BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
C. Konservatisme dan Profitabilitas Masa Depan
xxxiv
Givoly and Hayn (2000) mengukur konservatisme dengan melihat kecenderungan dari akumulasi akrual dari beberapa tahun. Akrual yang dimaksud adalah perbedaan antara laba bersih sebelum depresiasi dan amortisasi dan arus kas dari kegiatan operasi. Apabila akrual negatif yang konsisten selama beberapa tahun hal tersebut menunjukkan penerapan akuntansi yang konservatif. Semakin besar akrual negatif maka akan semakin besar penerapan akuantansi konservatif diperusahaan tersebut. Hal ini didasari teori yang menyatakan bahwa konservatisme menunda pengakuan pendapatan dan mempercepat pengakuan biaya.
Pendukung konservatisme menyatakan bahwa konservatisme menyajikan laba dan aktiva dengan prinsip menunda pengakuan keuntungan dan secepatnya mengakui adanya kerugian. Prinsip ini memang akan menyebabkan laba dan aktiva periode berjalan menjadi lebih rendah. Bila terjadi kenaikan laba dan aktiva di masa datang akibat penerapan prinsip ini, hal tersebut disebabkan oleh keuntungan yang semula ditunda pengakuannya, telah diakui oleh perusahaan karena dipastikan akan terealisasi. Jadi bukan berarti peningkatan laba dan aktiva masa masa datang merupakan cermin dari tidak konservatifnya perusahaan. Pendukung konservatisme juga menyatakan bahwa laporan keuangan yang disusun dengan cara yang konservatif akan menyajikan informasi sesungguhnya dari nilai perusahaan. Sehingga akan membantu investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan investasi (Watts, 2003).
xxxv
Almilia (2005) menyebutkan bahwa laba dalam laporan keuangan mempunyai tingkat konservatisma yang berbeda. Konservatisma merupakan konvensi laporan keuangan yang penting dalam akuntansi, sehingga disebut sebagai prinsip akuntansi yang dominan. Konvensi seperti konservatisma menjadi pertimbangan dalam akuntansi dan laporan keuangan karena aktivitas perusahaan dilingkupi ketidakpastian. Konsep konservatisma menyatakan bahwa dalam keadaan yang tidak pasti manajer perusahaan akan menentukan pilihan perlakuan atau tindakan akuntansi yang didasarkan pada keadaan, harapan kejadian atau hasil yang dianggap kurang menguntungkan. Implikasi konsep ini terhadap prinsip akuntansi adalah akuntansi mengakui biaya atau rugi yang kemungkinan akan terjadi, tetapi tidak segera mengakui pendapatan atau laba yang akan datang walaupun kemungkinan terjadinya besar.
Hasil penelitian Paek et al.(2007) menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif antara penerapan akuntansi konservatif terhadap laba perusahaan dimasa depan. Perusahaan yang menerapkan akuntansi konservatif akan memiliki kecenderungan untuk mempertahankan laba lebih baik dari perusahaan yang optimis. Hal ini mengindikaasikan perusahaan yang menerapkan akuntansi yang konsevatif akan memiliki laba yang lebih besar dari pada perusahaan yang optimis. Penelitian ini mendukung pihak yang setuju dengan pihak yang mendukung konservatisme akuntansi, karena selain untuk menghidari situasi ketidakpastian dimasa depan, dapat juga digunakan untuk memprediksi indikator laba perusahaan yang lebih baik dimasa depan. Apabila konservatisme berpengaruh terhadap laba masa depan maka
xxxvi
konservatsime akuntansi juga akan berpengaruh terhadap rasio profitabilitas masa depan karena rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Fairfield et al.(2002) menyatakan bahwa komponena laba perusahaan yang berupa arus kas dan akrual perusahaan dapat digunakan untuk memprediksi profitabilitas masa depan perusahaan. Penerapan akuantansi yang konservatif akan menyebabkan sedikit terjadinya bias dalam melakukan investasi. Perusahaan yang menerapkan akuntansi konservatif, akan memperoleh return yang lebih rendah pada awal tahun investasinya namun akan menjadi lebih profitable pada tahun-tahun kemudian. Dengan akuntansi yang konservatif perusahan akan mengakui biaya cepat sehingga pada awal tahun investasi laba menjadi kecil namun pada tahun selanjutnya laba yang dihasilkan menjadi besar. Hal ini memperkuat dugaan penulis bahwa terdapat pengaruh antara konservatisme akuntansi dengan profitabilitas perusahaan dimasa depan.
Ahmed dan Duellman (2007) berpendapat bahwa konservatisme akuntansi bermanfaat bagi perusahaan karena menghindarkan perusahaan dari perilaku manajer yang melakukan investasi dengan NPV negatif serta lebih cepat mengakui kerugian ekonomi dari aktivitas investasi. Penerapan akuntansi yang konservatif dapat membatasi perilaku manajer yang terlalu oprtunis, konservatisme menjadikan investasi yang dilakukan akan menjadi lebih efektif. Hasil penelitian Ahmed dan Duellman (2007) menunjukkan bahwa secara relatif terhadap perusahaan yang kurang konservatif, perusahaan
xxxvii
yang menerapkan akuntansi konservatif akan memeproleh profitabilitas yang lebih tinggi pada tahun-tahun yang akan datang. Konservatisme akuntansi menyebabkan manajer lebih dulu mengakui biaya dan melakukan penundaan terhadap pengakuan keuntungan sehingga penerapan konservatisme akuntansi akan menyebabkan profitabilitas yang lebih tinggi di masa depan karena biaya yang diakui lebih awal. Hal ini mengindikasikan bahwa penerapan akuntansi konsevatif akan menyebabkan profitabilitas perusahaan menjadi lebih tinggi dimasa depan.
H1 : Akrual sebagai proksi konservatisme berpengaruh negatif terhadap profitabilitas masa depan perusahan
D. Tingkat Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Masa Depan
Mariewaty dan Setiani (2006) menyatakan penggunaan laporan keuangan sebagai aspek penilaian kinerja didasarkan atas informasi akuntansi, yang mencerminkan nilai sumber daya yang diperoleh perusahaan dari bisnisnya dan juga yang dikorbankan oleh para manajer untuk menjalankan aktivitas bisnis perusahaan. Salah satu informasi yang bermanfaat untuk menilia kinerja adalah laba. Lebih lanjut Mariewaty dan Setiani (2006) menjelaskan bahwa laba dapat memberikan sinyal yang positif mengenai prospek perusahaan di masa depan tentang kinerja perusahaan. Dengan adanya pertumbuhan laba yang terus meningkat dari tahun ke tahun, akan memberikan sinyal yang positif mengenai kinerja perusahaan. Pertumbuhan
xxxviii
laba perusahaan yang baik mencerminkan bahwa kinerja perusahaan juga baik. Karena laba merupakan ukuran kinerja dari suatu perusahaan, maka semakin tinggi laba yang dicapai perusahaan, mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan. Salah satu bentuk informasi akuntansi yang penting dalam proses penilaian kinerja perusahaan adalah berupa rasio-rasio keuangan perusahaan untuk perioda tertentu. Rasio profitabilitas perusahaan merupakan slaah stau rasio keuangan yang bertujuan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Julianto dan Jogiyanto (2002) berpendapat bahwa pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan yang diinginkan oleh pihak eksternal maupun internal perusahaan. Pertumbuhan ini diharapkan dapat memberikan aspek yang positif bagi perusahaan seperti adanya suatu kesempatan berinvestasi di perusahaan tersebut. Semakin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan, maka semakin besar kebutuhan-kebutuhan perusahaan tersebut atas dana untuk melakukan ekspansi finansial. Semakin besar kebutuhan dana di masa yang akan datang, maka perusahaan akan cenderung mempertahankan keuntungan dibandingkan dengan membayarkannya dalam bentuk dividen. Perusahaan yang sedang mengalami tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka dibutuhkan dana yang lebih besar untuk mendanai pertumbuhan tersebut. Maka dapat dikatakan bahwa makin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan makin besar dana yang dibutuhkan, makin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan, makin besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan yang berarti makin rendah payout ratio nya. Namun apabila
xxxix
perusahaan mencapai tingkat pertumbuhan yang sedemikian rupa, dimana kebutuhan dananya dipenuhi oleh pasar modal atau sumber ekstern lainnya, maka perusahaan dapat menetapkan dividendpayout ratio yang tinggi.
Fairfield et al.(2002) menyatakan tingkat pertumbuhan aktiva operasi perusahaan akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan dimasa depan. Aktiva merupakan potensi manfataat ekonomi yang memungkinkan adanya aliran kas ke dalam perusahaan dimasa depan. Apabila perusahaan memiliki pertumbuhan yang tinggi, maka potensi keuntungan dimasa depan juga tinggi. Tingkat pertumbuhan aktiva perusahan yang tinggi akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan dimasa depan. Pertumbuhan perusahaan merupakan sinyal bagi investor yang menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik dimasa depan. Hal ini akan direaksi secara positif oleh pasar dengan meningkatnya nilai perusahaan.
Parwestri (2008) perusahaan yang sedang mengalami tingkat pertumbuhan yang makin cepat, maka dibutuhkan dana yang lebih besar untuk mendanai pertumbuhan tersebut. Bagi perusahaan yang bertumbuh, lebih senang menahan labanya daripada membayarkannya sebagai dividen kepada para pemegang saham agar biaya-biaya tidak membengkak. Semakin besar kebutuhan dana masa depan, semakin besar memungkinkan perusahaan menahan labanya. Tingkat ekspansi yang direncanakan perusahaan sebagai indikasi pertumbuhan perusahaan yang tinggi akan berakibat mengurangi dividen karena laba yang diperoleh diprioritaskan untuk penambahan aktivitasi.
xl
Fitzsimmons et al.(2005) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan merupakan aspek yang penting bagi investor. Pertumbuhan perusahaan dinilai sebagai sinyalement baik bagi perusahaan. Salah satu hal yang perlu untuk diperhatikan oleh investor adalah sumber dana yang dipakai untuk tumbuh. Perusahaan yang tumbuh memiliki penyerapan dana yang besar baik dari hutang maupun dari laba ditahan. Namun dekimian, pertumbuhan lebih sering direspon secara positif oleh investor. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi diharapkan akan memberikan keuntungan yang tinggi pula dimasa depan dengan memberikan return on asset yang tinggi pula. Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu cara investor untuk menilai kinerja perusahaan. Pertumbuhan aset yang tinggi diharapkan akan pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan dimasa depan sehingga dapat bermanfaat bagi investor untuk menilai prospek perusahaan dimasa yang akan datang sebagai dasar dalam menentukan kebijakan investasinya.
H2 : Tingkat pertumbuhan aset berpengaruh positif terhadap profitabilitas masa depan perusahaan
Kiryanto dan Supriyanto (2006) berpendapat perusahaan besar cenderung menggunakan metode yang dapat mengurangi laba periodik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Dengan kata lain bahwa perusahaan besar cenderung lebih konservatif dari pada perusahaan kecil dan sebaliknya. Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yng ditunjukkan oleh total aktiva atau jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata total aktiva. Jadi ukuran perusahaan merupakan ukuran atau
xli
besarnya aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar cenderung memiliki akses yang lebih besar untuk memperoleh sumber dana dari berbagai sumber, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari kreditur pun akan lebih mudah karena memiliki profitabilitas lebih besar untuk lebih unggul dalam persaingan atau bertahan dalam industri. Pada sisi lain perusahaan dengan skala kecil lebih fleksibel dalam menghadapi ketidakpastian, karena perusahaan kecil lebih cepat bereaksi terhadap perubahan yang sifatnya mendadak.
Almilia (2005) menyatakan besar kecilnya ukuran suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal dengan didasarkan pada kenyataan bahwa semakin besar suatu perusahaan akan memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi sehingga akan lebih berani mengeluarkan saham baru dan kecenderungan untuk menggunakan jumlah pinjaman yang semakin besar pula. Perusahaan yang berukuran besar memiliki basis pemegang kepentingan yang lebih luas, sehingga berbagai kebijakan perusahaan besar akan berdampak lebih besar terhadap kepentingan publik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Bagi investor kebijakan perusahaan akan berimplikasi terhadap prospek cash flow dimasa yang akan datang. Sedangkan bagi regulator (pemerintah) akan berdampak terhadap besarnya pajak yang akan diterima, serta efektifitas peran pemberian perlindungan terhadap masyarakat secara umum. Lebih lanjut, Fitzsimmons et al.(2005) menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki aktiva yang besar yang digunakan untuk melakukan investasi. Kebutuhan dana untuk melakukan investasi akan dapat
xlii
dicukupi dari hutang maupun dengan mengeluarkan saham baru karena umumnya perusahaan yang besar mendapatkan kepercayaan yang besar dari pemilik modal. Dengan investasi yang besar diharapkan perusahaan akan memiliki aset yang besar yang merupakan prospek tentang profitabilitas perusahaan dimasa yang akan datang.
H3 : Ukuran berpengaruh positif terhadap profitabilitas masa depan perusahaan