• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

C. Konsep Diri

1. Pengertian konsep diri

Manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan lainnya, melalui interaksi yang bebas dengan memberikan respon terhadap makhluk lainnya. Hal ini akan menimbulkan tanggapan tentang bagaimana orang itu berperilaku, dan menilainya tidak lepas dari persepsi terhadap diri sendiri, yang kemudian sampailah pada gambaran dan penilaian pada diri sendiri. Konsepsi- konsepsi manusia mengenai dirinya sendiri mempengaruhi pilihan tingkah laku dan pengharapannya dalam hidup ini

Menurut Sinurat (1982:16), konsep diri (self concept) adalah keseluruhan gambaran atau pandangan atau keyakinan dan penghargaan atau perasaan seseorang tentang dirinya sendiri. Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang menyangkut apa yang ia ketahui dan rasakan tentang perilakunya. Konsep diri yaitu sebagai sikap terhadap diri sendiri (self attitude). Self concept dan self attitude sering digunakan sebagai sinonim. Untuk lebih memahami ini perlu diingat arti sikap. Sikap adalah kecenderungan atau kesiapan seseorang objek (manusia atau bukan manusia). Ada tiga aspek sikap (http://bintangbangsaku.com/artikel/2008/04/konsep- diri/): (1) aspek kognitif; (2) aspek afektif; dan (3) aspek behavioral

(kecenderungan bereaksi menurut cara tertentu). Demikian juga dalam konsep diri sebagai sikap terhadap diri sendiri ada aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek behavioral. Jadi yang dimaksud dengan konsep diri mahasiswa adalah

pandangan mahasiswa terhadap dirinya sendiri manyangkut apa yang ia ketahui dan ia rasakan tentang perilakunya.

2. Penggolongan Konsep Diri

Konsep diri dapat digolongan menjadi dua yaitu konsep diri tinggi atau positif dan konsep diri rendah atau negatif (http://bintangbangsaku. com/artikel/2008/04/konsep-dir i/comment-page):

a. Konsep Diri Tinggi

Konsep diri yang tinggi sinonim dengan konsep diri yang positif. Burns (Sinurat, 2005:18) menyatakan bahwa konsep diri yang tinggi adalah keyakinan, pandangan, gambaran dan perolehan tentang diri yang baik dan menyenangkan. Konsep diri yang tinggi menunjukkan adanya gambaran diri yang positif, harga diri yang tinggi, evaluasi diri yang positif, penghargaan diri yang positif, dan penerimaan diri yang positif. Ciri-ciri lainnya orang yang memiliki konsep diri positif adalah (http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi.1/import/1686.pdf) :

1) Dapat menerima dan mengenal dirinya dengan baik.

2) Dapat menyimpan informasi tentang dirinya sendiri baik itu informasi yang positif maupun yang negatif. Jadi mereka dapat memahami dan menerima fakta ermacam-macam tentang dirinya. 3) Dapat menyerap pengalaman mentalnya.

4) Apabila mereka memiliki pengharapan selalu merancang tujuan- tujuan yang sesuai dan realistis.

5) Selalu memiliki ide yang diberikan pada kehidupannya dan bagaimana seharusnya dirinya mendekati dunia.

6) Individu menyadari bahwa setiap orang memiliki perasan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat.

b. Konsep Diri Rendah

Konsep diri yang rendah dianggap sinonim dengan konsep diri yang negatif. Konsep diri yang rendah menunjukkan adanya keyakinan, pandangan, gambaran, dan penilaian yang negatif tentang dirinya sendiri dan perasaan rendah diri dan penolakan diri (Sinurat, 1982:16). Ciri-ciri lainnya orang yang memiliki konsep diri negatif adalah (http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect//import/1686.pdf):

1) Individu mudah marah dan naik pitam serta tidak tahan terhadap kritikan yang diterimanya.

2) Individu responsif sekali terhadap pujian yang diberikan oleh orang lain kepadanya.

3) Individu tidak pandai dan tidak sanggup untuk mengungkapkan penghargaan atau pengakuan kelebihan yang dimiliki orang lain. 4) Individu bersikap pesimis terhadap kompetisi, keengganan bersaing

dengan orang lain dalam membuat prestasi. 3. Komponen Konsep Diri

Menurut Jalaludin (1994) dalam Ratnaningsih (2002:11-12), pada dasarnya konsep diri memiliki tiga komponen yang dapat dijabarkan sebagai berikut (http://digilib.unnes.ac.id//collect/1/import/.pdf):

a. Komponen perseptual, yang sering disebut konsep diri fisik yaitu citra yang dimiliki seseorang terhadap penampilan jasmaniahnya dan kesan yang ditimbulkannya terhadap orang lain.

b. Komponen konseptual, yaitu kemampuan konsepsi seseorang tentang ciri- ciri khusus, kemampuan dan ketidakmampuannya, latar belakang hari depannya dan sebagainya. Hal ini disebut konsep diri psikologis.

c. Komponen sikap, yaitu perasaan yang dimiiki seseorang terhadap dirinya sendiri, sikap terhadap statusnya sekarang maupun hari depannya, sikapnya terhadap harga diri, rasa bangga, rasa malu dan sebagainya. Setelah dewasa, komponen sikap ini juga melibatkan keyakinan, nilai aspirasi, komitmen dan sebagainya yang bisa membentuk falsafah hidupnya.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri

Menurut (http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect//import/1686.pdf), konsep diri bukan merupakan faktor bawaan sejak lahir, melainkan faktor yang dipelajari dan terbentuk dari pengalaman individu dalam berhubungan dengan individu lain (Pudjijogyanti,1995:12). Dengan demikian pembentukan konsep diri dipengaruhi oleh orang lain yang dekat di sekitar kita. Menurut James F.C (1995) sebagaimana dikutip oleh Ratnaningsih (2002:15-16), faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri ada dua yaitu :

1. Faktor pelaku, terdiri dari: a. Orang tua

Orang tua kita merupakan kontak sosial paling awal yang kita alami dan yang paling kuat. Informasi yang dikomunikasikan orang tua pada anak akan lebih menancap daripada informasi lain yang diterima anak sepanjang hidupnya dan orang tualah yang menetapkan pengharapan bagi anak-anaknya. Murphy dalam Burns (1993:2004) menyatakan bahwa, menurutnya sangat penting untuk menyelamatkan anak dari mendapatkan suatu pandangan mengenai dirinya yang tidak menyenangkan. Konsep diri yang positif pada anak akan tercipta apabila kondisi keluarga ditandai dengan adanya integritas dan tenggang rasa yang tinggi antar anggota keluarga. Burn (1993:256), membuktikan bahwa ada hubungan erat antara kualitas hubungan orang tua dengan pandangan anak terhadap diri dan lingkungannya.

b. Teman sebaya

Teman sebaya sangatlah mempengaruhi konsep diri pada diri anak. Anak juga membutuhkan penerimaan dari temannya atau kelompoknya. Apabila anak selalu digoda, dicaci maki, dan dibentak, maka konsep diri anak akan terganggu.

c. Masyarakat

Anak muda tidak terlalu mementingkan kelahiran mereka, kenyatannya bahwa mereka hitam atau putih, anak orang kaya atau bukan, mereka laki- laki atau perempuan. Tetapi masyarakat mereka menganggap penting fakta-fakta semacam itu, akhirnya penilaian ini sampai pada anak dan mempengaruhi konsep dirinya.

2. Faktor substansi, terdiri dari : a. Belajar

Konsep diri kita merupakan hasil dari belajar, belajar ini berlangsung terus-menerus tidak pernah kita sadari. Belajar merupakan perubahan psikologis yang relatif permanen yang sebagai akibat dari pengalaman. Dari pengalaman inilah individu dapat mempelajari konsep dirinya. b. Asosiasi

Manusia menunjukan cenderung untuk berfikir asosiasi yaitu mempelajari hubungan-hubungan antara hal-hal yang berbeda. Proses berfikir dan menilai lewat asosiasi ini merupakan dasar bagi pembentukan konsep diri.

c. Motivasi

Semakin tinggi yang kita berikan pada sesuatu hadiah, semakin besar kemungkinan kita melakukan kegiatan yang akan menghasilkan hadiah tersebut. Dengan akta lain belajar mencakup motivasi yaitu keadaan yang membangkitkan, yang kita alami ketika bekerja untuk mencapai suatu tujuan. Dua lasan yang diduga sangat penting dalam mempelajari konsep diri adalah keinginan untuk berhasil dan keinginan untuk harga diri.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses untuk membentuk konsep diri seseorang dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari orang-orang terdekat ( faktor pelaku ) dan faktor substansi.

4. Pengaruh konsep diri terhadap komunikasi menurut Sinurat (Taylor, 1979:18) antara lain:

a. Pygmalion effectadalah kecenderungan untuk menjadi seperti yang diharapkan atau dikatakan oleh orang lain. Manusia itu cenderung melihat dirinya seperti yang dilihat oleh orang lain menurut keyakinan atau pikiran.

b. The self fulfilling prophecy adalah orang cenderung bertingkah laku sesuai dengan apa yang diharapkan atau diyakininya tentang dirinya.

c. Selectivity ini exposure, perseption, and retention adalah konsep diri merupakan saringan. Lewat saringan itulah kita melihat, mendengar, memberikan penilaian, dan memahami segala sesuatu yang berasal dari luar diri kita.

d. Self disclosureadalah kesediaan atau keengganan untuk membuka diri. Orang yang mempunyai konsep diri yang positif cenderung membuka diri secara wajar. Sebaliknya, orang yang konsep dirinya negatif cenderung mengalami kesukaran dalam membuka diri.

e. Self confidence adalah orang yang konsep dirinya positif merasa senang akan dirinya dan merasa yakin bahwa dia mampu menghadapi berbagai situasi yang dijumpai dalam pergaulan hidup. Ia memiliki kepercayaan diri.

Dokumen terkait