• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP meliputi : kesimpulan dan saran

KAJIAN TEORITIS

D. Konseptualisasi Partai Politik 1.Definisi Partai politik

Partai politik merupakan sarana bagi warga negara untuk turut serta atau berpartisipasi dalam proses pengelolaan negara. Dewasa ini partai politik sudah sangat akrab di lingkungan kita. Sebagai lembaga politik, partai bukan sesuatu yang dengan sendirinya ada. Kelahirannya mempunyai sejarah cukup panjang, meskipun juga belum cukup tua. Biasa dikatakan partai politik merupakan organisasi yang baru dalam kehidupan manusia, jauh lebih muda dibandingkan dengan organisasi negara. Dan ia baru ada di negara modern.24

Mengenai pengertian partai politik cukup banyak sarjana telah mengemukakan pendapatnya antara lain sebagai berikut: Menurt Carr yang dikutip oleh Hafied Cangara, “political party is an organization that attemps to

achieve and maintain control of government” (partai politik adalah suatu organisasi yang berusaha untuk mencapai dan memelihara pengawasan terhadap pemerintah).25 Sementara itu, pengertian partai politik menurut Undang-Undang No. 31 Tahun 2002 Republik Indonesia dinyatakan bahwa “partai politik adalah organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dan negara melalui pemilihan umum.”26

24

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 397.

25

Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi, h. 208.

Menurut Carl Friendrich yang dikutip oleh Ramlan Surbakti dalam bukunya, memberi batasan partai politik sebagai kelompok manusia yang terorganisasi secara stabil dengan tujuan untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan bagi pemimin materiil dan idiil kepada para anggotanya. Sementara itu soultau menjelaskan partai politik sebagai yang sedikit banyak terorganisasikan, yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik, dan yang memanaatkan kekuasaannya untuk kebijakan umum yang mereka buat.27

2. Fungsi Partai Politik

Fungsi utama partai politik adalah mencari dan mempertahanan kekuasaan guna mewujudkan program-program yang disusun berdasarkan ideologi tertentu.28 Namun, partai politik juga melaksanakan sejumlah fungsi lain. Fungsi lain tersebut adalah:

a. Sosialisasi Politik

Yang dimaksud sosialisasi politik ialah proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota masyarakat. Melalui proses sosialisai politik inilah para anggota masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik yang berlangsung dalam masyarakat.

b. Rekrutmen Politik

Rekrutmen politik ialah seleksi dan pemilihan atau seleksi dan pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususnya. Fungsi ini sangat besar porsinya manakala partai politik

27

Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: Grasindo, 2010), h. 148.

itu merupakan partai tunggal seperti dalam sistem politik totaliter, atau manakala partai ini merupakan partai mayoritas dalam badan perwakilan rakyat sehingga berwenang membentuk pemerintahan dalam sistem politik demokrasi.

c. Partisipasi Politik

Partisipai politik ialah kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebikjasanaan umum dan dalam ikut menentukan pemimpin pemerintahan. Kegiatan yang dimaksud, antara lain, mengajukan tuntutan, membayar pajak, melaksanakan keputusan, mengajukan kritik dan koreksi atas pelaksanaan suatu kebijakan umum, dan mendukung atau menetang calon pemimpin tertentu, mengajukan alternatif pemimpin dan memiih wakil rakyat dalam pemilihan umum.

d. Pemadu Kepentingan

Untuk memadukan berbagai kepentingan yang berbeda bahkan bertentangan, maka partai politik dibentuk. Kegiatan menampung, menganalisis dan memadukan berbagai bagai kepentingan yang berbeda bahkan bertentangan menjadi berbagai alternatif kebijakan umum, kemudian diperjuangkan dalam proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. Itulah yang dimaksud dengan fungsi pemaduan kepentingan.

e. Komunikator Politik

Partai politik berfungsi sebagai komunikator politik yang tidak hanya menyampaikan segala keputusan dan penjelasan pemerintah kepada

masyarakat sebagaimana diperankan oleh partai politik di negara totaliter tetapi juga menyampaikan aspirasi dan kepentingan berbagai kelompokk masyarakat kepada pemerintah. Keduanya dilaksanaan oleh partai-partai politik dalam sistem demokrasi.

f. Pengendalian Konflik

Partai politik sebagai salah satu lembaga demokrasi berfungsi untuk mengendalikan konflik melalui cara berdialog dengan pihak-pihak yang berkonflik, menampung dan memadukan berbagai aspirasi dan kepentingan dari pihak-pihak yang berkonflik dan membawa permasalahan ke dalam musyawarah badan perwakilan rakyat untuk mendapatkan penyelesaian berupa keputusan politik.

g. Kontrol politik

Dalam melaksanakan fungsi kontrol politik, partai politik juga harus menggunakan tolak ukur tersebut sebab tolak ukur itu pada dasarnya merupakan hasil kesepakatan bersama sehingga seharusnya menjadi pegangan bersama.29

3. Tujuan Partai Politik

Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 2008 Pasal 10 tujuan partai politik secara khusus adalah:

a. Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan.

b. Memperjuangkan cita-cita partai politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan negara.

29Ibid, h. 149-154.

c. Membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan negara.30

4. Tipologi Partai Politik

Tipologi partai politik ialah pengklasifikasian berbagai partai politik berdasarkan kriteria tertentu, seperti asas dan orientasi, komposisi dan fungsi anggota, basis sosial dan tujuan. Klasifikasi ini cenderung bersifat tipe dan ideal karena dalam kenyataanya, tidak sepenuhnya demikian. Tetapi untuk memudahkan pemahaman, di bawah ini, diuraikan sejumlah tipologi partai politik menurut kriteria-kriteria tersebut.

a. Asas dan Orientasi

Berdasarkan asas dan orientasinya, partai politik diklasifikasikan menjadi tiga tipe. Ketiga tipe ini meliputi partai politik pragmatis, partai politik doktriner, dan partai politik kepentingan. Yang dimaksud partai politik pragmatis ialah suatu partai yang mempunyai program dan kegiatan yang tak terikat kaku pada suatu doktrin dan ideologi tertentu. Sedangkan yang dimaksud partai politik doktriner ialah suatu partai politik yang memiliki sejumlah program dan kegiatan konkret sebagai penjabaran ideologi. Selanjutya yang dimaksud dengan partai kepentingan ialah suatu partai politik yang dibentuk dan dikelola atas dasar kepentingan tertentu. b. Komposisi dan Fungsi Anggota

Menurut komposisi dan fungsi anggotanya, partai politik dapat digolongkan menjadi dua, yaitu massa atau lindungan dan partai kader.

30

Yang dimaksud dengan partai politik massa atau lindungan ialah partai politik yang mengadalkan kekuatan pada keunggulan jumlah anggota dengan cara memobilisasi massa sebanyak-banyaknya, dan mengembangkan diri sebagai pelindung bagi berbagai kelompok dalam masyarakat sehingga pemilihan umum dapat dipelihara.

Sedangkan partai kader ialah suatu partai yang mengandalkan kualitas anggota, ketaatan organisasi, dan disiplin anggota sebagai sumber kekuatan utama. Seleksi kenggotaan dalam partai kader biasanya sangat ketat, yaitu melalui kaderisasi yang berjenjang dan intensif, serta penegakan disiplin partai yang konsisten dan tanpa pandang bulu.

c. Basis Sosial dan Tujuan

Menurut almond yang dikutip oleh Surbakti menggolongkan partai politik berdasarkan basis sosial dan tujuannya. Menurut basis sosialnya partai politik dibagi menjadi empat tipe, yaitu:

1) Partai politik yang beranggotakan lapisan-lapisan sosial dalam masyarakat, seperti kelas atas, menengah, dan bawah.

2) Partai politik yang anggota-anggotanya berasal dari kelompok kepentingan tertentu, seperti petani, buruh, dan pengusaha.

3) Partai politik yang anggotanya berasal dari pemeluk agama tertentu, seperti Islam, Katolik, Protestan, dan Hindu.

4) Partai politik yang angotanya berasal dari kelompok budaya tertentu, seperti suku bangsa, bahasa, dan daerah tertentu.31

E. Konseptualisasi Pemilu

Dokumen terkait