• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Konsep Tekanan Darah

rubber/plastic) dapat digunakan berulang kali (non disposable). Alat ini dapat mengurangi suara sampai 20 dB.

2) Tutup telinga (Ear Muff)

Alat pelindung telinga jenis ini terdiri dari 2 buah tutup telinga dan sebuah

headband. Isi dari tutup telinga dapat berupa cairan atau busa yang berfungsi untuk menyerap suara frekuensi tinggi. Pada pemakaian untuk waktu yang cukup lama, efektivitas ear muff dapat menurun karena bantalannya menjadi mengeras dan mengerut sebagai akibat reaksi dari bantalan dengan minyak dan keringat pada permukaan kulit. Alat ini dapat mengurangi intensitas suara sampai 30 dB dan juga dapat melindungi bagian luar telinga dari benturan benda keras atau percikan bahan kimia (Kurniawidjaja, 2012).

2.3.8 Mengukur Tingkat Kebisingan

Untuk mengetahui intensitas bising di lingkungan kerja, digunakan Sound level meter. Sound Level Meter merupalan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar suara bising mempengaruhi pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Alat ini digunakan untuk mengukur intensitas kebisingan antara 30-130 dBA dan dari frekuensi 20 Hz.

2.4 Konsep Tekanan Darah

2.4.1 Pengertian Tekanan Darah

Tekanan darah adalah daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh. Tekanan darah dinyatakan dalam satuan milimeter air raksa (mmHg) karena manometer air raksa. Bila seeorang mengatakan bahwa

27

tekanan dalam pembuluh darah adalah 50 mmHg, hal itu berarti bahwa ada daya yang dihasilkan cukup untuk mendorong kolam air raksa untuk melawan gravitasi samapi setinggi 50 mm (Gayton & Hall, 2007).

2.4.2 Jenis Tekanan darah

Siklus Jantung terdiri atas satu priode relaksasi yang di sebut diastolik, yaitu priode pengisian jantung dengan darah, yang diikuti oleh priode kontraksi yang disebut sistolik (Gayton & Hall, 2007).

a. Sistolik adalah menyatakan puncak tekanan yang dicapai selama jantung menguncup. Tekanan yang terjadi bila otot jantung berdenyut memompa untuk mendorong darah keluar melalui arteri,dimana tekanan ini berkisar antara 95-140 mmHg.

b. Diastolik adalah tekanan yang terjadi ketika jantung rileks di antara tiap denyutan.Tekanan diastolik menyatakan tekanan terendah selama jantung mengembang. Dimana tekanan ini berkisar antara 60-95 mmHg.

2.4.3 Penyebab Peningkatan Tekanan Darah

Faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu: a. Obesitas (Kegemukan)

Merupakan ciri khas penderita hipertensi. Walaupun belum diketahui secara pasti hubungan antara hipertensi dan obesitas, namun terbukti daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi daripada penderita hipertensi dengan berat badan normal.

28

b. Stress

Diduga melalui aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas). Peningkatan aktivitas saraf simpatis mengakibatkan meningkatnya tekanan darah secara intermitten (tidak menentu).

c. Faktor Keturunan (Genetik)

Apabila riwayat hipertensi didapat pada kedua orangtua, maka dugaan hipertensi essensial akan sangat besar. Demikian pula pada kembar monozigot (satu sel telur) apabila salah satunya adalah penderita hipertensi.

d. Jenis Kelamin (Gender)

Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi daripada wanita. Hipertensi berdasarkan gender ini dapat pula dipengaruhi oleh faktor psikologis. Pada wanita sering kali dipicu oleh perilaku tidak sehat seperti merokok, kelebihan berat badan, depresi dan rendahnya status pekerjaan. Sedangkan pada pria lebih berhubungan dengan pekerjaan, seperti perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan dan pengangguran.

e. Usia

Peningkatan tekanan darah pada usia lanjut yang semula dianggap normal sebagai akibat perubahan fisiologi ternyata meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas serebro kardiovaskuler.

f. Asupan Garam

Melalui peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan sehingga kembali pada keadaan hemodinamik (sistem pendarahan) yang normal. Pada hipertensi essensial mekanisme inilah yang terganggu.

29

g. Gaya hidup

Walaupun tidak terlalu jelas hubungannya dengan hipertensi namun kebiasaan seperti merokok, minum–minuman alkohol dan kurang berolahraga dapat pula mempengaruhi peningkatan tekanan darah.

h. Faktor Lingkungan

Adanya polusi udara, polusi suara, dan air lunak semuanya telah diindikasi sebagai faktor penyebab tekanan darah tinggi. Melindungi masyarakat dari polusi udara, polusi suara dan air lunak dapat mempengaruhi kesehatan, khususnya pada hipertensi.

2.4.3 Klasifikasi Tekanan Darah

Tabel 2.3 Klasifikasi Tekanan Darah menurut Joint National Committe (JNC) Tahun 1997

No Kategori Sistolik Diastolik

1 Optimal < 120 <80 2 Normal <130 <85 3 Normal – tinggi 130-139 85-89 4 Hipertensi : Derajat I 140-159 90-99 Derajat II 160-179 100-109 Derajat III ≥180 ≥110

2.4.4 Mekanisme Kebisingan Terhadap Tekanan Darah

Tekanan darah diatur oleh dua faktor yaitu aliran darah dan tahanan pembuluh darah perifer. Aliran darah ditentukan oleh curah jantung yaitu tekanan kecepatan irama jantung karena daya pompa jantung dan volume darah. Tahanan pembuluh darah perifer dipengaruhi oleh diameter pembuluh darah dan kekenyalan

30

pembuluh darah. Peningkatan tahanan perifer dapat terjadi bila ada penyempitan arteriole yang merupakan ciri-ciri dari hipertensi. Dilatasi dan penyempitan arteriole perifer dikontrol oleh beberapa mekanisme khususnya sistem saraf simpatik dan sistem renin angiotensin. Pusat vasomotor di medula dapat dirangsang oleh baroreceptor atau oleh stress psikogenik. Impuls diteruskan melalui saraf simpatik yang mengakibatkan pelepasan katekolamin. Pelepasan norephinephrin oleh serabut-serabut saraf postganglion menyebabkan vasokonstriksi. Ephinephrin juga berefek meningkatkan kekuatan kontraksi ventrikel sehingga cardiak output pun meningkat.

Hipertensi dapat ditimbulkan oleh berbagai faktor penyebab. Salah satu faktor lingkungan yang menimbulkan terjadinya risiko penyakit hipertensi adalah kebisingan. Tingkat kebisingan mencapai 60 dB dapat meningkatkan kadar hormon stress, seperti ephinephrin, non-epinephrin dan kortisol tubuh yang mengakibatkan terjadinya perubahan irama jantung dan tekanan darah. Bising yang terus–menerus sejak sesorang mulai terpapr dengan intensitas >85 dB selama 8 jam akan menimbulkan gangguan proses fisiologis jaringan otot dalam tubuh dan memicu emosi yang tidak stabil. Ketidakstabilan emosi tersebut dapat memacu jantung untuk bekerja lebih keras memompa darah ke seluruh tubuh dalam waktu yang lama tekanan darah akan naik sehingga menyebabkan hipertensi (Tambunan, 2005). Lama pajanan bising > 15 menit cenderung mengalami peningkatan tekanan darah lebih tinggi dibandingkan yang memiliki

lama pajanan bising ≤ 15 menit. Lama pajanan yang dimaksud disini adalah lama

31

2.4.5 Prosedur Pemeriksaan Tekanan Darah

Mengukur tekanan darah, hasil curah jantung dan tahanan pembuluh perifer mengunakan spigmomanometer. Tujuannya untuk mgkaji hemodinamik dan keadaan umum pasien (Kusyanti, dkk. 2013). Prosedur pemeriksaan tekanan darah terlampir pada halaman sembilan.

Dokumen terkait