• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)

5.1 Penyelenggraan Fasilitas Kesehatan Lingkungan Sekolah

5.1.2 Konstruksi Bangunan

Bangunan adalah semua ruangan yang ada dalam lingkungan sekolah pada batas pagar sekolah yang digunakan untuk berbagai keperluan dan kegiatan sekolah. Setiap sekolah harus memiliki beberapa ruang kelas, ruang UKS, ruang ibadah, kantin/warung sekolah, toilet, dan sebagainya.

Adapun pedoman peyelenggaraan kesehtan lingkungan sekolah menurut keputusan Menteri Kesehatan Indonesia No.1429/Menkes/SK/XII/2006 untuk konstruksi atap dan talang yaitu atap harus kuat, tidak bocor dan tidak menjadi tempat perindukan tikus, kemiringan atap harus cukup, sehingga tidak mudah bocor dan tidak memungkinkan terjadinya genangan air pada atap dan langit- langit, kemudian atap yang mempunyai ketinggian lebih dari 10 m harus dilengkapi dengan penangkal petir, serta talang tidak bocor dan tidak menjadi tempat perindukan nyamuk

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan konstruksi atap dan talang bangunan menunjukkan bahwa SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al- Azhar Medan yang telah memenuhi persyaratan ialah atap dan talang kuat, tidak bocor dan tidak menjadi tempat perindukan tikus, kemudian kemiringan atap

kemiringan atap harus cukup, sehingga tidak mudah bocor dan tidak memungkinkan terjadinya genangan air, serta talang tidak bocor dan tidak menjadi tempat perindukan nyamuk. Sedangkan penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan konstruksi atap dan talang bangunan di SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang tidak memenuhi persyaratan ialah atap yang mempunyai ketinggian lebih dari 10 m tidak dilengkapi dengan penangkal petir.

Pedoman peyelenggaraan kesehtan lingkungan sekolah menurut keputusan Menteri Kesehatan Indonesia No.1429/Menkes/SK/XII/2006 untuk konstruksi langit-langit ialah langit-langit harus kuat, berwarna terang dan mudah dibersihkan, kerangka langit-langit yang terbuar dari kayu harus anti rayap, langit- langit yang terbuat dari anyaman bamboo tidak boleh dicat dengan larutan kapur tohor, serta langit angit-langit tingginya minimal 3m dari permukaan lantai.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan konstruksi langit-langit diketahui bahwa SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan telah memenuhi persyaratan yaitu langit-langit harus kuat, berwarna terang dan mudah dibersihkan, kemudian kerangka langit-langit yang terbuat dari kayu harus anti rayap.

Pedoman peyelenggaraan kesehtan lingkungan sekolah menurut keputusan Menteri Kesehatan Indonesia No.1429/Menkes/SK/XII/2006 untuk konstruski dinding ialah harus memenuhi persyaratan permukaan dinding harus bersih, tidak lembab, dan berwara terang, permukaan dinding yang selalu terkena percikan air

harus terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air (transram), dinding yang terbuat dari tembok tidak mudah retak, kemudian dinding yang terbuat dari kayu atau anyaman bambo harus rapat dan tidak boleh dicat dengan larutan kapur, serta warna dinding ruang belajar berwarna lembut dan terang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan konstruksi dinding di SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang telah memenuhi persyaratan ialah permukaan dinding sudah bersih, tidak lembab, dan berwarna terang, kemudian dinding yang terbuat dari tembok tidak mudah retak, serta warna dinding ruang belajar berwarna lembut dan terang. Sedangkan penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan konstruksi dinding di SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang tidak memenuhi persyaratan ialah permukaan dinding yang selalu terkena percikan air tidak terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air (transram).

Pedoman peyelenggaraan kesehtan lingkungan sekolah menurut keputusan Menteri Kesehatan Indonesia No.1429/Menkes/SK/XII/2006 untuk konstruksi lantai ialah harus memenuhi persyaratan lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak retak, tidak licin, dan mudah dibersihkan, pertemuan dinding dengan lantai harus berbentuk konus/lengkung agar mudah dibersihkan, kemudian lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang cukup kearah saluran pembuangan air limbah, dan warna lantai harus berwarna terang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan konstruksi lantai di SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang telah memenuhi persyaratan ialah lantai sudah terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak retak, tidak licin, dan mudah dibersihkan, kemudian pertemuan dinding dengan lantai harus berbentuk konus/lengkung agar mudah dibersihkan, serta lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang cukup kearah saluran pembuangan air limbah. SD Swasta Model Al-Azhar Medan memiliki kontruksi lantai sesuai persyartan yang ditentukan yakni warna lantai harus terang, sedangkan SD Negeri 060934 memiliki kontruksi lantai tidak sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, karena lantai berwarna gelap.

Pedoman peyelenggaraan kesehtan lingkungan sekolah menurut keputusan Menteri Kesehatan Indonesia No.1429/Menkes/SK/XII/2006 untuk konstruksi tangga ialah harus memenuhi persyaratan yaitu setiap bangunan bertingkat, harus mempunyai tangga yang juga berfungsi sebagai tangga penyelamat, lebar anak tangga minimal 30 cm, tinggi anak tangga maksimal 20 cm, kemudian pegangan tangga ditangga harus ada untuk keamanan, dan lebar tangga/luas tangga > 150 cm.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penilaian kontruksi tangga hanya dilakukan di SD Swasta Model Al-Azhar Medan dikarenakan SD Negeri 060934 bukan merupakan bangunan bertingkat. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan konstruksi tangga di SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang telah memenuhi persyaratan ialah mempunyai tangga yang juga berfungsi

sebagai tangga penyelamat, tinggi anak tangga maksimal 20 cm, kemudian sudah memiliki pegangan tangga untuk keselamatan, dan lebar tangga/luas tangga > 150 cm. Sedangkan penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan konstruksi tangga di SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan ialah lebar anak tangga tidak mencapai 30 cm.

Pedoman peyelenggaraan kesehtan lingkungan sekolah menurut keputusan Menteri Kesehatan Indonesia No.1429/Menkes/SK/XII/2006 untuk pintu ialah terdiri dari dua daun pintu dengan arah bukaan keluar dan mempunyai ukuran sesuai ketentuan yang berlaku. Antara dua kelas harus ada pintu yang berdekatan dengan pintu kelar, untuk memungkinkan cepat keluarnya siswa yang duduk paling belakang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan konstruksi pintu di SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan karena tidak terdiri dari dua daun pintu dengan arah buka keluar dan tidak mempunyai ukuran sesuai ketentuan yang berlaku, konstruksi pintu di SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan hanya memiliki satu daun pintu.

Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan konstruksi pembuangan air hujan di SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan telah memenuhi persyaratan yang ditentukan karena pembungan air hujan dilakukan dengan diresapkan ke dalam tanah atau disalurkan ke saluran umum/ sungai terdekat.

Kontruksi bangunan sekolah di SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang sudah memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku ialah hanya dalam hal kontruksi langit-langit dan pembungan air hujan, sedangkan kontruksi bangunan sekolah di SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku ialah kontruksi bangunan dalam hal atap dan talang, dinding, lantai, tangga, dan pintu.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa baik SD Negeri 060934 maupun SD Swasta Model Al-Azhar Medan tidak memenuhi persyaratan konstruksi bangunan sekolah dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/ 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.

5.1.3 Ruang Bangunan

Setiap sekolah harus memiliki beberapa Ruang Kelas, Ruang Bimbingan & Konseling, Ruang UKS, Ruang Laboratorium, Kantin/Warung Sekolah, Toilet, Ruang Ibadah dan Gudang.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan ruang kelas diketahui bahwa ruang kelas SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang telah memenuhi persyaratan ialah tingkat kebisingan tidak melebihi 35-45dB (A), yang mana berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan Sound Level Meter diketahui bahwa tingkat kebisingan ruang kelas di SD Negeri 060934 Medan Johor ialah sebesar 38 dB, sedangkan di SD Swasta Model Al-Azhar Medan

sebesar 40 dB, hal ini sesuai dengan nilai ambang batas kebisingan sebesar 35- 45dB (A) yang ditetapkan dalam Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah, kemudian penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan ruang kelas yang tidak memenuhi persyaratan ialah lantai didepan papan tulis tidak ditinggikan 40 cm dari lantai sekitarnya, dan tidak tersedia tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir didepan ruang kelas, minimal 1 tempat cuci tangan untuk 2 (dua) kelas

Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan ruang kelas diketahui bahwa ruang UKS di SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang telah memenuhi persyaratan ialah memiliki luas minimal 27 m2, dan yang tidak memenuhi persyaratan ialah ruang UKS dilengkapi dengan tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir. Sedangkan SD Negeri 060934 tidak memenuhi semua persyaratan ruang UKS karena tidak i dilengkapi dengan tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan luas ruangan kurang dari 27m2.

Salah satu ruang yang menjadi pusat kesehatan siswa adalah ruang UKS. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya pelayanan kesehatan yang terdapat di sekolah yang bertujuan menangani kecelakaan ringan (upaya pertolongan pertama pada kecelakaan/P3K), melayani kesehatan dasar bagi anak didik selama sekolah, memantau pertumbuhan dan status gizi anak didik.

Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan ruang kelas diketahui bahwa ruang UKS di SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang telah memenuhi persyaratan ialah memiliki luas minimal 27 m2, dan yang tidak

memenuhi persyaratan ialah ruang UKS dilengkapi dengan tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir. Sedangkan SD Negeri 060934 tidak memenuhi semua persyaratan ruang UKS karena tidak i dilengkapi dengan tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan luas ruangan kurang dari 27m2.

Penilaian persyaratan ruang laboratorium hanya dilakukan di SD Swasta Model Al-Azhar Medan dikarenakan SD Negeri 060934 tidak memiliki ruang laboratorium. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan ruang laboratorium di SD Swasta Model Al-Azhar Medan telah memenuhi persyaratan yang ditentukan yaitu tersedia tempat cuci peralatan laboratorium yang dilengkapi dengan air yang mengalir dan kepadatan ruang laboratorium minimal 4m2/murid.

Ruang di sekolah yang perlu diperhatikan kebersihannya ialah kantin sekolah yang merupakan salah satu fungsi dari kantin adalah sebagai tempat memasak atau membuat makanan dan selanjutnya dihidangkan kepada konsumen, maka kantin dapat menjadi tempat menyebarnya segala penyakit yang medianya melalui makanan dan minuman. Dengan demikian makanan dan minuman yang dijual di kantin berpotensi menyebabkan penyakit bawaan makanan bila tidak dikelola dan ditangani dengan baik.

Penilaian persyaratan kantin/warung sekolah juga hanya dilakukan di SD Swasta Model Al-Azhar Medan dikarenakan SD Negeri 060934 tidak memiliki kantin/warung sekolah. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan kantin/warung sekolah di SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang telah memenuhi persyaratan ialah tersedia tempat untuk penyimpanan bahan makanan, tersedia tempat untuk penyimpanan makanan jadi/siap saji yang

tertutup, tempat untuk menyimpan peralatan makanan dan minuman, lokasi kantin/warung sekolah minimal berjarak 20 m dengan TPS (Tempat pengumpulan sampah sementara), kemudian makanan jajanan yang dijual harus dalam keadaan terbungkus dan atau tertutup, dan makanan jajanan yang disajikan dalam kemasan harus dalam keadaan baik dan tidak kadaluarsa. Sedangkan penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan kantin/warung sekolah di SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang tidak memenuhi persyaratan ialah tidak tersedia tempat cuci peralatan makan dan minum dengan air yang mengalir, tidak tersedia tersedianya tempat cuci tangan bagi pengunjung kantin/warung sekolah, kemudian peralatan yang sudah dipakai tidak dicuci dengan air bersih yang mengalir atau dalam 2 wadah yang berbeda dan dengan menggunakan sabun, dan peralatan yang digunakan untuk mengolah dan menyajikan makanan jajanan tidak disesuaikan dengan peruntukannya.

Ruang bangunan sekolah di SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al- Azhar Medan yang sudah memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku ialah hanya ruang laboratorium yang ada di SD Swasta Model Al-Azhar Medan, sedangkan ruang bangunan sekolah di SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku ialah ruang kelas, ruang UKS, serta kantin/warung sekolah yang ada di SD Swasta Model Al-Azhar Medan.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa baik SD Negeri 060934 maupun SD Swasta Model Al-Azhar Medan tidak memenuhi persyaratan ruang bangunan sekolah dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan

sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/ 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.

5.1.4 Kualitas Udara

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan kualitas udara menunjukkan bahwa SD Swasta Model Al-Azhr telah memenuhi semua persyaratan yaitu udara ruang sekolah tidak berbau (terutama gas H2S dan NH3), kemudian konsentrasi debu tersuspensi maksimum 150 mikrogram/m3 dengan rata-rata pengukuran selama 8 jam dan tidak mengandung debu berserat, dan telah menetapkan sekolah sebagai kawasan tanpa asap rokok. Sedangkan SD Negeri 060934 belum memenuhi persyaratan kualitas udara dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah karena belum menetapkan sekolah sebagai kawasan bebas asap rokok.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa hanya SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang telah memenuhi persyaratan kualitas udara dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/ 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.

5.1.5 Pencahayaan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan pencahayaan menunjukkan bahwa hanya SD Swasta Model Al-Azhar yang telah memenuhi semua persyaratan yang ditentukan yaitu pencahayaan disetiap ruang disesuaikan dengan peruntukannya dan pencahayaan disetiap ruang tidak silau. Sedangkan SD Negeri 060934 belum

memenuhi persyaratan pencahayaan yang ditentukan dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah karena pencahayaan disetiap ruang tidak disesuaikan dengan peruntukannya .

Hal tersebut diketahui dari hasil pengukuran tingkat pencahayaan dengan menggunakan lux meter sesuai dengan luas ruangan dengan ketinggian 1 meter dari lantai dengan hasil pengukuran pencahayaan di SD Negeri 060934 Medan Johor di ruang kelas intensitas cahaya sebesar 150 NTU, ruang guru sebesar 200 NTU, ruang perpstakaan sebesar 150 NTU, dan toilet sebesar 100 NTU. Sedangkan hasil pengukuran intensitas cahaya di SD Swasta Model Al-Azhar Medan diketahui bahwa intensitas chaya di ruang kelas 250 NTU, ruang guru sebesar 250 NTU, ruang UKS sebesr 200 NTU, sekitar tangga sebesar 100 NTU, ruang laboratorium 275 NTU, kantin/warung sekolah sebesar NTU, kemudian toilet sebesr 100 NTU, dan ruang ibadah sebesar 100 NTU.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa hanya SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang telah memenuhi persyaratan pencahayaan dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.

5.1.6 Ventilasi

Berdasarkan hasil peneletian diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan pencahayaan menunjukkan bahwa hanya SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang telah memenuhi semua persyaratan ventilasi yang ditentukan yaitu ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara segar

didalam ruang sekolah dengan baik, kemudian bila ventilasi alamiah tidak dapat dijamin adanya penggantian udara dengan baik, ruang sekolah harus dilengkapi dengan ventilasi mekanis dan ventilasi si pada ruang sekolah sesuai peruntukannya. Sedangkan SD Negeri 060934 belum memenuhi persyaratan ventilasi yang ditentukan dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah karena ruang sekolah tidak dilengkapi dengan ventilasi mekanis, meskipun ventilasi alamiah sudahs dapat menjamin aliran udara segar didalam ruang sekolah dengan baik dan ventilasi pada ruang sekolah sudah sesuai dengan peruntukannya.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa hanya SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang telah memenuhi persyaratan ventilasi dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.

5.1.7 Kebisingan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan kebisingan menunjukkan bahwa SD Negeri 060934 Medan Johor maupun SD Swasta Model Al-Azhar Medan telah memenuhi semua persyaratan kebisingan yang ditentukan yaitu kebisingan di sekolah tidak boleh lebih dari 45 dB(A).

Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan kebisingan menunjukkan bahwa SD Negeri 060934 Medan Johor maupun SD Swasta Model Al-Azhar Medan telah memenuhi semua persyaratan kebisingan yang ditentukan

yaitu kebisingan di sekolah tidak boleh lebih dari 45 dB(A). Berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan Sound Level Meter diketahui bahwa tingkat kebisingan ruang kelas di SD Negeri 060934 Medan Johor ialah sebesar 38 dB, sedangkan di SD Swasta Model Al-Azhar Medan sebesar 40 dB, hal ini sesuai dengan nilai ambang batas kebisingan sebesar 35-45dB (A) yang ditetapkan dalam Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan telah memenuhi persyaratan kebisingan dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.

5.1.8 Fasilitas Sanitasi Sekolah

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan ketersediaan air bersih menunjukkan bahwa hanya ada SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang telah memmenuhi persyaratan yang ditentukan yaitu tersedia air bersih 15 liter/orang/hari, dan jarak sumur/sarana air bersih dengan sumber pencemaran (sarana pembuangan air limbah, septic tank, tempat pembuangan sampah akhir, dll) minimal 10 m). Sedangkan SD Negeri 060934 Medan Johor tidak memenuhi persyaratan ketersediaan air bersih yang ditentukan karena jarak sumur/sarana air bersih dengan sumber pencemaran (sarana

pembuangan air limbah, septic tank, tempat pembuangan sampah akhir, dll) kurang 10 m, meskipun tersedia air bersih 15 liter/orang/hari.

Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan toilet (kamar madi, WC, urinior)menunjukkan bahwa hanya SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang telah memenuhi persyaratan toilet yang ditentukan yaitu letak toilet sudah terpisah dari ruang kelas, ruang UKS, ruang guru, perpustakaan, ruang bimbingan dan konseling, teersedianya toilet yang terpisah antara laki-laki dan perempuan, proporsi jumlah wc/urinior adalah 1 wc/urinior untuk 40 siswa dan 1 wc untuk 25 orang siswi, toilet harus dalam keadaan bersih, lantai toilet tidak ada genangan air, kemudian tersedia lubang penghawaan yang langsung berhubungan dengan udara luar, dan bak penampung air harus tidak menjadi tempat perindukan nyamuk. Sedangkan SD Negeri 060934 Medan Johor karena hany amemenuhi persyaratan toilet yang ditentukan dalam letak toilet tidak terpisah dari ruang kelas, ruang UKS, ruang guru, perpustakaan, ruang bimbingan dan konseling, sedangkan persyaratan lain yang telah ditentukan tidak dapat terpenuhi.

Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan sarana pembuangan air limbah menunjukkan bahwa persyaratan SPAL yang terpenuhi oleh SD Negeri 060934 Medan Johor ialah hanya dalam hal tersedianya saluran pembuangan air limbah yang terpisah dengan saluran penuntasan air hujan, sedangkan persyaratan lain yang telah ditentukan tidak dapat terpenuhi. Sedangkan persyaratan SPAL yang telah dipenuhi SD Swasta Model Al-Azhar ialah selain tersedianya saluran pembuangan air limbah yang terpisah dengan saluran penuntasan air hujan, juga keadaan SPAL tidak mencemari lingkungan,

tersedia saluran pembuangan air limbah yang memenuhi syarat kesehatan kedap air, tertutup dan airnya dapat mengalir dengan lancar, dan air limbah dibuang melalui tangki septic dan kemudian diresapkan kedalam tanah, kemudian pembuangan air limbah dari laboratorium, dapur, dan wc harus memenuhi syarat kesehatan kedap air, tertutup, dan diberi bak control pada jarak tertentu supaya mudah dibersihkan bila terjadi penumbatan sehingga dapat mengalir dengan lancar, dan persyaratan SPAL yang tidak terpenuhi hanya dalam hal saluran pembuangan air limbah tidak terbuat dari bahan kedap air dan tidak tertutup,

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan tidak memenuhi persyaratan fasilitas sanitasi sekolah dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.

5.1.9 Sarana Olahraga dan Tempat Ibadah

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan ketersediaan sarana olahraga dan tempat ibadah

Dokumen terkait