• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIK DAN

D. Konsep Tentang Lingkungan Sosial

Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai makhluk biologis dan makhluk sosial. Sebagai makhluk biologis, makhluk manusia atau “homo sapiens”, sama seperti makhluk hidup lainnya yang mempunyai peran masing-masing dalam menunjang sistem kehidupan. Sebagai makhluk sosial, manusia merupakan bagian dari sistem sosial masyarakat secara berkelompok membentuk budaya.

Manusia sebagai mahluk sosial, tidak dapat hidup secara individu, selalu berkeinginan untuk tinggal bersama dengan individu-individu lainnya. Keinginan hidup bersama ini terutama berhubungan dalam aktivitas hidup pada lingkungannya. Manusia mempunyai kedudukan khusus terhadap

      

31 Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2003), h. 381 

lingkungannya dibandingkan dengan mahluk hidup lainnya, yaitu sebagai khalifah atau pengelola di atas bumi.

Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal dalam satu lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pada dasarnya lingkungan mencakup lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial.

Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan (pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll) dinamakan lingkungan pendidikan. Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.

Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara33 lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan.

1) Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bersifat informal, yang dialamai oleh anak dan orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik.

Keluarga adalah lembaga sosial resmi yang terbentuk setelah adanya ikatan perkawinan. Menurut pasal 1 UU Perkawinan no.1 tahun 1974, menjelaskan bahwa”perkawianan adalah ikatan lahir batin antara seorang

      

33

pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera bedasarkan ketuhanan yang maha Esa”. 34 Anggota keluarga terdiri dari suami, isteri, atau orang tua serta anak-anak. Ikatan dalam keluarga tersebut didasarkan kepada cinta kasih sayang anatara suami istri yang melahirkan anak-anak. Oleh karena itu hubungan pendidikan dalam keluarga adalah didasarkan atas adanya hubungan kodrati antara orang tua dan anak.

Pendidikan dalam keluarga dilaksanakan atas dasar cinta kasih sayang yang kodrati, rasa kasih sayang yang murni, yaitu rasa kasih sayang orang tua terhadap anaknya. Rasa kasih sayang inilah yang menjadi pendorong orang tua untuk tidak jemu-jemunya membimbing dan memberikan pertolongan yang dibutuhkan anak-anak.

Menurut ST. Vembriarto fungsi keluarga dalam hubungannya dengan kehidupan seorang anak, diantaranya;

1) fungsi biologis; yaitu keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak, 2) fungsi afeksi; yaitu keluarga merupakan tempat terjadinya hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan dan afeksi (penuh kemesraan dan penuh kasih sayang dan rasa aman), 3) fungsi sosialisasi; yaitu fungsi keluarga dalam membentuk keperibadian anak, 4) fungsi penddidikan yaitu keluarga sejak dahulu mrupakan institui pendidikan, 5) fungsi rekreasi; yaitu tempat rekreasi bagi anggotanya untuk memperoleh afeksi, ketenangan dan kegembiraan, 6) fungsi keagamaan yaitu keluaraga merupakan pusat keagamaan, dan 7) fungsi perlindungan yaitu memelihara dan, merawat, dan melindungi anak baik fisik maupun sosialnya.35

Dari ketujuh fungsi keluarga tersebut sangat besar perananya bagi kehidupan dan perkembangan kepribadian si anak. Oleh karena itu harus diupayakan oleh para orang tua sebagai realisasi tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik primer/kodrat.

2) Sekolah

Sekolah sebagai suatu konsep mempunyai dua pengertian , yaitu; 1) sekolah dalam arti sebuah bangunan dengan segala perelngkapannya sebagai lembaga pendidikan, 2) sekolah sebagai proses atau kegiatan belajar mengajar.

Sebagai lembaga pendidikan sekolah mempunyai pengertian; yaitu; a) sekolah merupakan lembaga sosial formal yang berdasarkan UU Negara sebagai lingkungan pendidikan, b) sekoalah adalah lembaga pendidikan yang mempunyai organisasi yang tersusun rapi, c) sekolah sebagai perangkat /institusi masyarakat ditata dan dikelola secara formal, mengikuti haluan yang pasti yang tercermin didalam falsafah dan tujuan, penjengjangan, kurikulum, pengadministrasian dan penelolaannya.36

Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu anak dikirimkan ke sekolah. Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut;

a) Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik

b) Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.

c) Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.

d) Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah, dan sebagainya.

      

36

3). Masyarakat

“Masyarakat adalah sekumpulan orang atau kelomok manusia yang hidup bersama disuatu wilayah dengan tata cara berfikir dan bentuk relatif sama yang membuat warga masyarakat itu menyadari diri mereka sebagai sutu kelompok”.37

Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.

Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.

Dokumen terkait