• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. Tinjauan teori

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II. Tinjauan teori"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

Tinjauan teori

A. Konsep Remaja

1. Pengertian remaja

Remaja dalam ilmu psikologi diperkenalkan dengan istilah, seperti pubertied, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa Latin “adolescere“ yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan kematangan fisik saja tetapi juga kematangan sosial dan psikologis (Kumalasari, 2013).

2. Batasan usia remaja

Menurut WHO, remaja adalah periode usia 10 sampai dengan 19 tahun,sedangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut kaum muda (youth) untuk usia 15 sampai dengan 24 tahun. Sementara itu menurut BkkbN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10-21 tahun (BkkbN,2014).

Menurut The Health Resource and Service Administration Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tahun dan terbagi tiga tahap, yaitu remaja awal (11-14 tahun), remaja menengah (15-17 tahun), dan remaja akhir (18-21 tahun). Definisi ini kemudian disatukan dalam terminologi kaummuda (young people) yang mencakup usia 10-24 tahun (Kusmiran, 2011).

(2)

3. Tumbuh kembang anak usia remaja

Menurut WHO (2012) remaja adalah suatu masa dimana Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Melalui perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (Sarwono, 2011)

Menurut WHO (2012) Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak dengan dewasa, dimana pada masa itu terjadi perubahan biologis, intelektual, psikososial dan ekonomi. Selama periode ini, individu mengalami kematangan fisik dan seksual, peningkatan kemampuan dan mampu membuat keputusan edukasi dan okupasi.

a) Tumbuh Kembang Masa Remaja Awal

Masa remaja awal harus mempunyai fungsi pada tiga bidang utama yaitu keluarga, kelompok sebaya dan sekolah. Pada setiap bidang ini terdapat kompleks berbagai determinan yang saling mempengaruhi agar dapat berfungsi dengan berhasil. Fungsi utama masa remaja awal adalah dimulainya kebebasan dari lingkungan keluarga dan pada masa inilah hubungan dalam keluarga mulai terlihat merenggang. Sering pula pada masa ini secara bersamaan terlihat tanda perkembangan pubertas berupa keinginan untuk keleluasaan pribadi, dan tidak jarang disertai keengganan yang makin nyata serta menjaga jarak keakraban fisis dari orang tua yang berbeda jenis kelamin dengan anak. Keinginan remaja yang tidak terucapkan pada orang tua untuk membuat batas tersebut sesuai dengan keinginan mereka untuk autonomi, dan hal ini sering menimbulkan konflik dengan orangtua yang bila tidak terselesaikan akan menimbulkan stress. Hasil akhirnya remaja cenderung untuk berpaling pada kelompok sebaya

(3)

yang sejenis. Persahabatan pada masa remaja awal secara khas menumbuhkan kelompok yang sama jenis kelaminnya dengan kecenderungan lebih meningkatkan aktivitas bersama ketimbang interaksinya sendiri.

b) Tumbuh Kembang Masa Remaja Menengah

Hubungan antara remaja dengan keluarga, sekolah dan kelompok sebaya pada tahap ini masih tetap serupa dengan tahap sebelumnya. Sekolah dan kelompok sebaya mendapat porsi lebih penting, dan perbedaan seks pada kelompk sebaya tampak lebih jelas. Tujuan perkembangan selama masa remaja bagi anak laki-laki lebih diwarnai keinginan untuk memperoleh penerimaan dan kebebasan yang akan lebih mudah dicapai dalam suatu kelompok, sedangkan bagi anak perempuan untuk menumbuhkan kemampuan interpersonal dan cinta. Kesetiaan, keterlibatan, dan keakraban tentang suatu informasi lebih berharga bagi lingkungan anak perempuan daripada anak laki-laki.

Selama masa remaja menengah, kelompok sosial dapat meluas sampai mengikutsertakan anggota yang berbeda jenis kelaminnya dan proses pacaran pun dapat mulai terjadi. Proses pacaran dapat berkembang dalam berbagai tahap : tahap pertama biasanya dilakukan tanpa kontak fisik, tahap kedua berciuman dan meraba buah dada yang masih tertutup pakaian, tahap ketiga meraba buah dada telanjang atau kemaluan, tahap keempat melakukan hubungan seksual dengan mitra tunggal, dan tahap kelima melakukan hubungan seksual dengan mitra multipel.

Selama masa remaja menengah harus sering dilakukan tindakan untuk pendidikan dan latihan kerja. Seperti telah diterangkan hubungan dengan kelompok sebaya yang seiring dengan maturasi fisis dapat mempengaruhi prestasi di sekolah. Efek fisis perkembangan pubertas sering menyatu dengan imajinasi diri seseorang, dan tidak jarang disertai dengan akibat

(4)

yang mendalam. Peningkatan aktivitas pada perkembangan maturitas dapat dirasakan negatif oleh seorang gadis sampai mungkin memuncak menjadi anoreksia nervosa. Perkembangan buah dada yang tidak simetrik akan menimbulkan perasaan sebagai abnormal. Imajinasi diri yang keliru seperti itu merupakan masalah yang sering terjadi terutama pada anak perempuan dan para penderita penyakit kronik. Perkembangan imajinasi diri ini melibatkan pula berbagai pengalaman coba-coba atau eksperimen dalam lingkup sosial yang berbeda. Menurut kategori Erikson tentang krisis kehidupan, maka tahap ini merupakan penentuan jati diri atau perkembangan identitas. Pada masa itu pula identitas seksual akan lebih mengental dan akan terjadi perkembangan rasa seksual yang adekuat. c) Tumbuh Kembang Masa Remaja Lanjut

Pada periode ini seringkali masalah penentuan karir sudah harus dihadapi dengan berat, bahkan kadangkala sudah harus ditentukan. Perasaan ingin memberontak yang sering muncul pada periode sebelumnya secara bertahap akan berubah kembali menjadi pendekatan pada keluarga, tetapi dengan sikap yang sudah berbeda dari sebelumnya. Walaupun masih sering berpikir moralistis dan absolut, remaja pada tahap ini sudah mampu berdialog dengan orangtua. Mulai timbul pula kemampuan untuk terlibat dalam hubungan interpersonal yang empatik; seringkali hubungan seksual sebelumnya yang eksploitatif dan narsistik akan berubah.

Menurut skema Erikson, krisis psikososial pada masa remaja sebelumnya adalah pada masalah identitas, sedangkan pada masa remaja lanjut adalah pada kebutuhan untuk mengembangkan kapasitas keintiman.

Menurut Davis dan Forsythe (2011) dalam kehidupan remaja terdapat delapan aspek yang menuntut keterampilan sosial (social skills) yaitu:

1. Keluarga 2. Lingkungan

(5)

3. Kepribadian 4. Rekreasi

5. Pergaulan dengan lawan jenis 6. Pendidikan/sekolah

7. Persahabatan dan solidaritas kelompok 8. Lapangan kerja

d) Perubahan Fisik Selama Masa Remaja

Dengan berkurangnya perubahan fisik kecanggungan pada masa puber dan awal masa remaja pada umunya menghilang, karena remaja yang lebih besar sudah mempunyai waktu tertentu untuk mengawasi tubuhnya yang bertambah besar. Mereka juga terdorong untuk menggunakan kekuatan yang diperoleh dan selanjutnya merupakan bantuan untuk mengatasi kecanggungan yang timbul kemudian. Karena kekuatan mengikuti pertumbuhan otot, anak laki-laki pada umumnya menunjukkan kekuatan yang terbesar pada usia 14 tahun, sedangkan anak perempuan menunjukkan kemajuan pada usia ini dan kemudian ditinggalkan karena perubahan minat lebih dari pada kurangnya kemampuan.

Perubahan fisik selama masa remaja dibagi menjadi beberapa tahap: 1) Perubahan Eksternal

Perubahan yang terjadi dan dapat dilihat pada fisik luar anak. Perubahan tersebut ialah:

a) Tinggi Badan

Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi matang pada usia antara tujuh belas dan delapan belas tahun, rata-rata anak laki-laki kira-kira setahun setelahnya.Perubahan tinggi badan remaja dipengaruhi asupan makanan yang diberikan, pada anak yang diberikan imunisasi pada masa bayi cenderung lebih tinggi dari pada anak

(6)

yang tidak mendapatkan imunisasi. Anak yang tidak diberikan imunisasi lebih banyak menderita sakit sehingga pertumbuhannya terhambat.

b) Berat Badan

Perubahan berat badan mengikuti jadual yang sama dengan perubahan tinggi badan, perubahan berat badan terjadi akibat penyebaran lemak pada bagian-bagian tubuh yang hanya mengandung sedikit lemak atau bahkan tidak mengandung lemak. Ketidak seimbangan perubahan tinggi badan dengan berat badan menimbulkan ketidak idealan badan anak, jika perubahan tinggi badan lebih cepat dari berat badan, maka bentuk tubuh anak menjadi jangkung (tinggi kurus), sedangkan jika perubahan berat badan lebih cepat dari perubahan tinggi badan, maka bentuk tubuh anak menjadi gemuk gilik / gembrot (gemuk pendek).

c) Proporsi Tubuh

Berbagai anggota tubuh lambat laun, mencapai perbandingan yang tubuh yang baik. Misalnya badan melebar dan memanjang sehingga anggota badan tidak lagi kelihatan terlalu panjang.

d) Organ Seks

Baik laki-laki maupun perempuan organ seks mengalami ukuran matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.

e) Ciri-Ciri Seks Sekunder

Ciri – ciri seks sekunder yang utama, perkembangannya matang pada masa akhir masa remaja. Ciri sekunder tersebut antara lain ditandai dengan tumbunya kumis dan jakun pada laki-laki sedangkan pada wanita ditanda dengan membesarnya payudara.

(7)

2) Perubahan Internal

Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak tampak dari luar. Perubahan ini nantinya sangat mempengaruhi kepribadian remaja. Perubahan tersebut adalah:

a) Sistem Pencernaan

Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot-oto di perut dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.

b) Sistem Peredaran Darah

Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia tujuh belas atau delapan belas, beratnya dua belas kali berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang. c) Sistem Pernafasan

Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia tujuh belas tahun; anak laki-laki mencapat tingkat kematangan baru beberapa tahun kemudian.

d) Sistem Endokrin

Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan ketidak seimbangan sementara dari seluruh system endokrin pada masa awal puber. Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran yang matang sampai akhir masa remaja atau awal masa dewasa.

(8)

e) Jaringan Tubuh

Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia delapan belas tahun. Jaringan selain tulang, khususnya bagi perkembangan otot, terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran yang matang. 3) Kondisi – Kondisi Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja

Pertumbuhan fisik erat hubungannya dengan kondisi remaja. Kondisi yang baik berdampak baik pada pertumbuhan fisik remaja, demikian pula sebaliknya. Adapun kondisi-kondisi yang mempengaruhi sebagai berikut :

a) Pengaruh Keluarga

Pengaruh keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan. Karena faktor keturunan seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang dari anak lainnya, sehingga ia lebih berat tubuhnya, jika ayah dan ibunya atau kakeknya tinggi dan panjang.Faktor lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan yang dibawa dari orang tuanya.

b) Pengaruh Gizi

Anak yang mendapatkan gizi cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf dewasa dibadingkan dengan mereka yang tidak mendapatkan gizi cukup. Lingkungan juga dapat memberikan pengaruh pada remaja sedemikian rupa sehingga menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan dimasa remaja.

c) Gangguan Emosional

Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar pituitary. Bila terjadi hal demikian

(9)

pertumbuhan awal remajanya terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.

d) Jenis Kelamin

Anak laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak perempuan, kecuali pada usia 12 – 15 tahun. Anak perempuan baisanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat dari pada laki-laki-laki. Hal ini terjadi karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki berbeda dengan perempuan. Anak perempuan lebih cepat kematangannya dari pada laki-laki.

e) Status Sosial Ekonomi

Anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah, cenderung lebih kecil dari pada anak yang bersal dari keluarga dengan tingkat ekonomi rendah.

f) Kesehatan

Kesehatan amat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik remaja. Remaja yang berbadan sehat dan jarang sakit, biasanya memiliki tubuh yang lebih tinggi dan berat disbanding yang sering sakit. g) Pengaruh Bentuk Tubuh

Perubahan psikologis muncul antara lain disebabkan oleh perubahan-perubahan fisik. Diantara perubahan-perubahan fisik yang sangat berpengaruh adalah ; pertumbuhan tubuh (badan makin panjang dan tinggi), mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada perempuan dan "mimpi pertama" pada anak laki-laki ), dan tanda-tanda kelamin kedua yang tumbuh.

h) Perkembangan Kognitif

Prinsip Dasar dari Perkembangan Kognitif Secara alamiah anak-anak remaja selalu ingin tahu. Mereka selalu ingin memberi arti atas pengalaman mereka dan dalam prosesnya, membangun

(10)

pemahaman mereka atas dunia. Pada remaja, schemes lebih banyak didasarkan pada tindakan. Schemes lebih penting pada masa sesudah remaja, tapi mereka tahu bahwa prinsip utama dari hubungan fungsional atau konseptual bukanlah tindakan.

i) Psikososial

Masa remaja awal pada anak perempuan biasanya antara usia 10-13 tahun berlangsung selama 6 bulan - 1 tahun. Pada anak laki-laki awal tumbuh usia 10,5-15 tahun yang berlangsung antara 6 bulan - 2 tahun. Masa remaja menengah anak perempuan timbul pada usia 11 - 14 tahun berlangsung sampai 2 - 3 tahun. Pada anak laki-laki usia 12 - 15,5 tahun berlangsung antara 6 bulan - 2 tahun. Masa remaja lanjut anak perempuan rata-rata usia 13 - 17 tahun dan anak laki-laki usia 14 - 16 tahun.

4. Masalah remaja

Masa remaja ditandai dengan adanya berbagai perubahan, baik secara fisik maupun psikis, yang mungkin saja dapat menimbulkan problema atau masalah tertentu bagi remaja. pabila tidak disertai dengan upaya pemahaman diri dan pengarahan diri secara tepat, bahkan dapat menjurus pada berbagai tindakan kenakalan remaja dan kriminal. Permasalahan yang mungkin timbul pada masa remaja diantaranya :

a) Permasalahan berkaitan dengan perkembangan fisik dan motorik. Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun ketika keadaan fisik tidak sesuai dengan harapannya (ketidaksesuaian antara body image dengan self picture)

(11)

dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu juga, perkembangan fisik yang tidak proporsional. Kematangan organ reproduksi pada masa remaja membutuhkan upaya pemuasan dan jika tidak terbimbing oleh norma-norma dapat menjurus pada penyimpangan perilaku seksual.

b) Permasalahan berkaitan dengan perkembangan kognitif dan bahasa. Pada masa remaja awal ditandai dengan perkembangan kemampuan intelektual yang pesat. Namun ketika, si remaja tidak mendapatkan kesempatan pengembangan kemampuan intelektual, terutama melalui pendidikan di sekolah, maka boleh jadi potensi intelektualnya tidak akan berkembang optimal. Begitu juga masa remaja, terutama remaja awal merupakan masa terbaik untuk mengenal dan mendalami bahasa asing. Namun dikarenakan keterbatasan kesempatan dan sarana dan pra sarana, menyebabkan si remaja kesulitan untuk menguasai bahasa asing. Tidak bisa dipungkiri, dalam era globalisasi sekarang ini, penguasaan bahasa asing merupakan hal yang penting untuk menunjang kesuksesan hidup dan karier seseorang. Namun dengan adanya hambatan dalam pengembangan ketidakmampuan berbahasa asing tentunya akan sedikit banyak berpengaruh terhadap kesuksesan hidup dan kariernya. Terhambatnya perkembangan kognitif dan bahasa dapat berakibat pula pada aspek emosional, sosial, dan aspek-aspek perilaku dan kepribadian.

c) Permasalahan berkaitan dengan perkembangan perilaku sosial, moralitas keagamaan.

Masa remaja disebut pula sebagai masa social hunger (kehausan sosial), yang ditandai dengan adanya keinginan untuk bergaul dan diterima di lingkungan kelompok sebayanya (peer group). Penolakan dari peer

(12)

group dapat menimbulkan frustrasi dan menjadikan dia sebagai isolated dan merasa rendah diri. Namun sebaliknya apabila remaja dapat diterima oleh rekan sebayanya dan bahkan menjadi idola tentunya ia akan merasa bangga dan memiliki kehormatan dalam dirinya. Problema perilaku sosial remaja tidak hanya terjadi dengan kelompok sebayanya, namun juga dapat terjadi dengan orang tua dan dewasa lainnya, termasuk dengan guru di sekolah. Hal ini disebabkan pada masa remaja, khususnya remaja awal akan ditandai adanya keinginan yang ambivalen, di satu sisi adanya keinginan untuk melepaskan ketergantungan dan dapat menentukan pilihannya sendiri, namun di sisi lain dia masih membutuhkan orang tua, terutama secara ekonomis. Sejalan dengan pertumbuhan organ reproduksi, hubungan sosial yang dikembangkan pada masa remaja ditandai pula dengan adanya keinginan untuk menjalin hubungan khususdengan lain jenis dan jika tidak terbimbing dapat menjurus tindakan penyimpangan perilaku sosial dan perilaku seksual. Pada masa remaja juga ditandai dengan adanya keinginan untuk mencoba-coba dan menguji kemapanan norma yang ada, jika tidak terbimbing, mungkin saja akan berkembang menjadi konflik nilai dalam dirinya maupun dengan lingkungannya.

d) Permasalahan berkaitan dengan perkembangan kepribadian, dan emosional

Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self identity). Usaha pencarian identitas pun, banyak dilakukan dengan menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi. Ketika remaja gagal menemukan identitas dirinya, dia akan mengalami krisis identitas atau identity confusion, sehingga mungkin saja akan terbentuk sistem kepribadian yang bukan menggambarkan keadaan diri

(13)

yang sebenarnya.Reaksi-reaksi dan ekspresi emosional yang masih labil dan belum terkendali pada masa remaja dapat berdampak pada kehidupan pribadi maupun sosialnya. Dia menjadi sering merasa tertekan dan bermuram durja atau justru dia menjadi orang yang berperilaku agresif. Pertengkaran dan perkelahian seringkali terjadi akibat dari ketidakstabilan emosiny

B. Konsep Dismenor 1. Pengertian dismenor

Dismenore adalah nyeri haid menjelang atau selama haid, sampai wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah, nyeri selama menstruasi yang di sebabkan oleh kejang otot uterus .Nyeri ini terasa di perut bagian bawah dapat terasa sebelum dan sesudah haid. Dapat bersifat kolik atau terus menerus (Emirza Nur Wicaksono Januari 24, 2013).

Menurut Sarwono (2011), dismenore adalah nyeri saat haid, biasanya dengan rasa kram dan terpusat di abdomen bawah. Keluhan nyeri haid dapat terjadi bervariasi mulai dari yang ringan sampai berat. Nyeri haid yang dimaksud adalah nyeri haid berat sampai menyebabkan perempuan tersebut datang berobat ke dokter atau mengobati dirinya sendiri dengan obat anti nyeri.

Dismenore (nyeri menstruasi), yaitu nyeri di perut bawah, menyebar ke daerah pinggang, dan paha. Nyeri ini timbul lama sebelumnya atau bersama-sama dengan permulaan haid dan berlangsung beberapa hari sebelum dan selama menstruasi (Winkjosastro, 2013).

(14)

2. Fatofisiologi dismenor V Peningkatan produk vasopresresin Fungsi fisiologis Fungsi endokrin Peningkatan kontraksi uteri Produk prostaglin Persepsi nyeri Mk; nutrisi gastroltestin Merangsang pengeluaran neurotransmiter Fungsi abstruksi komatis Mual, muntah Terjadi hipersensitif Syaraf nyeri uterus

Kontraktilitas uterus/endometrium uterus Penumpukan darah haid Nyeri dismenore Adaptasi tubuh yg tidak Kelabilan emosional Mk; nyeri mk; koping individu yang

(15)

3. Etiologi

ada beberapa faktor penyebab dismenore antara lain: a. Faktor endokrin

mencegah kontraktilitas uterus sedangkan hormon estrogen merangsang kon Rendahnya kadar progesteron pada akhir fase korpus luteum. Menurut Novak dan Reynolds, hormon progesteron menghambat atau traktilitas uterus.

b. Kelainanorganik

Seperti: retrofleksia uterus, hipoplasia uterus, obstruksi kanalis servikalis, mioma submukosum bertangkai, polip endometrium.

c. Faktor kejiwaan atau gangguan psikis

anemia (kurang darah), penyakit menahun dan sebagainyaFaktor

psikis. Para gadis dan emak-emak yang Faktor kejiwaan yaitu :emosi yang labil, terlebih pada mereka yang belum mendapatkan keterangan yang baik mengenai haid. Beberapa penyakit dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap rasa nyeri, misalnya emosinya gak stabil (gampang cemas, ngamukan, murang-muring), lebih mudah mengalami nyeri haid.

d. Faktor konstitusi

Faktor konstitusi b.d faktor kejiwaan yang dapat menurunkan ketahanan terhadap nyeri Seperti: anemia, penyakit menahun, dsb dapat memengaruhi timbulnya dismenorea.

(16)

e. Faktor alergi

Faktor alergi yaitu: peningkatan kadar prostaglandin dan hormon progresteron yang berlebihan yaitu menyatakan bahwa nyeri haid timbul karena peningkatan produksi prostaglandin (oleh dinding rahim) saat menstruasi.

Menurut Smith, penyebab alergi adalah toksin haid. Menurut riset, ada asosiasi antara dismenorea dengan urtikaria, migren, dan asma bronkiale.

4. Tanda dan gejala

Gejala-gejala umum dari dismenore adalah :

Menurut proverawati(2013) ciri-ciri dismenore primer antara lain: • Terjadi beberapa waktu atau 6-12 bulan sejak menstruasi pertama

(menarce)

• Rasa nyeri timbul sebelum menstruasi, atau di awal menstruasi. Berlangsung beberapa jam , namun ada kalanya beberapa hari. • Datangnya nyeri hilang timbul, menusuk-nusuk. Pada umum di

perut bagian bawah, kadang menyebar ke sekitarnya. • Ada kalanya di sertai mual,muntah,sakit kepala dan diare.

5. Akibat dari dismenore

Akibat yang terjadi jika nyeri haid (dismenorhea) tidak ditangani adalah:

• gangguan aktifitas hidup sehari-hari

• Retrograd menstruasi (menstruasi yang bergerak mundur) • infertilitas (kemandulan),

(17)

• kehamilan tidak terdeteksi ektopik pecah, kista pecah, dan infeksi.

Selain dari dampak diatas, konflik emosional, ketegangan dan kegelisahan semua itu dapat memainkan peranan serta menimbulkan perasaan yang tidak nyaman dan asing(Calis. 2011).

6. Klasifikasi dismenore

Dismenor dikenal 2 jenis, yakni:

a. Dismenorrhoe Primer

Dismenore primer adalah kondisi yg berhubungan dengan siklus ovulasi. Penelitian menunjukan bahwa dismenorea primer memiliki dasar biokimia dan terjadi akibat pelepasan prostaglin selama mens. Selama fase luteal dan menstruasi berjalan, prostagladin f2-alfa(PGF2a) di sekresi. Pelepasan Pgf2a yang berlebihan meningkatkan amplitudo dan frequensi kontraksi uterus dan menyebabkan vasospasme dari arteriol uterus, menyebabkan iskemik dan kram perut. Respons sistemik terhadap pgf2a meliputi nyeripinggang, kelemahan, berkeringatan,gastrolintestinal (anoreksia, mual, muntah, dan diare) dan gejala sistem saraf pusat (rasa mengantuk, sinkop, sakit kepala, dan konsentrasi buruk). Nyeri biasanya di mulai pada saat onset menstruasi dan berlangsung selama 8-48 jam (lentz,2008).

Dismenorea primer adalah proses normal yang dialami ketika menstruasi. Kram menstruasi primer disebabkan oleh kontraksi otot rahim yang sangat intens, yang dimaksudkan untuk melepaskan lapisan dinding rahim yang tidak diperlukan lagi.

(18)

Dismenorea primer disebabkan oleh zat kimia alami yang diproduksi oleh sel-sel lapisan dinding rahim yang disebut prostaglandin. Prostaglandin akan merangsangotot otot halus dinding rahim berkontraksi. Makin tinggi kadar prostaglandin, kontraksi akan makin kuat, sehingga rasa nyeri yang dirasakan juga makin kuat. Biasanya, pada hari pertama menstruasi kadar prostaglandin sangat tinggi. Pada hari kedua dan selanjutnya, lapisan dinding rahim akan mulai terlepas, dan kadar prostaglandin akan menurun. Rasa sakit dan nyeri haid pun akan berkurangseiring dengan makin menurunnya kadar prostaglandin. Sarlito(2014).

Dismenorea primer sering terjadi pada usia remaja dengan keluhan nyeri seperti kram dan lokasinya di tengah bawah Rahim. Biasanya nyeri muncul sebelum keluarnya haid dan meningkat pada hari pertama dan kedua (Prawirohardjo,2011).

Menurut Karim (2009) dan Priwirohardjo (2011), dismenorea memiliki gejala seperti nyeri perut timbul sebelum atau selama menstruasi, nyeri kepala, mual, muntah, sembelit atau diare, sering berkemih, pegal-pegal dan nyeri otot, nyeri pinggang bawah, sensitive, irribilitas, dan rasa lelah.

b. Dismenorrhoe Sekunder

Disminorea sekunder didapat jarang sekali terjadi sebelum usia 30 tahun. Pada kebanyakan kasus penyebabnya adalaha endometriosis atau penyakit peradangan pelvik. Nyeri kram yang khas mulai mulai 2 hari atau lebih sebelum menstruasi, dan nyerinya semakin hebat pada akhir menstruasi (Jones, 2012). Dismenorea sekunderpada pemeriksaan terdapat kelainan ginekologi, misalnya

(19)

radang kronik saluran sel telur, stenosis/penyempitan leher rahim, endometriosis dan sebagainya.Dismenore sekunder lebih jarang ditemukan dan terjadi pada 25% wanita yang mengalami dismenore. Penyebab dari dismenore sekunder adalah: endometriosis, fibroid, adenomiosis, peradangan tuba falopii, perlengketan abnormal antara organ di dalam perut, dan pemakaian IUD (dr. Fadlina, 2012).

Dismenore sekunder adalah adalah nyeri haid yang disebabkan oleh patologi pelvis secara anatomis atau makroskopis dan terutama terjadi pada wanita berusia 30-45 tahun (Widjanarko, 2013). Pengertian yang lain menyebutkan definisi dismenore sekunder sebagai nyeri yang muncul saat menstruasi namun disebabkan oleh adanya penyakit lain. Penyakit lain yang sering menyebabkan dismenore sekunder anatara lain endometriosis, fibroid uterin, adenomyosis uterin, dan inflamasi pelvis kronis.

Dismenore sekunder umum nya di sebabkan oleh kelainan atau gangguan pada sistem reproduksi, misalnya fibroid uterus, radang panggul, endometriosis atau kehamilan ektopik. Dismenore sekunder dapat di atasi hanya dengan mengobati atau menangani penyakit yang menyebabkannya Sarlito (2012).

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan untuk dismenore, sebagai berikut: • keperawatan

a) olahraga secara teratur misal nya :

1) Latihan moderat, seperti berjalan atau berenang. 2) Latihan menggoyangkan panggul.

(20)

3) Latihan dengan posisi lutut di tekukkan ke dada, berbaring telentang atau miring.

b) komores hangat

1) botol air hangat yang di letakkan pada punggung atau abdomen bagian bawah.

2) Mandi air hangat

c) Orgasme yang mampu menegakkan kongesti panggul.

Peringatan: Hubungan seksual tanpa orgasme, dapat meningkatkan kongesti panggul.

d) Hindari kafein yang dapat meningkatkan pelepasan prostaglandin.

e) Pijat daerah punggung, kaki atau betis. f) Istirahat.

g) Mengonsumsi Makanan Sehat dan bergizi kaya akan zat besi, kalsium,protein,

dan vitamin B Kompleks. Jangan mengurangi jadwal makan • medis

a. pemberian analgetik (non opiat)ringan dan sederhana atau kombinasi analgetik dan AINS (analgetik antiinflamasi non steroid)

b. pemberian anti pasmodik

c. pemberian ekstrogen dan progesteron d. pemberian suplamen

• Bila nyeri demikian hebat dan perlu pertolongan segera, maka kita bisa membeli obat-obatan anti nyeri yang dijual dipasaran bebas tanpa harus dengan resep dokter, misalnya feminax, aspirin, parasetamol dan lain-lain. Jangan lupa bacalah dengan teliti aturan

(21)

pemakaiannya. Apabila telah melakukan upaya-upaya dirumah baik dengan pemanasan, latihan maupun obat-obatan selama lebih kurang 3 bulan tetapi belum ada sedikitpun perbaikan, sebaiknya konsultasi dengan ahlinya secara langsung (Petugas Kesehatan) (dr. Fadlina, 2013)

• Sedangkan menurut Prawirohardjo (2012) Penanganan pada dismenorrhoe primer:

a. Nasehat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, olah raga.

b. Pembrian obat analgetik

c. Obat analgetik yang sering diberikan adalah prevarat kombinasi aspirin, fenaslein dan kafein.

d. Terapi hormoral

e. Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi.

C. Konsep aman dan nyaman : nyeri

1. Pengertian nyeri

Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yan aktual dan potensial (Judha, Sudarti, Fauziah, 2012). Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan (Smelter & Bare,2011). Menurut Smelter & Bare (2011), International Association for the Study of Pain (IASP) mendefenisikan nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosi yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan (Judha, Sudarti, Fauziah, 2012).

(22)

2. Penyebab nyeri

Banyak faktor penyebab nyeri yaitu adanya peradangan (inflamasi). Terdapat beberapa yang menyebabkan nyeri, yaitu:

• ada nya trauama

• kurang oksigen pada jaringan • spasme otot

• insisi bedah

• pertumbuhan tumor • ketegangan otot • dismenore

• terjadi cedera/serangan yang menyebabkan nyeri • ketakutan

• stres

• konflik ambang batas nyeri yang rendah

• kurang pengetahuan memicu timbul nya nyeri yang lebih cepat

3. Tranmisi nyeri

Istilah yang di gunakan untuk mendiskripsikan transmisi nyeri normal dan interprestasi nya adalah nosisepsi. Nosisepsi memiliki empat fase:

• Transduksi: sistem saraf mengubah stimulus nyeri dalam ujung saraf menjadi impuls

• Transmisi: impuls berjalan dari tempat awal nya ke otak.

• Persepsi: otak mengenali, mengidentifikasikan nyeri, dan berespons terhadap nyeri.

• Modulasi: tubuh mengaktivasi respons inhibitor yang di perlukan terhadap efek nyeri(Craven & Hirnle,2007).

(23)

4. Jenis nyeri

nyeri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: • Nyeri akut

Nyeri akut adalah rasa nyeri normal yang memperingatkan bahwa Anda telah terluka. Misalnya saat Anda terkena luka bakar, atau ibu jari yang terpukul palu secara tidak sengaja. Nyeri akut biasanya datang secara tiba-tiba atau mendadak, dan berlangsung dalam waktu yang relatif singkat. • Nyeri kronis

Nyeri kronis didefinisikan sebagai keluhan nyeri yang berlangsung selama lebih dari 3 – 6 bulan, bahkan bisa bertahun-tahun setelah mengalami cedera atau gangguan tertentu. Kondisi ini umumnya memerlukan perawatan medis lebih lanjut. Seseorang yang mengalami nyeri kronis ternyata lebih rentan mengalami depresi dan kecemasan, dibanding dengan orang yang mengalami nyeri akut.

5. Faktor yang mempengaruhi nyeri

Nyeri yang dialami oleh pasien dipengaruhi oleh sejumlah faktor diantaranya: a. Usia

Usia merupakan variabel yang penting mempengaruhi nyeri, khususnya pada anak-anak dan lansia.Pada lansia yang mengalami nyeri, perlu dilakukan pengkajian, diagnosis dan penanganan secara agresif. Cara lansia berespon terhadap nyeri dapat berbeda dengan cara berespon dengan orang yang berusia lebih muda. Namun individu yang berusia lanjut memiliki resiko tinggi mengalami situasi-situasi yang membuat mereka merasakan nyeri. Karena lansia hidup lebih lama, mereka kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami kondisi patologis yang menyertai nyeri. Sekali klien yang berusia lanjut menderita nyeri, maka ia dapat mengalami gangguan fungsi yang serius

(24)

b. Jenis kelamin

Secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam berespon terhadap nyeri. Diragukan apakah hanya jenis kelamin saja yang merupakan suatu faktor dalam pengekspresian nyeri. Beberapa kebudayaan yang mempengaruhi jenis kelamin, misalnya menganggap bahwa seorang anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis, sedangkan seorang anak perempuan boleh menangis dalam situasi yang sama.

c. Budaya

Kebudayaan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri. Cara individu mengekspresikan nyeri merupakan sifat kebudayaan.

d. Perhatian

Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat mempengaruhi persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya pengalihan dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun.

e. Makna nyeri

Makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri mempengaruhi pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Hal ini juga dikaitkan secara dekat dengan latar belakang budaya individu tersebut. Individu akan mempersepsikan nyeri dengan cara

(25)

berbeda-beda, apabila nyeri tersebut memberi kesan ancaman, suatu kehilangan, hukuman atau tantangan.

f. Gaya koping yang dugunakan

Pengalaman nyeri dapat menjadi suatu pengalaman yang membuat seseorang merasa kesepian. Hal yang sering terjadi adalah klien merasa kehilangan kontrol terhadap lingkungan atau kehilangan kontrol terhadap hasil akhir dari peristiwa yang terjadi. Dengan demikian. Gaya koping mempengaruhi kemampuan individu tersebut untuk mengatasi nyeri.

g. Kecemasan dan stressor lain

Hubungan antara kecemasan dan nyeri bersifat kompleks. Kecemasan seringkali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan suatu perasaan kecemasan. Individu yang sehat secara emosional biasanya lebih mampu mentoleransi nyeri sedang hingga berat daripada individu yang yang memiliki status emosional yang kurang stabil.

h. Lingkungan dan dukungan orang terdekat

Faktor lain yang bermakna yang mempengaruhi respon nyeri adalah kehadiran orang-orang terdekat klien dan bagaimana sikap mereka terhadap klien. Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung terhadap anggota keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan, bantuan dan perlindungan.

i. Pengalaman nyeri yang lalu

Setiap individu belajar dari pangalaman nyeri yang lalu. Pengalaman nyeri sebelumnya berarti bahwa individu tersebut akan menerima nyeri

(26)

dengan lebih mudah pada masa yang akan datang. Apabila individu sejak lama sering mengalami serangkaian episode nyeri tanpa tanpa pernah sembuh atau menderita nyeri yang berat, maka ansietas bahkan rasa takut dapat muncul. Namun dapat juga sebaliknya (Smeltzer, S. C & Bare, B.G.(2011) dan Potter dan Perry (2013).

j. Penatalaksanaan nyeri

Menangani nyeri yang dialami pasien melalui intervensi farmakologis dilakukan dalam kolaborasi dengan dokter atau pemberi perawatan utama lainnya dan pasien sendiri. Terapi farmakologis yang dapat diberikan adalah analgesic yang dapat diberikan melalui rute parenteral, rute oral, rektal, transdermal, dan intraspinal. Ada tiga jenis analgesic yakni:

(1) Non narkotik dan Obat Anti Inflamasi Non Steroid (NSAID) (2) Analgesik narkotik atau Opiat

(3) Obat tambahan (adjuvant) atau koanalgesik yang diberikan dengan tujuan untuk meredakan nyeri dan memperbaiki kualitas hidup pasien. (Smeltzer, S. C & Bare, B.G, 2011).

Salah satu tanggung jawab perawat yang paling dasar adalah melindungi klien dari bahaya. Ada sejumlah terapi non farmakologis yang mengurangi resepsi dan persepsi nyeri dan dapat digunakan pada keadaan perawatan acut dan perawatan tersier. Tindakan non farmakologis tersebut mencakup intervensi prilaku kognitif seperti imajinasi terbimbing, distraksi, relaksasi, biofeedback dan penggunaan agen fisik meliputi stimulasi kutaneus, massase, mandi air hangat, kompres panas, kompres dingin serta stimulasi saraf electric transkutan (TENS)(Potter dan Perry, 2013).

(27)

6. Skala nyeri

Wong-Baker FACES Pain Rating Scale dan Skala Nyeri 0-10 (Comparative Pain Scale). Skala nyeri yang satu ini tergolong mudah untuk dilakukan karena hanya dengan melihat ekspresi wajah pasien pada saat bertatap muka tanpa kita menanyakan keluhannya. Berikut skala nyeri yang kita nilai berdasarkan ekspresi wajah:

a. Skala nyeri berdasarkan ekspresi wajah,Penilaian Skala nyeri dari kiri ke kanan:

• Wajah Pertama : Sangat senang karena ia tidak merasa sakit sama sekali.

• Wajah Kedua : Sakit hanya sedikit. • wajah ketiga : Sedikit lebih sakit. • Wajah Keempat : Jauh lebih sakit. • Wajah Kelima : Jauh lebih sakit banget.

• Wajah Keenam : Sangat sakit luar biasa sampai-sampai menangis

b. Penilaian skala nyeri ini dianjurkan untuk usia 3 tahun ke atas. Skala Nyeri 0-10 (Comparative Pain Scale)

o 0 = Tidak ada rasa sakit. Merasa normal.

o 1 nyeri hampir tak terasa/sangat ringan = Sangat ringan, seperti gigitan nyamuk. Sebagian besar waktu Anda tidak pernah berpikir tentang rasa sakit.

o 2 tidak menyenangkan = nyeri ringan, seperti cubitan ringan pada kulit.

o 3 bisa ditoleransi = nyeri Sangat terasa, seperti pukulan ke hidung menyebabkan hidung berdarah, atau suntikan oleh dokter.

o 4 menyedihkan = Kuat, nyeri yang dalam, seperti sakit gigi atau rasa sakit dari sengatan lebah.

(28)

o 5 sangat menyedihkan = Kuat, dalam, nyeri yang menusuk, seperti pergelangan kaki terkilir

o 6 intens= Kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat sehingga tampaknya sebagian mempengaruhi sebagian indra Anda, menyebabkan tidak fokus, komunikasi terganggu.

o 7 sangat intens= Sama seperti 6 kecuali bahwa rasa sakit benar-benar mendominasi indra Anda menyebabkan tidak dapat berkomunikasi dengan baik dan tak mampu melakukan perawatan diri.

o 8 benar-benar mengerikan = Nyeri begitu kuat sehingga Anda tidak lagi dapat berpikir jernih, dan sering mengalami perubahan kepribadian yang parah jika sakit datang dan berlangsung lama. o 9 menyiksa tak tertahankan = Nyeri begitu kuat sehingga Anda

tidak bisa mentolerirnya dan sampai-sampai menuntut untuk segera menghilangkan rasa sakit apapun caranya, tidak peduli apa efek samping atau risikonya.

o 10 sakit tak terbayangkan tak dapat diungkapkan = Nyeri begitu kuat tak sadarkan diri. Kebanyakan orang tidak pernah mengalami sakala rasa sakit ini. Karena sudah keburu pingsan seperti mengalami kecelakaan parah, tangan hancur, dan kesadaran akan hilang sebagai akibat dari rasa sakit yang luar biasa parah.

c. Pengelompokkan:

• Skala nyeri 1-3 berarti Nyeri Ringan (masih bisa ditahan, aktivitas tak terganggu)

• Skala nyeri 4-6 berarti Nyeri Sedang (menganggu aktivitas fisik) • Skala nyeri 7-10 berarti Nyeri Berat (tidak dapat melakukan aktivitas

(29)

D. Konsep proses keperawatan keluarga

Menurut Friedman (2014:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua tindakan keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah. Friedman dalam Proses keperawatan keluarga juga membagi dalam lima tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian terhadap keluarga, identifikasi masalah keluarga dan individu atau diagnosa keperawatan, rencana perawatan, implemntasi rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan.

Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga menurut Effendi (2014) dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga yaitu dengan mengadakan kontrak dengan keluarga, menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga, menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan – kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga dan membina komunikasi dua arah dengan keluarga. Friedman (2015: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga terdiri dari lima langkah dasar meliputi :

1. Pengkajian

Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), tugas dan sederhana (Suprajitno: 2012).

(30)

Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga, diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 2013: 56) Pengkajian keluarga memberikan batasan 6 kategori dan memberikan pertanyaan saat melakukan pengkajian :

• Data

• Riwayat dan tahap perkembangan keluarga • Data lingkungan

• Struktur keluarga • Fungsi keluarga • Koping keluarga

Pengkajian model Calgary mengembangkan konsep dan teori system, komunikasi, dan konsep berubah. Komunikasi merupakan teori bagaimana individu melakukan interaksi secara berkelanjutan. Untuk Mempermudah perawatan keluarga saat melakukan pengkajian

a) Penjajakan I

Data-data yang dikumpulkan pada penjajakan I antara lain:

• Meliputi nama keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis kelamin, hubungan dengan KK, umur, pendidikan dan status masing-masing anggota keluarga serta genogram.

• Tipe keluarga • Suku keluarga • Agama

• Status sosial ekonomi • Aktivitas rekreasi keluarga

(31)

b) Riwayat dan tahap perkembangan

• Tahap dan perkembangan keluarga saat ini yang di tentukan oleh kepala keluarga yaitu Tn. S kepala keluarga

• Tahap keluarga yang belum terpenuhi menjelaskan bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga ini.

• Riwayat kesehatan

c) Riwayat lingkungan • Karakteristik Rumah

Dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruagan, peletakan perabotan rumah serta denah rumah

• karakteristik tetangga

menjelaskan mengenal karakteristik tetangga dan komunitas setempat meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan penduduk setempat, budaya yang mempengaruhi kesehatan

• Mobilitas geografis keluarga pada tahap ini yg dikaji adalah letak daerah rumah keluarga

• Perkumpulan keluarga dengan masyarakat, Pada tahap ini yg dikaji adalah tentang interaksi dengan tetangga, misalnya apakah keluarga mengikuti pengajian atau perkumpulan ibu-ibu rumah tangga lainnya ataupun kegiatan lainya(susanto, 2012: 116)

• Sistem pendukung keluarga, jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang di miliki keluarga untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik, psikologis atau pendukung dari anggota keluarga dan fasilitas sosialatau dukungan masyarakat setempat

(32)

d) Struktur Keluarga (Mubarok, 2010: 98) 1) Pola-pola komunikasi keluarga

menjelaskan komunikasi antar anggota keluarga, termasuk pesan yang disampaikan, bhsa yang digunakan, komunikasi secara langsung atau tidak, pesan emosional(positif/negatif), frekuensi kualitas komunikasi yg berlangsung.adakah hal – hal yang tertutup dalam keluarga dan untuk didiskusikan.

2) Struktur kekuatan keluarga

3) Keputusan dalam keluarga, siapa yang membuat yang memutuskan dalam penggunaan keuangan, pengambilan keputusan dalam pekerjaan tempat tinggal, serta siapa yang memutuskan kegiatan dan kedisiplinan anak – anak. Model kekuatan atau kekuasaan yang digunakan adalah membuat keputusan.

4) struktur nilai atau norma keluarga menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga dengan kelompok atau komunitas(Mubarok, 2010: 98)

e) Fungsi keluarga

menurut friedmen (2010) sebagai berikut : 1) Fungsi afektif

Mengkaji diri keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan kepada keluarga dan keluarga mengembangkan sikap saling menghargai

2) Fungsi sosialisasi

Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.

(33)

3) Fungsi reproduksi

Mengkaji tentang beberapa jumlah anak , merencanakan jumlah anggota keluarga serta metode yang digunakan keluarga dalam mengendalikanjumlah anggota keluarga (Mubarok, 2010: 101)

4) Fungsi ekonomi

Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga.

5) Fungsi pemeliharaan kesehatan

Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.

f) Stres dan koping keluarga • Stesor jangka pendek

• Stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaikan dalam waktu lebih dari 6 bulan Strategi koping yang digunakan. • Mengkaji tentang strategi koping apa yang digunakan keluarga bila

menghadapi permasalahan

• Kemampuan keluarga berespons terhadap situasi atau stresor,

• Mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi atau stresor.

• Strategi adaptasi disfungsional menjelaskan adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

(34)

g) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga metode ini sama dengan pemerikasaan fisik di klinik.

h) Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap

petugas kesehatan yang ada.

i) Penjajakan II

Pengkajian yang tergolong dalam penjajakan II diantaranya pengumpulan data-data yang berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan sehingga dapat ditegakkan diagnose keperawatan keluarga.

 Adapun ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah diantaranya:

• Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

• Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan • Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga • Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

• Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan.

j) Genogram keluarga

Genogram adalah peta atau riwayat keluarga yang menggunakan simbol simbol khusus untuk menjelaskan hubungan, peristiwa

(35)

penting, dan dinamika keluarga dalam beberapa generasi. Bayangkan genogram sebagai "pohon keluarga" yang sangat terperinci, yang terdiri dari 3 generasi.

Ada pun simbol-simbol genogram dengan genogram, antara lain :

Laki-laki perempuan Menikah bercerai

Klien pisah meninggal

anak kandung anak angkat aborsi anak kembar

l. Diagnosa keperawatan

• Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis mengenai respon individu, keluarga dan masyarakat terhadap masalah-masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual dan potensial.

• Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskan diagnosa keperawatan yang digunakan sebagai dasar pemilihan intervensi untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung jawab perawat.

(36)

• Diagnosa keperawatan menggambarkan bagaimana keadaan pasien saat ini dan mencerminkan perubahan-perubahan pada kondisi pasien.

 Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi:

a. Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.

b. Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung atau tidak yang emndukung masalah dan penyebab.

Dalam penyusunan masalah kesehatan dalam perawatan keluarga mengacu pada tipologi diagnosis keperawatan keluarga yang dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:

Kategori Diagnosa NANDA

Tipe diagnosa keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu:

a) Diagnosa actual

Dari hasil pengkajian di dapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan dimana masalah kesehatan yang di alami oleh keluarga memerlukan bantuan segera nuntuk ditangani dengan cepat. Faktor tersebut di kategorikan ke dalam empat kategori yaitu:

(37)

2) Tindakan yang berhubungan 3) Situasional

4) Maturasional

b) Diagnosa resiko tinggi

Sesuai dengan definisi NANDA, diagnosis keperawatan resiko adalah penilaian klinis bahwa suatu individu, keluarga, atau komunitas lebih rentan mengalami masalah tersebut dari pada yang lainnya dalam situasi yang sama atau hampir sama. Diagnosis risiko tinggi harus tetap ada dalam daftar masalah atau catatan perkembangan.

c) Diagnosa sehat/Wellness/potensial

Yaitu keadaan sejahtera dari keluarga ketika telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat digunakan. Perumusan diagnosa potensial ini hanya terdiri dari komponen Problem (P) saja dan sign /symptom (S) tanpa etiologi (E).

1) Prioritas masalah

Hal yang perlu di perhatikan dalam menentukan prioritas masalah sebagai berikut:

a) Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan dalam keluarga dapat diatasi sekaligus

(38)

b) Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang dapat mengancam kehidupan keluarga, seperti masalah penyakit

c) Perlu mempertimbangkan respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan yang akan diberikan

d) Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi

e) Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah kesehatan/keperawatan keluarga

f) Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.

2) Kriteria prioritas masalah

Sifat masalah di kelompokan menjadi:

a) Keadaan sakit (aktual) b) Ancaman kesehatan (resiko) c) Situasi krisis (potensial)

3) Pembenaran mengacu pada masalah yang sedang terjadi baru menunjukan tanda dan gejala bahkan dalam komdisi sehat.

a) Kemungkinan masalah bisa dapat di ubah adalah kemungkinan berhasil untuk mengurangi masalah bila di lakukan intervensi keperawatan dan kesehatan.

b) Pembenaran mengacu berat ringan nya masalah, jangka waktu terjadi masalah ,tindakan, kelompok resiko tinggi yang bisa di cegah

(39)

c) Masalah yang menonjol adalah masalah keluarga melihat dan menilai masalah dalam beratnya dan mendesak nya untuk di atasi melalui intervensi keperawatan

4) Penilaian diagnosa

No Kriteria score Bobot

1. Sifat masalah

Tidak atau kurang sehat Krisis/keadaan sejahtera 3 2 1 1 2. Kemungkinan Mudah Hanya Sebagaian Tidak dapat 2 1 0 2 3. Potensial di cegah Tinggi Cukup Rendah 3 2 1 1

(40)

4. Menonjol nya masalah berat, harus segera di tangani ada masalah tetapi tidak

perlu segera di tangani di tangani Masalah tidak di rasakan 2 1 0 1 Cara perhitungan score X bobot= Score tertinggi

Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan : • Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat • Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikaitkan dengan bobot • Jumlahkan skor untuk semua criteria

• Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5)

5) Perencanaan

Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi (Efendy,2014).

Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu : pemenuhan skala prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo, 2012).

(41)

Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi nantinya adalah sebagai berikut :

• Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai masalah

• Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum diketahui dan meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang salah.

• Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga tentang faktor-faktor penyebab, tanda dan gejala, cara menangani, cara perawatan, cara mendapatkan pelayanan kesehatan dan pentingnya pengobatan secara teratur.

• Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk kesehatan.

• Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah diketahui dan apa yang telah dilaksanakan

6) Implementasi

Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga yaitu:

a) Tahap I

Persiapan ini meliputi kegiatan-kegiatan: • Kontrak dengan keluarga

• Mempersiapkan peralatan yang di perlukan • Mempersiapkan lingkungan yang kondusif • Mengidentifikasi aspek-aspek hukum dan etik

(42)

b) Tahap II intervensi

independen suatu kegiatan yang di laksanakan oleh perawat sesuai dengan kompetensitanpa petunjuk dan perintah dari tenaga kesehatan lainny. Lingkup tindakan independen adalah: • Mengkaji terhadap klien dan keluarga melalui riwayat

kesehatan dan pemeriksaan fisik • Merumuskan diagnosa

• Mengidentifikasi tindakan keperawatan • Melaksanakan rencana pengukuran • Merujuk kepada tenaga kesehatan lain • Mengevaluasi respon klien

• Partisipasi dengan custumer atau tenaga kesehatan lainnya

Tipe Tindakan independen keperawatan yaitu: 1) Tindakan diagnostik

• Wawancara

• Observasi dan pemeriksaan fisik

• Melakukan pemeriksaan lab sederhana: hb dan membaca hasil lab

2) Tindakan terapeutik

Tindakan untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah klien

3) Tindakan edukatif

Tindakan untuk mengubah perilaku klien melalui promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan kepada klien

4) Tindakan merujuk • Interdependen

(43)

Yaitu suatu kegiatan yang memerlukan kerja sama dengan tenaga kesehatan lainya

• Dependen

Yaitu pelaksanaan rencana tindakan medis.

c) Tahap III: dokumentasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti dengan pencatatn yang akurat dan lengkap dalam proses keperawatan

7) Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Kerangka kerja valuasi sudah terkandung dalam rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai criteria evaluasi bagi tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman,2011).

Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana :

S : ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.

O : keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yang obyektif.

A : merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif dan obyektif.

P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis (Suprajitno,2014).

(44)

a) Evaluasi sumatif

Dalam bentuk pengisian format, catatan perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang di alami oleh keluarga. Format yang di pakai adalah format soap.

b) evaluasi akhir

Evaluasi yang di kerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan yang akan dicapai.

Metode yang di pakai dalam evaluasi antara lain: 1) Observasi langsung

2) Wawancara

3) Memeriksa laporan 4) Latihan stimulus

Faktor yang di evaluasi ada beberapa komponen, yaitu: 1) Kognitif

Lingkup evaluasi kognitif adalah:

a) Pengetahuan keluarga mengenai penyakit b) Menontrol gejala-gejala

c) Pengobatan

d) Diet, aktivitas, dan persedian alat-alat e) Resiko komplikasi

f) Gejala yang harus d laporkan g) Pencegahan

(45)

2) Afektif

Dengan cara observasi langsung yaitu dengan observasi ekspresi wajah, postur tubuh, nada suara, isi pesan secara verbal pada saat melakukan wawancara

3) Psikomotor

Yaitu dengan cara melihat apa yang harus di lakukan keluarga sesuai dengan yang di harapkan

Ada 3 kemungkinan keputusan pada tahap evaluasi ini:

a) Keluarga telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan, sehingga rencana mungkin dihentikan

b) Keluarga masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan, sehingga perlu penambahan waktu, resources, dan intervensi sebelum tujuan berhasil

c) Keluarga tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan, sehingga perlu:

1) Mengkaji ulang masalah atau respon yang lebih akurat

2) Membuat outcome yang baru, mungkin outcome pertama tidak realistis atau mungkin keluarga tidak menghendaki terhadap tujuan yang disusun oleh perawat.

3) Intervensi keperawatan harus dievaluasi dalam hal ketepatan untuk mencapai tujuan sebelumnya.

Referensi

Dokumen terkait

Ditulis dalam format: Capitalized Each Words, rata kiri, bold, font ont arial narrow 12 pt, spasi 1 Jarak antar-Heading level 2-3 adalah satu kali spasi.. Heading

Sehingga dalam suatu transaksi yang terjadi dikoperasi tersebut pendpatan diakui pada saat koperasi melakukan transaksi dengan pihak lain, tanpa memandang apakah

Belum adanya formulasi peraturan perundangan yang integral dalam penyidikan tipikor yang dapat mengeleminir munculnya egoisme sektoral.(3). Model alternatif

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa data mining adalah suatu teknik menggali informasi berharga yang terpendam atau tersembunyi pada suatu

Sebagaimana telah diketahui bahwa penelitian ini hanya melibatkan satu bidak kuda, sehingga disarankan untuk penelitian selanjutnya agar meneliti kemungkinan-kemungkinan

Air susu ibu (ASI) merupakan makanan alamiah yang ideal untuk bayi, terutama pada bulan_bulan pertamal Pemberian ASI pada bayi bukan saia berarti memberikan awal kehidupan

Pembelajaran Menggunakan handphone berbasis website appsgeysers ini sangat interaktif ,Sehingga dalam pemanfaatannya media ajar Menggunakan handphone berbasis website

Mata kuliah ini mengkaji tentang sejarah perkembangan mikrobiologi, kelompok mikroorganisme dan karakteristik utamanya, peranan mikroorganisme dalam kehidupan manusia, struktur