pendukung dari anggota keluarga dan fasilitas sosialatau dukungan masyarakat setempat

d) Struktur Keluarga (Mubarok, 2010: 98) 1) Pola-pola komunikasi keluarga

menjelaskan komunikasi antar anggota keluarga, termasuk pesan yang disampaikan, bhsa yang digunakan, komunikasi secara langsung atau tidak, pesan emosional(positif/negatif), frekuensi kualitas komunikasi yg berlangsung.adakah hal – hal yang tertutup dalam keluarga dan untuk didiskusikan.

2) Struktur kekuatan keluarga

3) Keputusan dalam keluarga, siapa yang membuat yang memutuskan dalam penggunaan keuangan, pengambilan keputusan dalam pekerjaan tempat tinggal, serta siapa yang memutuskan kegiatan dan kedisiplinan anak – anak. Model kekuatan atau kekuasaan yang digunakan adalah membuat keputusan.

4) struktur nilai atau norma keluarga menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga dengan kelompok atau komunitas(Mubarok, 2010: 98)

e) Fungsi keluarga

menurut friedmen (2010) sebagai berikut : 1) Fungsi afektif

Mengkaji diri keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan kepada keluarga dan keluarga mengembangkan sikap saling menghargai

2) Fungsi sosialisasi

Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.

3) Fungsi reproduksi

Mengkaji tentang beberapa jumlah anak , merencanakan jumlah anggota keluarga serta metode yang digunakan keluarga dalam mengendalikanjumlah anggota keluarga (Mubarok, 2010: 101)

4) Fungsi ekonomi

Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga.

5) Fungsi pemeliharaan kesehatan

Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.

f) Stres dan koping keluarga • Stesor jangka pendek

• Stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaikan dalam waktu lebih dari 6 bulan Strategi koping yang digunakan. • Mengkaji tentang strategi koping apa yang digunakan keluarga bila

menghadapi permasalahan

• Kemampuan keluarga berespons terhadap situasi atau stresor,

• Mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi atau stresor.

• Strategi adaptasi disfungsional menjelaskan adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

g) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga metode ini sama dengan pemerikasaan fisik di klinik.

h) Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap

petugas kesehatan yang ada.

i) Penjajakan II

Pengkajian yang tergolong dalam penjajakan II diantaranya pengumpulan data-data yang berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan sehingga dapat ditegakkan diagnose keperawatan keluarga.

 Adapun ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah diantaranya:

• Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

• Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan • Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga • Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

• Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan.

j) Genogram keluarga

Genogram adalah peta atau riwayat keluarga yang menggunakan simbol simbol khusus untuk menjelaskan hubungan, peristiwa

penting, dan dinamika keluarga dalam beberapa generasi. Bayangkan genogram sebagai "pohon keluarga" yang sangat terperinci, yang terdiri dari 3 generasi.

Ada pun simbol-simbol genogram dengan genogram, antara lain :

Laki-laki perempuan Menikah bercerai

Klien pisah meninggal

anak kandung anak angkat aborsi anak kembar

l. Diagnosa keperawatan

• Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis mengenai respon individu, keluarga dan masyarakat terhadap masalah-masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual dan potensial.

• Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskan diagnosa keperawatan yang digunakan sebagai dasar pemilihan intervensi untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung jawab perawat.

• Diagnosa keperawatan menggambarkan bagaimana keadaan pasien saat ini dan mencerminkan perubahan-perubahan pada kondisi pasien.

 Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi:

a. Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.

b. Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung atau tidak yang emndukung masalah dan penyebab.

Dalam penyusunan masalah kesehatan dalam perawatan keluarga mengacu pada tipologi diagnosis keperawatan keluarga yang dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:

Kategori Diagnosa NANDA

Tipe diagnosa keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu:

a) Diagnosa actual

Dari hasil pengkajian di dapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan dimana masalah kesehatan yang di alami oleh keluarga memerlukan bantuan segera nuntuk ditangani dengan cepat. Faktor tersebut di kategorikan ke dalam empat kategori yaitu:

2) Tindakan yang berhubungan 3) Situasional

4) Maturasional

b) Diagnosa resiko tinggi

Sesuai dengan definisi NANDA, diagnosis keperawatan resiko adalah penilaian klinis bahwa suatu individu, keluarga, atau komunitas lebih rentan mengalami masalah tersebut dari pada yang lainnya dalam situasi yang sama atau hampir sama. Diagnosis risiko tinggi harus tetap ada dalam daftar masalah atau catatan perkembangan.

c) Diagnosa sehat/Wellness/potensial

Yaitu keadaan sejahtera dari keluarga ketika telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat digunakan. Perumusan diagnosa potensial ini hanya terdiri dari komponen Problem (P) saja dan sign /symptom (S) tanpa etiologi (E).

1) Prioritas masalah

Hal yang perlu di perhatikan dalam menentukan prioritas masalah sebagai berikut:

a) Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan dalam keluarga dapat diatasi sekaligus

b) Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang dapat mengancam kehidupan keluarga, seperti masalah penyakit

c) Perlu mempertimbangkan respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan yang akan diberikan

d) Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi

e) Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah kesehatan/keperawatan keluarga

f) Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.

2) Kriteria prioritas masalah

Sifat masalah di kelompokan menjadi:

a) Keadaan sakit (aktual) b) Ancaman kesehatan (resiko) c) Situasi krisis (potensial)

3) Pembenaran mengacu pada masalah yang sedang terjadi baru menunjukan tanda dan gejala bahkan dalam komdisi sehat.

a) Kemungkinan masalah bisa dapat di ubah adalah kemungkinan berhasil untuk mengurangi masalah bila di lakukan intervensi keperawatan dan kesehatan.

b) Pembenaran mengacu berat ringan nya masalah, jangka waktu terjadi masalah ,tindakan, kelompok resiko tinggi yang bisa di cegah

c) Masalah yang menonjol adalah masalah keluarga melihat dan menilai masalah dalam beratnya dan mendesak nya untuk di atasi melalui intervensi keperawatan

4) Penilaian diagnosa

No Kriteria score Bobot

1. Sifat masalah

Tidak atau kurang sehat Krisis/keadaan sejahtera 3 2 1 1 2. Kemungkinan Mudah Hanya Sebagaian Tidak dapat 2 1 0 2 3. Potensial di cegah Tinggi Cukup Rendah 3 2 1 1

4. Menonjol nya masalah berat, harus segera di tangani ada masalah tetapi tidak

perlu segera di tangani di tangani Masalah tidak di rasakan 2 1 0 1 Cara perhitungan score X bobot= Score tertinggi

Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan : • Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat • Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikaitkan dengan bobot • Jumlahkan skor untuk semua criteria

• Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5)

5) Perencanaan

Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi (Efendy,2014).

Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu : pemenuhan skala prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo, 2012).

Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi nantinya adalah sebagai berikut :

• Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai masalah

• Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum diketahui dan meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang salah.

• Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga tentang faktor-faktor penyebab, tanda dan gejala, cara menangani, cara perawatan, cara mendapatkan pelayanan kesehatan dan pentingnya pengobatan secara teratur.

• Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk kesehatan.

• Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah diketahui dan apa yang telah dilaksanakan

6) Implementasi

Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga yaitu:

a) Tahap I

Persiapan ini meliputi kegiatan-kegiatan: • Kontrak dengan keluarga

• Mempersiapkan peralatan yang di perlukan • Mempersiapkan lingkungan yang kondusif • Mengidentifikasi aspek-aspek hukum dan etik

b) Tahap II intervensi

independen suatu kegiatan yang di laksanakan oleh perawat sesuai dengan kompetensitanpa petunjuk dan perintah dari tenaga kesehatan lainny. Lingkup tindakan independen adalah: • Mengkaji terhadap klien dan keluarga melalui riwayat

kesehatan dan pemeriksaan fisik • Merumuskan diagnosa

• Mengidentifikasi tindakan keperawatan • Melaksanakan rencana pengukuran • Merujuk kepada tenaga kesehatan lain • Mengevaluasi respon klien

• Partisipasi dengan custumer atau tenaga kesehatan lainnya

Tipe Tindakan independen keperawatan yaitu: 1) Tindakan diagnostik

• Wawancara

• Observasi dan pemeriksaan fisik

• Melakukan pemeriksaan lab sederhana: hb dan membaca hasil lab

2) Tindakan terapeutik

Tindakan untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah klien

3) Tindakan edukatif

Tindakan untuk mengubah perilaku klien melalui promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan kepada klien

4) Tindakan merujuk • Interdependen

Yaitu suatu kegiatan yang memerlukan kerja sama dengan tenaga kesehatan lainya

• Dependen

Yaitu pelaksanaan rencana tindakan medis.

c) Tahap III: dokumentasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti dengan pencatatn yang akurat dan lengkap dalam proses keperawatan

7) Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Kerangka kerja valuasi sudah terkandung dalam rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai criteria evaluasi bagi tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman,2011).

Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana :

S : ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.

O : keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yang obyektif.

A : merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif dan obyektif.

P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis (Suprajitno,2014).

a) Evaluasi sumatif

Dalam bentuk pengisian format, catatan perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang di alami oleh keluarga. Format yang di pakai adalah format soap.

b) evaluasi akhir

Evaluasi yang di kerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan yang akan dicapai.

Metode yang di pakai dalam evaluasi antara lain: 1) Observasi langsung

2) Wawancara

3) Memeriksa laporan 4) Latihan stimulus

Faktor yang di evaluasi ada beberapa komponen, yaitu: 1) Kognitif

Lingkup evaluasi kognitif adalah:

a) Pengetahuan keluarga mengenai penyakit b) Menontrol gejala-gejala

c) Pengobatan

d) Diet, aktivitas, dan persedian alat-alat e) Resiko komplikasi

f) Gejala yang harus d laporkan g) Pencegahan

2) Afektif

Dengan cara observasi langsung yaitu dengan observasi ekspresi wajah, postur tubuh, nada suara, isi pesan secara verbal pada saat melakukan wawancara

3) Psikomotor

Yaitu dengan cara melihat apa yang harus di lakukan keluarga sesuai dengan yang di harapkan

Ada 3 kemungkinan keputusan pada tahap evaluasi ini:

a) Keluarga telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan, sehingga rencana mungkin dihentikan

b) Keluarga masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan, sehingga perlu penambahan waktu, resources, dan intervensi sebelum tujuan berhasil

c) Keluarga tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan, sehingga perlu:

1) Mengkaji ulang masalah atau respon yang lebih akurat

2) Membuat outcome yang baru, mungkin outcome pertama tidak realistis atau mungkin keluarga tidak menghendaki terhadap tujuan yang disusun oleh perawat.

3) Intervensi keperawatan harus dievaluasi dalam hal ketepatan untuk mencapai tujuan sebelumnya.

Dalam dokumen BAB II. Tinjauan teori (Halaman 29-45)

Dokumen terkait