• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Trading in Influence

Dalam dokumen SEBAGAI TINDAK PIDANA KORUPSI (Halaman 45-52)

5. Kerangka Teoritik 1. Konsep Korupsi

5.4. Konsep Trading in Influence

Secara konsep, perbuatan memperdagangkan pengaruh (trading in influence) memang sulit dimengerti dan juga sulit untuk digambarkan bentuknya.39 Mengutip dari Michael Johnston, seorang peneliti di Cambridge University juga menyatakan bahwa “The scope of Influence Market corruption is difficult to specify.”40

Itulah alasan, yang menurut Association of Accredited Public Policy Advocates to the European Union (AAELP), beberapa negara tidak mau untuk memidana TI ini. AAELP juga menyatakan bahwa :

The difficulty in criminalising trading in influence is that the corrupt act is not obvious. Whether an official is influenced is often difficult to prove because the causal connection between the actor who acts and the actor who is being influenced is not so clear and remains difficult to investigate and

prove.”

Beberapa ahli dan lembaga telah mencoba merumuskan definisi Trading in

Influence. Adapun definisi TI yang penulis dapat temukan dalam beberapa literatur,

antara lain;

39Michael Johnston, “Syndrome of Corruption: Wealth, Power, and Democracy”, London; Cambridge University Press, 2005, h. 86

40

Association of Accredited Public Policy Advocates to the European Union (AALEP), Trading in Influence, diakses pada tanggal 1 Juni 2015 dan Slingerland, Willeke. The Fight Against Trading in Influence, Saxion University of Applied Sciences, School of Governance & Law M. H. Tromplaan 28, 7513 AB Enschede, the Netherlands, h. 11

25

United Nations Conventions Against Corruption sebagaimana diatur dalam Pasal 18 huruf (a) dan (b) UNCAC :41

Each State Party shall consider adopting such legislative and other measures as may be necessary to establish as criminal offences, when committed intentionally

(Setiap Negara Pihak dapat mempertimbangkan untuk mengambil tindakan-tindakan legislatif dan lainnya yang dianggap perlu untuk menetapkan kejahatan pidana, apabila dilakukan dengan sengaja) :

a. “The promise, offering or giving to a public official or any other person,

directly or indirectly, of an undue advantage in order that the public official or the person abuse his or her real or supposed influence with a view to obtaining from an administration or public authority of the State Party an undue advantage for the original instigator of the act or for any other

person” (Janji, penawaran atau pemberian kepada pejabat publik atau orang lain siapa pun, secara langsung atau tidak langsung, manfaat yang tidak semestinya agar pejabat publik atau orang tersebut menyalahgunakan pengaruhnya yang nyata atau yang dianggap ada dengan maksud memperoleh dari pejabat publik suatu manfaat yang tidak semestinya untuk kepentingan penghasut yang sebenarnya dari tindakan tersebut atau untuk orang lain siapa pun);

b. The solicitation or acceptance by a public official or any other person, directly or indirectly, of an undue advantage for himself or herself or for another person in order that the public official or the person abuse his or her real or supposed influence with a view to obtaining from an administration or public authority of the State Party an undue advantage (Permintaan atau penerimaan oleh pejabat publik atau orang lain siapa pun, secara langsung atau tidak langsung, manfaat yang tidak semestinya untuk dirinya atau untuk orang lain agar pejabat publik atau orang tersebut menyalahgunakan pengaruhnya yang nyata atau dianggap ada dengan maksud memperoleh dari pejabat publik, suatumanfaat yang tidak semestinya).

Menurut pada penelitian BEEPS, Trading in influence42 diartikan sebagai

perbuatan yang dilakukan dengan sengaja menjanjikan, menawarkan atau memberikan kepada seseorang pejabat publik atau orang lain, secara langsung atau tidak langsung, suatu keuntungan yang tidak semestinya, agar pejabat publik itu menyalahgunakan pengaruhnya yang nyata, atau yang diperkirakan, suatu

41

Persatuan Bangsa-Bangsa, United Nations Convention Against Corruption 2003 (UNCAC), Article 18

42

http://fayusman-rifai.blogspot.com/2011/02/bentuk-bentuk-tindak-pidana-korupsi, html, diakses tanggal 1 Mei 2017.

26

keuntungan yang tidak semestinya bagi si penghasut asli tindakan tersebut atau untuk orang lain. Arti sempit dari pengertian TI yaitu menggunakan pengaruh (kekerabatan, kekeluargaan, persahabatan atau hubungan lain) untuk menghasut pejabat publik demi memuluskan kepentingan seorang pengusaha atau pelaku korupsi. Korupsi ini tidak menggunakan suap sehingga korupsi ini dilakukan melalui kekerabatan.

Association of Accredited Public Policy Advocates to the European Union

The situation where a person misuses his/her influence over the decision-making process for a third party (person, institution or government) in return for his

loyalty, money or any other material orimmaterial undue advantage”43

(Situasi di mana seseorang menyalahgunakan pengaruhnya atas proses pengambilan keputusan untuk pihak ketiga (orang, institusi atau pemerintah) dengan imbalan kesetiaan, uang atau keuntungan material atau lainnya yang tidak semestinya).

United States Institutes of Peace:

Someone who promises, offers, or gives to a public official, a foreign public official, an official of public international organization, or any other person directly or indirectly, an undue advantages in order that the public official foreign public official, foreign public official official of a public international organization, or the person abuse his or her real or supposed influence and with a view to obtaining from an administration or public authority an undue advantage for the original instigator of the act or for any other person. Or;

(Seseorang yang menjanjikan, menawarkan, atau memberi kepada pejabat publik, pejabat publik asing, pejabat organisasi internasional publik, atau orang lain secara langsung atau tidak langsung, keuntungan yang tidak semestinya agar pejabat publik pejabat publik asing, pejabat publik asing Pejabat organisasi internasional publik, atau orang yang menyalahgunakan pengaruh sebenarnya atau yang seharusnya dan dengan maksud memperoleh persetujuan dari administrasi atau otoritas publik merupakan keuntungan yang tidak semestinya bagi pemalsuan tindakan tersebut atau orang lain). Atau;

Someone who is public official, a foregin public official, an official of a public international organization, or any other person, solicits or accepts an undue advantage, directly or indirectly, for himself or herself or another person or

43

27

entity , in order that public official foreign public official, official of a public international organization, or the person abuse his or her real or supposed influence with a view to obtaining from an administration or public authority

an undue advantage.”44

(Seseorang pejabat publik, pejabat publik asing, pejabat organisasi internasional publik, atau orang lain, meminta atau menerima keuntungan yang tidak semestinya, secara langsung atau tidak langsung, untuk dirinya sendiri atau orang atau entitas lain, agar pejabat publik, Pejabat publik asing, pejabat organisasi internasional publik, atau orang yang menyalahgunakan pengaruhnya yang sebenarnya atau yang seharusnya dengan maksud untuk mendapatkan administrasi atau otoritas publik sebagai keuntungan yang tidak semestinya).

Council of Europe‟s Criminal Law Convention on Corruption:

when it committed intentionally, the promising, giving or offering, directly or indirectly, of any undue advantage to anyone, who asserts of confirms that he or she is able to exert an improper influence over the decision making of any persons in consideration thereof, whether the undue advantage is for himself or herself, or for anyone else, as well as the request, receipt or the acceptance of the offer or the promise of such an advantage, in consideration of that influence, whether or not the influence is exerted or whether or not the supposed influence leads to the intended results.”45

(Ketika melakukan dengan sengaja, menjanjikan, memberi atau menawarkan, secara langsung atau tidak langsung, adanya keuntungan yang tidak semestinya kepada siapapun, yang menegaskan bahwa dia dapat memberikan pengaruh yang tidak benar atas pengambilan keputusan, apakah keuntungan yang tidak semestinya adalah untuk dirinya sendiri, atau untuk orang lain, serta permintaan, penerimaan atau penerimaan tawaran atau janji keuntungan semacam itu, dengan pertimbangan pengaruh itu, apakah pengaruh itu diberikan atau tidak apakah pengaruh yang dimaksud tersebut mengarah pada hasil yang diinginkan atau tidak).

Michael Johnston:

“Influence Market corruption revolves around the use of wealth to seek

influence within strong political and administrative institutions – often, with politicians putting their own access out for rent”46

(Korupsi Pengaruh dalam pasar berkisar pada penggunaan kekayaan untuk mencari pengaruh di dalam institusi politik dan administratif yang seringkali politisi menempatkan akses mereka sendiri untuk diperjualbelikan).

44

United States Institute of Peace (USIP), http ://www.usip.org/ apachesolrsearch/ trading%20in%20 influence, diakses pada tanggal 1 Juni 2016

45

European Union, Council of Europe‟s Criminal Law Convention on Corruption (CoE

Convention) 1993, Article 12 46

28

Oxford Dictionary:

“influence peddling is the use of position or political influence on someone‟s behalf in exchange for money or favour“.47

"Memperdagangkan pengaruh adalah penggunaan posisi atau pengaruh politik atas nama seseorang dengan imbalan uang atau bantuan".

Merujuk kepada Oxford Dictionary, ada dua hal yang menjadi penekanan yakni Pertama, perdagangan pengaruh merupakan bentuk penggunaan posisi atau pengaruh politik atas nama seseorang. Subjek definisi tersebut harus dibedakan,

karena “penggunaan posisi” berarti perdagangan pengaruh dilakukan langsung oleh pihak yang berkuasa; sementara “pengaruh politik atas nama seseorang” berarti menggunakan akses kedekatan dengan pihak yang sedang berkuasa. Kedua, kick

back dari perdagangan pengaruh tersebut berbentuk uang atau bantuan. Inilah yang

sebenarnya tujuan dari upaya perdagangan pengaruh. Hal ini tentu sejalan dengan

frasa “undue advantage” (keuntungan yang tidak semestinya) sebagaimana yang diatur dalam UNCAC.

Black Law Dictionary “Undue influence is the improper use of power or trust

in a way that deprives a person of free will and substitutes another‟s objective.”48

"Pengaruh yang tidak semestinya adalah penggunaan kekuasaan atau kepercayaan yang tidak semestinya dengan cara yang menghalangi kebebasan dan menggantikan

tujuan orang lain”.

Pengertian dalam Black Law Dictionary mempunyai pengertian yang lebih luas daripada pengertian pengaruh sebagaimana yang terdapat dalam Oxford Dictionary. Pengertian dalam Black Law Dictionary ini tidak membatasi pada

47

Oxford Dictionaries. http://www.oxforddictionaries.com diakses pada tanggal 1 juni 2016 48

29

penggunaan posisi atau pengaruh politik atas nama seseorang saja, melainkan sampai kepada penggunan kekuasaan yang tidak semestinya yang menggangu objektivitas.

Perbuatan memperdagangkan pengaruh (trading in influence) memang memiliki karakteristik yang mirip dengan suap. Untuk membedakan kedua hal tersebut, Julia Phillip memberikan contoh secara konseptual untuk menjelaskan perbedaan tersebut;49

“Bribery may be best demonstrated by the following example: A, director of a

regional bank, is very interested in a valuable piece of real estate which is owned by the city. One of the biggest competitors of the bank is also interested in this property. A agrees with C, who is the responsible officer in

the city‟s construction department, that C will be given the opportunity to buy a luxurious mansion considerably below the market price if C provides A with the required construction permit for the plot. C (the agent) subsequently acts as desired by A (the client), thus disregarding the procedures and rules set up by the administration of the city (the principal) which would normally have applied in the case. By soliciting or accepting an undue advantage for himself (in form of the luxurious mansion below market price) in exchange for a favor given to A in the course of his official duties, C fulfils the elements of the offence of passive bribery under the definitions of most international anti-corruption instruments and the domestic laws of most countries. A, as the active briber, is also punishable.

The question of trading in influence arises if one changes some elements in the previous example: The case remains the same, except that A, this time, does not approach C directly with his concern. A seeks out his friend and tennis partner, B, a city officer for waste management. A tells B about his

desire and asks him for „help‟ in this regard. In exchange, A offers B the

opportunity to buy a luxurious mansion considerably below the market price. B knows C well because they had met in several meetings at work which concerned both of their areas of responsibility. Furthermore, B and C are members of the same political party. B uses his personal relation with C in order to obtain a construction permit for A (without C knowing of the agreement between A and B). In the end, C provides A with the required permit.

The result is the same in both cases: A obtains a favorable decision from the responsible public officer, C. But while in the first case C receives a benefit

for acting according to A‟s wishes, he does not receive anything in the second

49

Julia Phillip, The Criminalization of Trading in Influence in International Anti‐Corruption Laws”, (Disertasi Doktor University of Western Cape, South Africa, 2009, h. 7-9)

30

case, but merely acts in order to do his friend, B, a favor. The person obtaining a benefit in exchange for the desired decision of the public authority is B. This second example is a clear case of trading in influence, where B uses his influence (arising from his position) to obtain an action or decision from a public authority. Accordingly, in contrast to bribery, the offence of trading in influence requires a relationship which is enlarged by a

fourth person: the „influence peddler‟, that is, the person who commercialises

his real or supposed influence (in our case B). The agent (C) does not appear on the scene himself, but remains in the background. Trading in influence thus appears as an indirect form of corruption, also called second-hand corruption. Despite its indirect nature, trading in influence seems neither less dangerous for a society, nor ethically more justifiable than the traditional

offence of bribery.”

"Penyuapan mungkin paling baik ditunjukkan oleh contoh berikut: A, direktur sebuah bank regional, sangat tertarik pada barang berharga dari real estate yang dimiliki oleh suatu kota. Salah satu pesaing terbesar bank juga tertarik dengan properti ini. A setuju dengan C, siapa petugas yang bertanggung jawab di departemen konstruksi kota, bahwa C akan diberi kesempatan untuk membeli rumah mewah di bawah harga pasar jika C menyediakan A dengan izin konstruksi yang diperlukan untuk plot tersebut. C (agen) selanjutnya bertindak sesuai keinginan A (klien), sehingga mengabaikan prosedur dan peraturan yang ditetapkan oleh administrasi kota yang biasanya akan diterapkan dalam kasus ini, dengan meminta atau menerima keuntungan yang tidak semestinya untuk dirinya sendiri (dalam bentuk rumah mewah di bawah harga pasar) dengan imbalan bantuan yang diberikan kepada A dalam perjalanan tugas resminya, C memenuhi unsur-unsur pelanggaran penyuapan pasif berdasarkan definisi sebagian besar instrumen anti-korupsi internasional dan hukum domestik kebanyakan negara. A, sebagai briber aktif, juga bisa dihukum.

Pertanyaan tentang perbuatan memperdagangkan pengaruh muncul jika seseorang mengubah beberapa elemen pada contoh sebelumnya: Kasusnya tetap sama, kecuali bahwa A, kali ini, tidak mendekati C secara langsung. A mencari teman dan rekan tenisnya, B, seorang petugas kota untuk pengelolaan sampah. A menceritakan B tentang keinginannya dan meminta dia untuk 'membantu' dalam hal ini. Sebagai gantinya, A menawarkan kesempatan kepada B untuk membeli rumah mewah dengan harga di bawah harga pasar. B tahu C dengan baik karena mereka pernah bertemu di beberapa pertemuan di tempat kerja yang menyangkut kedua bidang tanggung jawab mereka. Selanjutnya, B dan C adalah anggota partai politik yang sama. B menggunakan hubungan pribadinya dengan C untuk mendapatkan izin konstruksi untuk A (tanpa C mengetahui kesepakatan antara A dan B). Pada akhirnya, C menyediakan A dengan izin yang diperlukan.

Hasilnya sama dalam kedua kasus : A memperoleh keputusan yang menguntungkan dari petugas publik yang bertanggung jawab yakni C. Tetapi pada kasus pertama, C menerima keuntungan untuk bertindak sesuai keinginan A, dia tidak menerima apapun dalam kasus kedua, namun hanya bertindak untuk menolong temannya, B. Orang tersebut memperoleh

31

keuntungan dengan imbalan keputusan publik yang diinginkan Otoritas adalah B. Contoh kedua ini adalah kasus memperdagangkan pengaruh yang jelas, dimana B menggunakan pengaruhnya (timbul dari posisinya) untuk mendapatkan tindakan atau keputusan dari otoritas publik. Oleh karena itu, berbeda dengan penyuapan, pelanggaran memperdagangkan pengaruh memerlukan sebuah hubungan yang diperkuat oleh orang keempat : 'penjual pengaruh', yaitu orang yang mempublikasikan pengaruh sebenarnya atau yang seharusnya (dalam kasus ini adalah B). Agen (C) tidak muncul di tempat kejadian sendiri, namun tetap berada di belakang layar. Memperdagangkan pengaruh yang demikian muncul sebagai bentuk korupsi tidak langsung, juga disebut korupsi tangan kedua. Terlepas dari sifat tidak langsungnya, memperdagangkan pengaruh tampaknya tidak berbahaya bagi masyarakat, atau secara etis lebih dapat dibenarkan daripada pelanggaran penyuapan tradisional. "

Dalam dokumen SEBAGAI TINDAK PIDANA KORUPSI (Halaman 45-52)

Dokumen terkait