• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Struktur Ruang Kota Kecamatan Jatitujuh

BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH

4.3. Konsep Struktur Ruang Kota Kecamatan Jatitujuh

Analisis struktur ruang untuk menentukan konsep struktur dihasilkan dari ke lima aspek pembentuk ruang yang telah diidentifikasi tersebut. Analisis pembentuk ruang tersebut didapat dari analisis kependudukan, analisis guna lahan, analisis sistem pusat pelayanan kegiatan, analisis pergerakan dan analisis sistem jaringan infrastruktur. Dari ke lima aspek terebut diketahui bahwa struktur pelayanan kegiatan utamanya ada satu yaitu berada di Desa Jatitujuh dan Desa Jatitengah tepatnya di koridor Jalan Raya Jatitujuh. Struktur pelayanan kegiatan ini berfungsi untuk melayani skala pelayanan kecamatan atau beberapa desa. Sedangkan untuk membantu struktur pelayanan utama terdapat sub pusat yang melayani skala pelayanan beberapa desa agar tidak terlalu menumpuk di pusat pelayanan kegiatan utama.

Struktur pelayanan primer terbentuk dari beberapa analisis yang saling menghubungkan antar unsur pembentuk ruang. Analisis pembentuk ruang tersebut didapat dari analisis kependudukan, analisis guna lahan, analisis sistem pusat pelayanan kegiatan, analisis pergerakan dan analisis sistem jaringan infrastruktur. Dari ke lima aspek terebut diketahui bahwa struktur pelayanan kegiatan utamanya

Rencana Sistem Pariwisata di Kecamatan Jatitujuh

Adanya potensi pariwisata Bendungan

Rentan dan Wisata Gagarasi di Kecamatan Jatitujuh

Pengembangan potensi pariwisata seperti wisata motocross (Gagarasi) di Desa Pangkalanpari dan

139 ada satu yaitu berada di Desa Jatitujuh dan Desa Jatitengah tepatnya di koridor Jalan Raya Jatitujuh. Struktur pelayanan kegiatan ini berfungsi untuk melayani skala pelayanan kecamatan atau beberapa desa. Berdasarkan analisis kependudukan, yang menjadi pusat kegiatan penduduk berada di Desa Jatitujuh dengan melihat kondisi kepadatan penduduk yang sedang dibanding kepadatan penduduk desa lainnya yang kepadatan rendah. Dapat diketahui juga dari analisis guna lahannya bahwa kegiatan perkotaan yang ada di Kecamatan Jatitujuh berada di koridor Jalan Raya Jatitujuh tepatnya di Desa Jatitujuh dan Desa Jatitengah. Di lihat dari sistem pelayanan kegiatannya, Desa Jatitujuh dan Desa Jatitengah memiliki kelengkapan pelayanan fasilitas kegiatan dibandingkan desa lainnya di Kecamatan Jatitujuh, segala kegiatan masyarakat perkotaan yang yang melayani untuk kebutuhan skala pelayanan kecamatan masih berada di sekitar desa tersebut. Selain itu, dalam analisis pergerakan dilihat bahwa jalan yang menghubungkan pusat pelayan kegiatan dengan kegiatan lainnya melewati koridor jalan tersebut. Pusat pelayanan kegiatan yang akan dikembangkan di sekitar desa ini adalah perdagangan dan jasa, perkantoran, pusat pendidikan, pusat kesehatan dan industri sedang.

Sedangkan untuk membantu struktur pelayanan utama terdapat sub pusat yang melayani skala pelayanan beberapa desa agar tidak terlalu menumpuk di pusat pelayanan kegiatan utama. Untuk sub pusat pelayanan yang dijadikan struktur pelayanan sekunder adalah Desa Sumber Kulon dan Desa Pangkalanpari. Kondisi ini dikarenakan di Desa Sumber Kulon akan dikembangkan pasar tradisonal yang akan memenuhi kebutuhan desa lain di sekitarnya selain itu dapat juga untuk menunjang desa lain yang ada di perbatasan Kabupaten Indramayu, sedangkan Desa Pangkalanpari akan dikembangkan menjadi kawasan wisata karena di desa ini sudah terdapat tempat wisata Gagarasi. Objek wisata ini masih bisa dikembangkan karena memiliki potensi yang cukup baik. Selain itu yang dijadikan struktur pelayanan tersier adalah Desa Panongan dan Pilangsari. Desa Panongan akan membantu memenuhi Desa Pasindangan, Desa Randegan Kulon dan Desa Randegan Wetan. Sedangkan Desa Pilangsari akan membantu memenuhi Desa Panongan. Model struktur ruang Kecamatan Jatitujuh apabila dilihat berdasarkan pusat-pusat pelayanannya yaitu mono centered atau terdiri dari

140 satu pusat dan beberapa sub pusat yang tidak saling terhubung antara sub pusat yang satu dengan sub pusat yang lain. Pola umum perkembangan kota Kecamatan Jatitujuh dapat diketahui yaitu bersifat memita karena perkembangan kotanya memanjang mengikuti jaringan jalan utama Jatitujuh.

Jika dikaitkan dengan isu-isu strategis terkait struktur ruang yang telah dipilih, konsep struktur ruang Kecamatan Jatitujuh berdasarkan RTRW Kabupaten Majalengka 2011-2031, Kecamatan Jatitujuh telah ditetapkan sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), yaitu kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. Selain itu pelayanan perkotaan tidak hanya untuk melayani skala pelayanan kecamatan tapi dapat dikembangkan untuk melayani kecamatan lain, kondisi ini untuk mendukung bahwa Kecamatan Jatitujuh sebagai hinterland dari Bandara Internasional Jawa Barat. Hal ini dimungkinkan karena potensi yang ada di Kecamatan Jatitujuh seperti sudah adanya pusat perdagangan dan jasa atau adanya pasar bisa untuk melayani kebutuhan kecamatan lain atau desa lain yang ada di perbatasan Kabupaten Indramayu. Dari isu rencana bandara ini memungkinkan struktur pelayanannya dapat bertambah karena adanya bangkitan kebutuhan dari wilayah lain juga dari beberapa potensi yang dapat dikembangkan seperti wisata di Desa Gagarasi dan pelayanan perdagangan dan jasa seperti yang ada di Desa Sumber Kulon. Namun perlu diperhatikan juga karena Kecamatan Jatitujuh termasuk kedalam wilayah Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Bandara Internasional Jawa Barat maka pengembangan perkotaannya harus sesuai dengan peraturan yang ada. Jangan sampai pengembangan perkotaan yang dikembangkan mengganggu Bandara Internasional Jawa Barat seperti dalam hal ketinggian bangunan. Untuk lebih jelasnya mengenai arahan pengembangan kawasan Kecamatan Jatitujuh dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.8

Arahan Pengembangan Kawasan Kecamatan Jatitujuh

Aspek Isu Arahan

Kependudukan Kepadatan penduduk yang masih rendah

Penyebaran kepadatan penduduk yang masih merata

- Pemenuhan kebutuhan fasilitas perumahan di Kecamatan Jatitujuh - Pengaturan kepadatan di perkotaan

141

Aspek Isu Arahan

Guna Lahan Kecamatan Jatitujuh sebagai hinterland dari BIJB

Kecamatan Jatitujuh termasuk ke dalam KKOP BIJB

- Pembatasan pengembangan perkotaan terutama yang searah dengan landas pacu.

- Pembatasan pembangunan ketinggian bangunan yang tidak melebihi 15 meter.

Pusat Pelayanan Kegiatan

Kondisi eksisting Kecamatan Jatitujuh

Rencana Pariwisata di Kecamatan Jatitujuh (Wisata Bendungan Rentan dan Wisata Gagarasi)

- Struktur pelayanan primer berada di Desa Jatitujuh, pelayanan sekunder di Desa Sumber Kulon dan Desa Pangkalanpari,

pelayanan tersier di Desa Panongan dan Desa Pilangsari. - Pemenuhan kebutuhan pelayanan

fasilitas kegiatan di Kecamatan Jatitujuh.

- Pengembangan Objek Wisata Bendungan Rentan dan Wisata Gagarasi.

Pergerakan Pergerakan yang didominasi kea arah perkotaan

Perkembangan perkotaan yang berada di sepanjang Jalan Raya Jatitujuh Rencana sistem jaringan transportasi

- Peningkatan fungsi jalan menjadi kolektor primer.

- Pengembangan jaringan jalan (pelebaran, perbaikan). - Pengaturan sempadan jalan

khususnya di kawasan perkotaan di sepanjang Jalan Raya

Jatitujuh.

- Pembangunan jalan alternatif untuk menghindari kemacetan di perkotaan.

Sistem Infrastruktur

Kondisi eksisting sistem infrastruktur Kecamatan Jatitujuh yang masih terbatas Rencana sistem jaringan infrastruktur

- Pemenuhan kebutuhan pelayanan fasilitas kegiatan di Kecamatan Jatitujuh sesuai dengan hasil proyeksi yang dibutuhkan. - Perbaikan jaringan infrastruktur

yang ada agar lebih optimal. Sumber : Hasil Analisis, 2012

142 ANALISIS STRUKTUR RUANG KOTA KECAMATAN

BAB V KESIMPULAN

Setelah melakukan identifikasi dan analisis mengenai analisis struktur ruang kota kecamatan di sekitar bandara, maka dalam bab ini penulis menutup dengan kesimpulan, rekomendasi, kelemahan studi dan saran untuk studi lanjutan yang diuraikan sebagai berikut.

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis yang telah dilakukan peneliti dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Dari identifikasi struktur ruang di Kecamatan Jatitujuh tedapat beberapa aspek pembentuk ruang yaitu kependudukan, guna lahan, sistem pusat pelayanan kegiatan, sistem pergerakan dan sistem jaringan infrastruktur.

struktur pelayanan di Kecamatan Jatitujuh terdapat struktur pelayanan primer yaitu yang terdapat di Desa Jatitujuh dan Desa Jatitengah tepatnya di koridor Jalan Raya Jatitujuh, berfungsi untuk memenuhi kebutuhan skala pelayanan Kecamatan Jatitujuh

sub pusat pelayanan atau struktur pelayanan sekundernya terdapat dua yaitu yang berada di Desa Sumber Kulon dan yang berada di Desa Pangkalanpari, berfungsi untuk membantu struktur pelayanan primer memenuhi kebutuhan desa.

struktur pelayanan tersiernya berada di Desa Pilangsari dan Desa Panongan, berfungsi untuk membantu struktur pelayanan primer memenuhi kebutuhan desa.

bentuk srtuktur kota Kecamatan Jatitujuh mendekati konsep konsentris, pola perkembangan kotanya pun memita atau berada di sepanjang jalan utama Kecamatan Jatitujuh.

model struktur ruang Kecamatan Jatitujuh apabila dilihat berdasarkan pusat-pusat pelayanannya yaitu mono centered atau terdiri dari satu pusat dan beberapa sub pusat yang tidak saling terhubung antara sub pusat yang satu dengan sub pusat yang lain.

2. Terdapat isu-isu strategis yang perlu diperhatikan dalam penataan ruang terkait dengan struktur Kecamatan Jatitujuh isu tersebut antara lain :

1) Kecamatan Jatitujuh sebagai hinterland Kawasan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB).

2) Kecamatan Jatitujuh merupakan bagian dari Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Bandara Internasional Jawa Barat,

3) Kecamatan Jatitujuh merupakan PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) dengan fungsi pelayanan sebagai Kawasan Pengembangan Perumahan, Jasa, Industri Sedang dan Pendukung Komersial dan Pertanian.

4) Koridor perkembangan perkotaan (perumahan dan perdagangan) yang bersifat linear di jalan utama (Jalan Raya Jatitujuh) yang berdampak terhadap kemacetan dan penumpukan aktivitas di koridor tersebut yang dalam jangka panjang menjadi tidak efesien,

5) Adanya beberapa potensi pariwisata yang dapat dikembangkan seperti wisata motocross (Gagarasi) di Desa Pangkalanpari dan Bendungan Rentan di Desa Panyingkiran.

3. Perlu arahan konsep struktur ruang kota yang baik untuk mendukung Kecamatan Jatitujuh sebagai daerah pendukung dari Bandara Internasional Jawa Barat agar tidak terjadi kepentingan yang beragam dan mengganggu kepentingan bandara itu sendiri. Beberapa arahan yang dapat mendukung Kecamatan Jatitujuh itu adalah :

 pembatasan pengembangan perkotaan terutama yang searah dengan landas pacu;

 pembatasan pembangunan ketinggian bangunan yang tidak melebihi 15 meter;

 penentuan pusat pelayanan primer sekunder dan tersiernya;

 pemenuhan kebutuhan fasilitas pelayanan kegiatan;

 pengembangan Objek Wisata Bendungan Rentan dan Wisata Gagarasi;

 peningkatan fungsi jalan menjadi kolektor primer;

 pengembangan jaringan jalan baru; dan

 pengaturan sempadan jalan khususnya di kawasan perkotaan di sepanjang Jalan Raya Jatitujuh.

5.2 Rekomendasi

Pada dasarnya kawasan Kecamatan Jatitujuh merupakan kawasan yang memiliki potensi pengembangan yang cukup bagus. Oleh karena itu pemerintah dalam hal ini pengambil kebijakan dapat mendukung pengembangan Kecamatan Jatitujuh agar lebih optimal. Apalagi akan dibangunnya rencana bandara internasional sehingga kecamatan ini harus bisa menangkap peluang potensi yang ada. Berikut ini adalah rekomendasi yang dapat diberikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.

1. Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kecamatan dan desa serta kecamatan-kecamatan lainnya perlu dorongan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan membangun fasilitas pelayanan yang memadai.

2. Kondisi jaringan jalan yang menghubungkan antar kabupaten segera ditingkatkan fungsi pelayanannya. Selain itu perbaikan kondisi jalan agar lebih baik di setiap jaringan jalan yang ada di Kecamatan Jatitujuh.

3. Dalam perkembangan perkotaan Kecamatan Jatitujuh perlu diperhatikan aspek Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan.

5.3 Kelemahan Studi

Penelitian yang dilakukan mempunyai beberapa kelemahan, dan hal ini harus dihindari karena untuk kesempurnaan studi yang akan dilakukan. Berikut adalah kelemahan studi yang telah dilakukan.

1. Dalam penelitian ini data yang dibutuhkan masih kurang seperti yang ada hanya data time series kependudukan sedangkan data time series terkait guna lahan, jaringan transportasi dan lainnya tidak ada sehingga analisis yang dilakukan belum sampai tahap yang diinginkan.

2. Penelitian ini tidak sampai pada tahap pengaturan perkembangan perkotaan yang secara detail.

5.4 Saran Untuk Studi Lanjutan

Dengan berbagai keterbatasan studi yang ada, studi lanjutan yang disarankan adalah :

1. Perlu juga dikaji mengenai jaringan jalan yang ada di Kecamatan Jatitujuh atau tepatnya yang berada di koridor Jalan Raya Jatitujuh di Desa Jatitujuh dan Desa Jatitengah. Perkembangan perkotaan yang terus bertambah setiap tahunnya akan menyebabkan beban aktivitas di jalan tersebut akan mencapai puncaknya. Sehingga perlu lanjutan studi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut misalnya dibuatkan jalan lingkar untuk dapat membagi pergerakan agar tidak dapat menimbulkan kemacetan.

2. Perlu dikaji lebih lanjut mengenai arah perkembangan perkotaannya karena Kecamatan Jatitujuh merupakan termasuk daerah Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan maka perlu dipertimbangkan jangan sampai perkembangannya menghalangi laju runway dari pesawat karena akan membahayakan penerbangan, selain itu perlu diperhatikan juga bagaimana KLB dan KDB yang ada di Kecamatan Jatitujuh untuk menunjang keselamatan penerbangan.

Buku Referensi

Bourne, L.S., ed. 1982. Internal Structure of the City: Readings on Urban Form,

Growth, and Policy, 2nd edition. Oxford:Oxford University Press.

Yunus, Hadi Sabari. 2000. Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Budiharjo, Eko. 1997. Tata Ruang Perkotaan. Bandung. Penerbit Alumni

Nia K. Pontoh & Iwan Setiawan. 2008. Pengantar Perencanaan Kota. Bandung. Penerbit ITB

Branch, C.Melville. 1995. Perencanaan Kota Komprehensif. Yogyakarta. UGM Press

Studi Literatur

Pratama, Yudistira. 2009. Identifikasi Karakteristik Struktur dan Pola Ruang

Kawasan Metropolitan di Indonesia. Bandung : Tugas Akhir Planologi ITB.

Raditya, Danu. 2003. Kajian Struktur Ruang Kota Berdasarkan Pola Pergerakan

(studi kasus : Kota Cicurug, Kabupaten Sukabumi). Bandung : Tugas Akhir

Teknik Planologi ITB.

Pedoman

Undang-Undang Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007

Pedoman Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan. 2000. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. Jakarta.

RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011 RIPDA Kabupaten Majalengka Tahun 2011

Profil Kecamatana Jatitujuh. 2010. BPS Kecamatan Jatitujuh. Kabupaten Majalengka

BIODATA

Nama : Shidk Surachman

Tempat tanggal Lahir : Subang, 25 April 1987

Alamat : Jalan Nenas Raya No. 9 RT/RW 36/08 Blok VI

Perumnas Sukamelang Subang Jawa Barat

Agama : Islam

Status Pernikahan : Belum Nikah

Telepon : 085 331 823 790

Email : shidiksadul@yahoo.com

PENDIDIKAN

1993 – 1999 : Sekolah Dasar Negeri Perumnas 1 Subang 1999 – 2002 : Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Subang 2002 – 2005 : Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Subang 2005 – 2012 : Universitas Komputer Indonesia

PENGALAMAN BERORGANISASI

2003 – 2005 : Anggota OSIS SMAN 1 Subang

2003 – 2005 : Pengurus Eskul Sepak Bola SMAN 1 Subang 2005 – 2008 : Anggota UKM Sepak Bola UNIKOM Bandung

2005 – 2008 : Anggota Himpunan Mahasiswa PWK UNIKOM Bandung 2008 – 2009 : Ketua Himpunan Mahasiswa PWK UNIKOM Bandung

Dokumen terkait